What A Day

A/N: Moshi-moshi, minna-tama! Watashi wa Tetsu desu~ ini kali pertama saya nulis di fandom KHR (setelah bertahun2 *ga bertahun juga sih = ="* hanya jadi reviewer… nyahahaha xD nah, saya akan mulai nulis di fandom favorit saya, 6918. Saa, enjoy this! *lari ngumpet di belakang tembok*

Disclaimer: Katekyou Hitman Reborn punya Amano Akira. Kalo punya saya, genre-nya udah berubah dari action jadi BL… *shot*

Pairing: All Hail 6918. (Mukuro – Hibari)

Summary: Hari yang damai berujung aneh bagi Hibari Kyouya. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Rokudou Mukuro!

Warning: BL (of course). Berdoalah semoga tidak OOC. Kalau iya, mohon dimaafkan.

Hari yang tenang.

Seorang lelaki menatap lurus ke langit biru yang penuh dengan awan. Seperti biasa, ia merebahkan dirinya di atap Nami-chuu. Tiba tiba, terdengar suara kicauan anak ayam—tepatnya, anak burung. Lelaki berambut hitam tersebut sedikit mendongak, dan menemukan burung kecil berwarna kuning terbang berputar di atas kepalanya.

"Hibari, Hibari, Hibari!" kicau burung itu, memanggil namanya. Yang dipanggil namanya pun langsung mengangkat tangannya ke atas, setengah mengepalkan jari-jarinya, membuat tempat mendarat bagi burung kecil itu.

"Midori tanabiku… Namimori no…" burung kecil itu mulai menyanyikan sebuah lagu. "Dai naku shou naku, nami ga—"

Burung kecil itu tiba tiba berhenti bernyanyi dan kembali terbang. Hal ini tentu saja membuat Hibari heran. Sedetik setelahnya, terdengar suara langkah kaki disertai dengan kabut dengannya. Hibari bangun dan merenggutkan alisnya ke gumpalan kabut tersebut. Saat kabut itu mulai menghilang, terdengar suara kekehan seseorang.

"Kufufu…" kekeh orang itu. Cih, pikir Hibari. Ia langsung mengangkat tonfa-nya dan memasang kuda-kuda untuk bertarung. Kabut itu menghilang sepenuhnya. Dengan jelas terlihat sesosok pria memakai seragam berwarna hijau olive. Pria itu memegang sebuah trisula di tangan kanannya. Dan jika kita melihat ke rambutnya, kita akan melihat sebuah 'nanas' menyembul dari kepalanya. Dia juga punya warna mata yang berbeda, namun kontras.

"Oya, oya… lama tak berjumpa, Kyouya," katanya sambil menyeringai.

"… Rokudo Mukuro," balas Hibari. Kedua alisnya mengkerut sehingga nyaris terlihat menyatu.

"Kufufu…" Mukuro berjalan 2 langkah ke depan. "Apa kau merindukanku, Kyouya?"

Hibari menyeringai. "Ya," ujarnya, membuat Mukuro mengangkat alisnya. "Aku sangat menanti-nantikan saat kita bertemu lagi. Sekarang aku benar-benar akan menggigitmu sampai mati, Mukuro,"

Mukuro tertawa kecil dan mengangkat trisula-nya. "Baiklah kalau itu maumu,"

Hibari mendengus ria. "Bersiaplah mati, Herbivore!". Ia pun berlari menerjang Mukuro dengan kedua tonfanya di udara, begitu pula Mukuro. Ia bersiap menyerang Hibari.

CLANG. Suara dua baja yang bertabrakan. Hibari ber'tsk', sedangkan Mukuro tetap menyeringai. "Ayo, Kyouya. Apakah kemampuanmu tidak pernah bertambah semenjak terakhir kita bertarung?"

Hal itu sangatlah membuat Hibari marah dan merasa terlecehkan. Hibari melompat ke belakang, dan kembali menyerang. Namun saat ia hendak mengayunkan tonfa-nya ke wajah Mukuro, Mukuro menarik kerah baju Hibari.

… dan mencium bibirnya.

Hibari membelakak pada awalnya. Dia bengong. Sampai akhirnya ia menyadari apa yang Mukuro lakukan kepadanya. Ia mengayunkan tonfanya dan menghantam dada bidang Mukuro dengan tonfa tersebut.

