Janji Manis Kita
.
.
Summary: Jangan mengungkit masa lalu Ino-pig./ Kalau begitu, aku yang akan jadi kekasihmu!/ Itu hanyalah kenangan masa kecil mereka/AU/My first fanfiction/RnR?
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Cerita ini murni milik saya, jangan mempublish ulang cerita ini tanpa seizin saya!
Hari pertama di musim semi, udara terasa sejuk. Pagi hari itu semua orang mulai beraktivitas dengan kegiatan mereka masing-masing. Bahkan mungkin ada yang masih terlelap dalam tidur mereka.
Seperti Haruno Sakura. Gadis berambut pink ini masih saja terlelap dalam tidurnya. Suara alarm yang sudah berdering sedari tadi tak dihiraukannya. Dia pasti takkan bangun jika seseorang tak membangunkannya.
"Sakura bangun! Hari ini hari pertama masuk sekolah, segera mandilah!" teriak sang ibu dari luar kamar Sakura. Sakura menggeliat tak suka, tapi ia kembali mencerna perkataan ibunya. Dia tertegun dan segera bergegas ke kamar mandi.
"Haaa, aku bisa telat. Jam weker sialan! Suaramu terlalu kecil bodoh!" umpat Sakura lalu segera mandi dengan cepat. 5 menit kemudia dia sudah rapi dan berlari menuju teras rumah, memakai sepatu, dan siap.
"Kaa-san aku pergi dulu!" Sakura berlari kilat menuju sekolahnya Konoha International School. Sakura terus berlari, tak peduli akan orang yang telah ditabraknya. Setelah sampai di gerbang sekolah, ia langsung masuk dan berlari menuju lokernya.
"Hei Forehead, kau telat bangun lagi,eh?" sapa seorang gadis mirip boneka Barbie itu kepada Sakura.
"Salahkan jam weker sialan itu Ino-pig! Suaranya terlalu kecil!" Sakura mengambil uwabaki dari lokernya.
Ino terkekeh, "Kau ini! Aku tahu kebiasaanmu Sakura. Jangan salahkan jam wekermu karena dia sama sekali tak bersalah. Jam wekermu pun masih bisa terdengar hingga halaman belakang rumahmu."
"Akh, terserah. Aku tak peduli. Intinya jam weker itu yang salah!" Sakura pergi melalui Ino dengan tampang kesal. Ino hanya mendesah melihat tingkah laku sahabatnya itu.
.
Bel istirahat berbunyi. Semua siswi kelas 2-2 keluar menuju kelas.
"Forehead, ayo kita istirahat!" ajak Ino ketika dia sudah berada di depan meja Sakura sambil membawa bento miliknya.
"Iya Ino-pig. Izinkan aku untuk merapikan buku-buku ini." Sakura merapikan buku-bukunya yang bertebaran di atas meja, menumpuknya, lalu meletakannya di tengah-tengah meja. Ciri-ciri gadis rajin, eh?
Sakura mengambil bento miliknya yang tadi dibawanya."Ayo!" Sakura berjalan duluan disusul Ino. Kantin sudah ramai dipenuhi oleh murid-murid yang ingin membeli makanan. Mereka duduk di kursi kosong, lalu membuka bento masing-masing.
"Itadakimasu." Seru mereka berdua.
Tiba-tiba kantin dipenuhi suara gaduh. Yah, hampir setiap hari hal ini terjadi sebelum mereka libur musim dingin.
"Kyaaaa, Sasuke-kun!"
"Sasuke-kun tampan sekali!"
"Sasuke-koi lihat aku!"
Seorang pemuda tampan sedang berjalan menuju kantin. Mata onyx-nya yang sekelam malam menatap lurus ke depan, tidak memedulikan gadis-gadis yang berteriak memanggil namanya.
Siapa yang tak kenal Uchiha Sasuke? Pemuda yang diakui sebagai pangeran sekolah ini merupakan anak bungsu dari keluarga Uchiha. Keluarga terpandang dan terkenal di Jepang. Perusahaannya ada di penjuru dunia. Pemuda ini berhati dingin dan irit bicara, namun Tuhan selalu adil. Dia memiliki kecerdasan yang luar biasa.
"Cih, aku tak mengerti kenapa gadis-gadis itu sangat gila kepada Uchiha itu? Minim ekspresi dan irit bicara." Sakura mendelik tak suka melihat sikap gadis-gadis itu. Terlalu berlebihan.
"Bukankah kalian bersahabat sejak kecil? Aku tahu hubungan kalian mulai terputus, tapi aku yakin kalian akan bersahabat baik lagi nanti." Ino bertanya dengan nada serius.
"Jangan mengungkit masa lalu Ino-pig." Sakura melanjutkan acara makannya yang tertunda.
"Apakah kau tak bisa menganggapnya sebagai seorang lelaki? Dia tampan dan pintar. Baik bidang akademis mau pun non akademis."
"Kau ingin kutinju atau kutendang nona Yamanaka?" Sakura sedikit membentak Ino.
"Sekali sa-" belom sempat menyelesaikan omongannya, Sakura berteriak penuh emosi.
"Terserah kau menganggapnya apa! Entah lelaki tampan atau sempurna! Tapi kalau kau ingin memujinya seperti itu jangan di depanku! Aku muak mendengarnya dan aku tidak suka! Kalau kau ingin menjadi penggemarnya silakan saja!"
