Drawn to You

a fanfic presented by

Aivios Black

pairing: ChanyeolxBaekhyun

Warning: yaoi, mpreg, sex scene, typo

E)(O

.

.

.

Summary: Yang Baekhyun tahu, Chanyeol tidak peduli akan status mereka. Dia yang seorang anak penjaga sekolah dan Chanyeol yang merupakan anak pemilik sekolah. Hidup terasa begitu sempurna hingga mendadak Chanyeol meninggalkannya yang sedang hamil 3 bulan. ChanBaek, BL, MPREG!

.

.

Chapter 1

.

.

.

Seutas matahari pagi menyinari kamar hotel yang disewa oleh kedua insan berjenis kelamin laki-laki itu.

Dengan alasan status yang berbeda, hubungan mereka pun harus disembunyikan. Chanyeol sama sekali tidak masalah mengencani anak penjaga sekolah. Tapi bagi Baekhyun, status pacaran mereka sebaiknya disembunyikan sebab dia tak ingin disangka lelaki yang mengincar orang kaya untuk menaikkan statusnya.

Mereka berdua sepakat untuk menyembu nyikan hubungan yang sudah berjalan selama 2 tahun ini hingga mereka lulus. Di universitas nanti paling tidak, tidak akan ada yang mengenali mereka sebagai anak penjaga sekolah dan anak pemilik sekolah. Hanya dua insan yang saling jatuh cinta.

"Chanyeol..." panggil Baekhyun pelan. Sosok di depannya nampak masih tidur dengan nyenyak, sementara dia sendiri sudah berpakaian rapi dan siap ke sekolah.

Tangan ramping itu menggoyangkan pelan tubuh kekar Chanyeol. "Chanyeol, bangun. Nanti kita telat." Coba Baekhyun lagi.

"Hmmh, Baekhyun... 5 menit lagi." Gumam Chanyeol dalam keadaan setengah tidur.

"Tidak bisa, ini sudah jam 6 lewat. Kita harus bergegas pergi kalau tidak kita bisa terlambat." Bujuk Baekhyun.

"Aku mau bolos saja..." Gumam Chanyeol lagi. "Kau bolos saja bersamaku." Lanjut Chanyeol. Masih memejamkan matanya.

"Aku ini penerima beasiswa. Apa kata ayahmu dan ayahku kalau tahu aku bolos." Tegur Baekhyun.

"Ck, urusan beasiswa itu paman Kim yang urus. Tenang aku tidak akan membiarkan beasiswamu dicabut, sayang." Chanyeol membelai rambut Baekhyun dengan penuh rasa sayang.

Wajah bersungut Baekhyun terlihat begitu menggemaskan. Siapa sangka wajah sepolos ini akan berubah menjadi wajah penuh gairah jika berada di bawahnya.

"Ok, ok. Aku bangun sekarang. Tapi... aku agak lapar..." Chanyeol menampakkan senyum jahilnya.

"Kau mau pesan makanan dari hotel dulu?" tanya Baekhyun pelan kemudian melirik jam di atas nakas samping tempat tidur. Masih ada waktu untuk sarapan jika Chanyeol mau siap-siap sekarang sementara dia memesan room service.

"Tidak usah. Aku mau minum susu saja." Bisik Chanyeol pelan di telinga Baekhyun. Jempol kanannya tengah mengusap-usap puting kiri Baekhyun yang tertutup oleh seragam dan blazer sekolah mereka.

"Chan—Chanyeol!" Baekhyun berusaha menepis tangan Chanyeol. Semburat merah muncul di pipinya. Dia langsung tahu apa keinginan Chanyeol. Yang benar saja, pantatnya bahkan masih ngilu akibat aktifitas semalam.

"Susu paling segar dan manis yang pernah aku minum."

Muka Baekhyun sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ki—kita sudah mau terlambat, Channie." Kata Baekhyun malu-malu. Namun tidak bisa dipungkiri dia sudah mulai merasakan kenikmatan yang diberikan jari-jari Chanyeol di putingnya.

"Aku tidak akan membobol lubangmu, Baekhyun. Aku hanya ingin menyusu sedikit. Jangan pelit-pelit, lah. Aku akan meminta paman Kim untuk menaikkan gaji ayahmu. Ayolah!" Desak Chanyeol. Kedua tangannya sudah memainkan kedua puting Baekhyun yang masih berbalut seragam.

"..." Baekhyun menggigit bibirnya ragu. Wajahnya nampak memerah, tapi jari-jarinya yang panjang dan indah itu perlahan membuka 3 kancing teratas seragamnya dan disibakkannya seragam itu ke samping dengan tangannya.

Chanyeol menyengir senang melihat pemandangan di depannya.

Wajah Baekhyun yang merona serta bibir tipisnya yang semakin ranum akibat digigit sedari tadi dan dua puting yang merah merekah seperti dua buah strawberry manis.

