"Saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam pembuatan fanfiksi ini"

Drunk Hard

Kim Taehyung x Jeon Jungkook

Vkook/Taekook

One-shoot

Warning: Typo(s) PWP / Rating M+++ Mengandung seksual konten. Yang dibawah umur jangan dekat-dekat!

Selamat membaca!

...

"Dasar Park keparat—"

Jungkook menenggak botol alkoholnya yang keenam malam itu, wajahnya merah, dan kepalanya terkulai menyedihkan diatas meja bar yang dijejeri botol kosong, sisa beban frustasinya.

Jungkook mabuk berat.

Dan itu karena satu nama, Park Chanyeol.

"Park bajingan- hic- aku membencimu."

Riuh rendah musik yang berdentum-dentum memenuhi gendang telinganya, tapi bahkan dalam keadaan mabuk sekalipun, pemuda itu masih bisa mengingat tampang mantan kekasihnya yang selingkuh dengan sicabe sialan, Byun Baekhyun. Padahal Jungkook itu setia, cinta mati, tapi dikhianati.

Ia melambaikan tangan pada bartender, menagih sebotol lagi. Tapi sang bartender menggeleng, tau Jungkook sudah benar-benar mabuk dan tidak ada seseorang disampingnya yang akan menjaga.

Jungkook mendengung protes. Menendang kursi berpenyangga dengan emosi meluap, anak itu bangkit setelah menggumam sial, brengsek, dan berbagai umpatan tidak mendidik lainnya. Dia berjalan oleng, sempoyongan menuju lantai dansa, sempat tersandung kaki kursi sedikit sebelum akhirnya tegak kembali. Jungkook menerobos kumpulan manusia yang berdesakan, tubuhnya menghentak-hentak, bergerak ngawur menyenggol pengunjung lain yang sama mabuknya, pinggul Jungkook meliuk, bergoyang mengikuti aliran musik yang membuatnya, panas.

Lampu kelab malam yang berkelap-kelip hijau-kuning-biru membutakan pandangan, musik yang dimainkan berdentum semakin liar. Lupakan saja Park Chanyeol, keparat itu. Jungkook mengangguk-angguk, tenggelam dalam kerumunan yang menggila. Tangannya terangkat tinggi, sesekali bertepuk karena euforia. Kegerahan, sipemuda kelinci membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakainya sebelum kembali menghentak, tapi hentakkannya terlalu kuat sampai-sampai dia nyaris kehilangan keseimbangan.

Beruntung, sepasang tangan kokoh dengan sigap menangkap pinggang Jungkook, menahannya dari balik punggung, "Woho, hati-hati."

Suara baritone itu berbisik rendah dibelakang telinganya, Jungkook dibuat merinding. Dia hanya mengangguk pelan. Jari Jungkook tanpa sadar meraih tangan tersebut, membawanya agar melingkari perutnya kemudian tanpa pikir panjang mengajak tubuh itu bergerak semakin liar.

Persetan dengan orang asing, persetan dengan Park.

Sudut bibir lelaki dibelakang Jungkook terangkat membentuk senyuman atau lebih tepatnya seringaian. Dia mengikuti irama liukan pemuda didepannya. Merapatkan tubuh mereka berdua intim, "Namamu?"

Jungkook bisa mendengar desah napas itu dibelakang telinganya, sipemuda kelinci meremang, dia merasakan jilatan dan gigitan kecil.

"Jungkook, Jeon Jungkook."

"Hmm, nama yang seksi."

Jungkook tiba-tiba membalik badan, melingkarkan lengan dileher lelaki itu, "Dan kau— siapa namamu?"

Dia mendapati sebuah seringai main-main yang terbit dibibir lelaki itu. Jungkook terpana melihat wajahnya yang serupa pahatan yunani. Rambut abu-abu yang mengkilap, hidung mancung dan bibir kissable yang seksi.

Lelaki itu mengulum senyum, "Kim Taehyung."

Jungkook menggigit bibirnya, menggeser wajah hingga pipi mereka bersinggungan kemudian berbisik lirih ditelinga Taehyung, "Namamu juga seksi."

Tangan Taehyung merambat turun, meremas lekukan pinggang lalu turun lagi untuk meremas bokong Jungkook, "Apa kau menggodaku, bunny?"

"Kau dulu yang menggodaku, tuan Kim."

Lelaki itu tertawa, suara baritonnya menggaung rendah ditelinga Jungkook, "Jadi penggoda dipertemukan dengan penggoda, eh?"

