Bultaereunae

Taekook College!AU Rate : M

Taehyung ; pemuda itu berkutat pada lembaran lembaran skripsi yang bahkan belum rampung setengah. Sesekali mata memicing, bukan karena cahaya, tapi memang dasarnya matanya tak lagi cukup kuat untuk sekadar membaca, rangkum bahkan menulis dengan benar. Kacamatanya berulang kali dilepas untuk mengucek mata, lalu dipasang diatas hidung bangirnya kembali. Benar benar siksaan.

Jam menunjukkan angka satu, dan rasanya ia perlu istirahat saat itu juga. Merapihkan meja, menaruh keperluan esok di tas, lalu dengan sedikit sempoyong berjalan kepada ranjang ukuran dua orang miliknya-ah, ralat, ranjang tersebut sebenarnya milik seseorang yang sekarang tertidur pulas di satu sisi ranjang tersebut.

"Jungkook," Taehyung memanggil pelan-tak mau mengganggu dan bodohnya ia memanggil walau tau Jungkook tengah tertidur. Selimut disingkap perlahan, badan didekapkan dengan cukup pelan, lalu tidur menyamping menyerempet tubuh lain yang tertidur tersebut dengan tangan kanan yang melingkar di pinggang.

Indah. Sungguh indah.

"Ah, padahal masih jam satu. Tapi kenapa matahari sudah bersinar,"

Gombalan? Ya, tentu.

Jangan salahkan Taehyung yang menggombal tak tau waktu dan keadaan bahkan terkesan gila seperti itu. Hal tersebut merupakan kebiasaan, dan selamanya tak akan bisa dilepas dari jeratan 'Hobi buruk Kim Taehyung'.

Tapi tanpa disangka--Jungkook terkekeh dengan mata tertutup, well ia sebenarnya tak tidur sepenuhnya.

"Kau memang selalu menjijikan," Jungkook membawa kedua matanya dibuka perlahan, dengan menghembuskan nafas cukup keras, "Kau tak takut jika aku bosan?"

Taehyung menggeleng kuat, "Lagipula kau tidak pernah bosan, benar?"

"Percaya diri luar biasa bisa membunuh, sekedar mengingatkan." Jungkook menggeret tubuh mendekat, membuat tubuhnya sepenuhnya didekap didominasi-sial, Taehyung dan dekapannya memang selalu sempurna dan nyaman, fikiran Jungkook tentu "Besok kita bertemu di rumah saja ya?"

Taehyung menaruh dagu di pucuk kepala Jungkook, dengan sebelumnya menghirup aroma shampoo milik Jungkook, "Tck, wanita itu lagi, ada urusan?"

Jungkook mengangguk, "Ya. Fitting baju,"

Taehyung menunduk dengan membawa dagu Jungkook mendongak, membuat keempat netra tersebut mengucap salam satu sama lain kembali, "Wow, secepat itu?"

Jungkook mendecak seraya menyeringai, "Ya, dia kan sangat cepat untuk harta."

Taehyung menyeringai menyamai Jungkook, "Tak kusangka dia sebodoh itu."

Jungkook mengangguk menyetujui, "Benar benar jalang, yea?"

"Tapi Jeon," Jungkook berdehem kecil, "Kau tak takut jika hubungan kita diketahui? Maksudku, kita jadi lebih sering bersama akhir akhir ini, dan wanitamu itu juga pernah-hm cemburu padaku?" kekehan dalam terdengar, Taehyung kembali menatap Jungkook yang berada di pelukannya.

Jungkook tersenyum miring, "Kenapa? Kau takut, sunbae?"

Taehyung mendengus, dengan senyum meremehkan. "Bukankah harusnya kau yang takut Jeon? Kau tak bisa menyentuhnya lagi jika begitu nantinya."

Jungkook mengerling, "Well, aku masih punya dirimu." Kepemilikan Taehyung diremas kuat dalam satu remasan, membuat Taehyung memekik lalu mengumpat setelahnya, "Jangan tanya hal seperti itu lagi, aku muak."

Taehyung mengangguk paham, tangan yang bertengger di pinggang ramping Jungkook menenangkan Jungkook dengan mengusap dari atas ke bawah perlahan sehingga membuat ia kembali terlelap, "Kau tau Jeon? Aku lebih muak selama ini." Lalu Taehyung menyusul Jungkook untuk bergelut di dalam mimpi-kalau kalau ia bermimpi.

...

Taehyung pernah berjanji sekali ; untuk selalu melindungi. Taehyung pernah berjanji sekali ; untuk berdiri di sisi. Taehyung pernah berjanji sekali ; untuk lanjut menyayangi dan mendukung.

