~HER LIFE~
DESCLIMER : NARUTO BUKAN PUNYA SAYA
JUDUL : HER LIFE
SINOPSIS : Dia hanya Hinata tanpa Hyuga-nya, dengan hidup baru yang hanya miliknya tanpa berniat membaginya dengan siapa pun. Saat ia menerima cinta posesif yang ditawarkan kepadanya saat itulah perlahan-lahan ia kembali ke dunianya yang lama membawa serta dunia barunya menciptakan sebuah dunia baru lainnya.
WARNING! OOC, GAJE, TYPOS, ABAL, DAN SEGALA SESUATU YANG MEMBAHAYAKAN DIRI ANDA TERSEDIA DI SINI
Hiruk-pikuk kota Tokyo memperlihatkan betapa sibuknya kota itu. Seperti kota yang tidak pernah tidur, mobil-mobil masih berlalu lalang di jalanan kota pada tengah malam seperti ini.
Di sebuah ruangan yang saat itu tampak tengah menjadi studio foto, seorang gadis tengah berganti-ganti pose sesuai dengan arahan seorang fotografer.
Gadis dengan mata bulan itu tengah melakukan sesi pemotretan untuk sebuah majalah terkenal yang tengah mengusung tema musim dingin.
Hal ini terlihat dari pakaian-pakaian yang dikenakan gadis itu, mantel-mantel musim dingin yang sangat fasionable meski fungsi utamanya adalah untuk memberi kehangatan bagi si pemakainya terus dipakaikan satu persatu kepada sang gadis untuk difoto.
Mantel-matel musim dingin dingin rancangan desainer terkenal tampak begitu menawan dipadukan dengan tubuh indah gadis itu. Ya dialah Hinata, model yang saat ini tengah naik daun ditahun pertama debutnya memasuki dunia model.
Hinata masih terus berganti-ganti berbagai macam pose sesuai instruksi sang fotografer. Beruntungnya, karena ini adalah baju terakhir dari 20 baju yang harus ia pakai dalam pemotretannya hari ini.
Hinata tampak tidak begitu menikmati apa yang tengah ia lakukan saat ini, namun bukan berarti ia tidak memberikan yang terbaik bagi pemotretan kali ini. Setiap pose yang ia lakukan selalu mengundang decak kagum bagi siapa pun yang melihatnya.
Setiap intruksi yang diberikan oleh sang fotografer berhasil ia lakukan dengan sangat baik melebihi ekspektasi semua orang.
Tapi bayangkan bila kalian harus menjadi gadis itu. 20 baju musim dingin yang begitu rumit dan sedikit berat dibandingkan dengan baju-baju lainnya harus dipakainya satu persatu untuk pemotretan itu.
Asumsikan satu baju setidaknya ia harus melakukan 5 pose, 20 baju berarti ia harus melakukan 100 pose. 'WTH dia juga masih seorang manusia' iner gadis itu menjerit.
"Nenek sialan, aku memilih menjadi model karena kupikir ini akan lebih mudah dibandingkan harus menjadi penyanyi yang menghabiskan suara dimanapun dia bekerja atau menjadi actor yang harus melakukan adegan-adegan yang membuang-buang air mata"
"Sial, ini memang tidak menghabiskan suara ataupun membuang-buang air mata tapi ini cukup untuk menghabiskan nyawaku jika terus seperti ini"
Dengan posisi terkapar dikursi santainya, Hinata menyempatkan dirinya untuk mengumpat seseorang yang ia panggil nenek tadi.
Tapi heiii coba bayangkan jika kalian adalah gadis itu, bahkan superman pun bisa dipastikan tidak akan sanggup memakai CD-nya lagi bila menjadi Hinata. 20 baju merepotkan itu, ditambah lagi harus berpose sesuai dengan perintah gila si fotografer, kombinasi hebat untuk memuat Luffy kehilangan kekuatannya tanpa harus menyentuh batu laut 'WTH'.
