JEI-O-EN-JI-AI-EN

By tuftsblue

It's kaihun!

Cerita milikku.

Rated T tapi mungkin sewaktu-waktu bisa jadi M tergantung mood gue nyahahaha *kibas rambut*

.

.

.

Summary :

Jongin merasa dirinya sangat sial karena kalah taruhan dengan bawahan sekaligus sahabatnya sendiri. Karena kalah, ia terpaksa melakukan hukuman konyol yang sudah disetujuinya sebelum taruhan—mengadopsi anak. Hellno, anak-anak adalah salah satu hal yang ia benci di dunia. /"Coba eja namaku. Kalau salah, kamu aku hukum."/

.

.

.

.

"Sajang-nim?"

"…"

"Jongin?"

"…"

"Kim Jongin?"

"…"

"Kim Jongin aku tahu kau dengar, dan berhenti pura-pura membaca buku."

Jongin mengalihkan pandangannya dari buku -yang memang hanya pura-pura ia baca- ke arah Chanyeol. Dengan tatapan datar sehari-harinya.

Jongin sangat tahu ke arah mana topik yang akan dibahas Chanyeol yang tiba-tiba muncul di ruangannya ini pada jam istirahat siang.

"Aku sedang tidak ingin membahasnya." Jongin menjawab singkat dengan nada dingin.

Chanyeol menatap malas Jongin. Dasar irit bicara. Mereka sudah melalui bangku SMA, perkuliahan, dan bahkan dunia kerja dari waktu ke waktu bersama-sama. Tapi kalimat yang keluar dari mulut Jongin sejak SMA sampai sudah bekerja tidak berkembang sedikitpun.

"Aku ke sini memang ingin membahas soal hukumanmu itu, Sobat. Untuk memperbaiki hidupmu yang kaku seperti kertas laporan sekretaris, kurasa kau perlu pasangan hidup. Aku kan cuma ingin kau tidak sendirian, Jongin. Kau bisa punya seseorang yang kau ajak bicara dan bercanda ketika di rumah. Orang yang bisa kau ajak pergi menghabiskan waktu luang. Hanya itu kok, Jongin."

Jongin terdiam. Ia tahu Chanyeol bermaksud untuk membuat ia senang dan tidak kesepian lagi. Karena agenda tiap hari Jongin hanya rumah-kantor-kantor-kantor-rumah. Di rumah, Jongin tidak punya siapa-siapa yang berarti. Ia tinggal sendirian. Sedangkan di kantor ia hanya bertemu dengan orang-orang dengan topeng senyum di wajah mereka.

Jongin tidak begitu dekat dengan orangtuanya. Karena sejak ia kecil, Ibu dan Ayahnya selalu sibuk. Sedangkan sekarang Jongin sendiri yang sibuk bekerja. Tak ada waktu untuk saling mendekatkan diri bagi mereka.

Menemukan perkataan Chanyeol yang agak janggal sebelumnya, Jongin bertanya,"Kau bilang aku perlu pasangan hidup, kenapa jadi mengadopsi anak?" tanyanya sebal.

Chanyeol menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Tidak, tidak. Aku tidak mau kalau pasangan hidupmu nanti hanya memanfaatkan kekayaanmu. Rencanaku sih, kau punya anak dulu. Soal pasangan hidup yang baik nanti bisa dilihat dari seberapa sayangnya ia pada anakmu. Tapi kalau ternyata kau malah jatuh cinta pada anak adopsimu sendiri sih, mudah saja. Tinggal cabut hak asuhmu dan langsung nikahi dia."

Jongin hanya memutar mata malas karena ocehan tidak masuk akal Chanyeol. Memang sudah kebiasaan seorang Park Chanyeol berbicara aneh. Lagipula apa katanya? Jatuh cinta pada anak adopsi sendiri? Bah. Maaf saja, Jongin bukan pedofil.

"Terserah kau saja. Aku sibuk."

Jongin kembali mengabaikan Chanyeol yang sibuk merutuki atasannya itu. Kim Jongin suka sekali membuat orang kesal.

"Ish, pokoknya aku tidak mau tahu loh, Jong. Kau sudah kalah dan hukumanmu tetap berjalan apapun keadaannya."

"Kau tahu kan, aku bukan tipe yang tidak bertanggung jawab, heh?"

Jongin menjawab dengan emosi tertahan. Sungguh, ia kesal sekali dengan bahasan ini.

Chanyeol tersenyum puas. Ia nyengir lebar memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang tumbuh dengan rapi.

"Iya aku tahu. Aku sudah hafal dengan dirimu luar-dalam, Kim Sajang-nim. Pokoknya minggu depan kau harus ikut aku ke panti asuhan. Tidak ada penolakan, okay?"

Jongin hanya mendengus acuh, mau menolak seperti apapun hanya akan sia-sia saja.

"Aku punya teman seorang relawan di panti asuhan. Ia mengurus panti itu sudah sejak lama. Aku sering mengunjunginya. Sampai jumpa minggu depan, ya, Tuan Kim yang terhormat."

Suara helaan nafas Jongin terdengar setelah pintu ditutup oleh Chanyeol. Pokoknya, nanti ia akan mengadopsi anak yang mandiri, tidak rewel, dan bisa ditinggal sendirian di rumah karena seriously, Jongin tidak punya waktu untuk mengurus anak.

.

.

.

TO BE CONTINUED.

.

.

.

SPO CH 1 AHAY AHAY.

""Jongin, jangan cemberut begitu, wajahmu jelek sekali. Tenang saja, di panti itu juga ada anak remaja kok, tidak hanya anak-anak balita. Kau bisa adopsi yang remaja, usia 17-an lah. Kupikir seusia itu sudah cukup mandiri."

"Waaa hyung itu keren sekali. Kira-kira ada urusan apa ya datang ke sini?"

"Mungkin oppa itu mau melakukan donasi?"

"Aku mau mengadopsi dia. Siapa namanya?"

"Wih, Jongin. Seleramu boleh juga. Dia manis sekali. Jadi kau betulan mau menikahi anak adopsimu nih?"

"Park Chanyeol, diam atau kau mau bogem mentah dariku?"

"Jangan panggil aku ayah, aku tidak ingin merasa tua. Panggil saja aku—"

.

.

.

Catatan Tufts :

HAHAHAHAHA maaf banget yaww aku bukannya apdetin ff bloody highschool, malah bikin beginian. Bloody HS-nya udah jadi setengah sih, cuma lagi mikir adegan yang lebih sadis aja hewhewhew :3

Ahhhhhhhh saran donggg Sehunnya GS apa tetep cowok nih? Aku bingung L

Oiya, aku punya akun ff lama, aku sama sekali gak inget password, bahkan email yang aku pake buat login akun itu aja aku gainget. Aku udah ngepost 3 stories dan masih nggantung di akun itu. Nama akunnya CHANINE. Baiknya direpost gak yaa? Saran donggg.

Maaf minta banyak saran, hehe. Semoga hari kalian indah!

PS : review plis? Yayayayaa? *aegyo*