Love is.. You
-KyuMin fanfiction-
Main pair: Kyuhyun – Sungmin
Genre: Genderswitch, romance, suspense
Character:
Lee's Family:
Lee Kangin
Lee Jungsoo
Lee Donghae
Lee Sungmin
Cho's Family:
Cho Hangeng
Cho Heechul
Cho Kyuhyun
Another character
Saya membuat cerita ini untuk kelengkapan tugas novel saya untuk mata kuliah creative writing di kampus saya, cerita ini berdasarkan imajinasi saya dan saya selesaikan hanya dalam waktu 2 malam demi mengejar deadline tugas. Ada fanfic saya yang lainnya yang sudah saya upload namun belum dirampungkan karena saya stuck dengan fanfic 'He is My Type! But...' maka saya memutuskan untuk upload cerita novel saya yang sudah selesai sebelumnya, jadi saya bisa secara rutin upload dengan berbagai perubahan dari cerita asli, jika terdapat banyak typo saya minta maaf.
Tentu saja jika anda memiliki kritik dan saran saya akan dengan senang hati menerimanya, sebelumnya saya juga berterima kasih atas saran dari pumkin ite sunbae nim yang sangat membangun :D
Nah, sekian kata pengantar dari saya
Silakan menikmati cerita saya :D
1
Semuanya Berubah!
Cklek.
Sebuah pintu kayu berwarna coklat terbuka menampilkan kamar seorang gadis yang baru duduk di kelas 2 SMA yang sangat menggemari warna pink dan ungu. Sang pembuka kamar menghela napas saat melihat anak gadisnya itu tidur dengan nyenyaknya di balik gulungan selimut hangatnya yang bermotif pink panther. Ia masuk ke dalam dan duduk di pinggir ranjang tersebut dan mengelus pelan kepala anaknya. Dia sangat mengerti keadaan anaknya yang pasti kelelahan karena seharian penuh membereskan kamar barunya. Pindah rumah memang hal yang sangat melelahkan, apalagi jika jarak yang ditempuh cukup jauh. Sebenarnya bukan hanya pindah rumah yang menjadi masalah, tapi mereka juga harus pindah kota, karena sang kepala keluarga dipindah tugaskan di kota lain. Saat ini dia berada di Seoul, kota yang sibuk, kota yang menjadi ibu kota Korea Selatan ini. Sang anak menggeliat karena merasakan sentuhan kelembutan. Dia membuka matanya secara perlahan dan mendongakkan kepalanya ke atas.
"Omma..."
panggilnya saat matanya menemukan sosok sang ibu yang tengah mengelus lembut kepalanya sambil melemparkan senyum manis kepadanya, ia menarik garis bibirnya hingga membentuk sebuah senyum yang manis untuk ibunya.
"Bangun Sungminnie sayang, kamu siap-siap ya pagi ini kita mau jalan-jalan keliling kota Seoul, kamu mau kan? Setengah jam lagi kamu turun ke bawah ya, omma mau siapin sarapan dulu buat oppa kamu sama appa, ok?" ujar sang ibu saat melihat senyuman indah sang anak yang sempat membuatnya khawatir, bagaimana tidak, kedua anaknya mati-matian menolak kepindahan mereka dari Incheon ke Seoul. Mereka lebih memilih tinggal di Incheon dan mengatakan kalau mereka akan menyewa apartemen berdua dan mengurus diri mereka sendiri. Tapi ide itu ditolak mentah-mentah oleh sang ayah, pasalnya saat ayah dan ibu mereka pergi selama 3 hari ke Pulau Jeju untuk menghadiri pernikahan kerabat, saat pulang mereka mendapati rumah seperti habis diterjang angin ribut. Sangat kacau bahkan butuh waktu seharian penuh membersihkan dan membereskan seluruh rumah mereka walau hasilnya tidak terlalu rapi. Itu saja baru ditinggal 3 hari, bagaimana jika mereka tinggal berdua dalam jangka waktu yang belum diketahui? Tentu saja sang ayah menentang keras ide yang menurutnya gila itu. Sang ibu meninggalkan anak gadisnya yang tengah terdiam, mungkin nyawanya masih belum kumpul pikir sang ibu.
"Jangan lama-lama ya sayang.." ujar sang ibu sambil menutup pintu itu duduk di atas ranjangnya dan menghela napas panjang. Sekarang dia ada di Seoul, kini dia tengah memikirkan lingkungan yang berbeda yang berarti dia harus beradaptasi.
"Ming!" teriak sang oppa yang bersamaan dengan terbukanya pintu kamarnya dengan kasar dan memunculkan sosok cowok yang masih berantakan khas orang yang baru bangun tidur. Membuat Minnie kaget dan hampir terjungkal dari ranjangnya.
"Apaan sih oppa? Ngagetin aja, santai aja kali buka pintunya" gerutu Sungmin sambil memperbaiki posisi duduknya.
