Chapter 1

.

.

My only love sprung from my only hate.

Too early seen unknown, and known too late

Prodigious birth of love it is to me,

That I must love a loathed enemy.

-oOo-

"Please, Hermione. Aku benar benar tidak bisa mengerjakan essay ini, kau kan tahu aku harus berlatih quidditch. Please?" Ucap lelaki berambut merah itu dengan sorot memohon.

"Baiklah, Ron. Aku kerjakan isi dan penutupnya saja, kau harus tetap mengerjakan pembukanya" Hermione mendengus kesal.

"Deal! Thanks, Mione" Ujar Ron lalu berlari meninggalkan Hermione sendiri di perpustakaan.

Hermione berjalan menuju rak buku untuk menaruh buku yang sedari tadi tidak ia baca. Ia lelah harus terus berpura pura membaca buku yang bahkan sudah ia kuasai seluruh isinya.

Hermione menghela napas lalu merasakan jari jari lembut dan dingin pada tengkuknya, sarafnya bergelenyar menikmati sensasi sentuhan ini.

"Too tired to pretend, huh?" Lelaki itu berbisik di kupingnya, menghembuskan napas di daun telinganya "It'll be over soon, love"

"I know drake, aku hanya lelah menunggu ayah untuk membunuh potter dan si rambut merah itu, kenapa harus menunggu lama saat aku bisa langsung membunuhnya saat ia berada di hadapanku?" Hermione berbalik lalu merapatkan diri kedalam lelaki bersurai platina itu.

Draco tertawa. Bagaimana bisa gadis yang berada didekapannya sekarang, tunangannya, berubah drastis dari Hermione Granger ke Hermione Riddle.

"Bisa kau bayangkan bagaimana wajah potter dan weasel saat melihatmu seperti ini?" Draco menyeringai melihat Hermione yang sedang meraba dada bidangnya.

Hermione mendekatkan bibirnya ke telinga Draco "Make sure you'll take the picture of it, love" Ia berbisik lalu menjilat daun telinga Draco, mengecup garis rahangnya.

"I will" Ucap Draco sambil membuka jubah Hermione.

-oOo-

Hermione dan Draco sedang berada di ruang latihan di Malfoy Manor, napas keduanya terengah engah. Hermione menatap Draco garang, sedang Draco hanya menyeringai melihatnya.

"Ingatkan aku lagi, sweetheart. Untuk apa aku berlatih bela diri sedangkan aku bisa memantrai apapun hanya dengan tanganku?" Hermione mengibaskan jarinya, dan seketika lemari di ruang itu terbakar.

"Kau tetap membutuhkan latihan fisik, ini juga akan menambah konsentrasimu, manis. Lagipula, kapan lagi kau melihat aku berkeringat, eh?" Draco terkekeh

"Oh you're teasing me, Mr. Malfoy. I will get tou down" Hermione tersenyum dan mengedipkan mata kanannya

"Try me, Ms. Riddle"

Hermione menerjang Draco, mengarahkan tinjunya pada rahang Draco, namun Draco memegang tangannya lalu mengecupnya cepat. Hermione berputar untuk menendang Draco, tapi Draco lebih dulu memegang bahunya lalu membantingnya ke lantai.

Hermione mengerang, "Is that hurt, pretty? Kau mengaku kalah?" Draco menyeringai lalu menundukan kepala untuk menciumnya,

Hermione melingkarkan satu kakinya pada pinggul Draco, saat bibir mereka terpaut satu senti, Hermione berbisik "You wish, Malfoy!" Lalu berguling ke kanan dan merubah posisi, Hermione mengunci bahu Draco dibawahnya dengan lengan bawahnya.

"Oke, pelajaran ketujuh dariku, sayang. Don't let your enemy distract you" ucap Draco terengah.

"Say it to yourself, fiance" Hermione menjilat bibir bawah Draco sensual, lalu bangkit berdiri.

"Hey, kau tak akan melanjutkannya?" Draco merajuk kesal, masih dalam posisi terbaring.

"Melanjutkan apa? Aku tidak sedang melakukan apapun" Hermione mengangkat bahunya sambil lalu.

"I hate you, fiancee" Draco berteriak pada Hermione yang meninggalkannya.

"I love you too, Drake" Hermione lalu tertawa.

-oOo-

Seluruh pelahap maut berkumpul di meja makan malfoy manor untuk menyantap makan malam. Hermione duduk di sebelah kanan kepala meja dengan Draco di sebelah kirinya, dan ayahnya-Voldemort di kepala meja.

"Hermione sayang, kudengar kau berhasil mengalahkan Draco pada sesi latihanp tadi?" Bellatrix mengerling pada Hermione.

"Exactly, aunt Bells!" Hermione menyeringai lalu melirik Draco.

"Satu kali menang, dari tujuh kali latihan. Not that pride, Mia" Draco memandang Hermione seolah menasihati.

"Too much talking, Drakie. What can you do, huh?" Hermione mendengus

Draco mendekatkan bibirnya ke telinga Hermione dan berbisik "I can shag you all the time, love" Hermione terbelalak mendengarnya sedang Draco hanya tertawa.

Seketika sosok di kepala meja berdiri, seluruh manusia di tempat itu diam menghentikan aktivitasnya.

"As you know, hogwarts kali ini diawasi oleh kementrian sihir yang sebenarnya melumpuhkan aksi mereka untuk melawanku" Voldemort berkata lantang, seisi ruang makan tergelak medengarnya

"Hermione," Voldemort menoleh kepada putrinya.

"Yes, Master?" Hermione mendongakkan kepalanya. Ia tak mengerti mengapa ia harus memanggil ayahnya dengan sebutan Master alih alih 'father'

"Lead him to me" Voldemort berkata dalam bahasa parse.

"Why should I do that, father? Remember that I'm your daughter instead your henchman" Hermione menantang dengan bahasa parse seperti ayahnya.

Suasana di meja makan terlewat panas. Panas secara harfiah. Karena hermione mulai mendatangkan pusaran angin panas di sekelilingnya dengan sihirnya. Gadis itu bisa melakukan sihir tanpa tongkat dan mantra, dengan hanya menghendakinya, maka itu akan terjadi.

Mata Voldemort berkilat oleh amarah dan sepercik rasa takut.

"Im your father, Hermione. Kau harus melakukan semua yang kukatakan." Ia mendesis, lalu menghilang dengan gumpalan asap hitam.

-oOo-

Hey guys! It's my first time, so I'm a lil bit nervous :3 well, tell me should I continue it or no? Your review and suggestion will means a lot :)