chapter 1

My Wife is a GHOST?

title : My Wife is a GHOST?

cast : yoosu

rated : T

genre : horror,romance,humor.

warning : GS,ooc,typo,mature.

summary : yoochun terpaksa harus meninggalkan istrinya, junsu yg sedang hamil, untuk mengikuti perang antara korea selatan dan utara, ia berkata pada istrinya jika ia tak kembali berarti ia sudah tiada.

korea selatan dan utarapun akhirnya berdamai, yoochun pun pulang dengan selamat, istrinya menyambutnya dengan haru, hingga suatu hari saat ia membeli beberapa keperluan di pasar, seorang yeoja paruh baya penjual arak memberitahunya bahwa istrinya adalah hantu,BAD SUMMARY!

note : anyeong ~ saya author baru disini, ini fanfic pertama saya, semoga kalian suka ne^^.

fanfic ini terinspirasi dari film horror thailand, saya lupa lagi judulnya hehehe^^.

langsung saja~~~~~

HAPPY READING!^^

"junsu-ah, aku akan pulang dengan cepat"

ucap yoochun, namja tampan itu mengecup kening sang istri dalam, lalu mengelus perut istrinya yang sedang hamil.

junsu hanya mengangguk dengan mata berkaca-kaca, ia sebenarnya tak mau sang suami ikut dalam peperangan, tapi yoochun terus meyakinkannya kalau yoochun tidak akan apa-apa dan akan kembali dengan selamat.

yoochun pun menaiki perahu kecil dengan ke-empat temannya yang sama ikut berperang, ia melambaikan tangannya pada sang istri yang sekarang sudah menangis, tapi tetap membalas lambaian tangannya.

#yoochun pov#

aku dan teman-temanku segera berbaris ketika mendengar teriakan panglima perang. semua orang yang ikut berperang pun berbaris di belakang, setelah mendengar ocehan panglima kami pun berjalan dengan lunglai ke arah tenda peristirahatan.

"dasar panglima tidak waras, memberi arahan perang lama sekali, seperti berpidato saja"

temanku taeyang, terus saja mengoceh, aku menyodorkan air mineral padanya, ia meneguknya hingga tak tersisa.

"gomawo, yoochun-ah"

ia pun membuang botol minuman itu kesembarangan arah, lalu merebahkan dirinya di karpet, aku pun merebahkan diriku di sebelahnya.

tak berapa lama orang-orang masuk ke tenda peristirahatan.

"ahk...!"

teriakku dan taeyang saat melihat orang-orang itu penuh dengan luka lebam dan bercak darah di baju mereka.

"yah! berisik!"

ttak...

sebuah botol mineral menghantam kepalaku dan taeyang, aku dan taeyang meringis kecil.

sambil memegang kepala, orang2 itu menatap aneh pada kami,

"yah! ada apa dengan kalian eoh?!"

tanya namja dari salah satu orang-orang tadi, dan yang menimpuk kepalaku dan taeyang dengan botol mineral.

"ah... aniya!, kami hanya kaget saja" jawabku dengan wajah berseri-seri.

namja itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mendecak, ia pun ikut bergabung bersama teman-temannya yang sedang di obati karena luka parah mereka sehabis berperang.

#yoochun pov end#

junsu memasuki rumahnya yang terbuat dari kayu, rumahnya yang seperti rumah panggung tak memudahkannya untuk menaiki tangga rumahnya apalagi ia sedang hamil.

di dalam rumah tiba-tiba perutnya sakit, darah pun mengucur dari kakinya, ia pun terjatuh dan tak sadarkan diri,

dan pada saat itu juga lilin rumahnya mati dan beberapa detik kemudian hidup kembali, berbarengan dengan tersadarnya junsu,

junsu membawa anaknya yang ia lahirkan, menuju sungai di depan rumahnya, ia berdiri di atas jembatan kayu, lalu memanggil-manggil nama suaminya dengan nada aneh.

'yoochun-ah...'

dorr... dorr... brukk ...

suara tembakan terus terdengar, dari arah utara, banyak korban meninggal tergeletak dimana mana.

yoochun meringis kesakitan sambil memegang dadanya yang tertembak, teman-temannya pun tak beda jauh dengan dirinya. karena sudah tak kuat menahan sakit mereka pun bersembunyi di bawah gundukan tanah.

"aku menyerah saja, lebih baik aku ma-"

"yah!, kau jangan pantang menyerah!," teriak taeyang pada sungkyu karena temannya itu terus saja mengeluh.

"yah!, kalian dengar semuanya, kita tidak boleh pantang menyerah seperti dia!," taeyang menunjuk sungkyu "kita harus buktikan pada mereka, kalau kita bisa mengalahkan mereka, selama tubuh kita tetap utuh kita pasti bisa bertahan hid-"

"yah!... brengsek!"

ttuk...

taeyang menatap tajam namja di depannya, karena mamukulnya dengan batu, si namja pelaku pelemparan memperlihatkan tangan kanannya yang sudah putus.