"Sorry deh sorry, abis oppa buru-buru. Oppa mau ngasi tau ide oppa supaya kita bisa balik lagi ke Incheon." Jawab sang oppa dilengkapi dengan cengiran sok polos.
"Udah deh, apa susahnya sih tinggal di sini, lagian Min udah capek ngikutin semua ide gila oppa. Emangnya mau ide apalagi? Selain ide demo yang bikin kita diomelin sama appa semaleman karena berisik dan ngotorin rumah sama sampah karton kita? Udahlah, aku aja gak masalah kok tinggal di Seoul."
"Yah Min, kali ini ideku brilliant banget!"
"ANNI! Minggir" hardik Sungmin sambil melenggang masuk ke kamar mandi di kamarnya. Sang oppa hanya mengerucutkan bibirnya tanda kecewa yang bisa sekilas dilihat oleh Minnie.
"Ga usah sok aegyo deh oppa! Udah gede juga, mana cowok lagi, ngapain pake manyun-manyunan segala!" teriak Sungmin dari dalam kamar mandi.
"Aish, sirik aja! Kalo oppa imut mau digimanain lagi coba? Apa salahnya cowok imut? Kau aja suka sama idol-idol Super Junior and Taemin karena imut kan?" bantah sang oppa tak terima.
"Berisik! Mandi sana, nanti kita mau jalan-jalan, tapi kalo oppa gak mau ikut sih ya udah." balas Min dari kamar mandi.
"Eits, Lee Donghae tetep harus ikut donk, udah ah. Mau mandi dulu. Siapa tau aja ketemu cewek Seoul yang cantik-cantik. Hahaha" jawab sang oppa sambil meninggalkan kamar Min. Min hanya menghela napas, siapa yang kakak siapa yang dongsaeng sih sebenernya? Pikirnya dalam hati.
Lee Sungmin adalah gadis yang manis, tinggi badannya 163cm dan dia selalu merasa kalau dia sangat pendek, karena dia selalu membandingkan dirinya dengan personil girlband yang disukainya. Wajahnya yang mungil dan mata yang bulat dilengkapi dengan hidung mancung nan mungil yang membuat gadis itu terlihat imut dan lucu. Dia memiliki kaki yang panjang dan jenjang sehingga membuatnya nampak sangat sempurna. Rambut hitam sepunggung dengan ujung rambut yang bergelombang juga poni se-alis menambah kesan manis pada gadis itu. Kulitnya yang berwarna putih Susu menjadi jauh lebih gelap karena tersengat sinar matahari setiap harinya.
Sungmin kini sedang menatap pantulan bayangannya dari kaca meja rias. Kini dia sudah mengganti bajunya dari piyama ke kaos stripes putih merah dan celana hitam selutut yang menjadi favoritnya. Sekarang dia akan mengenakan bedak tipis dan juga eyeliner untuk mempercantik wajahnya. Setelah puas dengan hasilnya kini dia menyisir rambutnya agar terlihat lebih rapi. Tak lupa mengenakan kalung dengan bandul hati kecil bertuliskan KS yang berwarna biru safir.
"Oke, udah cakep! Sekarang makan ah." Ujarnya saat merasa sudah siap tak lupa menyambar tas tangan ungu yang sudah disiapkannya.
"Pagi omma, pagi appa.." sapanya saat menuruni tangga dekat meja makan saat melihat orangtuanya sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Pagi chagi, cantik sekali anak appa nih. Sini dong cium dulu."
"Dih appa, enggak ah. Ntar bedak Min luntur." Tolak Sungmin sadis.
Sang omma hanya terkikik geli dan sang appa hanya tersenyum pahit mendengar jawaban dari anak gadisnya itu.
"Ming, nanti appa mau ajak kamu nemuin sama anak temen appa yah, dia ganteng loh. Siapa tau aja nyangkut"
"Apaan yang nyangkut? Dikira layangan. Kalo jadi temen aja it's okey,tapi kalo jadi pacar entar dulu. Liat dulu orangnya minimal tampangnya musti mirip Siwon Super Junior lah" jawab Sungmin seenaknya sambil meminum susu coklatnya.
Sang omma hanya menggeleng sambil tersenyum geli mendengar jawaban asal yang dilontarkan Sungmin.
"Yo! Kapten Hae datang!" ujar Donghae tiba-tiba turun dari tangga sambil meluncur dari pegangan tangga hingga mengejutkan Sungmin yang sedang minum susu.
"Hae-ah, jangan meluncur begitu ah, nanti kalau jatuh gimana?" tegur omma yang sedang mengelus lembut punggung Sungmin yang tersedak.
"Kalo jatuh ya ke bawah dong omma, inget gravitasi." Jawabnya yang terkesan asal sambil menyambar roti yang ada di tangan Sungmin dan disambut dengan deathglare mematikan dari si empunya roti.
