A SasuSaku FanFiction Story:


"Thinking Of You"

Story © Joanna Katharina

Naruto © Masashi Kishimoto

[Inspired from 'Thinking of You' song by Katy Perry]

Warnings: AU, OC, OOC, Crime, Lemon, Kata Kasar, MC!

Just get out of here if you dislike this story, no mocking bird!


.

.

.

Kamar bernuansa merah muda dan hijau itu begitu panas dan sekaligus bergairah, dua insan sedang bergelut di dalam kamar itu, suara decitan kasur tak henti-hentinya menggema di kamar itu, di rumah mungil itu hanya ada mereka berdua sedangkan kedua orangtua gadis itu entah pergi kemana, oh sekarang dia bukanlah seorang gadis, karena ia telah menjelma menjadi seorang wanita, wanitanya Uchiha Sasuke.

"Ssssshhhh...keee... arrrrghhhhh... sss-sakitttt."

"Tenanglah dan nikmatilah Sakura."

"Aaaahhh..aaaa..Arrgghhhhhh." Sasuke memaju-mundurkan kejantanannya dengan lembut di liang kewanitaan kekasihnya.

"Hhhh..aaaa..Arggahhhh...Aaa."

"Shh...Sakuraaa-aaaa... k-kau sempit sekali." seraya Sasuke menjilat dengan lembut puting susu Sakura yang masih memerah itu dan tangannya mengusap rambut pink wanitanya

"AaaaaargggggHHHHHHarrrrrGhhh..." dan darah keperawanan Sakura pun telah robek, seringai bangga tergambar tipis di wajah tampan Sasuke.

"Sakura... aku mau keluarrrrrr."

"Aaa... -aku ju-g-ga Sasukeeeee-kunnnn." keringat mengucur deras ditubuh wanita itu.

Dan cairan kental berwarna putih membanjiri rahim wanita pink yang baru saja berusia 17 tahun seminggu yang lalu, belum puas sama disana, mereka melanjutkan beberapa kali ronde hingga yang terakhir...

"Sakura, naiklah ke atas dan sekarang kaulah yang memegang kendali."

"Hu'um. i love you, Sasuke-kun."

"Hn, aku tahu."

Sakura menaik-turunkan tubuhnya dan hal itu membuat kedua bukit kembarnya bergoyang-goyang erotis. Sakura dengan ganasnya seraya tersenyum seduktif kepada prianya yang luar biasa tampan itu, tangan Sasuke pun meremas kedua bukit kembar itu.

Puas!

Akhirnya, mereka sudah mencapai klimaksnya. Sasuke mengecup pelan dahi kekasihnya itu, seraya berkata "Sakura~ Aku akan pasti bertanggung-jawab, aku pasti akan menikahimu, bersabarlah"batin Sasuke seraya mendekap wanitanya ke dalam dadanya yang bidang itu, Sakura tampak lelah dan rambutnya acak-acakan namun tetap kelihatan menawan di mata Sasuke.

"Sakura..."

"Ya."

"Dua hari lagi aku akan ikut berperang."

"Apa? Jangan bercanda!"

"..."

"Sasuke-kun, aku mohon tetaplah disini~ jangan pergi. Aku mohon. Kau tahu kan aku sangat mencintaimu."

"Hn," Sasuke mengusap pucuk kepala wanitanya sayang. "Sakura, maaf aku harus pergi berperang demi negara kita."

"Tolong pikirkanlah perasaanku padamu. Di sana sangat berbahaya dan aku takut terjadi sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku takut, Sasuke-kun~ sangat~"

"..."

"Sasuke-kun?" Sakura mendongakkan kepalanya.

"Sakura, jangan memelukku terlalu erat, ini terasa sesak." Ujar Sasuke, sebenarnya bukan masalah pelukan erat sakura yang membuat Sasuke sesak, namun hatinyalah yang sesak, ia harus meninggalkan gadisnya.

"..."

"Jangan menangis lagi."

"Hiks..haruskah kau pergi, Sa-su-ke-kun?..hiksss.."

"Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja."

"..."

"Aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik."

"... Sasuke-kun! Aku selalu mencintaimu!"

"Hn."


Laki-laki berusia 17 tahun, yang baru menamatkan sekolah menengah atasnya beberapa bulan yang lalu merapihkan barang-barang ia perlukan untuk mengikuti wajib militer dari kepemerintahan Negara HI melawan tiga negara yang menganut sistem komunis dan melakukan pengkhianatan perjanjian negara-negara Central Asia (CA) mengenai batas teritorial dan penyalahgunaan uang khas anggota CA untuk kepentingan negara secara subjektif.