"oh... jadi maksudmu, yang tubuhnya tidak utuh, tidak bisa bertahan hidup begitu?" tanya namja itu kesal.

taeyang hanya berseri-seri.

setelah 1 tahun berlalu, akhirnya peperanganpun berakhir, korea selatan dan utara memilih berdamai.

yoochun pun pulang dengan memakai perahu, ia pulang tak sendiri, ia membawa temannya yaitu taeyang, yunho, sungkyu, dan changmin.

perahu mereka memasuki perkampungan, yoochun mengernyitkan dahinya, ia merasa heran , perkampungan yang asalnya selalu ramai, sekarang menjadi sepi.

"yoochun-ah, kau bilang disini ramai, tapi kenapa sepi sekali" tanya yunho pada yoochun yang juga berpikiran sama.

"entahlah..." yoochun mengangkat bahunya tanda ia pun tidak tau.

perahupun akhirnya sampai di tempat tinggal yoochun dan istrinya yang memang lokasinya sangat terpencil dan jauh dari perkampungan, yoochun segera berlari tergesa-gesa ke atas rumahnya, meninggalkan teman-temannya di perahu.

"su-ie-ah...!"

grepp...

yoochun memeluk istrinya dengan erat, ia sangat merindukan istrinya. mereka saling berpelukan melepas rindu, junsu menggandeng tangan suaminya memasuki rumah, lalu menunjukan buah hati mereka.

"yoochun-ah, yoosu sudah lahir."

yoochun menatap istrinya tak percaya, ia langsung menggendong anaknya yang sangat imut itu, setelah puas menggendong anaknya, yoochunpun membaringkan kembali yoosu yang memang sudah tertidur.

"eoh!, junsu-ah aku membawa teman temanku, akan ku kenalkan kau pada mereka."

wajah junsu mendadak murung, karena tak mau suaminya melihat, ia pun sesegera mungkin tersenyum. merekapun keluar menemui teman2 yoochun.

"wah!, yoochun-ah apa ini istrimu eoh?, sangat cantik ne," puji taeyang dengan cengiran khasnya.

"ne, ini junsu istriku, junsu-ah mereka teman-temaku yang ikut berperang."

junsu tersenyum tipis pada teman2 yoochun,

"disana adalah rumah ahjummaku yang sudah lama meninggal," ucap yoochun dengan menunjuk sebuah rumah yang bersebrangan dengan rumah yoochun yang hanya di pisahkan oleh sungai, teman yoochun berbalik menatap rumah itu."kalian beristirahatlah disana," lanjut yoochun dengan tersenyum.

"yoochun-ah, b-boleh a-aku tinggal denganmu saja?" tanya sungkyu gugup.

"yah! apa kau mau mengganggu yoochun dan istrinya, biarkan mereka berdua-duaan huh... ," ucap taeyang dengan memukul kepala sungkyu,

sungkyu meringis pelan, sambil memegang kepalanya yang di pukul oleh taeyang.

"yah, hyung, aku hanya takut ahjumma yoochun gentayangan di rumah itu," ucap sungkyu dengan raut wajah takut.

"aish!, bocah ini," taeyang memukul lagi kepala sungkyu.

"ah.., sudah, sebaiknnya kita kesana, aku ingin istirahat, capek!, yoochun hyung, selamat malam!" changmin melangkahkan kakinya menuju perahu, diikuti yang lainnya.

diteras rumah, yoochun membaringkan kepalanya di paha junsu dengan tangan junsu mengelus kepalanya sayang,

"yoochun-ah.." panggil junsu.

"hm..."

"apa kau takut hantu?,"

"memangnya kenapa, su-ie baby, kau menanyakan itu?,"

"tidak, jawab saja"

"ne, aku memang takut hantu,!"

wajah junsu tiba-tiba murung, saat mendengar suaminya takut hantu.

"benarkah?,"

"ne,"

"yoochun-ah, bagaimana bila disini ada hantu?,!"

"aish!, kau ini, hoam... , aku ngantuk sekali ayo kita masuk kedalam dan tidur, su-ie,"

merekapun memasuki rumah untuk bergegas tidur,

"yoochun-ah, aku akan melihat yoosu sebentar,ne"

yoochun mengangguk, junsu pun beranjak pergi ke kamar anaknya.

junsu duduk di samping tempat tidur anaknya yang masih balita, ia mengelus kepala anaknya dengan sayang , lalu menyanyi dengan di sertai tangisan.

penduduk kampung yg mendengar nyanyian junsu, buru-buru menutup setiap pintu dan jendela rumah mereka.

