Cinderella of darkness
My 1'st story kyumin
Warning : kyumin, GS, school life , romance / drama, rate T, typo(es).
Disclaimer :
this fic is mine.. inspiration of manga " perfect girl evolution ''
no copas, bash, and flame
don't like, just click close (x)
main cast : cho kyuhyun and lee sungmin
support cast : all member super junior
summary : metamorfosis lee sungmin / " kau lebih pantas disebut Cinderella dari kegelapan" / " tidak bisakah berubah menjadi lady tanpa harus bersama kalian?" / "kami akan menjadikanmu Cinderella" / "berhentilah menganggap dirimu buruk" / "kesederhanaanmulah yang membuatmu cantik"
Chapter 1: Prolog
Jeju island
Cafe itu lenggang, bukan karena tidak banyak pelanggan. Tapi memang waktu makan siang sudah lewat sekitar 30 menit yang lalu. Cafe sederhana bernuansa classic itu berada di pesisir pantai pulau cantik jeju. Dekorasinya yang cozzy membuat banyak pelangan betah berlama-lama disana. Sama halnya sepasang manusia berjenis kelamin beda yang memilih duduk dipojok cafe dekat jendela. Dari tempat mereka duduk, mereka dapat menikmati indahnya pantai di musim panas ini.
Dua orang yang masih bertahan meski cafe mulai sepi pengunjung itu masih tak bergeming dari keheningan yang mereka ciptakan. Tampak sang namja mulai jengah dengan suasana canggung disana.
" mianhae hyeorin-ssi" ucap namja bertubuh tegap dan memiliki lesung pipit yang membuat banyak yeoja tergila-gila kepada sosok yeoja didepannya.
"waeyo? Kita sudah dekat setahun belakang ini Siwon-ah" yeoja berambut panjang dan berkulit eksotis bernama Hyeorin itu sedikit frustasi.
"Mianhae..aku tidak pantas untukmu Hyeorin-ssi. Aku bukanlah namja yang suka terikat. Aku ingin kau mau mengerti dan melepasku."
"andwae..siwon-ah aku mencintaimu, mana mungkin aku bisa melepasmu? Jangan tinggalkan aku."
"tapi aku tidak punya perasaan apa-apa terhadapmu. Selama ini akau hanya menganggapmu teman. Carilah namja yang tepat okey." Hyeorin tampak menangis dengan tangan yang masih menggenggap Choi Siwon erat.
"shireo..aku hanya ingin kau. Aku tidak butuh namja lain." Keras kepala. Itulah kesimpulan yang didapat Siwon pada yeoja didepannya. Dia merasa ikut frustasi karena hyeorin satu-satunya yeoja yang menolak untuk ditinggalkan. Hei..Choi Siwon bukanlah namja yang mau terikat dengan satu wanita. Dia bisa memilih dan membuang semua wanita seperti dia memilih dan membuang sepatu koleksinya.
"Park Hyeorin!" geraman siwon nampak jelas bahwa dia sedang menahan amarahnya, membuat hyeorin semakin menunduk dengan isak tangis yang lebih kencang.
"bukan ini yang aku mau. Dan kamu harus tahu, bahwa aku akan pindah ke Seoul besok. Abeojji ingin aku melanjutkan kuliah bisnis disana. Dan aku harap kamu tidak akan bertindak bodoh. Kareana bukan hanya aku yang marah, kau akan menghadapi kemarahan abeojji-ku. Choi Minho. Dan kau cukup pintar untuk mengetahui seperti apa dia. Selamat tinggal."
Dengan gerakan anggun Siwon meninggalkan hyeorin yang masih terisak. Dia sedikit menghela nafas kasar saat sampai diluar cafe. Dia menjadi namja brengsek sekali lagi. Entah sudah berapa yeoja yang dibuatnya menangis, dia tidak bisa mengingatnya. Namja berkharisma sepertinya, yang selalu dielu-elukan banyak wanita tidak lebih hanya seorang namja yang brengsek. Dia tidak suka terikat. Dia suka kebebasan dalam berhubungan. Sambil mengenakan kacamata hitamnya dia memasuki mobil lamborghini berwarna merah miliknya. Ya..Choi Siwon adalah penerus keluarga Choi yang merajai bisnis perhotelan di Korea Selatan. Bahkan sekarang mereka mulai melebarkan sayap bisnisnya ke negeri seberang China dan Jepang.