Jungkook memonyongkan bibir, mendadak teringat pada mantan pacarnya, "Aku bukan penggoda, aku hanya sedang patah hati."

Kim Taehyung tersenyum miring, "Jadi kau sedang patah hati?" Tanyanya, "Ingin aku menghiburmu hmm?"

.

..

...

Jungkook didorong melewati pintu dengan bibirnya yang dicumbu, bunyi debum pintu yang tertutup dan suara punggungnya sendiri yang membentur dinding menggema dikamar sewa kelab malam itu.

Dia tidak tau sejak kapan, dan bagaimana bisa dirinya berada disini dengan orang asing yang sibuk menjajahi mulutnya, Jungkook bahkan tidak mau repot-repot peduli. Nyatanya alasan itu menghilang dari kepalanya seiring dengan lumatan-lumatan nikmat yang diberikan kepada bibirnya.

"Nghh—"

Jungkook mengerang ribut, jari-jarinya meremas helai rambut Taehyung saat pria itu menghimpitnya semakin kuat ke tembok, lututnya yang berada diantara kedua kaki Jungkook menekan genitalnya dengan kurang ajar. Tidak mau kalah, Jungkook balas menggesek-gesek nikmat lutut Taehyung dan menyeringai nakal disela ciuman mereka saat pria itu mengeluarkan sebuah geraman bernada rendah.

"Kau— dasar kelinci binal."

Hembus napas Taehyung menerpa kulit leher saat ciumannya turun membelai tulang selangka Jungkook. Lidah Taehyung menjejak meninggalkan ruam merah keunguan dibanyak sisi. Taehyung melucuti sabuk Jungkook dengan desakan urgen, menurunkan celananya hingga sebatas lutut. Jarinya meremas kejantanan Jungkook dari luar pakaian dalam hitam ketat bermerek Balenciaga yang membalut bokong sintalnya. Milik Jungkook sudah kepalang basah, becek karena pre-cum. Remasan Taehyung yang tanpa ampun membuat kakinya lemas seperti jelly. Tangan kanan Taehyung menahan Jungkook tetap diposisinya sementara tangan lain melanjutkan stimulasi dipenis Jungkook dari luar pakaian dalam.

"Ah—"

Mata Jungkook terpejam nikmat, belaian Taehyung membuat otaknya kosong melompong dan hanya diisi oleh kenikmatan. Dia mendeguk lirih saat akhirnya Taehyung menurunkan celana dalamnya. Jungkook mengacung tegak, merah terkuak didepan pria asing yang baru ditemuinya di lantai dansa.

"Hei, kau kenapa?"

Taehyung terkekeh melihat reaksi Jungkook yang memalingkan muka karena malu. Pria itu mengapit dagunya agar mata mereka saling bersitatap kembali.

"Tidak perlu malu," bisiknya geli, tangan Taehyung menuntun telapak tangan Jungkook meraba kejantanannya yang masih dibalut kain celana, "Lihat, aku sama-sama bergairah, sepertimu."

Mata Jungkook membulat lucu, merasakan betapa keras milik Taehyung dibalik celananya. Jungkook mengira-ngira berapa besar milik pria itu jika tonjolannya saja sebesar ini? Dia menelan ludah, tenggorokannya mendadak kering memikirkan benda sebesar itu akan masuk kedalam lubangnya.

Apakah muat?

Taehyung menepuk pipi Jungkook pelan, "Hei, jangan melamun," Ujarnya, "Jangan khawatir, otot analmu akan terbiasa dengan yang satu ini."

Bangsat. Telinga Jungkook memerah karena kalimat vulgar yang barusaja Taehyung lontarkan. Pria ini sungguh tidak tanggung-tanggung saat berbicara.

"Mulutmu."

"Kenapa?" Taehyung menarik diri sejenak kemudian melucuti celananya sendiri, menendang sisanya asal, "Bukankah kau suka?"

Jungkook menengok milik Taehyung yang berdiri perkasa. Yeah. Jungkook sangat suka. Tapi jangan harap dia mau mengakuinya. Taehyung menarik pinggang Jungkook mendekat, menggesekkan kemaluan mereka yang telanjang hingga desisan lirih keluar dari masing-masing bibir. Kemeja Jungkook yang entah sejak kapan terbuka lebar menampilkan bagian torso dijajah oleh lidah Taehyung, putingnya yang menegang digigit lembut, tonjolannya dipelintir hingga Jungkook merintih.

"Aku ingin sekali memakanmu."

