Baekhyun berjalan menyusuri lorong menuju tempat dimana teman-temannya berkumpul untuk terakhir kalinya, semua tertawa, berteriak merayakan hal yang pernah mereka lalui bersama, karena satu dan lain hal perusahaan tempat Baekhyun bekerja bangkrut namun matanya hanya tertuju pada satu orang di pojok sana. Chanyeol sang manajer kepala, ia sedang sibuk membungkus sesuatu. Sesekali ia tersenyum dengan deretan putih giginya, Baekhyun menghampiri.
"Chanyeol-ssi Kau sedang apa?"
"Aaah, kau seharusnya tidak langsung datang kemari."
"Memangnya kenapa ?" Tanya Baekhyun bingung.
"Kau baru saja menghancurkan kejutanku." Baekhyun terbahak, melihat ekspresi kesal Chanyeol.
"Baiklah, baiklah. Maafkan aku, haruskah aku kembali kesana ?" Baekhyun menawarkan diri, Chanyeol menggerak-gerakan tangannya.
"Tak perlu, ini untukmu." Baekhyun memberikan kotak besar berwarna pink pada Baekhyun, Suho datang menghampiri.
"Kau memberinya hadiah ?" Chanyeol mengangguk pelan.
"Tapi kau tidak memberikan kepada karyawan yang lain, hanya Baekhyunie saja."
"Ya, karena ia special." Chanyeol tersenyum bangga dan membuat Baekhyun tersipu.
"Ya, terserah apa katamu sajalah.." Suho pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kau mau berjalan bersamaku Chanyeol -ssi ? Sebentar saja."
"Tapi sebentar lagi pagi. Mungkin orang-orang dari pemilik gedung akan datang membersihkan barang-barang."
"Tak usah khawatir, kita akan kembali sebelum mereka datang." Chanyeol menarik tangan Baekhyun yang membuatnya salah tingkah, mereka berjalan menyusuri jalan kecil menuju taman di ujung jalan.
"Apa ada yang ingin kau bicarakan ? Sampai kau membawaku sejauh ini ?" Chanyeol hanya tertawa kecil namun Baekhyun segera mendekat dan memeluknya erat.
"H...hey.. hey.. bantet.. kau kenapa ? Apa ada masalah ?" Tanya Chanyeol terkejut melihat Baekhyun yang langsung memeluknya erat. Karena selama ini Baekhyun selalu tampak tertekan dengan perkataan orang disekelilingnya yang mengatakan Baekhyun hanya berhayal untuk memiliki Chanyeol atau mengatakan hal-hal buruk lainnya. Jika mereka mengatakan itu dan terdengar oleh Chanyeol, ia akan meneriaki mereka.
"Biarkanlah seperti ini. Lima menit saja, tidak tidak.. beri aku tiga menit. Kalau kau tahu arti pelukanku, kau pasti tak akan mengajukan pertanyaan lain."
"Baekhyuniie.. " Chanyeol segera menyadari maksud lain dari perkataan Baekhyun, ia mengelus tipis kepala laki- laki yang sudah mengisi hatinya dalam tahun terakhirnya sebagai asistennya tersebut.
"Baekhyunie.. "Chanyeol mencoba melihat raut wajah Baekhyun tapi Baekhyun menolaknya.
"Jangan lihat wajahku, kalau kau menatapku. Aku pasti menangis, aku tak mau menangis di depanmu jadi jangan lakukan itu."
"Aku tidak akan menatap wajahmu, karena aku tahu itu pasti jelek sekali.. hehe.. aku hanya ingin lakukan ini.." Chanyeol mengecup tipis kening Baekhyun, Lalu mengacak rambut pria mungil kesayangannya itu perlahan. Baekhyun tersenyum tipis.
"Jangan terluka karena perkataan orang lain yang tidak memahami situasi mu Baekhyunie dan jangan dipikirkan," Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak, karena aku memilikimu dan hanya akan memikirkanmu. Kau akan menelpon dan bertemu denganku saat jadwalmu tak sibuk kan ?" Chanyeol mengangguk tipis, waktu pun berlalu dan tibalah perpisahan yang menyakitkan.
Ketika semua kembali ke rumah masing-masing karena PHK beberapa karyawan dipulangkan dan beberapa yang berprestasi akan ditarik di perusahaan induk seperti Chanyeol dan memulai pekerjaan lain di kota lain, Baekhyun pun diterima di perusahaan yang berbeda. Chanyeol pun sibuk dengan perusahaan barunya. Chanyeol selalu mengirimkan hadiah-hadiah kejutan ke apartemen Baekhyun sampai suatu hari, kejutan-kejutan itu mulai berangsur menghilang. Begitu juga dengan kabar-kabar yang selalu diberikan Chanyeol hampir setiap hari, Ia memang dipindahkan ke Busan tapi nampaknya bukan menjadi alasan untuk tidak memberi kabar bukan ? Baekhyun hanya mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Meski terkadang berakhir sia-sia seperti saat ini. Ia hanya mampu meratapi nasibnya sendiri, entah apa yang dilakukan Chanyeol sekarang. Chanyeol adalah cinta pertamanya meski ia malu mengakui hal itu di depan si pria jangkung, tapi Baekhyun yakin kalau Chanyeol juga pasti merasakan hal yang sama dengan dirinya, Baekhyun hanya bisa menunggu waktu. Meski sekarang intensitas Chanyeol menghubunginya bisa terbilang amat sangat minim namun Baekhyun tetap bersyukur.
Baekhyun mendekap boneka beruang pemberian Chanyeol, ia pun membuka laptopnya perlaham. Menscroll beberapa berita yang membosankan dan membuatnya menguap sampai matanya menemukan sesuatu, sebuah berita tentang manajer sebuah perusahaan ternama yang akan dijodohkan denga putri pemilik perusahaan tersebut. Ini tentang Chanyeol dan seseorang, Seulgi. Di web itu juga terpampang foto Seulgi dan Chanyeol yang disandingkan sedemikian rupa agar terlihat sebagai pasangan yang sempurna. Baekhyun menghela napas pendek lalu pergi ke dapur. Ia memasak ramen pedas yang dulu pernah membuatnya menangis karena kepedasan, ia menyeduhnya dan menyeruputnya lalu mulai menangis. Entah karena ramen atau berita di web tari tapi hatinya benar-benar terasa hancur. Sehancur laptop yang dilemparnya dikamar tadi. Cinta pertama dengan hati yang hancur untuk pertama kalinya, mungkin Baekhyun tak akan bisa tidur nyenyak malam ini
Sekilas crita sebelum bobok, hahaha...
Selamat malam epribadih,