Mobil sport itu melaju kencang membelah jalanan sepi pulau jeju. Besok dia aka terbang ke Seoul, banyak hal yang harus dia persiapkan. Dia sangat antusias, sudah lama dia ingin melanjutkan kuliahnya disana. Fisaratnya mengatakan akan banyak hal besar yang terjadi disana. Dan dia tidak sabar untuk itu. Senyumnya tak pernah lepas dari wajah tampannya. Oh..uri Siwon benar-benar tak sabar rupanya. Kita lihat hal besar seperti apa yang akan dia dapatkan. Masihkah dia akan seantusias sekarang.
O_O
Mokpo
Rumah itu asri, dengan pekarangan yang dipenuhi beraneka bunga. Meski tidak sebesar rumah yang berada di kota-kota besar, tetapi rumah itu tergolong mewah untuk berada dipesisir pantai. Mokpo memang terkenal dengan pantainya yang indah. Rumah dengan 2 lantai itu memang cukup besar untuk dihuni satu keluarga. Arsitekturnya yang unik, yaitu dindingnya yang hampir 80% terbuat dari kaca membuat rumah itu indah. Dengan hampir kaca diseluruh bagian rumah,membuat sinar matahari dapat masuk dengan bebas. Tidak perlu menyalakan lampu saat siang hari.
"UMMA" teriak seorang namja tampan yang baru turun dari sepeda gunungnya dan langsung memasuki rumahnya. Namja berambut hitam dengan tatanan stylish tanpa poni itu berlari mengelilingi rumahnya.
"Umma..hae pulang!" masih dengan berteriak dia mencari sosok sang umma yang biasanya selalu menyambutnya pulang.
"Umma disini hae..tidak perlu teriak-teriak. Umma tidak tuli." Sahut sang umma dari lantai atas. Kemudian terlihat seorang wanita paruh baya menuruni tangga dengan membawa sebuah koper besar.
"Umma mau pergi? Kemana? Kenapa hae tidak di ajak?" namja tampan itu merengek seperti anak kecil dengan puppy eyes andalannya. Sang umma hanya bisa geleng-geleng kepala. Putra bungsunya benar-benar kekanakan.
"Bukan umma..tapi kau chagi"
"mwo? Umma mengusirku?" oh..mata polos itu berkaca-kaca. Lee donghae ingat umur nak. Wanita berstatus ibunya itu gemas sendiri melihatnya.
"Besok kau akan pergi ke Seoul. Dan kuliah disana." Terang sang umma dengan sabar.
"Shireoo...hae tidak mau pergi kemana-mana. Hae mau disini saja bersama umma dan hyung-i. Meski tidak lagi kuliah tidak apa-apa, asal tetap disini. Hiks-hiks" tangisannya pun pecah. Ckckck uri fishy manja eoh?.
"Tidak ada tapi-tapian Lee Donghae!. Umma sudah mengurus semua kebutuhanmu disana. Dan umma sudah mengajukan surat pindah dari kampusmu. Disana kau akan kuliah di SM university." Jelas sang umma sekali lagi dengan sabar. Menghadapi putranya yang manja memang susah susah gampang.
"hiks-hiks..kenapa umma mengusir hae? Hae salah apa? Aku janji tidak akan tidur dengan nemo lagi. Asal umma tarik tarik keputusan ini."
"Ahni..umma begini karena umma ingin yang terbaik untukmu chagi. Umma ingin kamu mandiri. Sekarang kamu istirahat. Besok pagi kamu akan berangkat ke Seoul. Umma tidak mau ada alasan lagi." Keputusan final sang umma membuat namja pecinta ikan itu berjalan lesu menuju kamarnya.
