Chapter 1 : At the first time see him
"Iya ibu aku baru saja pulang, yaa aku masih dijalan. Tidak ibu aku tidak apa – apa. Iya aku akan langsung pulang bu. Iyaaa ibuku yang cantik. Aku tutup dulu yaaa. Bye bye. I love you."
Dia melihat jam yag bertengger di tangan kanannya. "Sudah jam 10 ya" gumam nya pelan. Ia berjalan tak bersemangat. "Sepertiya aku harus membeli kripik kentang." Keripik kentang? Ya karena keripik kentang adalah teman sejati jongin. Jika jongi disuruh memilih, dia pasti akan memilih keripik kentang. Tapi antara ayam dan keripik kentang ia akan lebih memilih ayam. Ia bahkan lebih mencinai ayam dan kripik kentang daripada diriny sendiri.
"Oh Ahjumma annyeong." Sapanya pada ahjumma penjaga toko. "Annyeong Jongin-ah. Kenapa mukamu sangat kusut huh?" Tanya Ahjumma penjaga toko pada Jongin. Jongin tidak menjwab pertanyaan yang diajukan Oh ahjumma. Jongin sibuk memilih keripik kentang yang menurutnya lebih menarik dari pada pertanyaan Oh ahjumma. Setelah memilih beberapa keripik kentang yang disukainya, jongin langsung ke kasir.
"Oh iya ahjumma dimana sitengil Oh Sehun itu? Aku dari tadi tidak melihatnya. Buankah kalau jam segini waktunya si tengil itu yang menjaga toko? Kenapa sekarang ahjumma yang menjaga toko?" Tanya jongin dengan cepat. Oh ahjumma menatap jongin dengan tatapan bingung, tapi kemudian wanita yang usianya hampir setengah abad itu tersenyum manis. Sedangkan jongin terlihat kikuk.
"Sehun sedang belajar Jongin-ah. Besok dia akan menghadapi ujian." Jawab Oh ahjumma dengan lembut. "Totalnya 25000 won Jongin-ah". Jongin tersadar dari lamunannya. "Ah ne ahjumma chakkaman"
Jongin sedang mengobrak – abrik tasnya sekarang. Dompetnya tiba – tiba saja menghilang. Seingatnya ia sudah memasukkan dompetnya ke dalam tasnya. "Ada apa Jongin-ah?" Tanya Oh ahjumma. "Tidak ada apa – apa ahjumma. Hanya saja dompetku menghilang." Jelas Jongin.
"Oey noona, bogoshipeo." Teriak bocah tengil yang sialnya sangat tampan. Bocah tengil itu langsung memeluk Jongin dengan sangat erat. "yak! Oh Sehun sesak" teriak jongin tak kalah hebatnya da tetu saja jika sudah begini tngan jongin tak akan bisa diam. Jongin segera memberikan segela jenis pukulan ke Sehun.
"bocah tengik lepaskan aku. Kalau tidak—"
"kalau tidak kenapa noona? Apa kaukan menciumku? Ah, kalau begitu aku kan terus memelukmu nooona. Ah noona, apa kau tak tahu aku merindukanmu. Kenapa kau baru kesini eoh? Apa kau sudah mempunyai namjachingu? Noona kan sudah kubi—aww eomma" cerocosan Sehun langsung terhenti karena dengan cantiknya Oh ahjumma memberikan kecupan kasih sayang dengan tangannya.
"sudahlah kalau kalian ingin memadu kasih jangan disini. Kalian minggirlah. Ada orang yang juga sedang mengantri dibelakang kalian. Jadi.. hush..hushh.." usir Oh ahjumma. Jongin dan sehun— tidak lebih tepatnya sehun segera menarik jongin. Untuk memberi jalan ke orang dibelakang mereka.
"silahkan tuan" ucap sehun dengan sopan. "sehun-ah lepaskan aku" teriak jongin lagi. Tryata jongin dan sehun masih berpelukan dari tadi. Enth ini hanya perasaan jongin saja atau bagaimana, tapi sepertinya laki – laki tadi mengamati jongin. "noona kenapa kau diam? Oh yak au mau mengajariku matematika kan noona? Kau kan jagonya matematika." Pertanyaan sehun membuat jongin tersadar dari lamunannya.
"apa kau mengatakan sesuatu sehun-ah?" Tanya jongin. "noona kau melamun ya? Kau memikirkan sesuatu? Kau mau berbagi cerita denganku? Aku bisa menjadi pendengar yang baik kok noona. Nah sekarang bagaimana kalau kita duduk disana?" Dan seenak jidatnya sehun menyeret jongin ke tempat duduk didepan minimarket.
"jadi noona ceritakan padaku ada apa dengan mu?"
"aku ta ka pa-apa sehun-ah. Tadi kata eomma mu kau sedang beljar? Lalu kenapa kau sekrang ada disini bocah tengil?!" enth kenapa sehun lebih suka jongin yang cerewet dari pada jongin yang dim seperti tadi. Tiba-tiba saja kedua sudut bibir sehun terangkat dan tak lama kemudian menjadi kekehan. Jangan tanya bagaimana ekspresi jongin sekarang. Jongin super duper heran dengan sehun sekarang. "Jangan jangan anak ini sudah—"
"Noona aku masih sehat kay."
"wa bahaya sehun punya indra ke enam"
"noona jangan menatap ku seperti itu." Dan entah kenapa sehun malu sndiri ditatap oleh jongin. Hey bungbagaimana kau tidak salah tingkah bila diperhatikan oleh orang yang kau suk—ani orang yang kaucinta?
"terima kasih tuan."
Jongin menatap laki – laki dengan etelan serba hitam yang dilengkapi dengan topi dan masker tersebut.
"sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?" taya jongin pada dirinya sendiri.
PUK! Arah mata jongin berubah menjadi melihat sesuatu yang jatuh tersebut. Jongin segera mengambilnya dan mengejar orang itu.
"tuan permisi kau menjatuhkan ini." Laki – laki itu berbalik menatap manik coklat jongin yang terkena sinar bulan.
"Ah, terima kasih." Laki – laki itu menerima barang tersebut dari tangan jongin dan laki – lkai itu buru buru masuk kedalam mobilnya.
"kenapa rasanya aku familiar dengan suaranya. Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"
"Noona kau tak apa?" tanya sehun khawatir. Bahkan jongin tak sadar jika laki laki tersebut sudah hilang dari padangan jongin. Jongin berlih menatap sehun dan memberikan seulas senyuman yang dpat membuat hati siapa saja bergetar. Tak terkecuali si bocah tengik oh sehun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Huaaaa pada akhirnya selesai juga chapter 1. Sumpah ini bikin ini chapter 1 aja ampe 3 hari. Gegara banyak tugas jadi nunda terus. Menurut kalian nih siapa laki laki nya?
Review juseyooooo /ngomong pake tao *eh salah pake toa/ . maafkan bila typonya bertebaran.
Saranghae readers-nim
With love,
Auliae:*