"Se—sebentar saja." Ucap Baekhyun pelan sambil menyodorkan dadanya ke hadapan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum penuh kemenangan. Dipeluknya pinggang ramping Baekhyun dan ditariknya lebih dekat hingga kedua puting itu berada di depan matanya. Dua-duanya sama menggodanya hingga Chanyeol sampai bingung dia harus mengulum yang mana terlebih dahulu.

Lidah tebal Chanyeol keluar dari mulutnya dan ujung lidahnya menyentuh pelan puting kanan Baekhyun. Rasa geli pun menjalar ke seluruh saraf Baekhyun.

"Hnnn—" erang Baekhyun kecil ketika lidah itu meliak-liuk di atas putingnya.

Chanyeol pun menyudahi pemanasannya dan langsung masuk ke menu utama. Dikulumnya puting Baekhyun, dihisapnya puting itu seolah hidupnya bergantung pada puting di hadapannya ini.

"Ah—pelan-pelan, Channie!"

Chanyeol tidak memperdulikan ucapan Baekhyun. Dihisapnya puting itu sambil sesekali digigitnya. Sesekali dimainkannya lidahnya berulang kali, menggoda puting di mulutnya sementara tangannya yang satu memelintir puting satunya.

"Ouh—akh—ahn... mmhh Chan—Chanyeol!" jerit Baekhyun tidak tahan. Dia paling tidak tahan jika putingnya dipermainkan seperti ini. Kedua tangannya memeluk kepala Chanyeol yang sedang menyusu di dadanya sementara pinggulnya bergoyang dipelukan Chanyeol. Chanyeol pun berpindah ke puting satunya dan memberikannya perlakuan yang sama.

"Kau menyukainya?" tanya Chanyeol sambil nyengir.

"Kau... dan... lidah sialanmu..." maki Baekhyun dengan napas yang terputus-putus.

Chanyeol menatap puas pemandangan di depannya. Puting Baekhyun yang berkilap oleh air liurnya. Wajah Baekhyun sudah nampak bersemu begitu indahnya. Chanyeol bahkan bisa melihat kilatan nafsu yang bangkit di bola mata Baekhyun. Ingin sekali rasanya dia mengerjai kekasihnya yang murid teladan penerima beasiswa ini.

"Baiklah ayo kita berangkat sekolah!"

"Eh?"

"Aku mandi dulu. Rapikan bajumu, Baekhyun." Chanyeol menepuk pelan pipi Baekhyun seolah menyadarkannya dari nafsu yang menguasai pikiran Baekhyun kemudian beranjak turun dari tempat tidur.

"Yang benar saja!" maki Baekhyun dalam hatinya.


Baekhyun memasang tampang kesal ketika tiba di sekolah. Sesuai kebiasaan mereka, Baekhyun selalu tiba lebih dulu 5 menit daripada Chanyeol agar tidak menimbulkan kecurigaan teman-teman mereka. Bagi orang lain, mereka hanya teman kelas biasa.

"Pagi ketua kelas!" sapa teman-teman kelasnya.

"Pagi semuanya." balas Baekhyun ceria.

"Perasaanku sajakah atau ketua kelas tampak lebih cantik dari biasanya?" bisik salah satu murid pria di bangku belakang.

"Ya kan? Kupikir aku saja yang berpikir seperti ini.. Entah kenapa akhir-akhir ini dia terlihat lebih erotis. Uuhh!" bisik temannya bersemangat.

"Dekati saja kalau begitu."

"Sayang dia anak penjaga sekolah. Gengsiku bisa langsung turun. Padahal wajah secantik itu. Pintar lagi." murid pria itu mendecak kesal.

"Hush, dia bisa mendengarmu."

"Biarkan saja itu kenyataan."

Baekhyun menutup rapat mulutnya. Dia tidak mau memperdulikan omongan orang dan tidak mau mencari masalah. Toh, apa yang dikatakan itu benar adanya. Dirinya memang hanya anak penjaga sekolah yang kebetulan berprestasi hingga diberi beasiswa oleh pemilik sekolah. Hitung-hitung balas budi pada ayahnya yang telah mengabdi kepada sekolah selama 20 tahun lebih.

Betapa bahagianya ayahnya karena anaknya bisa mendapatkan beasiswa dan merupakan siswa berprestasi. Harapannya hanya anaknya kelak bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dari sekedar anak penjaga sekolah.

Dan untuk itu, Baekhyun tidak masalah untuk menutup telinganya dan mengunci mulutnya rapat-rapat. Dia tidak akan membuat masalah demi ayahnya.

Dia hanya perlu fokus pada belajar dan kekasihnya, Park Chanyeol.

Hanya itu.


—TBC or End?—


sekilas berita:

haiiiii para shipper chanbaek di mana pun kalian beradaaaa... suka gak idenya? lanjut atau end aja dengan cerita lain? aku masih ada satu ide lagi dengan tema kerajaan..hehehe... ditunggu komennya yaaaa... muaahhh muaahhh...