Karena Sasuke hanya hidup sebatang kara, lalu di atas lembar pendaftaran formulir wajib militer, ia mengisi nama Haruno Sakura beserta alamat kekasihnya itu, karena jika ada sesuatu yang tidak diinginkan maka orang pertama yang akan diberi informasi adalah Sakura, kekasihnya, orang paling dekat dengannya.

Sasuke pun melangkahkan kakinya dengan mantap tanpa rasa takut sekalipun dan getar sekalipun karena dia mengingat kata-kata sang kakak lelakinya untuk tidak takut kepada sesuatu apapun yang belum tentu kebenarannya, dan disinilah ia berada di medan peperangan setelah berpisah dari sang kekasih, Haruno Sakura, gadis yang lahir di musim semi itu, gadis yang selalu mencintainya, selamanya (?) benarkah?

"Yo teme, maaf aku terlambat."

"Tch.. berisik dobe."

"Hei, teme.. tadi aku bertemu Sakura-chan di jalan, sebelum menuju kemari, aihh.. dia sangat imut ya, hehe..."

"..."

"Hei Sasuke-teme, kau dengar tidak."

"Hn, apa?

"Sakura-chan kirim salam."

"Hn."

"Jujur saja teme, aku tak tega melihat Hinata menangis karenaku, aku tahu dia sangat mencintaiku, dia pasti sangat tidak rela aku pergi berperang tapi apa boleh buat, ini keputusanku sebagai pria aku harus memilih-"

"Kau benar, Naruto. Masih, bagus Hinata-san menangis saja.. .. aku tidak habis pikir, bukan hanya menangis tapi Ino melempari aku dengan barang-barang yang ada disekitar kami, kami kelihatan seperti orang bertengkar kemarin..hh..hh.. ia mengancamku hal konyol... Ck!"

"Hal konyol?" Sasuke pun angkat bicara

"Dia ingin bunuh diri jika aku pulang dengan nama saja"

"Mati di medan perang maksudmu, hhahh.. yg benar saja, Ino itu.. dia terlalu pesimis."

"Kau benar lagi Naruto, sepertinya hari ini otakmu berfungsi dengan baik."

"Naniiiiii?" empat siku-siku pun muncul di wajah Naruto, ia sangat kesal

"Hn, kalian berisik bisakah kalian diam."

Bukan hanya Ino dan Hinata, wanitaku pun demikian, Sakuraku. ~Batinnya miris


.

Medan Perang

"Oi, teme... minggir sedikit aku tidak kelihatan."

"ck, kau ini.. dasar baka dobe."

"Chouji, simpan keripikmu, kau selalu saja makan disembarang tempat, dasar.. merepotkan saja"

"Akamaru, kesini cepat."

"Sasuke-san, aku ingin buang air sebentar aku titip tasku ya."

"Hn, cepat jangan lama dan tetap waspada!"

Sementara di tempat yang lain kekasih mereka masing-masing, berharap-harap cemas dan yang paling merasa kuatir adalah Haruno Sakura, bagaimana tidak! Uchiha Sasuke, mengambil alih sebagai kapten sekarang menggantikan posisi Kapten Yamato yang gugur beberapa waktu yang lalu saat di medan perang, Sakura bertanya-tanya dalam hati, bagaimana kekasih hatinya, apakah Sasuke-kun baik-baik saja, apakah ia sudah makan, bagaimana keadaan disana, ia selalu berdoa, oh Kami-sama jagalah dia buat aku, kumohon.

.


.

Selang Beberapa Hari di Medan Perang

Peperangan itu semakin menjadi-jadi sekarang, semakin lama-semakin panas, hingga Chouji pun menghentikan kegiatannya mengunyah keripik kentang (?) Naruto semakin beringas menembakkan seluruh pelurunya kearah lawan dan Shikamaru berpikir keras mencari celah titik lawan

"Sai, jangan lengah!"

"Tidak akan."

"Hn."

"Aduhhh, kenapa disaat-saat seperti ini aku ingin buang air kecil, sih.. hhhhhh."

"Hn, baka dobe."

"Ckck, dasar merepotkan!"

"Hn, Gaara?!"

"Tenang, aku aliansi kalian."

"Hn, lakukanlah apa yang harus kau lakukan!"

"Mati kau, sialan! Haha..."

"Bagus, Sasuke-san!"

"Hn."

.

"SASUKEEEEE- awas... disampingmu!"

.

DORRRR—!

.

"Temeeeeeeee..."

"Sial sial sial sial sial!"

"Dasar negara SIALAN, tentara busuk beraninya dia menembak temanku, temeee bertahanlah!"

~WUSHHHHHHHH..

GAS BERACUN

KEPULAN ASAP DIMANA-MANA

BAJINGAN-BAJINGAN BERBAJU LORENG SIALAN BERLARI GIRANG!