"Dasar fotografer alien sialan, sepertinya dia bersekongkol dengan nenek itu untuk menghabisi nyawaku secara perlahan. Lihat saja aku akan buat perhitungan dengan mereka" Lagi-lagi terdengar umpatan lirih dari bibir gadis itu.
~HER LIFE~
Saat tengah menunggu asistennya selesai membereskan barang-barangnya, Hinata bermaksud merehatkan tubuhnya barang sejenak untuk sedikit mengurangi rasa lelahnya karena pekerjaannya hari ini.
Hinata yang malang, nampaknya keinginannya tidak akan semudah itu dia dapat seperti mencari uban dari kepala Chiyo Obaa-san. Fotografer alien yang baru saja dia umpat kini telah berada tepat dihadapannya lengkap dengan ekspresi mesumnya.
Mengambil posisi tepat di sebelah gadis cantik itu fotografer itu memulai celotehannya.
"Luar biasa Hinata-cwuan, pose-pose tadi benar-benar luar biasa. Yaaa meskipun akan lebih luar biasa lagi jika kau mau melakukan gerakan ala Icha-icha paradise yang aku contohkan tadi"
Si fotografer alien a.k.a Jiraya mulai melakukan gerakan-gerakan aneh yang ia sebut ala Icha-icha Paradisenya tadi.
"Kehh, jika kau masih ingin aku melakukan gerakan-gerakan bodohmu itu, akan kubuat kau segera bertemu dengan Hitler untuk berlatih bersama melakukan gerakan-gerakan itu. Kau mengerti maksudku bukan?"
Hinata mulai mengeluarkan aura gelapnya setelah mendengar celotahan sang fotografer yang masih memintanya melakukan gerakan-gerakan tak senonoh yang dicontohkannya.
"Hitler? Sepertinya aku pernah dengar, apa dia seorang percinta Icha-icha Paradise Hinata-cwuan?"
"…"
Sembari berusaha mengingat siapa gerangan orang yang disebutkan oleh model cantik itu Jiraya tampak memilin-milih rambut panjangnya, menunjukkan jika ia tengah berpikir keras saat ini T.T
Hingga…
1 menit
.tik. tok
2 menit
tik. tok. tik. tok
3 menit
Kukuruyukkkkkkkkk..
4 menit
Mbeeeeeeeeeekkk..
5 menit kemudian
"H-H-HITTTTTTLER?"
"Eh..hh hhaa… j-jangan dianggap serius ucapanku tadi Hinata-cwuan aku h-hanya bercanda, lagipula semuanya sudah selesai sekarang. B-baiklah kk-kalau begitu aku permisi dulu s-sselamat beristirahat"
Jiraya tampak berlari ketakukan setelah melihat aura gelap yang dikeluarka oleh hinata ketika mendengar permintaannya. Tak mau ditelan aura gelap gadis itu dia bergegas meninggalkan sang gadis yang masih menutup matanya sambil menyandarkan tubuhnya dikursi santai itu.
'Cihh, bercanda di bilang' gadis itu membatin
Hinata mengubah posisinya menghadap sang asisten yang tampak membereskan barang-barangnya
"Momoi-chan berapa lama lagi, aku sudah hampir mencapai batasku, aku tidak bisa merasakan berapa jumlah tulang rusukku yang masih utuh saai ini" keluh gadis itu kepada asistennya.
"Ha'I sebentar lagi Hinata-san, ini yang terkahir dan… yak selesai"
Sambil menenteng beberapa tas yang cukup besar dikedua tangannya, momoi menghampiri Hinata yang masih bersandar di atas kursi.
"Hn, ayo pulang. Aku sudah sangat merindukan tempat tidurku saat ini"
Ajak Hinata kepada asistennya yang selalu setia mengurusi segala keperluannya itu. Gadis itu mengambil salah satu tas yang dibawa oleh Momoi a.k.a asistennya.
Sedikit merasa terkejut dengan tingkah bosnya yang tiba-tiba mengambil salah satu tas yang ia bawa, Momoi berusaha menolak bantuan dari bosnya itu.