Lee Donghae. Putra bungsu dari pasangan lee yoochun dan kim junsu itu benar-benar namja yang berhati lembut. Meski tubuhnya terbilang besar tapi nyalinya sekecil biji jeruk. Sang kakak yang bernama Lee Donghwan yang saat ini bekerja di luar negeri sering mengejeknya karena sifat manjanya itu. Tapi Donghae tidak peduli, karena baginya sang umma adalah miliknya jadi dia bisa bermanja-manja kapanpun dia mau. Cih..kekanakan bukan.
Tapi, namja yang suka menari itu tidak akan memperlihatkannya di depan umum. Hei..dia masih punya malu asal kalian tahu. Dan sekarang dia harus menerima keputusan sepihak sang ibu. Mau menolak pun tak ada gunanya. Ibunya yang paling memanjakannya saja tega mengirimnya ke Seoul, meminta bantuan sang appa? Memikirkannya saja donghae takut. Sang ayah adalah kepala rumah tangga yang tegas meskipun mesumnya tak terkira. Donghwan hyung? Haah...mati saja dia daripada meminta bantuannya.
Namja pecinta laut itu berbaring malas di kasur empuknya. Rasanya dia berat untuk pergi. Bukan karena dia takut, tapi seperti akan ada hal yang mengerikan yang menantinya di ibukota Korea Selatan tersebut. Entahlah...dia bahkan tidak bisa berandai-andai. Sudahlah uri fishy..terima nasib saja. Okey!
O_O
Cheonan
Terlihat seorang namja berambut hitam berjalan menyusuri halaman sebuah rumah sambil membawa gitar dipunggungnya. Tepat didepan pintu utama rumah mewah tersebut berdiri seorang buttlerlengkap dengan beberapa pelayan. Namja tersebut berhenti didepan sang buttler yang langsung membungkuk hormat diikuti semua pelayan dibelakangnya.
"Ada apa Lee ahjussi?" tanyanya tanpa basa-basi
"Tuan besar sudah menungu anda di ruang kerjanya. Harap tuan muda segera ke ruang kerja untuk menemui tuan besar." Jawab sang buttler sopan. Namja yang dipanggil tuan muda hanya mengangguk dan berlalu pergi.
Lorong panjang itu sedikit gelap. Bukan karena lampunya rusak,tapi karena memang sang tuan besar menyukai suasana yang sedikit gelap. Namja bermata sipit itu terus menyusuri lorong panjang tersebut dan berhenti didepan sebuah pintu yang terbuat dari kayu oak dengan ukiran mewah. Diketuknya pintu itu sekali dan langsung masuk tanpa menunggu dipersilahkan.
"Abeojji" panggil namja berwajah tampan tapi berkesan dingin tersebut.
"Oh..kau sudah pulang? Mianhae..appa tidak datang di pentas senimu kemarin." Sang appa menjawab dengan nada menyesal. Laki-laki paruh baya dengan sorot mata setajam elang yang masih terlihat tampan meski di usia yang sudah tak lagi muda itu berdiri untuk memeluk sang anak.
"Gwaenchana abeojji..tapi kenapa abeojji menyuruhku pulang? Aku tidak suka berada disini abeojji." Pelukan sang ayah hanya di tanggapi dingin olehnya. Namja paruh baya tersebut tersenyum sendu melihat sang anak masih tidak mau meresponnya.
"Kim Jong Won.. ini adalah rumahmu juga nak. Appa tidak melarangmu menjadi musisi tapi appa tidak suka dengan sikapmu yang lebih memilih tinggal diluaran sana." Tuan besar bernama lengkap Kim Seunghyun meninggikan suaranya. Dia geram karena putra satu-satunya itu seperti tidak mau mengakuinya sebagai ayah.
"Abeojji tahu dengan pasti apa alasanku pergi." Masih dengan gaya cueknya Yesung menjawab.
