Persamaan Dasar Akuntansi

by

sakhi

.

Jean*Eren

.

Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama

.

Cover Image © its awesome artist

.

Warning: college!AU, missed typo(s), possibly OOC, belok(?)

.

Selamat membaca!

.

.

.

"Masih ingat persamaan dasar Akuntansi?"

"Hah?"

Sepasang netra zamrud yang tadinya mengisyaratkan kalut-marut pemiliknya spontan bertransformasi menjadi tatapan seorang polisi yang siap menyelidiki. Tahu betul ia pertanyaan yang mengudara tadi pasti berimplikasi dengan sesuatu yang barangkali akan sulit dimengerti. Bukan berarti kapasitas otaknya tak mumpuni untuk sekedar menjawabi. Ia hanya yakin ada maksud lain yang tersembunyi.

"Ingat atau tidak?"

Pertanyaan lagi. Yang ditanyai masih berusaha menyelidiki indikasi. Sementara yang diselidiki tak peduli tengah dipelototi. Ia dengan santainya melanjut saja pekerjaan rumah yang tengah mereka kerjakan bersama.

"Kalau tidak ingat, tak salah lektor kita mengataimu dungu, Eren."

"Jelas salah, dungu. Lektor tua bangka itu tahu aku tidak tahu tetapi masih menanyaiku. Sekarang siapa yang dungu?"

Saling pelotot-mempelototi selama kurang lebih tiga teguk kopi sebelum akhirnya si Penanya menyudahi dan kembali memokuskan diri pada lembar putih yang tak suci lagi, sudah dicoreti angka-angka yang dihitung teliti.

"Lupakan. Lanjutkan saja pekerjaan rumahmu."

"Kau menyuruhku melupakan setelah kusia-siakan enam puluh detikku yang berharga? Keparat kau, Jean."

Eren Yeager. Bukan ia tak diajari sopan-santun. Bukan ia tak diajari bertutur kata layaknya calon sarjana. Bukan. Namun, barangkali sudah jadi tabiatnya menjadi kurang ajar. Barangkali juga, itu kutukan bagi Papa Grisha yang melarang Mama Carla mengidolakan Levi Ackerman—aktor luar biasa terkenal pada zamannya yang bersinonim dengan Kamus Bahasa Kasar Berjalan.

Hening selama beberapa kali tarikan napas. Tak dapat balasan, Eren cukup pintar untuk tidak membuang-buang waktu. Ia kembali nugas. Seketika kepalanya kembali dipenuhi semboyan mahasiswa Akuntansi di seluruh belahan dunia: debit, kredit, balance—sebelum sebuah suara yang tadi sempat mengoyak konsentrasinya kembali mengudara dengan kalimat yang ambigu pula.

"Persamaan dasar Akuntansi, jika kau benar-benar tak ingat, adalah harta sama dengan utang ditambah modal. Atau—"

Perasaan Eren mulai tidak enak.

"—bisa gunakan ilustrasi aku ditambah kamu sama dengan cinta."

Hening.

Benar-benar hening. Bahkan jangkrik segan bersuara, dan Eren tak tahu lagi harus memasang tampang jijik model apa. Pikiran polos dan suci pun koyak bersama konsentrasi tatkala otak—tanpa sengaja—mengilustrasikan yang tidak seharusnya.

"… ti-tidak. Aku masih normal, Jean."

END