"Tidak perlu Hinata-san biar saya yang membawa tas itu. Anda sudah cukup lelah dengan pekerjaan Anda hari ini"
"Hn, tak usah sungkan. Lagipula aku tak mau menunggu lebih lama lagi jika kau masih berniat membawa tas-tas merepotkan ini sedirian"
Tanpa memperdulikan penolakan asistennya Hinata tetap berjalan menuju tempat dimana mereka memarkirkan mobil mereka sambil menenteng satu tas yang ia ambil dari tangan asistennya.
"B-baiklah Arigatou Hinata-san" ucap Momoi sambil mengusap tengkuknya canggung atas tindakan bosnya itu.
"Hn"
"Oh y Hinata-san sepertinya Jiraya-san tadi benar-benar ketakutan setelah menyadari maksud dari ucapan yang Hinata-san berikan, aku melihatnya berlari dengan sangat cepat seperti dikejar hantu hhaaa"
"khee,, dia memang harus diberi sedikit pelajaran"
"Hahaha"
~HER LIFE~
Mobil yang membawa Hinata bersama asistennya melaju tenang dijalanan kota Tokyo yang memang tak pernah sepi meski sudah melewati tengah malam seperti ini.
Setiba di apertemen mewahnya Hinata tak membuang waktu segera meluncur ke atas tempat tidurnya. Ia tidaka memperduliakan apapun lagi, tidur adalah satu-satunya hal yang paling ia inginkan saat ini.
Momoi hanya menggelengkan kepalanya menatap kasihan pada sang model. Tak tega menyela Hinata yang begitu menginginkan tidur Momoi hanya membatu membukakan sepatu yang tidak sempat gadis itu buka sebelum menerjang tempat tidurnya.
Setelah meletakkan semua barang-barang milik Hinat yag dibawanya, Momoi segera meninggalkan apartemen itu dan membiarkan Hinata menikmati tidurnya setelah bekerja keras hari ini.
~HER LIFE~
Pukul 11.30 JST
'I just wanna hold you, I just wanna kiss you, I just wanna love you all…'
Dering panggilan telepon itu memebangunkan Hinata dari tidur lelapnya.
"Euungg, sial siapa yag menelpon pagi-pagi begini"
'WTH' pagi?
Oh ayolah Hinata, anak-anak TK sudah keluar dari kelas mereka dari tadi dan kau bilang ini masih pagi?
Sugoii, sering bekerja hingga malam nampaknya membuatmu melupakan apa itu pagi, siang, dan malam.
"Eun.." Respon pertama yang Ia ucapkan saat mengangkat teleponnya
'Hinata cepatlah bersiap ke kantor, Momoi-san sudah dalam perjalanan menjemputmu'
Seseorang di seberang sana tampak langsung menyampaikan maksudnya tanpa berbasa-basi
"Kehh nenek sialan rupanya, aku pikir perdana menteri atau setidaknya Kim Soo Hyun" ucap gadis itu dengan santainya antara sadar dan tidak karena matanya yang masih terpejam saat ini.
Nenek yang dimaksud oleh Hinata adalah Senju Tsunade, direktur utama KAGE Entertaiment agensi tempatnya bernaung. Selain itu dia adalah sahabat ibu Hinata saat mereka masih sekolah dulu.
"Apa kau bilang, nenek sialan?! Kuso-gaki akan akau beri pelajaran kau saat kita bertemu. Sekarang aku tidak bisa meladenimu. Cepat ke kantor sekarang juga, ada hal penting yang akan aku bicarakan denganmu"
Gadis itu langsung bangun dari posisi cantik tidurnya setelah mendengar perintah yang diberikan kepadannya.
"Oioi apa kau gila?! Kau tau aku baru mendapatkan liburku hari ini setelah kerja rodi yang aku lakukan kemarin" Hinata langsung mengeluarkan amarahnya kepada seseorang yang notabennya adalah atasannya itu.
"Aku tau, tapi ini benar-benar penting bagi dirimu dan perusahaan ini. Untuk itulah aku tega membangunkanmu Little Princess"
Seketika ekspresi gadis itu berubah setelah mendengar nama panggilan yang ditujukan Tsunade kepadanya.