"dia menyanyi lagi, ottoke?," ucap seorang yeoja paruhbaya dengan wajah ketakutan.

cit cit cit

suara burung kecil, membangunkan sungkyu dari tidurnya, ia pun mengambil burung itu,

"burung ini lucu sekali,"ucapnya.

"yah,yah!, keluar kau dari rumahku, berisik sekali," teriak taeyang pada burung yang di pegang sungkyu, karena kaget burung itu pun terbang dengan tidak stabil.

ttuk..

"ahk... yah!" taeyang meringis saat dirasanya sesuatu yang keras menimpuk bahunya.

"kau yang berisik!," teriak changmin.

"ah!, kalian sudah bangun, ayo kita belanja ke pasar!" ajak yoochun yang tiba tiba sudah berada di ambang pintu dengan senyum khasnya.

mereka menaiki perahu, sungkyu yang duduk di belakang menolehkan kepalanya ke belakang dan matanya melihat sosok junsu berdiri di hadapan jendela dengan menggendong anaknya. sungkyupun melambaikan tangannya pada junsu tapi junsu hanya diam tidak merespon lambaian tangan sungkyuu, sungkyu yang merasa kecewa menundukan kepalanya sebentar lalu kembali menatap junsu ia mengerutkan keningnya aneh, tapi ia menepis pikirannya, lalu kembali mendayung perahu.

setelah sampai di pasar, yoochun pun menghampiri penjual lobak diikuti teman2nya di belakang,

"ahjussi, berapa lobak ini?," tanya yoochun pada ahjussi penjual lobak dengan ramah.

si penjual lobak mendongakkan kepalanya, seketika raut wajahnya menjadi ketakutan.

"tidak, lobak ini tidak di jual, beli saja pada yang lain," si penjual lobak berlari tergesa-gesa meninggalkan lobaknya yg berserakan.

"aish!, orang itu, melihat kita seperti melihat hantu saja,!" ucap taeyang kesal,

mereka pun melanjutkan dengan membeli ikan, tapi sama saja si penjual ikan juga berlari ketakutan. semua pedagang yang di hampiri yoochun, pasti selalu berlari ketakutan.

"ada apa dengan pedagang-pedagang itu!, menjengkelkan sekali!" taeyang terus mengoceh di sepanjang perjalanan ke sebuah kedai arak.

"apa mungkin, kita diikuti hantu ahjumma yoochun, makanya mereka selalu berlari ketakutan.!" ucap sungkyu sambil mengusap-usap lehernya dengan raut wajah takut.

"aish!.., pikiranmu itu, terus saja... pada hantu ahjumma yoochun," changmin memukul bahu sungkyu pelan.

merekapun sampai di depan kedai arak, seorang ahjumma terlihat tertidur diatas meja dengan sebotol arak, yoochun menghampiri ahjumma itu,

"maaf, ahjumma, aku mau membeli beberapa arak,!"

si ahjumma mengangkat kepalanya, ia menatap yoochun dengan mata sedikit terbuka, si ahjumma terlonjak kaget saat melihat yoochun.

"eoh!, yoochun-ah, tinggalkan istrimu, ia sudah menjadi hantu, junsu sudah menjadi hantu!" ahjumma itu berucap dengan suara parau,

yoochun menganggap perkataan ahjumma itu mungkin hanya gurauan,

"ibu jangan mengatakannya, kau bisa celaka!" anak ahjumma itu, seungchul, langsung membawa eommanya ke dalam rumah, dan menutup pintu dengan rapat.

sungkyu yang memang merasa ada kejanggalan pada diri junsu, mengerutkan keningnya takut, sekarang pikirannya tertuju pada saat ia berada di perahu, ia melihat junsu yg berdiri di hadapan jendela dengan muka pucat dan yang ia lihat berarti tidak salah.

taeyang, yunho, changmin, dan sungkyu. duduk berkumpul di teras rumah bibi yoochun, mereka tertawa terbahak-bahak melihat taeyang menari-nari, dengam menggerakan tangannya.

"aku jadi teringat perkataan ahjumma itu,"

mereka berhenti tertawa, mendengar ucapan sungkyu.

"sudahlah, ahjumma itu mungkin hanya mengigau," ucap changmin.

"tapikan, seseorang yg mabuk itu perkataannya tidak pernah berbohong"

"hah..., sungkyu-ah dari pada kau terus memikirkan hantu, lebih baik kau panggil yoochun...!," ucap yunho.

"aku tidak mau!," ucap sungkyu takut.

"yoochun-ah!"

sungkyu memanggil nama yoochun dengan nada takut, tapi yoochun tidak keluar rumah juga, iapun memberanikan diri menaiki tangga rumah yoochun,

brukk..

tangga ke tiga yang ia pijak rubuh menyebabkan ia terjatuh, untung saja kedua tanggannya memegang lantai rumah yoochun,

iapun berusaha naik ke atas, setelah diatas, ia membelalakan matanya, rumah yoochun begitu kotor dan penuh dengan sarang laba-laba.