"Baiklah terserah apa maumu...tapi Appa sudah membuat keputusan bahwa besok kamu harus pergi ke Seoul dan meneruskan kuliah musikmu disana. Appa tidak mau ada kata tidak Jongwon ah.." suara bass-nya mengalun tegas menunjukkan keputusannya. Kim Seunghyun seorang pensiunan jenderal yang masih tampak gagah di usianya sekarang. Tapi sorot mata tegas dan suara beratnya tidak membuat jongwon gentar. Rasa kecewanya terhadap sang ayah membuatnya tidak lagi takut seperti dulu.
"Huft..terserah abeojji saja. Tapi aku ingatkan sekali lagi kalau abeojji lupa. Sekarang namaku KimYesung, bukan Kim Jong Won." Setelah mengatakan hal yang membuat sang ayah terdiam yesung pun memilih keluar dari ruangan yang membuatnya sesak.
Kim Seunghyun pensiunan Jenderal, terluka karena ucapan sang putra tunggal. Dia hanya membisu melihat yesung keluar dari ruang kerjanya. Mata tajamnya menyusuri ruangan dan terpekur menatap foto yang tergantung di dinding. Foto keluarga 5 tahun yang lalu. Senyum sang anak masih selebar yang dia ingat dengan mata seperti bulan sabit yang indah. Dan disampingnya berdiri sang istri tercinta dengan senyum yang mirip sekali dengan sang anak. "Dia masih belum memaafkanku jiyong-ie" bisiknya lirih.
O_O
Gwangju
Ctak..ctak..ctak! terdengar suara dari tombol psp yang ditekan dengan brutal oleh seorang namja berkulit pucat dan berambut brunette. Jari-jari kurusnya dengan lihai memainkan benda yang sudah diklaim kekasih olehnya itu dengan lihai. Dengan selonjoran di sofa panjang ruang keluarga yang nyaman membuatnya semakin fokus bermain.
"CHO KYUHYUN! Berhenti bermain benda rongsokan itu atau appa bakar semua koleksi game-mu!" bentak sang appa bernama lengkap Cho yunho yang sudah berkacak pinggang di belakang namja bernama kyuhyun itu.
"GAME OVER" suara nista (menurut kyuhyun) yang berasal dari gadget berwarna putih itu membuat kyuhyun menganga dengan tidak elitnya.
"Yaakk! APPA...kenapa mengagetkanku? Lihat..game over appa..game over! Oh tidak..sedikit lagi aku bisa memecahkan rekor baru appa." Teriak kyuhyun frustasi. Dia tidak terima, game yang sudah dia mainkan seharian ini harus kalah karena bentakan nista sang appa beruang.
"Peduli setan dengan game bodohmu itu. Dan berhenti memotong kata-kata appa kyu!" bentak sang appa tidak kalah keras saat melihat sang anak yang siap berperang mulut. Mendengar bentakan sang raja evil membuat Cho Kyuhyun yang dijuluki evil itu beringsut duduk. Percayalah..membuat sang appa murka ada di urutan terakhir dalam hal yang ingin kyuhyun lakukan.
"Bagus! Sekarang dengarkan appa..besok kamu akan berangkat ke Seoul. Appa tidak mau dengar bantahan kyu."
"Tapi Appa...aku tidak masalah pergi kemana. Sekarang yang jadi masalah besarnya.. rekor gameku hancur appa..hancur!"kembali teriakan nista kyuhyun menggema dirumahnya yang super besar itu.
"Sudah appa bilang..peduli setan dengan game bodohmu itu. Yang pasti besok kamu harus berangkat. Appa sudah mengurus semuanya."
"Baiklah..tapi aku harus membawa semua koleksi game-ku!"
"Terserah. Appa tidak peduli." Jawab sang appa sambil pergi meninggalkan kyuhyun yang kembali fokus dengan layar PSP-nya. Cho Kyuhyun namja jenius titisan evil tidak menyadari seringai tipis yang terlukis disudut bibir sang appa. Ckckckc uri evil kau dalam masalah besar.