Mukuro terlempar jauh ke belakang, dan menghantam pagar besi pembatas. Dia mendongak ke Hibari, dan mendapatinya sedang mengirim aura death glare kepadanya.

"… Kau pikir APA yang kau lakukan, NANAS?"

"Menciummu," jawab Mukuro polos, dengan seringai di wajahnya.

Hibari melepas tonfa dari tangannya, dan melemparnya ke arah Mukuro. Dan tepat mengenai dagunya.

"Ini bukan bahan bercandaan, Herbivore pemakan nanas… BERANINYA KAU MENCIUMKU?" Jika bisa diilustrasikan, dalam radius 5 meter di sekeliling Hibari, terdapat flame berwarna hitam kelam. Mukuro sweatdropped.

"Tapi Kyouya—memang itu tujuanku kesini," jawab Mukuro sambil tertawa garing. Mata Hibari melebar.

"Apa maksudmu?"

"Ya, Kyouya. Aku ingin bilang kalau aku mencintaimu," ucap Mukuro dengan senyum di bibirnya.

Hening.

"MAKSUDMU APA?" seru Hibari, dan itu sangat Out Of Character. Mukanya memerah.

"Ka-kau tidak dengar, Kyouya. Aku—mencintaimu, Kyouya. Kau menarik,"

Hibari melepas tonfa yang masih tersisa di lengannya, dan kembali melemparnya ke Mukuro. Namun sepertinya kali ini Mukuro lebih reflek, jadi dia bisa menangkap tonfa itu.

"Ini bukan jawabannya, kan?" tanyanya sambil mengangkat tonfa yang ia pegang itu. Hibari mendengus dan berjalan kea rah Mukuro. Lalu ia pun merebut tonfa miliknya dari tangan Mukuro.

"Cukup Rokudou Mukuro. Kau membuatku benar-benar marah kali ini," ucap Hibari lurus. Tapi, dilihat dari auranya, dia tidak marah—sama sekali, lebih terlihat seperti berbunga-bunga. Di pipinya tersirat garis garis pink. Hal ini membuat Mukuro kaget, dan ikut-ikutan tersipu.

Hening lagi selama beberapa menit.

"Jadi, Kyouya. Jawabanmu?"

"Hah? Jawaban apa?"

Mukuro tertawa kecil. "Kyouya, jangan bilang kau lupa. Aku baru menyatakannya 5 menit yang lalu, lho,"

"Oh, itu." Hibari tetap tidak menjawab.

"Apa Kyouya?"

"Apanya yang apa?" Hibari kembali pura-pura tidak tahu. Kali ini Mukuro benar benar sudah tidak sabar.

"Kyouya, Kyouya, Hibari Kyouya. JAWABANNYA!"

"Oh," lagi-lagi Hibari hanya ber'oh' ria dan tidak menjawab. Mukuro menghela nafas.

"Hibari Kyouya, tolong jawab dengan be—"

Belum selesai Mukuro mengucapkan kalimatnya, ia terpotong oleh Hibari yang tiba-tiba menarik kerah kaus dalam Mukuro dan menempelkan bibirnya ke bibir Mukuro. Mukuro kaget. Namun sebelum Mukuro bisa menciumnya balik, ia sudah menarik dirinya lagi. Ia membetulkan posisi jasnya, dan berjalan ke arah pintu keluar atap. Saat sudah di depan pintu, ia menoleh ke Mukuro.

"Aku benci kau," ujarnya datar, namun terlihat malu-malu.

Mukuro tertawa pelan, dan berseru, "Aku juga cinta kau, Kyouya!"

Hibari ber-'hmph' dan berjalan keluar atap. Meninggalkan Mukuro yang masih tersenyum.

Di balik pintu, Hibari pun ikut tersenyum.

*ngintip dari balik tembok* a-ano… gimana? Apakah bagus? Biasa aja? Atau malah ancur? Atau ancur bgt? ;w; Gomenasaaai! DX seperti apa yang saya bilang, saya baru pertama kali disini…

Ah, saya menerima kritik dan saran. Tapi mohon jangan flame ya~ :3 tapi kalo emang menurut kalian ini bener2 ancur, boleh kok di flame~

Review, onegaishimasu~