"ju-ju-junsu-ssi, a-a-apa yoo-yoochun ada di dalam!"

tanya sungkyu, saat ia melihat junsu terduduk dilantai, junsu berdiri dari duduknya lalu ia membalikan badannya membelakangi sungkyu,

tes tes tes

"hah..."

sungkyu menggigit ke empat jarinya saat melihat darah mengucur dari selangkangan junsu, yang membuat ia ingin berteriak ialah dari selangkangan junsu keluar seorang bayi dengan penuh darah di badannya.

"ahkkkkkkk..."

"ahkkkkkkkk..."

sungkyu berteriak setelah bangun dari tidurnya, yunho yang sedang menari-nari terlonjak kaget.

"yah!, suaramu itu mengagetkan sekali,!" ucap taeyang sambil mengusap dadanya.

"aku tidak mau memanggil yoochun, kau saja hyung yang memanggil yoochun!" sungkyu menatap changmin dengan wajah takut.

"mwo!, tidak bisa, kau yang harus memanggil yoochun, kau kan yang paling muda, cepatlah sebelum tengah malam!," changmin mendorong sungkyu dari lantai rumah.

"hiks... kenapa mereka jahat sekali padaku..hiks..," ucap sungkyu sembari mengusap air matanya.

sungkyu hanya bisa berdiri tegang di depan rumah yoochun, ia takut mimpinya menjadi kenyataan, ia harus berhati-hati.

ia menaiki tangga rumah yoochun, langkahnya terhenti di tangga kedua,

"aku tidak akan tertipu,!"

ia melewati tangga ke tiga takut kejadian dalam mimpinya menjadi nyata.

brukk...

"aish!, tangga keempatpun ternyata rapuh, aigoo punggungku,!"

sungkyu segera berdiri, bagaimana sekarang caranya ke atas, tangganyapun sudah rubuh,

pluk

"ahkk...! aish, mengagetkan saja!"

teriak sungkyu pada sebuah bola yang tiba-tiba terjatuh dari atas rumah yoochun.

"hah..."

raut wajah sungkyu menjadi ketakutan, saat sebuah tangan panjang memungut bola itu, ia berlari tergesa-gesa menuju perahu.

"hyung!.. hyung!... hiks dugaanku benar junsu adalah hantu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, tangan junsu memanjang"

ucap sungkyu pada hyung2nya yg terus saja menari-nari,

"hyung tolong dengarkan aku kali ini saja!,"

mereka pun berhenti menari-nari, lalu menatap sungkyu

"mana mungkin, ada hantu secantik junsu, mungkin kau mengigau," ucap taeyang.

merekapun memasuki rumah karena malam sudah semakin larut meninggalkan sungkyu yg ketakutan di luar.

"yah!, tunggu aku,"

ttuk ttuk ttuk

"mianhe, yoochun hyung aku tak sengaja merusak tanggamu," ucap sungkyu pada yoochun yg sedang membenarkan tangga rubuh karena sungkyu tadi malam.

"ah... tidak apa-apa, sebaiknya kau ambilkan paku di kamarku!"

"ah, hyung, a-aku tidak bisa naik ke atas, suruh saja changmin hyung yg melakukannya,ne"

ucap sungkyu beralasan.

"hmm... kalau begitu panggil changmin!"

sungkyu segera memanggil changmin yang sibuk dengan sayuran-sayurannya,

"hm.. baiklah." ucap changmin dengan malas ia menaiki rumah yoochun, ia mengerutkan keningnya heran, rumah yoochun begitu berantakan dan kotor sarang laba laba bersarang di setiap atap rumah yoochun.

ia jadi teringat kata-kata pemuda anak penjual arak, jika kita ingin mengetahui junsu hantu atau bukan kita harus melihatnya di celah celah selangkangan kaki.

kebetulan ia melihat junsu yang sedang membersihkan dapur, changminpun merundukan badannya dan melihat kearah selangkangan junsu,

"changmin-ssi apa yg kau lakukan?!"

tanya junsu yg menyadari keberadaan changmin, changmin menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal,

"nn-ne, aku disuruh yoochun hyung mengambil paku di kamarnya"

"oh , ini ambilah" junsu menyerahkan sekotak perkakas pada changmin.

"terimakasih, junsu noona" changminpun tersenyum pada junsu yg di balas dengan anggukan kecil oleh junsu.

setelah changmin pergi, junsu tersenyum menyeringai dengan muka pucat.

'aku harus menyingkirkan mereka semua..'

.

.

.

TBC OR DELETED?