You and Me
Summary : Keluarga Potter berpihak pada 'sisi gelap', apa alasan mereka berpihak pada 'sisi' tersebut? Judul ama cerita gak nyambung. DraRry slight JamSev RnR
.
.
.
"Daddy, apa kau yakin aku harus sekolah di Howgrats? Kenapa tidak di sekolah lain saja?" Tanya seorang anak dengan rambut acak-acakkan dan memakai kacamata bulat bertanya pada ayahnya sambil berjalan terburu-buru
"Kau sudah tahu jelaskan apa alasannya?" bukannya menjawab, sang ayah malah balik bertanya
"Tapi di sana benar ada Severus kan? Kalau aku masuk Gryffindor bagaimana?"
"Tentu saja, di sana ada Severus, dan…bila kau masuk Gryffindor aku tak yakin kau bisa berhasil dalam misi ini." Ujar sang ayah yang sedang membayangkan hal-hal aneh dengan orang bernama Severus yang tadi disebutkan
"Ok, aku akan berusaha. Aku berangkat Daddy," kata anak itu sambil melambaikan tangan kepada ayahnya tercinta
"Hati-hati, Harry. Hati-hati." Gumam ayahnya sambil menyebut nama anak itu
.
.
.
(HARRY'S POV)
Hai, kenalkan aku Harry Potter. Aku yatim, karena aku tidak punya ibu. Ibu ku meninggal karena di bunuh seseorang yang bahkan aku tidak sudi menyebut nama orang itu. Tapi, walau aku yatim aku memiliki dua orang ayah. Ya, ayahku memang gay. Bahkan sebelum menikah dengan almarhum ibuku. Maaf aku tidak bias menceritakan kisah mereka, aku takut fict ini akan menjadi JamSev. Nama ayahku adalah James Potter, lelaki tinggi berambut berantakan sepertiku, berkaca mata tapi kacamatanya tidak bundar sepertiku, dan bermata coklat. Almarhum ibuku bernama Lily Evans, wanita anggun walau ia adalah muggle. Aku tidak terlalu ingat wajah ibuku, hanya satu yang kuingat. Mata emeraldnya, ya, mata itu sekarang menurun padaku.
Sekarang aku berada di kereta yang akan membawaku ke sekolah sihir bernama Howgrats. Sekolah itu terkenal, bukannya aku benci akan sekolah itu. Tapi aku membenci orang-orang yang sok baik yang ada di tempat tersebut. Aku berjalan mencari kompartemen kosong, ya, kosong. Aku tidak ingin bergaul dulu dengan orang lain, Terutama asrama Gryffindor. Kenapa? Karena orang yang membunuh ibuku berasal dari asrama tersebut!
Oh, God! Aku tak menemukan kompartemen kosong. Yang ada aku menemukan kompartemen yang berisi seorang lelaki bangsawan dengan kulit pucat dan rambut pirang yang tertata rapi. Tampan. Eh? Apa yang baru saja kupikirkan? Ah, sudahlah lebih baik aku masuk saja dan bergabung dengannya. Sepertinya dia pendiam.
"Maaf, boleh aku bergabung?" Tanyaku sopan sambil membuka perlahan pintu kompartemen itu
"Hn, silahkan." Ujarnya tak melihatku malah melihat pemandangan di luar
"Terima kasih," dengan itu pun aku masuk dan mengeluarkan sebuah buku dalam tasku. Aku pun mulai membaca buku tersebut.
.
.
.
(NORMAL POV)
Lelaki berambut pirang yang satu kompartemen dengan Harry tadi melirik Harry, melihatnya dari atas sampai bawah. Dia terheran, kenapa anak ini membaca buku ramuan sihir? Bukannya masih ketahun kesatu, dan pelajaran saja belum dimulai.
"Aku payah dalam pelajaran ini, jadi aku belajar," ucap Harry yang mengetahui apa yang ada dipikiran lelaki di depannya
"Harry, Harry Poter. Siapa namamu?" Tanya Harry sambil tersenyum
"Draco Malfoy," jawab lelaki tadi datar
"Malfoy? Humh, pantas saja aku pernah melihatmu, ternyata kau Malfoy Junior, Salam kenal,"
"Hn," Draco hanya mendengus melihat kecerewetan Harry, tetapi di dalam hatinya ia menyeringai
'Hn~ Bocah yang menarik,' batin Draco melihat Harry yang berwajah manis sedang membaca buku Ramuan Sihir.
.
.
.
Terlihat seorang manusia setengah raksasa sedang menanti murid-murid.
"Baiklah, bagi kalian yang baru tahun pertama, ikut aku. Dan yang sudah tahun ke dua dan seterusnya, kalian dapat menaiki kereta itu." Tunjuk manusia setengah raksasa ke arah sebuah kereta yang tampak tak ada hewan yang menariknya.
"Hewan itu seperti kuda," gumam Harry pelan yang dapat melihat hewan seperti kuda tetapi dengan sayap dan berbadan kurus kering
Draco yang semenjak tadi mengikuti Harry hanya diam saja.
Anak tahun pertama pun mengikuti manusia setengah raksasa tersebut yang diketahui namanya adalah Hagrid.
Tak butuh waktu lama, murid-murid telah sampai di sekolah sihir yang mereka tuju.
"Selamat dating wahai anak-anakku. Selamat dating di Sekolah Sihir Howgrats. Semoga kalian dapat berteman dan mengikuti pelajaran-pelajaran sihir yang ada di sekolah ini. Setelah ini, kalian akan di seleksi dengan topi penyeleksi." sambut kepala sekolah yang bernama Dumbledore.
Satu persatu nama-nama di panggil, Draco Malfoy masuk di asrama Slytherin.
"Potter, Harry," dan akhirnya nama Harry di sebutkan
'Potter? Bukankah nama itu…nama dari…' batin seseorang dengan mata terbelalak
"Slytherin!" ucap topi penyeleksi keras
Dan para guru, terutama kepala sekolah terkejut.
'Mana mungkin seorang Potter masuk Slytherin? Bukannya mereka selalu masuk Gryffindor?' batin semua orang yang mengetahui keluarga Potter
Harry hanya tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih pada topi penyeleksi. Dengan segera ia berjalan menuju Slytherin.
"Bertemu lagi, eh?" Tanya Draco datar
"Hehe, mungkin sudah jodoh," jawab Harry asal dan mengambil tempat duduk di samping Draco.
.
.
.
Sebenarnya, siapakah pembunuh ibu Harry? dan Apa yang direncanakan Harry dan Ayahnya?
-TBC-
Iztha : Akhirnya jadi~ terinspirasi dengan doujinshi JamesXSeverus yg judulnya The World~
