Datang~lagi~ nanti pergi lagi..., yah, itulah Ameru dan Genjirou Sawada! dua bersaudara yg ntah muncul dari mana, dan pergi ntah kemana...~~

Genji : Hoi, baca paan sih, elu?!

Ameru : E-eh, nggak, ini...tiba2 gue jdi puitis begini...

Genji : -_-)

Ameru : Hehe, gara2 bersemedi dikamar mandi, gw jdi gini _-_) , malah kaca kotak P3K di kamar mandi kita gw cuciin kacanya, gw bersiin ._.)v

Genji : ==) hoi, kesurupan setan bersih2 kali, ya?

Ameru : E-eh ._."


CERMIN DITENGAH TAMAN

Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira

FanFiction © Ameru-Genjirou-Sawada


Ini adalah sebuah cerita tentang cermin dan malaikatnya...


Cermin ditengah taman..

Yang usang dan berdebu

Menatap kosong taman didepannya..

Taman yang indah dan penuh bunga..

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang usang dan berdebu

Tidak tahu harus bagaimana lagi

Memikirkan hidupnya berikutnya

"Aku tidak berguna.., hanya penganggu.."

Cermin itu menangis

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang berdebu dan terlupakan

Burung berkicau indah melewati taman bunga

Orang-orang berjalan menikmati keindahan alam yang agung

Namun tak ada yang melirik

Padanya

Pada sebuah cermin ditengah taman

Yang sedih dan tak terawat

Siapa yang dapat mengubahnya?

Tak ada

Dan mungkin, tak pernah ada

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang tidak diperhatikan siapapun

Ia berharap agar ia dilebur saja

Atau dihancurkan dan diinjak orang-orang

Daripada berdiri ditengah taman dan tidak diperhatikan siapapun..

"Lebih baik aku pergi."

"Jangan pergi!"

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang berdebu dan usang

Terkejut mendengar teriakan orang didepannya

Lelaki dengan surai spike hitam dan senyum hangat

Ah, dia hanya tukang kebun

"Kau nampak parah, aku akan memperbaikimu.."

Katanya dengan senyum sumringah

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang berdiri ditengah kolam taman

Terkejut

Terharu

Tak percaya

Ada yang meliriknya

Ada yang melihatnya

Dan ada yang mau merawatnya

Itulah sang tukang kebun yang baik hati

"Aku Yamamoto Takeshi!"

.

.

Cermin ditengah taman..

Dengan debu melapisi kacanya

Disiram air yang dingin, yang tak pernah ia rasakan

Harum sabun menggosoknya dengan lembut

Sang tukang kebun bersenandung kecil

Ia menikmatinya

Rasanya dingin, airnya dingin

"Huft, dingin.." Keluh sang cermin

"Sebentar lagi, tenang saja.." Ujar sang tukang kebun

Seakan tahu apa yang dirasakan sang cermin

.

.

Cermin ditengah taman..

Tengah menggigil menahan dinginnya air selang

Busa sabun menutupi wajahnya

Wangi bunga lavender

Tiba-tiba sang tukang kebun terperanjat

"Ah! Selangnya lepas! Wuah!" Teriaknya

Berlari kecil menyambung kembali selang taman yang lepas

Cermin tertawa, melihat tingkah sang tukang kebun

Menyenangkan.

.

.

Cermin ditengah taman..

Disiram air taman yang dingin sore itu

Si tukang kebun tersenyum

"Sudah.." Jawabnya senang

Sang cermin membuka matanya, terbelalak

Ah, taman terlihat jelas sekali

Indah, indah, indah, hanya itu yang terucap

"Terimakasih, tukang kebun yang baik…"

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang kini bersih penuh warna

Orang-orang kini meliriknya

Banyak orang berfoto diantaranya

Mengabadikan keindahan dan kecantikan sang cermin

Sang cermin merasa hidup

Itu semua berkat dia

Senyumnya yang kadang terlihat bodoh

Namun hatinya baik seperti malaikat

.

.

Cermin ditengah taman

Yang indah dan berkilau

Menunggu seseorang

"Bukankah sekarang ia datang dan membersihkanku..?"