Bisik Taehyung dengan suara beratnya, dia menyatukan bibir mereka kembali sambil menggiring Jungkook perlahan menuju ranjang. Sipemuda kelinci jatuh keatas permukaan kasur dengan Taehyung yang mengakangi pahanya. Menggesek kemaluan mereka tanpa ampun dengan bibir yang masih bertaut. Jungkook mendesau tidak rela saat pria itu bangkit, Taehyung terkekeh, menarik dasinya dengan sentakan kurang ajar— membuka satu persatu kancing kemejanya dengan gerakan lambat yang terlihat luar biasa seksi.

Menyaksikan pemandangan itu, Jungkook menjilat bibir, mengumpat dalam hati akan kesempurnaan pria yang menindihnya, "Eat me."

Maka, Taehyung menyatukan kejantanan mereka dalam satu gerakan tangan ritmis naik turun, mulutnya kembali mencumbu bibir Jungkook sementara telapak tangannya terus bekerja dibawah sana. Deru napas Jungkook berantakan saat dia ikut memompa, pinggulnya meliuk dan dia tersendat, "Sedikit lagi— hh."

Dan semuanya putih.

Mereka datang dengan gelombang hebat yang nyaris keluar secara bersamaan. Cairan putih kental membasahi perut, keduanya terengah, Taehyung bernapas berat disisi leher Jungkook.

"Itu— nikmat sekali." Bisiknya serak.

Jungkook mengangguk setuju, ini memang nikmat. Jujur saja kemesraannya dan mantan kekasihnya sudah lama terasa hambar— bahkan Jungkook lupa, sejak kapan Chanyeol mulai bermain kasar tanpa memedulikan apakah dia merasa nikmat atau tidak. Ah— kenapa Jungkook harus teringat mantan kekasih brengseknya disaat seperti ini? Sipemuda kelinci terkesiap kecil saat sebuah jari licin tiba-tiba memasuki lubangnya.

"Jangan pikirkan yang lain," Ujar Taehyung, "Kau hanya perlu fokus padaku, Jungkook-ah."

Rektum Jungkook mengetat saat Taehyung memanggilnya begitu. Taehyung terkekeh, "Hei— kau menyempit. Apa kau suka jika aku memanggil namamu, Jungkook-ah?"

"T-tidak!"

"Tidak perlu berbohong, mulutmu boleh saja berkata tidak tapi tubuhmu mengatakan yang sebaliknya, Jungkook-ah."

Lagi-lagi rektum Jungkook menghimpit ketat jari Taehyung. Otomatis lengan sipemuda kelinci tersilang diatas wajahnya, malu. Pria itu melihat telinga Jungkook yang memerah.

Manis sekali. Pikir Taehyung.

Jungkook mengeryit saat Taehyung menambah jumlah digit jari dilubangnya. Ketiga jari itu bergerak menggunting melakukan penetrasi.

"Katakan, kenapa kau patah hati?"

Jungkook mendengus keras, belum lama Taehyung menyuruh Jungkook untuk fokus hanya kepadanya. Sekarang Taehyung justru mengungkit kembali akar permasalahan Jungkook, "Kau serius menanyakan itu sekarang?"

"Tentu saja serius."

"Tidak bisa bertanya ketika ini sudah selesai saja? Kau menghancurkan mood."

"Oh ya?"

Dan Jungkook mendesah keras saat jari laki-laki itu tepat mengenai titik nikmatnya, Taehyung menyeringai lebar, menyundul titik itu lagi dan lagi.

"Moodmu tidak terlihat hancur." Kekeh Taehyung, "Jungkook-ah."

"Sialan—"

Jungkook berpegangan pada bahu Taehyung, jari panjang pria itu menghujam bagian terdalamnya, Jungkook merasa dia bisa meledak kapan saja hanya dengan sentuhan jari, dia sudah mendekati klimaks ketika Taehyung— dengan kurangajar— mengeluarkan jarinya secara tiba-tiba, membuat sipemuda kelinci mendesah kecewa. Taehyung tertawa lagi, sialan berani-beraninya lelaki itu mempermainkannya.

"Jangan kecewa begitu."

Taehyung menekuk kedua kaki Jungkook hingga terbuka lebar, Jungkook berdebar keras saat Taehyung menggesek kejantanannya yang keras didepan lubang dan mendorong kedalamnya perlahan. Bagian bawah Jungkook terasa panas dan perih, sakit luarbiasa menderanya hingga dia merintih. Jari-jari pemuda itu mencakari punggung telanjang Taehyung, dia terisak lirih dengan air yang merembes melalui sudut matanya.