Tapi sayang, Taehyung baru saja sadar sekali ; kalau bahkan energinya selalu melemah untuk melindungi, Taehyung baru saja sadar sekali ; kalau dirinya bahkan menyamai orang yang lumpuh karena tak dapat berdiri di sisi menyamai, Taehyung baru saja sadar sekali ; kalau rupanya ia terlalu miskin untuk menjujung yang di idamkan.

Masalah yang ia miliki mungkin memang menyamai drama yang tayang setiap minggunya ; Si Kaya raya dan Si miskin anak beasiswa. Walaupun disisi lain mereka berlainan lawan jenis, dan baginya adalah sesama.

Pernah Taehyung akan menyudahi, jauh sebelum ia menyatakan perasaan tapi yang dilihatnya justru sang idaman yang berada di atas ranjangnya dengan keadaan tanpa busana-dengan tambahan ia menungging seperti menggoda.

Mungkin akan sangat terdengar memuakkan dan terlalu biasa jika dikatakan bahwa ia lelaki muda yang tak bisa menahan hormon. Karena masa bodoh, selain hormone, perasaan membuncahnya untuk melihat sang idaman yang ia niatkan akan dilupakan malah balik memaksa untuk menyatu saat itu juga dan berkata bahwa ia menyukai Taehyung.

Taehyung terlampau bahagia saat itu-terlampau bahagia untuk mengingat sang idaman telah dimiliki, terlampau bahagia untuk mengingat sang idaman dan ia memiliki jarak yang jauh dalam kasta, terlampau bahagia untuk mengingat kalau kalau mungkin sang idaman yang dinyatakan sebagai penyuka lawan jenis tapi dengan se enaknya merubah pandangan Taehyung bahwa mereka sama.

Lalu, layaknya film yang diulang-sang idaman yang tengah dipikirkan seraya menghembuskan nafas berat itu sedang bermain sendiri di atas ranjangnya. Walau sedikit disayangkan, ia tak menungging tapi hanya merebahkan diri dengan dua jari tangan kanan yang sudah berlumur cairan pre cum itu keluar masuk dalam lubang senggamanya.

'taeh--taehyunghh--bantu aku--ah-'

Taehyung menghela nafas lalu mengeluarkannya perlahan, ia sangat lelah sebenarnya. Mengingat semalam ia mengerjakan skripsi sampai larut, ya walau paginya ia dapat kembali segar dengan melihat sang idaman dipelukan. Tetap saja, tubuhnya tak bisa di paksakan.

Sejenak menaruh tas di kursi sebelah meja belajar, lalu dengan perlahan ia menuju ranjang dan merambat naik menghampiri sanga idaman yang tengah menyentuh dadanya sendiri sembari memutar pelan.

Tangan dilepaskan, digantikan dengan genggaman tangan Taehyung, "Halo sayang," Taehyung mengecup pucuk dada yang memerah sebagai salam. "Aku kira kau ada fitting hari ini, tak mungkin kan sudah selesai segini sore?"

Jungkook mengerling lalu menunduk melirik Taehyung, 'dia-membohongiku-fitting dilakukan besok lusa--ah--tae--sunbae'

Taehyung yang sedang melumat kedua pucuk bergantian mengangguk, tersenyum penuh kemenangan lalu ia meggigit keras pucuk kiri dengan ganas. Merasa puas, ia duduk menatap Jungkook yang mendongak-masih setia dengan kedua jari yang terus masuk keluar dibawah.

"Kau semakin nakal."

Jungkook membuka kedua mata yang sayu, 'kalau begitu--ahh--hukum aku--sunbae-'

Taehyung menyeringai, "Tak perlu diminta, Prince."

Tubuh dibawa junjung untuk mengukung, kedua tangan berada di sisi mengunci pergerakan, membuat jari Jungkook yang sedang bermain dipaksa keluar karena pergerakan, "Kau selalu indah sayang." Kembali ia mengecup pucuk dada kanan Jungkook dengan sedikit mengusak rambut ke dada membuat Jungkook terkekeh geli.

"Ingin dengan keras atau lembut?" Taehyung membawa tangan kanan untuk menyingkap poni Jungkook yang basah keringat, "Well, aku akan melakukan sesukaku tetap saja," Taehyung menghentikan Jungkook yang akan berucap tadinya.

Jungkook tersenyum menggoda, ia mengangkat tubuhnya untuk mengecup rahang tegas Taehyung, 'perlakukan aku sesukamu hyung, sesukamu.'

.

.

..

.

.

INI CERITA DIHAPUS DARI FFN WKWKWK SADISSST. MAU PUBLISH LAGI, COBA DIHAPUS LAGI APA NGGA WKWKWKW