Tanyanya bingung

Karena ia tak kunjung muncul

Rambut hitamnya, senyumnya

Tak tertangkap matanya

Sang cermin menunggu

.

.

Cermin ditengah taman…

Yang lesu menunggu sang tukang kebun

Hari terus berganti

Bulan terus menggulung

Kini dedaunan hijau berguguran

Udara dingin menusuk

Burung berterbangan mencari tempat yang hangat

Tupai mengumpulkan kacang

Sebuah cermin menunggu dengan harap

"Kemana dia..?"

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang dikelilingi daun kering

Kini daun kering berganti dengan butiran putih lembut

Namun dingin

Langit malam sangat gelap, langit siang terlihat redup

Cermin menggigil tetap menunggu

Dibawah selimut salju

.

.

Cermin ditengah taman..

Sekarang tanggal 25 bulan Desember

Lampu kerlap-kerlip memenuhi kota

Lampu taman menambah suasana

Alunan lagu rohani memuji Yang Maha Kuasa

Disini sang cermin memohon

"Kembalilah..Yamamoto-san…"

.

.

Cermin ditengah taman..

Salju meleleh, udara hangat menerpa

Tunas-tunas muda dan baru bermekaran

Burung kembali berkicau mengisi kekosongan ini

Sakura berguguran menambah keindahan

Musim semi telah datang..

Entah sudah berapa lama…, dia menunggu

"Kemana…" Tanyanya mulai pasrah

Menatap langit bertabur bunga sakura

.

.

Cermin ditengah taman..

Taman kini telah ramai kembali..

Matahari eksis menyinari Bumi

Bahkan dua kali lebih cerah

Ah, membakar kulit, panas sekali

Sang cermin memincingkan matanya, silau

Debu berterbangan

Menutupi lagi kaca sang cermin

"Uh! Aduh! Mataku—" Keluh sang cermin panik

Rindu semakin merajalela

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang dulu berkilauan, sekarang lusuh dan berdebu

Persis seperti dulu

Miris, sang cermin tertunduk sedih

"Dia tak datang…" Senyum sedih terkembang

Tiba-tiba lelaki gemuk mendatanginya

Pengurus taman

"Maaf, saying sekali Yamamoto-san tidak bisa merawatmu lagi.."

Apa?

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang lusuh dan sedih

Terkejut

"Apa—" Tenggorokannya tercekat

"Yamamoto-san dirampok oleh yakuza dan dibunuh.." Si gemuk tertunduk sedih

Hatinya serasa robek

"Yamamoto-san…"

.

.

Cermin ditengah taman..

Hatinya serasa lenyap tak bersisa

"Maaf, tapi kau harus pergi.." Si gemuk mengambil sang cermin

Dan meletakkannya sebuah jam di tiang menyangga itu

Dan si cermin ditaruh di sebuah gudang

Gelap dan suram

"Tugasmu sudah selesai.." Lalu si gemuk pergi

Meninggalkan sang cermin

Dipeluk kegelapan dan kesunyian

.

.

Cermin ditengah taman..

Yang kini diam digudang gelap dan sunyi

"Keluarkan aku…" Lirih sang cermin, namun tak ada yang mendengar

"Kau akan ada disini…selamanya…" Suara-suara menggema digudang itu

Takutlah sang cermin

Tak ada yang menjawab

Tak ada yang datang

.

.

Cermin ditengah taman…

Diam dalam sedih..

Ia berharap seseorang membukakan pintu karatan itu..

Seorang pria berambut hitam spike dan baju lusuh

Yang tersenyum bodoh, tertawa, dan mendatangi si cermin penuh debu

"Kau nampak parah, ayo ikut aku.." Ujarnya diselingi tawa bodohnya

.

.

Cermin ditengah taman…

Sekarang terduduk sedih

Berharap orang yang tak akan datang akan datang

"Terimakasih atas kebaikanmu.." Sang cermin tersenyum sedih.


Tuh, kan! gaje lagi! Ini semua gara2 setan puisi, neh!

Genji : =.=)a

Ameru : ape, lo?! *glare*

Genji : nggak *ninggalin Ameru*

Ameru :*sigh* sudahlah, hai! Minna-san, don't forget to RnR! Arigatou m( _ _ )m

...::::READ AND REVIEW::::...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

V