XXX Profil Umum XXX

Dibuat oleh SdatazHepi.

Diambil dari drama perpisahan angkatan 05 SDIT Al-Mumtaz dengan pengubahan seperlunya.

XXX Profil Umum XXX

Ulang Tahun Echizen by SdatazHepi (Saia)

XXX Tentang Cerita XXX

Echizen Ryoma berulang tahun, dan senpai-senpainya punya ide untuk mengerjai si freshmen reguler tersebut. Hmm … seperti apa, ya, keseruannya? Baca dulu sampai tuntas!

Saia : Ceritanya—sumpah, ANEH! Kalau menyesal bacanya, jangan salahkan saia …

Echizen : Mada Mada Dane.

XXX Tentang Cerita XXX

Prologue

Di kelas 7, Echizen Ryoma sedang duduk-duduk sambil memainkan pensil. Jam menunjukkan pukul 14.09 WIB (FLASHBACK: anak-anak Seigaku kemarin baru pulang liburan dari Pontianak, jadi bawa oleh-oleh jam Pontianak yang disetel pas dengan jam Pontianak saat itu. Jadi jangan heran …), artinya 1 menit lagi, sekolah selesai.

1 menit berlalu dengan lambat …

TENG! TENG! TENG!

Kepala Sekolah Seishun Gakuen keliling-keliling sekolah sambil menabuh piring menggunakan sendok, sebagai pengganti bel yang lagi nggak nyala karena lampu mati.

"Ada mamang cendol! WOOOIIIII! MAMANG CENDOL! SINIII!" entah apa dalam pikiran anak-anak itu, mereka malah mengerubungi kepala sekolah sambil mengacungkan selembar duit duaribuan, harga pas untuk beli segelas es cendol yang menyegarkan hati dikala panas.

"ANAK-ANAK! GUWE BUKAN MAMANG CENDOL! MAMANG CENDOL ITU … GUWE! BUKANNYA GUWE! MIKIR ITU PAKE OTAK! LIHAT ITU PAKE MATA! KALIAN BELAJAR APA ENGGAK, SIH?" teriak kepala sekolah (saia nggak tau namanya sapa … hiks).

Krik, krik … hening …

Hening sesaat …

Hening sesaat …

"Mada Mada Dane!" kata Echizen dengan GAJE-nya. Lalu dia segera menemui senpai-senpainya yang tercinta untuk mengumumkan sesuatu yang sangat penting—menurutnya …

Kebetulan, senpai-senpainya yang tercinta lagi pada ngumpul di ruang club tennis. Echizen gembira, dia tidak perlu capek lari-lari ngumpulin senpai-senpainya.

"Senpai! Aku ada pengumuman!" Echizen berseru di depan pintu. Senpai-senpainya menoleh ke arah suara itu.

"Pengumuman apa, ochibi?" Kikumaru Eiji segera menyambar si freshmen regular bertopi itu.

"Baca dalam surat ini …" Echizen menyodorkan sebuah surat kecil.

Tezuka Kunimitsu, buchou Seigaku mengambil surat itu dan membacanya keras-keras, dikelilingi oleh anak-anak regular lain yang memperhatikan penuh minat. Sementara Echizen udah kabur entah ke mana.

"… Ya Tuhan Senpai-Senpai Regular Tennis Seishun Gakuen …"

Krik, krik … hening …

"Tezuka, apa maksud 'Ya Tuhan' itu?" Fuji Shuusuke, si tensai sadis bertanya.

"Kepanjangan." balas buchou Seigaku itu dengan sangat singkat, padat dan jelas.

"Mana? Aku mau lihat. Aku baru tahu kalau 'Ya Tuhan' juga masuk kepanjangan," kata Fuji. Tezuka menyerahkan surat kecil itu, Fuji mengambilnya. Lalu memperhatikan isinya …

Yth. Senpai-Senpai Regular Tennis Seishun Gakuen

"Tezukaaaa~, 'Yth.' itu singkatan dari 'yang terhormat'! Bukan 'Ya Tuhan'!" Fuji menjelaskan.

"Oooh, bilang dong dari tadi …" Tezuka mengangguk-angguk dengan polosnya (maaf para Tezuka Lovers, ini bukan bermaksud menjelek-jelekkan …).

