Itu Dulu by Hanaxyneziel
Naruto by Masashi Kisimoto
. . . . . . . . . .
Aku takut. Takut kamu menghilang dan pergi untuk selamanya. Meninggalkanku sendiri dalam sunyinya malam, lengannya pagi dan sepinya siang. Aku ingin tetap mengucapkan 'Okaeri' ketika kamu pulang kerja, menyiapkan sarapan dan makan malam, bersantai bersama di ruang televisi sambil sesesekali tertawa kecil ketika melihat acara komedi yang kita tonton. Aku ingin semuanya kembali lagi seperti dulu. Aku ingin suamiku yang dulu. Pergi ke mana cinta yang dulu kamu ikrarkan dalam janji suci sebuah pernikahan? Aku merindukan Uchiha Sasuke sepuluh tahun yang lalu. Yang mencintaiku walau tak pernah sekalipun diungkapkan dengan rangkaian kata-kata indah. Tapi aku selalu menyakini, cinta itu ada di sana. Ya, tapi itu dulu.
"Mau ke mana?" ucapku dengan suara yang sedikit tercekat. Tenggorokanku seakan mengering, mengulang kalimat yang sudah lebih dari satu minggu ini selalu kupertanyakan.
"Meeting." ketakutanku akan jawaban yang sama kembali menjadi kenyataan. Tapi aku tak berdaya. Aku tak mampu bertanya lebih. Aku takut kamu benar-benar pergi dari sisiku. Menghilang.
"Aku akan menunggu sampai Sasuke-kun kembali."
"Tidak usah. Mungkin Aku akan pulang larut, malam ini."
Rasa nyeri di dada kembali menjalar. Menyeruak. Menggila. Membuat napas ini kembali sesak. Pria bergaris wajah keras itu secara tidak langsung telah menolakku. Seakan tidak mengharapkan perhatianku-kehadiranku. Aku tahu. Tapi aku tetap beharap-barang secuil- bahwa rasa cinta itu masih tersisa di sudut kecil hati dinginmu itu. Tapi pada kenyataannya aku hanya berharap. Tuhan tidak mendengarnya.
"Uhm baiklah Sasuke-kun."
Aku tahu ekspersi kecewaku tak sepenuhnya bisa kututupi. Aku hanya berusaha untuk tetap tersenyum agar kamu menyadari betapa-aku-bertahan-dalam-keluarga-kecil-ini. Betapa aku bertahan dalam kehancuran yang perlahan-lahan membunuhku ini. Tapi, apa kamu peduli?
"Aku pergi."
"Hati-hati di jalan Sasuke-kun."
TAP.
Kamu menghilang dari pandanganku dalam satu hentakkan pintu. Tidak berbalik-bahkan sekedar melirik dari ekor matamu. Meninggalkanku sendiri dalam sepinya rumah ini. Rumah yang dulu selalu di penuhi oleh hawa kebahagian. Tapi itu dulu, sekarang? Kamu tidak peduli apa yang terjadi padaku lima menit selanjutnya-sepuluh menit atau bahkan berjamjam nanti. Kamu tidak mau ambil pusing dengan air mata yang membanjiriku saat ini. Karena aku… tidaklah berarti lagi di matamu.
Dulu kamu tidak seperti itu.
Dulu kamu mencintaiku dan aku mencintaimu.
Tapi itu dulu... sekarang semuanya telah berubah.
Cintamu padaku tak sama lagi. Tidak seperti dulu.
Tapi aku, dari dulu sampai saat ini dan mungkin sampai saat nanti tetap akan selalu mencintaimu.
"Andaikan saja Aku tidak mandul, mungkin kata dulu takkan pernah ada."
*Bersambung or The End?*
Ane tunggu ripiuwnya ya~