"Ambil roti sendiri napa? Masa punya Min diembat juga." Balas Sungmin sambil mengambil roti yang hampir dimasukkan ke dalam mulut Donghae.
"Huu, pelit!"
"Sudah-sudah, pagi-pagi ribut banget sih. Hae, kamu ambil roti yang lain kan masih banyak. Min-ah, galak bener! kayak mau makan orang aja." Ujar appa menengahi keributan kecil dari kedua anaknya.
Keduanya diam namun masih saling melemparkan pandangan saling mengejek satu sama lain.
"Appa, emangnya kita mau jalan-jalan kemana? Masa Cuma nemuin temen appa aja." Sungmin angkat bicara sambil menatap ayahnya yang sibuk meniup kopi panas dengan pandangan puppy eyes.
"Emang kamu maunya kemana? Ke mall?"
Sungmin mengangguk semangat.
"Kayak di Incheon gak pernah ke mall aja. Di sana mall banyak masa di sini juga jalan-jalannya ke mall lagi sih?"
"Aaa~ appa" Sungmin protes sambil menggembungkan pipinya.
"Appa, nanti kita sekolah di mana?" tanya Donghae tiba-tiba sambil menatap ke gelas susunya.
"Di sekolah punya temen appa, kamu tidak usah khawatir, setidaknya kalo kamu sudah kenalan sama anak temen appa kamu sudah punya teman di sekolah nanti."
Donghae nampak mengambil napas panjang sambil menatap sendu gelas susunya.
*****Sungmin point of view*****
Aku tahu persis apa yang membuat oppa nampak muram saat ini, pasti karena Heerim onni. Heerim onni adalah yeojachingu oppa. Tapi dia meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan saat perjalan wisata dengan teman-temannya di Ilsan. Oppa dan Heerin onni sudah pacaran sejak SMP kelas 1 dan keluarga kami pun sudah sangat dekat bahkan saat lulus SMA nanti kakak akan bertunangan dengan Heerin onni. Yang membuat dia nampak suram adalah kepindahannya ke sini, ke Seoul. Karena itu oppa begitu menolak keras saat appa membawa kabar kita akan pindah ke Seoul. Oppa akan sulit mengunjungi makam Heerin onni jika berada di Seoul karena makam Heerim onni berada di Incheon. Walaupun oppa nampak seperti anak kecil dan tampak periang sebenarnya dia berusaha menutupi kesedihannya. Maka dari itu aku membiarkannya menjahiliku agar dia sedikit terhibur.
Aku menepuk pundaknya pelan lalu memberikan senyumanku untuk oppaku satu-satunya. Lee Donghae. Senyuman untuk menguatkan hatinya. Seakan mengerti dengan arti senyumanku dia pun membalas senyumanku dengan senyuman khas oppa.
Hey! Donghae oppa itu tampan, Cuma terkadang dia bisa jadi agak hiperaktif karena kelebihan tenaga. Ibaratnya kalau dia jadi mesin dia tidak memiliki tombol off. Karena itu dia bisa melompat ke sana dan ke sini tanpa lelah, tapi itulah yang kusukai dari oppaku. Dia siap menghiburku kapan pun aku sedih.
Sebenarnya bukan cuma Hae oppa yang punya pengalaman pahit soal cinta, aku pun pernah mengalaminya. Tepatnya 3 bulan lalu. Bagaimana jika kalian melihat namjachingumu berpelukan dan bermesraan dengan yeoja lain yang notabene adalah sahabatmu sendiri dengan mata kepalamu? Bagaimana perasaanmu? Hancur? Sakit? Marah? Lebih tepatnya aku merasa kecewa. Sahabatku dari SMP menjalin hubungan dengan namjachinguku sendiri di belakangku dan hebatnya hanya aku saja yang tidak tahu. Maka dari itu, tadinya aku menentang ide appa untuk pindah ke Seoul, tapi dengan adanya kejadian menyakitkan ini aku lebih memilih untuk pergi meninggalkan dua orang yang sangat penting dalam hidupku. Konyol! Seharusnya aku mendengarkan perkataan teman sekelasku saat itu. Kalau diingat-ingat lagi aku jadi merasa sebal. Sebal karena aku dengan mudah dikelabuhi oleh mereka. Siwon dan Kibum. Kalau ditanya apakah aku sudah memaafkan mereka? Aku sendiri tidak beniat menjawabnya. Karena aku masih bingung. Aku menyayangi mereka begitu tulus tapi mereka membalas rasa sayangku dengan cara yang terburuk yang tak pernah terlintas di benakku.
Hah, sebaiknya cukup membahas kisah piluku. Aku harap aku dapat mendapat yang lebih baik di sini.
"Hae Minnie, sedang apa kalian ini? Melamun terus. Jadi gak perginya?" panggil appa sambil menenteng tas laptop yang disiapkan omma. Kami tersentak dan langsung berjalan menghampiri orang tua kami. Setidaknya aku masih punya orang tua kan?