BEBERAPA PEMUDA WAJIB MILITER VOLUNTEER DAN PRIA BERBINTANG EMPAT TEWAS

"Lari kesana, bersembunyi semua!"

"Bagaimana dengan Sasuke-"

"Hei, orang itu-"

"Shikamaru, Kiba, Sai, SASUKE-TEME.. orang brengsek itu membawanya dan bom rakitan kita diambilnya"

"Ck, merepotkan sialan!"

.

.

125 NYAWA YANG TEWAS

12 DIANTARANYA MAYATNYA TIDAK DIKETEMUKAN

DAN DIANGGAP GUGUR!


Sebulan kemudian

Haruno Sakura terkejut melihat seorang perwira (?) menyelipkan surat berwarna emas kehijauan di kotak surat rumahnya, lalu ia berlari kecil, belum sempat bertanya, perwira itu telah pergi entah kemana, ia penasaran lalu langkahnya terhenti dikotak surat dan mengambil surat itu ia genggam kuat suarat itu, firasat buruk huh? Perasaanya tak enakia kembali ke kamar dan menguncinya, kebetulan ayah dan ibunya baru saja pergi ke rumah sakit menjengguk sanak-saudara yang istrinya baru saja melahirkan.

Yth, Nona Sakura Haruno,

Selamat pagi, Nona Sakura. Kami memberitahukan kepada anda, bahwa:

Nama: Sasuke Uchiha

Tempat, tanggal lahir: Konoha, 23 Juli 19xx

Usia: 17 Tahun.

Gol. Darah: AB

Dinyatakan gugur dalam medan perang, informasi yang kami dapat jasadnya belum diketemukan, maka dari itu kami turut berbela-sungkawa atas gugurnya Kapten Uchiha Sasuke dalam medan perang dan berterimakasih atas jasa-jasanya membela Negara HI

Tertanda
SekPer Negara HI

xxx

Aino Nakamura.

.

Usai membaca surat sialan itu lututnya lemas dan likuid bening tak henti-hentinya mengalir bak anak sungai, ia berteriak tak percaya "Sasukeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee-kunnn..hikssssss" ia menjambak rambutnya frustasi, dikamar itu, dikamar dimana ia memadu kasih bersama Sasukenya beberapa waktu lalu, kini ia seperti orang gila berteriak histeris "AaaaaaaaaAAAa... sial sial sial sial, INI TIDAK MUNGKIN, ne Sasuke-kun.. hiksss.. hiks..." ia mengigit bibirnya hingga berdarah dan melempar vas bunganya ke arah cermin dimeja rias "Kami-sama, katakan jika ini hanya omong kosong.. hiks.. hiksssss"

Tiga hari sudah berlalu, wanita pink itu belum makan apa-apa, ibunya sudah lelah membujuknya untuk makan, ayahnya hanya mengeleng-geleng kepala, kamarnya bagaikan kapal pecah atau seperti kamar yang dilanda tsunami, tubuhnya kelihatan kurus, wajahnya pucat, rambutnya berantakan, ia seperti orang gila baru, teman-temannya juga teman-teman Sasuke datang silih berganti namun ia hanya diam saja dan menangis, dipeluknya boneka ayam, hadiah terakhir yang dibelikan Sasuke untuk ulangtahunnya yang ke-17 lalu

"Hoek... hoek..."

"Sakura-chan, kau kenapa sudah beberapa minggu ini selalu muntah terus"

"..." menangis lagi.

"Berhentilah menangis, sayang."

"iya, nak, ayah jadi semakin kuatir melihat keadaanmu."

"ayah... Sasuke-kun.."

"Sstt~ kau harus kuat nak."

"Hoek.. hoek..." melangkahkan kakinya lagi ke wastafel.

"Ne, Mebuki.. aku merasa ada yang tidak beres, hmm" berpikir sejenak

"Ya, kurasa juga begitu!"

"Sudah sejauh apa memangnya dulu hubungan Sasuke dan anak kita?"

"Entahlah, namun aku merasa ada ikatan terlalu kuat diantara mereka berdua."

"Apa mungkinkah, mereka~"

"ya, aku merasa begitu! Aku merasa hubungan mereka sudah terlalu jauh dan begitu dalam."

"Sial, jika ini benar..."

"Sakura-chan, putri kecilku~"

~Tes

~Tes

~Tes

~Tes

Wanita tua itu menangis pilu menangisi nasib putri semata wayangnya.

.

.

.

.


To be continued


A/N: Thank you for reading my story. Cerita ini cerita yang dulu sempat saya hapus dan saya republished/publikasikan kembali. Maaf keepada teman-teman duluyang sempat memberikan reviews/favs/follows. Semoga cerita gaje ini bisa menghibur ;D

Salam hangat,

xxx

Joan