Angkasa yang Berselimut Awan

Words Count: 566.

Rating: K+, for this chapter.

Genre: friendship, for this chapter.

Disclaimer: Katekyo Hitman Reborn! milik Amano Akira.

Warning: Shounen-ai, (maybe) typos, (maybe) OOC, judul nista, drabble.

Special for: 1827 Month.


Day 1—First Meeting


Pertemuan pertama mereka tidak spesial. Tanpa kelopak bunga yang berterbangan, angin yang lebih kencang dari biasa, atau orang-orang yang menghilang entah kemana.

Jadi apa yang menjadikannya berharga?


Hari itu jelas-jelas merupakan hari pertama Tsunayoshi Sawada memasuki sekolah. Memasuki kelas satu di sekolah menengah pertama.

Anak-anak memenuhi aula. Duduk di sebelah sahabat mereka, menukar lelucon, membicarakan banyak hal bersama. Semuanya tampak bahagia, tampak bangga, tampak puas. Mereka memasuki sekolah yang mereka inginkan, bertemu dengan teman-teman mereka. Sebuah skenario yang terlalu sempurna di mata Tsunayoshi Sawada.

Suara berisik yang memasuki telinga Tsunayoshi Sawada mulai membuatnya tidak tenang. Ia tidak bergerak, tidak mengeluarkan suara, atau bahkan tersenyum pada satu orang di sini. Ia hanya duduk di sana. Menunggu kepala sekolah mereka keluar dan memberikan pidatonya, sehingga mereka bisa pergi ke kelas masing-masing dan memulai pelajaran.

Tsunayoshi Sawada baru selesai merapikan cara duduknya saat kepala sekolah yang ditunggu-tunggu datang. Tidak datang sendiri, namun bersama seorang pemuda yang ia tidak ketahui.

Rambut hitam dengan mata abu-abu tajam serta aura mengintimidasi mampu menyapu suara berisik dari ruangan.

Mereka tidak ingin tahu kenapa kepala sekolah mereka kelihatan tegang, yakin itu semua karena lelaki yang ada di sebelahnya.

"Aku ketua komite kedisiplinan kalian, Hibari Kyouya."

Mereka mengerti sekarang. Sungguh nasib buruk bagi mereka untuk mendapat komite kedisiplinan yang menyeramkan. Tidak ada dari mereka yang akan lolos dari hukuman. Masa-masa indah mereka di sekolah menengah pertama akan dilalui dengan penderitaan dan air mata kesedihan. Meskipun mereka harus akui, ia tampan.

"Bila kalian melanggar aturan yang ada di sekolah ini..."

"... I shall bite you to death, herbivore."

Tsunayoshi—dan anak-anak lain— menjerit dalam hati.

"Aku akan mati di usia muda dan dia akan menjadi alasan atas kematianku."

Berpikir pesimis memang buruk. Bukannya ia ingin melakukannya. Ia hanya tahu itu akan terjadi padanya. Esok hari, ia akan terlambat masuk ke sekolah, dan nyawanya akan melayang jauh.

Hal yang diinginkannya adalah kehidupan sekolah yang normal, teman-teman yang cukup perhatian, dan kalau bisa, seorang pacar. Normal, tanpa suatu hal yang membahayakan. Namun dengan keadaan yang sedang dihadapinya sekarang, semua harapan hanya akan menjadi harapan.

Sekarang, baginya, menghabiskan waktu di atap sekolah akan menjadi hal yang baik. Namun satu yang tidak ia sangka adalah menemukan sang prefek di atap sekolah tertidur tanpa mempedulikan apa yang ada di sekelilingnya. Ia terdiam sejenak, tidak yakin dengan yang harus dilakukannya selanjutnya.

Ah, ada satu pemikiran yang cukup mengganggunya sekarang.

Kedua mata karamelnya terkunci pada sosok sang prefek. Wajahnya saat tertidur tidak menyeramkan. Bahkan pikirannya sendiri mengkhianatinya.

Memutuskan untuk maju satu langkah untuk kembali mengawasi sang prefek, sebuah kalimat melayang keluar tanpa mampu ditahannya, "Kau ternyata juga mengerti dengan rasa sepi, Hibari-san..."

Ah, mereka mempunyai sebuah kesamaan. Tsuna mengerti. Tsuna sangat mengerti dengan rasa sepi, dengan perasaan sendiri, tanpa ada yang menemani. Ia tidak memiliki seorang teman saat ini. Tidak ada orang yang bisa menjadi tempatnya untuk menukar cerita, menikmati indahnya hari, dan menghabiskan waktu dengan keindahan indah yang tak mungkin terlupai. Sang prefek mungkin menyeramkan, dan tidak menyukai keramaian. Tapi ia juga manusia, kan? Ia juga mahluk sosial. Ia juga memerlukan teman, dan anak buahnya tidak dapat disebut temannya.

Hanya saja, mungkin Tsunayoshi harusnya tidak mengeluarkan suara sama sekali. Kedua mata sang prefek terbuka, dan ia hanya perlu menunggu sebentar sebelum nyawanya menghilang.

"Kau mengganggu waktu tidurku. I will bite you to death."


Pertemuan pertama mereka, yang menjadikannya berharga, adalah karena mereka bertemu dengan saling mengetahui hal yang sama dalam diri mereka.


Author's note: Orz. Abal, nista, abal, nista, dan seterusnya. Saya gak tahu harus menulis apa untuk prompt pertemuan pertama. Dan terlebih lagi, saya terlambat. Fanfiksi ini seharusnya saya publikasikan kemarin, tepat saat 1827 Month dimulai. Hanya, karena beberapa alasan, saya tidak sempat mempublikasikannya. Dan parahnya lagi, saya belum punya plot yang cocok untuk hari kedua, hari ini. Sempurna sudah hidup saya. -w- Dan saya gak tahu kenapa, gaya penulisan saya berubah. -w- Jadi lebih buruk kayaknya. Orz. Gak apa, yang penting saya bisa mempublikasi fanfiksi di awal tahun 2013. Happy new year, by the way! :D

Erm, apa itu 1827 Month? 1827 Month adalah 31 hari/1 bulan yang didedikasikan untuk pairing Hibari Kyouya x Tsunayoshi Sawada. Selama satu bulan ini, kita diperbolehkan "menyumbang" apa saja yang berhubungan dengan 1827. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan kunjungi .com yang merupakan website resmi 1827 Month. Jadi tunggu apa lagi? Ayo, ikut ramaikan 1827 Month tahun ini! Terlambat? Tidak apa! Saya juga terlambat. :""DD /digeplok