Impossible

By : kiddynoona

Cast : Oh Se Hun a.k.a Sehun

Lu Han a.k.a Luhan

Kim Jong In a.k.a Kai

Rate : T

Warning : Typo(s), (very) OOC, Genderswitch

A HunHan fanfiction

Disclaimer : They belong to God, their family, SM, and (hopefully) each other~

.

.

.

Hari sudah malam, namun Luhan baru saja selesai berbelanja. Wajahnya kusut, ia kelelahan. Sudah dua minggu neneknya sakit, sehingga dia harus bekerja lebih keras untuk membayar biaya rumah sakit.

Seandainya ayah dan ibunya bertemu, ia pasti tidak perlu hidup di dunia yang kejam ini. Menurutnya itu lebih baik.

Seorang gadis pendiam dan sangat dingin –bahkan kulitnya yang putih juga terasa sangat dingin jika disentuh– yang tinggal bersama neneknya dan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua, ia merasa bahwa hidupnya sangat menyedihkan. Bahkan kelahirannya pun tidak diinginkan oleh orang tuanya. Bisa dibilang dia anak –ehm– haram.

Luhan melihat ke arah jalan yang sudah sepi.

Oh tidak…

Disana ada seekor anak kucing…..

Dan ada mobil yang melaju kencang….

Tanpa pikir panjang, Luhan melemparkan barang belanjaannya dan berlari untuk menyelamatkan anak kucing itu.

"Kumohon, Tuhan. Jangan biarkan anak kucing yang tak berdosa itu mati" ucapnya dalam hati

Luhan berhasil menyelamatkan kucing itu. Tetapi….

BRAK!

Tubuhnya melayang di udara, kemudian ia terjatuh dengan tragis. Kepalanya mengeluarkan banyak darah.

Anak kucing yang berada dipelukannya mengeong begitu keras.

"Inikah saatnya? Apakah aku akan meninggalkan dunia ini?"

Detik berikutnya, ia hanya dapat melihat warna hitam

.

.

.

.

.

.

.

Luhan POV

"Eung?" terasa seperti mimpi. Apakah tadi itu mimpi?

Tapi, kenapa aku ada disini?

Kenapa semuanya begitu putih?

Seperti inikah surga?

"Kau belum berada di surga, manis" aku terkejut. Aku pun menoleh ke sumber suara.

Aku memiringkan kepalaku "Neo…. nuguya?"

Ia tersenyum. Sangat tampan bagiku. "Aku malaikat"

"Kalau kau malaikat, berarti aku sudah mati?" Dia bilang ini bukan surga, berarti ini neraka?

Ia tertawa kecil "Kau belum mati. Aku adalah guardian angel. Panggil saja aku Suho. Dan ini adalah tempat pengadilan"

Kata-katanya terasa sangat ngawur bagiku. Atau aku yang terlalu bodoh karena tidak mengerti?

"Kau pasti bingung kenapa kau bisa disini, kan? Biar aku jelaskan" kemudian ia menarik nafas "Ini adalah tempat dimana orang-orang yang menemui takdirnya di waktu yang salah. Kau ingat kucing yang kau selamatkan? Seharusnya kucing itulah yang mati. Tapi kau datang untuk menyelmatkannya, sehingga kau yang mati. Karena itulah kau disini. Kau akan diberi jiwa baru dengan syarat, kau harus melakukan sebuah misi"

Kurasa aku mulai mengerti apa yang telah terjadi.

"Bagaimana? Kau mau menerima tawaranku? Kau akan diberi jiwa baru jika kau mau melakukan misi. Jika kau tidak mau, aku akan membawamu ke surga sekarang" ucapnya

Aku tertegun. Mungkin inilah saatnya untuk meninggalkan dunia ini.

Tapi….

Bagaimana nasib nenekku? Ia sudah tua. Bila aku meninggal sekarang, berarti ia hidup sebatang kara.

Aku tidak ingin orang yang kusayangi meneteskan air matanya yang berharga karena aku.

"Baiklah, aku terima tawaranmu" ia tersenyum –lagi–

"Bagus, kau memilih pilihan yang tepat. Ikuti aku" aku pu mengikutinya. Kemudian, ia berhenti di sebuah pohon. Ada banyak daun yang berguguran disana. Suho megambil salah satu daun itu.

"Kau lihat daun-daun ini? Satu daun yang gugur melambangkan satu permohonan setiap orang. Tugasmu adalah mengabulkan salah satu permohonan yang ada di daun ini. Aku yang akan memilihnya" oh ayolah kau pikir aku Tuhan? Aku tidak mungkin bisa mengabulkan permohonan.

"Nah, ini dia. Permohonan ini dari salah seorang ibu yang sudah meninggal. Isinya 'Aku ingin anakku kembali menjadi seperti dulu, seorang anak polos yang ceria'. Apakah kau sanggup?"

Sepertinya ini tugas yang mudah. Mungkin aku bisa melakukannya dengan cepat lalu kembali ketubuhku.

Aku menganggukkan kepalaku. Suho kembali tersenyum.