"… Yang terhormat Senpai-Senpai Regular Tennis Seishun Gakuen …

Di tempat,

Segala puji bagi Allag SWT. yang senantiasa memberi kenikmatan, terutama nikmat Iman, Islam serta nikmat sehat wal 'afiat yang membuat hidup kita lebih bermakna. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada qudwah ummat Rasulullah SAW. beserta keluarga, sahabat dan ummatnya yang senantiasa istiqomah dalam mengikuti jejaknya …"

Senpai-senpainya melongo. ALIM BANGET!

"… berhubung dengan akan dilaksanakannya acara syukuran atas ulang tahun Echizen Ryoma (kelas 7), maka kami mengundang teman-teman sekalian untuk datang pada acara ulang tahun,

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2013

Pukul : 20.00 WIB-selesai

Tempat : Rumah Echizen Ryoma, Jl. Pegangsaan Timur no. 54, Djakarta …"

"Wesss, Echizen tetangganya Ir. Soekarno!" kata Momoshiro Takeshi kagum, "Aku nanti pakai baju terbagusku, biar kalau ketemu sama Ir. Soekarno, bisa salaman dengan penampilan terbaik! Aku juga akan bawain cheese burger kesukaanku untuk dimakan bareng Ir. Soekarno!"

"Bakka, Ir. Soekarno itu udah lama bilang wassalam pada dunia. Kamu masih sempat mimpiin salaman dengan presiden!" komentar Kaidou Kaoru.

"Nan datto? Di surat itu tertulis Jl. Pegangsaan Timur no. 54 Djakarta! Bukan Jl. Proklamasi! Artinya kita ditarik kembali ke masa lalu, kan?" Momoshiro membela diri.

"Berhenti bertengkar, kalian berdua!" lerai Oishi Shuichirou, si Mother Hen of Seigaku. "Jadi, benarkah di Jl. Pegangsaan Timur no. 54 Djakarta?"

"Eh, tunggu … ada ralat," Tezuka menyela. Semua menoleh.

"… Alamat sebenarnya : Jl. Samurai Gg. Echizen Komplek Nanjirou Nomor Keren."

Krik, krik … hening …

Semua terdiam.

"Baiklah, kita ketemu lagi nanti jam 8, di rumah Echizen," kata Tezuka menutup.

"Tunggu sebentar!" Fuji mencegah, "Ada yang ganjil …"

"Apa yang ganjil, Fuji-senpai?" tanya Momoshiro.

"Apapun itu pasti ada …" sahut Kikumaru.

"Bukannya, Echizen ulang tahun tanggal 24 Desember, ya?" tanya Fuji. Yang lain mengingat-ingat. Echizen lahir tanggal 24 Desember, ya?

"Benar juga …" Inui Sadaharu, si pengumpul data membenarkan, setelah melihat buku datanya. "Tanggal 17 Desember itukan … ulang tahun kakaknya si Saia."

XXX Ngobrol Sebentar XXX

Saia : awww, manisnya kalian mengingat ulang tahun kakakku …

Tezuka : namanya juga anak Seigaku, kita kan pada manis-manis. Yuden sezu ni ikou.

Krik, krik … hening …

XXX Ngobrol Sebentar XXX

"Jadi, ini salah tulis gitu?" tanya Kawamura Takashi.

"Iya, tapi …" Fuji tersenyum sadis, "Gimana kalau kita jahilin dia?"

"Jahilin?" mata anak-anak lain membesar.

"Oh! Ide bagus, Fuji-senpai! Kita ajak dia ke rumah hantu!" usul Momoshiro.

"Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak mau ke rumah hantu!" sergah Kaidou.

"Mamushi takut hantu, yeee~ …"

"Mane ade! Aku cuma … eh, tak suke rumah hantu!"

"Mamushi takut hantu!"

"Aku tidak takut, bakka!"

"Apa? Bakka Mamushi!"

"Bakka!"

"Bakka!"

"Berhenti kalian berdua!" juru damai angkat bicara. Si vice-captain Seigaku yang berkopiah itu berusaha menghentikan kedua anak junior reguler yang sedang silat lidah. Tapi, sepertinya tidak ada kemajuan …

"Bakka!"

"Bakka!"

"Nah, kalau mereka sudah tidak dengar kata Oishi … Taka-san?" Fuji masih dengan senyum sadis yang menghiasi mukanya menyodorkan raket tennisnya pada Kawamura. Dan … sesaat kemudian …

"BURNIIIIIINGGG!TIDAK BISAKAH KALIAN BERHENTI BERTENGKAR? WAKTU KITA TERBUANG PERCUMA, BABY!" dengan burning modenya, Kawamura sukses membungkam kedua junior reguler itu.