Sekarang semua mata tertuju pada Sakura tak terkecuali Sasuke. Tubuh Sakura bergetar, Ia pun berlari meninggalkan kantin dan pergi ke halaman belakang sekolah.
Sasuke menyeringai tipis lalu bergumam, "Akan kubuat dirimu menjadi kau yang dulu, Sakura."
.
Sakura mulai tenang. Sekarang dia tengah berjalan di koridor sekolah. Memang sikapnya terlihat berlebihan kalau sudah berurusan dengan Uchiha Sasuke. Dia tahu, dulu dia memang berteman baik dengan Uchiha bungsu itu. Tapi, karena ketenarannya itu, jarak antara dia, Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke mulai menjauh. Sekalipun mereka sekelas.
"Huh, kenapa harus seperti ini sih?" desah Sakura setibanya di halaman belakang sekolah. "Seharusnya aku tidak usah berteriak seperti tadi seperti orang gila. Aku ini sungguh gi-" belum selesai ia berbicara, suara baritone memotong ucapannya.
"Kau tidak gila."
Sakura menoleh, dan menemukan sesosok pemuda yang amat sangat dia kenal. "Apa mau mu Uchiha?" tanya Sakura agak kasar. Sasuke mendengus lalu mengambil posisi duduk di sebelah Sakura.
"Darimana kau tahu aku ada di sini?" Sakura menatap lurus ke depan. Ingin sekali dia menatap pemuda di sebelahnya ini.
"Aku tahu kebiasaan lama mu. Menyendiri." Sasuke melirik Sakura sebentar lalu bersandar pada batang pohon di belakangnya.
Sakura menunduk. Ya, dia memang suka menyendiri jika mempunyai masalah. Dia akan bercerita kepada orang terdekatnya bila masalah itu amat sangat sulit.
Suasana hening menyelimuti mereka. Tanpa disadari, kepala Sakura bersandar di bahu Sasuke. Sasuke yang menyadari hal itu menoleh dan mendapati Sakura sedang tertidur. Wajah Sakura terlihat tenang. Sudah lama dia tak melihat wajah Sakura tertidur lelap seperti ini. Wajahnya sungguh manis pikir Sasuke.
"Ngh, Sasuke..." gumam Sakura di sela-sela tidurnya. Sasuke pun mengusap pelan rambut Sakura dengan lembut, takut membangunkannya.
"Hn."
.
Bel tanda pergantian pelajaran berbunyi. Tetapi Sakura masih terlelap. Sasuke? Ah, dia masih dalam posisi sebelumnya. Sesekali ia memperhatikan Sakura.
Mahkota merah muda itu, emerald yang tertutupi itu, hidung yang mancung, dan terakhir bibir mungil berwarna merah muda. Sasuke kembali mengingat kenangan manis yang paling diingatnya.
*Flashback on*
"Sasuke-kun! Lihat sepasang kekasih itu! Mereka romantis sekali, berpelukan di bawah pohon Sakura!" Sakura kecil menunjuk sepasang kekasih yang sedang berpelukan dibawah pohon Sakura yang tengah bermekaran.
"Hn," Sasuke tak peduli, ia masih membaca bukunya. Saat ini mereka sedang duduk di bangku taman. Taman ini dipenuhi oleh bunga Sakura yang sedang bermekaran.
"Sasuke-kun! Kau ini menyebalkan!" Sakura memajukan bibirnya.
Sasuke memperhatikan Sakura, "Memangnya kau ingin seperti mereka?" tanya Sasuke.
Sakura mengangguka mantap, "Tentu saja Sasuke-kun! Bukankah itu indah?"
"Kalau begitu, aku yang akan jadi kekasihmu!" titah Sasuke. Terlihat semburat tipis di wajahnya. Sakura yang mendengarnya kaget dan menatap Sasuke heran.
"Benarkah itu Sasuke-kun?"
"Hn." Setelah mendapat jawaban dari Sasuke, Sakura segera memeluk erat Sasuke.
*Flashback off*
Itu hanyalah kenangan masa kecil mereka. Sasuke sangat mengingat ekspresi bahagia Sakura saat itu. Dan bagaimana eratnya pelukan milik Sakura. Sasuke benar-benar merindukannya.
Tiba-tiba dirasakannya tubuh Sakura menggeliat. Dia mulai membuka matanya dan mendapati Sasuke tengah memperhatikannya. Tatapan lembut itu.
"U-Uchiha?" Sakura kaget melihat ada Sasuke di sebelahnya. "Sedang apa kau?"
"Ck, kau ini memang pelupa." Sasuke masih memasang wajah datarnya.
"Pelupa kau bilang? Enak saja aku bukan nenek tahu!" Sakura mencibir tak suka
"Hn."
Sakura pun makin kesal. Tapi tiba-tiba dia ingat sesuatu. Pelajaran! Sudah berapa pelajaran yang tak diikutinya?
"Sial! Kenapa bisa begini. Aku harus kembali ke kelas!" Sakura bersiap-siap untuk pergi ke kelas kalau saja tangan milik Sasuke tak menariknya. Tubuh Sakura tertarik ke depan dan mendarat di dada bidang Sasuke.
"Temani aku di sini, hime." bisik Sasuke.
TBC
A/N : Huaaaa, chapter 1 tamat juga. Ini fic pertama saya loh :') /gak nanya/
Saya sebenernya udah pernah nulis fic ini tapi di buku, jadi sama sekali belom di publish dan baru dua orang yang membacanya, hehe.
Oke, cukup dulu. Saya minta review kalian semua wahai para readers.