"Baiklah kalau begitu. Tetapi ingat ini, kau hanya diberi waktu 49 hari untuk menyelesaikannya dan tentu saja ada persyaratan"

"Pertama, jangan bertemu dengan orang-orang yang kau kenal. Mereka akan kaget melihatmu karena mereka ingat bahwa kau sudah mati" itu mudah. Orang yang aku kenal hanya nenekku

"Kedua, jangan memberi tahu kepada siapapun tentang misi ini" itu juga mudah. Mengingat aku adalah seorang yang pendiam

"Terakhir, jangan jatuh cinta pada targetmu" itu saja? Aku pikir persyaratannya sangat sulit

Suho menghela nafasnya "Jangan menganggap remeh syarat ketiga. Kebanyakan orang gagal gara-gara tidak dapat memenuhi persyaratan ketiga" katanya dengan nada lirih.

"Dan tentu saja, ada hukuman jika kau tidak dapat memenuhi persyaratan" lanjutnya. "Hukumannya tidak disampaikan melalui siksaan pada jiwamu, tetapi batinmu lah yang akan tersiksa"

Baiklah, aku memang bodoh. Aku tidak mengerti apa yang diucapkannya.

Tetapi aku tidak peduli. Dan aku juga tidak mau peduli.

Yang penting aku harus menyelesaikan misi ini saja kan? Setelah itu, masalah selesai.

"Sepertinya aku sudah menjelaskan semuanya dengan lengkap. Semuanya sudah kuatur, baik tempat tinggalmu dan juga sekolahmu. Aku juga sudah mendaftarkanmu untuk bekerja di café agar kau dapat memenuhi kebutuhanmu" aku hanya mengangguk

"Baiklah aku akan mengembalikanmu ke dunia"

Kemudian semuanya terlihat begitu gelap lagi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author POV

Sepasang makhluk ciptaan Tuhan tengah menyatukan jiwa mereka diatas kasur, melampiaskan nafsu birahi mereka. Tiba-tiba, terdengar suara dering handphone yang begitu mengganggu kegiatan mereka.

"Ada apa?! Kau tahu kan aku sedang sibuk?!" namja itu memaki-maki orang yang menelponnya.

"Aku tau dan sangat tau kalau kau sedang 'sibuk'. Tapi kau harus tau, Oh Sehun, mobil ayahmu sudah terparkir dengan manisnya di hotel tempat kau berada" terdengar suara maskulin seorang namja diseberang sana

Sehun –secara refleks– melompat dari tempat tidrnya "MWO?! Aish, kenapa kau tak bilang daritadi?!" ia memakai pakaiannya dengan tergesa-gesa. Gadis yang tadi di'main'kannya juga dengan cepat memakai pakaiannya.

"Aku ingin memberitahumu tadi, tapi kau tidak mengangkat telp–"

BRAK!

Pintu kamar itu terbuka dengan tidak elitnya. "OH SEHUN! SUDAH BERAPA KALI KAU KUPERINGATI! SEKARANG CEPAT PAKAI PAKAIANMU DAN PULANG!" kemudian ayahnya pergi dengan amarah yang meletup-letup.

"Oops, aku tutup dulu ya" Kai langsung memutuskan sambungannya

"Sial" batin Sehun

.

.

.

.

.

.

.

.

Next day…

Rambut hitam Luhan yang halus berkilauan diterpa sinar matahari pagi. Luhan melangkahkan kakinya dengan tenang. Hari ini hari pertamanya sekolah. Sekolah yang disiapkan Suho adalah sekolah milik targetnya. Jadi, sudah pasti targetnya itu bersekolah disana.

Tiba-tiba bahunya bertabrakan dengan bahu seorang namja. Luhan pun terjatuh. "Omo! Mianhae. Gwenchana?" namja itu mengulurkan tangannya.

Luhan menerima uluran tangannya "Nan gwenchana. Gomawo" katanya dengan nada dingin, lalu melangkah pergi. "Yeoja itu aneh. Tapi aku belum pernah melihatnya di sekolah" ucap namja itu bingung

"Kai, kenapa?" terdengar suara husky khas namja memanggilnya –Kai–

"Tidak ada apa-apa, Sehun"

Kai kembali menatap punggung Luhan yang menjauh, kemudian pergi dari sana

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehun dan Kai baru saja tiba di kelas, tiba-tiba Kwon seonsaengnim, wali kelas mereka, masuk ke kelas mereka. "Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Dia baru saja pindah ke Seoul. Silahkan perkenalkan dirimu"

"Annyeonghaseyo, Lu Han imnida. Aku pindahan dari China. Mohon bantuannya." Luhan membungkukkan tubuhnya

Kai membelakkan matanya

TBC

Annyeong! New author here~

This fanfic is inspired by 49 Days ^^~

So~~~~

*sit down*

*crying*

*run to my room*

Omg, this fanfic is veeeerrryyyyy bad, isn't it? T.T

Since i'm newbie, i need ur review guys. Cause I dunno anyting~ T.T

Last word, review please? *bbuing bbuing with Luhan*