"Oke, kembali ke topik. Jadi, kita jahilin dia seperti apa?" tanya Tezuka.

"Makanya, dengarkan dulu!" kata Fuji santai. Semua mengerubungi si tensai, bagai semut mengerubungi sebongkah gula.

"Kalian semua tau kan, hutan yang diseberang gang itu?" semua mengangguk. "Nah, setau aku yaaa … di hutan itu, ada villa …" Fuji mulai menebar aura seram yang membuat Oishi dan Kaidou cepat-cepat memeluk raket tennisnya. Tapi tidak ada yang memperhatikan, karena semua konsentrasi pada cerita Fuji.

"… villa itu dulunya punya orang yang kaya raya. Tapi, entah kenapa … orang kaya itu … meninggal di sana …" semua bergidik ngeri. "Dan, dengar-dengar ya … dengar-dengar … di villa itu sering terjadi …"

Anak-anak meneguk ludah.

"—PENAMPAKAN!" Fuji menyambung. Karena kaget, anak-anak regular lain langsung berteriak-teriak panik seakan tsunami siap menerjang Seishun Gakuen. Fuji memukul meja, dan semua kembali tenang, begitu merasakan aura membunuh menjalar dari si tensai sadis itu.

"Ini akan menjadi data yang menarik …" si pengumpul data malah asyik menulis-nulis sesuatu di buku datanya.

"Dan di villa itu juga … selalu saja terdengar suara-suara aneh … seperti suara seorang anak kecil yang menangis …" Fuji membuka matanya, "Dan yang paling buruk …"

"Paling buruk …?" semua sudah nervous. Semua sudah memikirkan hal-hal paling buruk bagi mereka. Momoshiro misalnya, memikirkan di sana tidak ada makanan yang enak-enak.

"… toilet di sana mampet!" Fuji berkata santai.

GUBRAAKKK!

Kirain apa.

"Eh, jangan jatuh dulu! Nanti nggak jadi lho rencananya!" Fuji mengancam. Yang lain segera kembali ke posisi semula.

"Jadi, Tezuka … bisa dibagi? Ada yang jadi hantu di sana, ada yang jemput Echizen." instruksi Fuji. Tezuka mengangguk.

Maka dibagilah menjadi 2 team.

Team PENJEMPUT = Momoshiro, Fuji, Kikumaru

Team HANTU = Kaidou, Oishi, Kawamura, Inui, Tezuka

"Team penjemput menjemput Echizen di rumahnya. Team hantu, kita akan siap-siap di villa, untuk menakut-nakuti Echizen. Mengerti?" tanya Tezuka pada anak buahnya.

"Mengerti!" semua menjawab dengan mantap.

"Malam ini semuanya harus sudah rapi! Yuden sezu ni ikou!"

"OSHH!"

"Oke, kalau begitu, rapat dadakan ini selesai." kata Tezuka menutup rapat.

"Oh, jadi dah selesai, ni? Dah boleh pulang?" tanya Momoshiro dengan mata berbinar.

"Udah," balas Tezuka.

"Alhamdulillah … dah lapar perut aku ni. Aku balek duluan lok, yeee! Assalamu'alaikum! Bye-bye! Muach, muach …!" Momoshiro segera ngacir ke warung Bu De di depan sekolah untuk memesan semangkok mie rebus yang masih panas dan segelas pop ice rasa coklat biskuit dingin.

"Wa'alaikum salam!" yang lain menyahut, lalu bubar …

XXX Talk Time XXX

Saia : Nah, segitu dulu, deh … lainnya dilanjutkan nanti … di chapter 01.

Tezuka : Dek, kenapa aku dibuat bodoh kayak begitu?

Saia : Namanya juga OOC

Tezuka : *mendesah* Yuden sezu ni ikou.

Kepala Sekolah : Nak, saya bukan mamang es cendol.

Saia : Terus, emangnya kenapa? Kan udah dibilang, itu OOC

Kepala Sekolah : Ini bisa merusak citra sekolah.

Saia : Ini bukan sekolah saya, terima kasih …

XXX Talk Time XXX

Anyway, terima kasih sudah mau membaca cerita ini …

Mau tulis kritik atau saran boleh aja …

Semoga ke depannya, cerita kami bisa lebih baik lagi

SdatazHepi