"Rileks Jungkook."

Taehyung melumat bibir Jungkook untuk mengalihkan rasa sakitnya, dan memasukkan kejantanannya dengan sekali sentakan penuh. Dia membiarkan sipemuda kelinci terbiasa menerimanya, dan ketika Jungkook memeluk lehernya sambil berdeguk lirih, Taehyung mulai menggerakkan pinggul. Menarik kejantanannya hingga nyaris keluar lalu menghantam lubang Jungkook lagi.

Taehyung kembali memeta Jungkook, membuat tanda dileher, selangka, bahkan bahunya. Jungkook bisa mendengar geraman lelaki itu disisi telinganya, berbisik betapa sempit dan ketatnya Jungkook, betapa nikmat lubangnya. Kata-kata kotornya membuat Jungkook mengetatkan rektum, tersengal dengan nafas tidak beraturan dan pemuda itu hanya bisa merintih, mendesah-desah ketika Taehyung menggempur titik nikmatnya berkali-kali, kepala Jungkook melesak kebantal, dia mendongak penuh kenikmatan dengan wajahnya yang memerah dan saliva yang menetes dari sudut mulutnya, dia mendesahkan nama Taehyung dari tenggorokannya hingga suaranya serak.

"Taee—hh ah."

Jungkook berpegangan pada leher Taehyung, menariknya mendekat untuk mencium bibir lelaki itu. Dan Taehyung menurutinya, lidahnya dan lidah Jungkook saling membelit, bertarung untuk menentukan siapa yang mendominasi. Tubuh Jungkook terhentak-hentak keras saat Taehyung menghujamnya semakin dalam, dan Jungkook datang lagi.

Tenaganya terkuras habis dan yang Jungkook inginkan hanya terlelap, tapi Taehyung lebih dulu membalik tubuh Jungkook, menarik pinggangnya hingga menungging dan berbisik ditelinganya, "Siapa bilang ini sudah berakhir? Aku belum datang, Jungkook-ah jadi persiapkan dirimu."

Taehyung kembali memaju mundurkan pinggulnya, posisi mereka membuat kejantanan Taehyung dapat meraih lebih dalam, Jungkook merasa penuh dan dia keras lagi. Taehyung meremas pinggang sipemuda kelinci, menunduk untuk menciumi punggung Jungkook, menjilat tengkuknya dan membuat tanda lagi disana. Jungkook melirih, nikmat menderanya bertubi-tubi hingga dia mendesah semakin keras saat tangan Taehyung merambat ketengah selangkangan untuk mengocok miliknya. Dia bisa merasakan jika milik Taehyung berkedut dan semakin besar didalamnya, lalu Taehyung keluar.

"Jungkook-ah, ronde kedua?" Bisiknya nakal.

.

..

...

"Mau kemana?"

Gerakan Jungkook yang memunguti pakaiannya terhenti, dia menoleh dan melihat Taehyung yang bersandar disangga siku menatap kearahnya. Intens.

"P-pulang?"

Taehyung mengangkat alis kemudian mengangguk, tubuhnya merosot kembali dikasur. Jungkook merasakan cubitan kecil didadanya dan entah kenapa rasanya sakit. Tentu saja, apa yang dia harapkan dari sebuah one night stand? Jungkook memakai pakaiannya secepat kilat, berjalan keluar kamar sewaan.

Taksi membawa Jungkook kerumahnya. Ponselnya bergetar-getar dalam saku. Ada pesan masuk

+85206xxx

Hei, ini nomorku. Aku mendapat nomor ponselmu saat kau tertidur semalam. Oh maaf, aku kembali tidur saat kau pergi. Aku tidak bisa bangun pagi T,T

Aku harap kau mengerti Jungkook-ah. Oh ya, kau tidak berpikir ini sudah berakhir bukan? Aku akan mengajakmu keluar nanti untuk makan malam. Bersiaplah.

Kim Taehyung

Ps. Kirimkan alamatmu!

Pss. Kau sangat hebat tadi malam 💖

Paras Jungkook memerah melihat pesan Taehyung, dia mengetik pesan balasan sambil menggigit bibir gemas.

To. +85206xxx

Kau menyebalkan. Aku membencimu.

Ps. Cheonwang-dong— 02 Guro-gu Seoul

Pss. Aku akan menanti jemputanmu.

Psss. Kau juga hebat semalam ❤️

.

..

...

FIN

Jangan lupa tinggalkan review yaa :*

Silahkan kunjungi wattpad saya: ndaanyoo