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi nenek, aku bukan princess lagi. Aku hanya Hinata tanpa Hyuga ingat itu"
"…"
"…"
'Hmm, baiklah-baiklah aku mengerti, jadi cepatlah bersiap sebelum Momoi-san tiba'
Dari suaranya Tsunade tampak sedikit merasa bersalah setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh gadis beriris pucat itu.
"Hn, baiklah"
~HER LIFE~
Gadis itu turun dari tempat tidurnya, langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tidak ada kegiatan berendam di bathub seperti yang direncanakannya. Hanya mengguyur tubuhnya dibawah derasnya air yang mengalir dari shower yang dapat ia lakukan saat ini, mengingat ia harus segera siap sebelum asistennya tiba.
Setengah jam kemudian bel apartemennya berbunyi saat gadis itu tengah memasatikan riasannya sempurna.
Jangan lupakan bahwa kali itu sudah memasuki akhir bulan November, jadilah celana jeans hitam, sweater coklat susu yang menutupi hingga lehernya di tambah mantel coklat susu yang berwarna senada dengan dalamannya itu menjadi pilihannya. Untuk sepatu, Hinata memilih boot flat berwarna coklat gelap.
Gadis itu keluar setelah mendapati semuanya tidak ada yang dia lupakan, tak mau membuat asistennya menunggu lebih lama lagi di depan apartemennya di musim dingin seperti ini.
"Kau pilih ohayou atau konichiwa untuk sapaan hari ini Momoi-chan?"
Dengan watadosnya Hinata menanyakan pertanyaan yang agaknya tidak cukup lumrah untuk ditanyakan.
"Haha,, sepertinya ohayou tidak terlalu buruk Hinata-san"
Benar buka, bahkan Momoi yang selalu hormat pada gadis itu tidak mampu menahan rasa gelinya akan pertanyaan itu.
"Baiklah, Ohayou Momoi-chan" T_T
"ahaha Ohayou Hinata-san, langsung berangkat?"
"Hn, aku ingin cepat kembali lagi ke apartemenku jadi langsung saja"
"Ha'I"
~sementara itu di KAGE Entertaiment
"Dia sudah dalam perjalanan kemari"
Tsunade tampak berbicara dengan seorang laki-laki di dalam ruangannya
"Hn"
'Kuso-gaki aku sudah mengorbankan diri untuk menyuruh Hinata datang kemari di hari liburnya tapi hanya itu rensponnya. Jika tidak mengingat dia memegang 40% saham perusahaan ini sudah ku hajar bocah sialan ini' Dengan urat berkedut di pelipisnya Tsunade mengumpat pemuda yang berada dihadapannya saat ini
"Aku tidak yakin dia menyetujui hal ini, Hinata yang sekarang bukanlah Hinata satu tahun yang lalu ingat itu"
"Hn, aku tidak peduli seberapa banyak pun perubahannya, dia tetap saja wanitaku"
"Ck, Kuso-gaki. Kalau bukan kau pemegang 40% sahan perusahaan ini sudah kuhajar kau dari tadi"
"…"
"Cihh, apapun itu terserah dan sebaiknya kau bersiap lima menit lagi dia akan sampai"
"Hn" lagi-lagi hanya dua konsonan itu yang keluar dari mulut pemuda itu
.
.
~ 5 menit kemudian
"Nenek sialan, ada apa kau memang…" tanpa mengetuk pintu ruangan atasannya itu Hinata menerobos masuk hendak mengoceh sampai akhirnya ia memberi jeda pada kalimatnya setelah melihat pemuda yang berada di ruangan itu
"..gil ku"
"Apa kau melihat hantu Hi me?" Tanya pemuda itu dengan seringai yang mampu melelehkan siapa saja yang melihatnya.
"S-ssssassuke-kun?"
~To be continued~
Nyahnyahnyah,,, saya bikin fic ditengah-tengah UTS, bentuk kestresan saya pada ujian kali ini maafkan anakmu ini emak T_T semoga kalian menyukainya. Mind to review?