O_O
Ilsan
Kamar itu gelap, meski hari sudah siang tapi sinar matahari tidak sanggup menembus tirai tebal yang menutupi jendela besar disisi kamar. Kamar yang sebenarnya berwarna pink itu tak nampak unsur lucunya sama sekali. Ruangan itu juga sedikit lembab, karena sinar matahari benar-benar tak pernah masuk diruangan luas itu.
Diatas ranjang berukuran Queen itu terdapat seseorang yang tidur dengan selimut sampai menutupi kepala. Sedikit aneh memang, sudah tengah hari tapi sosok itu masih tertidur, tidakkah ini waktunya beraktivitas? Terdengar suara gedoran dari luar kamar. Dan sosok itu tidak beranjak dari tidur lelapnya. Gedoran semakin kencang terdengar diiringi teriakan yang memekakan telinga.
Hampir 10 menit, dan orang diluar kamar masih belum menyerah. Akhirnya sosok dibalik selimut menyerah, dengan malas dia beranjak untuk membuka pintu kamarnya. Dilihatnya seseorang yang telah mengganggu tidurnya, seorang wanita paruh baya berdiri dengan angkuhnya didepan kamarnya. Tubuh langsing terbungkus gaun cantik berwarna merah sangat kontras dengan kulit putih susunya. Rambut sebahunya bergelombang alami berwarna coklat tua membuat kesan muda diwajah cantiknya.
"Chagii...kenapa lama sekali?" suara dan ekspresi yang dibuat manja itu membuat sosok mungil didepannya memutar matanya. Ternyata bibi tercintanya yang sudah bertingkah bar-bar dirumahnya.
"Aku masih tidur, kenapa imo ada disini? Setahuku imo masih di Inggris?"
"Kenapa? Tentu saja karena aku merindukanmu chagiii...dan ini sudah siang chagi apa kau tidak kuliah?"
"Aku tidak kuliah." Senyum yang dari tadi tersemat dibibir sexy wanita dewasa itu pudar. Dengan sedikit melangkah kedepan dia menatap sang keponakan dengan tajam seakan ingin menelannya hidup-hidup.
"Lee Sungmin..apa maksudmu dengan tidak kuliah? Dan dimana Kangin dan Leeteuk noona? Aku tidak melihatnya dari tadi." Sosok yang lebih muda menelan ludah kasar. Sial, dia lupa dengan siapa dia berhadapan sekarang. Bibi cantiknya tidak akan melepaskannya begitu saja. Melihat tidak ada respon dari sang keponakan membuat wanita bernama Kim Heechul berdehem keras. Tanda dia tidak sabar menunggu jawaban.
"Aku memang tidak kuliah, kalau Appa dan Umma, mereka sedang berlibur ke Afrika. Bukankah Imo sudah tahu?" jawaban dengan suara mencicit itu semakin membuat wajah sang bibi merah karena geram.
"Bukankah mereka ke Afrika 6 bulan yang lalu?"
"Ya"
"Sampai sekarang?"
"Ya"
"Lee Youngwoon b**ng**k, mereka bersenang-senang disana dan meninggalkanmu sendirian disini? Orang tua macam apa mereka itu? Sekarang juga berkemas, kau ikut aku ke Seoul. Dan tidak ada bantahan Minnie, aku bisa menyeretmu kalau kau mau."
Setelah mengungkapkan kemarahannya Kim Heechul beranjak pergi meninggalkan Lee Sungmin yang pucat pasi. Mimpi apa dia semalam? Hidup damai dan tenteramnya terancam. Ingin kabur tapi sang bibi pasti dengan mudah akan menemukannya. Dengan menghela napas pasrah memilih segera berkemas. Karena sang bibi tidak pernah bermain dengan kata-katanya.
*tebece*
Ps: cerita yang terinspirasi manga favoritku "perfect girl evolution". Tapi saya kembangkan dengan ide yang berasal dari otak pas-pasan saya. Maaf buat penggemar manga PGE kalau story yang saya buat tidak sebagus dengan manga aslinya. Namanya juga hanya terinspirasi. So..at least happy reading and enJOY.
