Disclaimer: Persona 2, dan Persona Series lainnya © ATLUS

Note 1: Ga' tau saya kesetrum apa sampe dapet ide macam beginian… Judulnya dapet inspirasi dari lagunya It's My Life © Bon Jovi

.: It's My Life :.

Dengan tegap ia berdiri di tengah kerumunan murid-murid yang berkumpul bersamanya di depan papan besar. Matanya yang berwarna coklat tua, serta pandangannya yang fokus nan datar melihat setiap nomor yang terpampang di papan besar tersebut, mencari nomor ujiannya ada atau tidak. 1215. Nomor tersebutlah yang dicarinya. Bola matanya bergerak mencari nomor itu disetiap lembar kertas yang ditempel dipapan tersebut. Dan tentunya ia menemukannya. Nomornya berada di urutan kelas 2-F. Semoga kelas yang tidak membosankan—pikirnya.

.

.

Gekkoukan High School

Daftar Siswa kelas 2 Tahun Ajaran 2010-2011

Kelas 2-F

1215

Tatsuya Suou

.

.

Kubuka pintu ruangan yang terdapat nama '2-F' diatasnya. Dengan 'pede'-nya, aku mengambil tempat duduk urutan kedua dari samping, kedua dari depan—nomor favoritku. Baru saja aku duduk dibangku tersebut, datang seorang anak berambut pirang dengan mata berwarna biru—sepertinya orang asing. Cantik memang, tapi bukan tipeku. Gadis itu tersenyum padaku.

"Hei, boleh tidak aku duduk disini?" ucapnya dengan logat Cantonese—mungkin keturunan orang Cina. Tentu saja aku mengangguk, toh kelihatannya dia bukan anak yang suka menyontek saat pelajaran ataupun ulangan. Lagipula, yang namanya ada kesempatan jangan dilewatkan benar? Baru saja aku ingin menayakan namanya, mulutnya sudah terbuka lebih dulu.

"Kau baru, ya disekolah ini? Namaku Lisa Silverman, kau boleh panggil aku Lisa, tapi jangan panggil aku—"

BRAK!

Ucapan Lisa dipotong oleh terbukanya—terbantingnya pintu. Di balik pintu terlihat seorang anak lelaki dengan rambut spike biru dan bermake-up tebal, memakai banyak perhiasan (termasuk pierching) membawa tas gitar dan… memakai tunik. Kalau menurutku, dia (mungkin) salah satu anggota band.

Anak-anak sekelas bergidik ngeri melihatnya dan segera menghindari kontak mata dengannya—kecuali Lisa. Bagian itulah yang membuatku heran. Dia bahkan memandang lelaki itu dengan tatapan datar, seakan-akan dia sudah tau apa yang akan dilakukan lelaki itu selanjutnya. Benar saja, dia menghampiri meja kami. Matanya menatap seakan-akan ingin menghajar seseorang, tapi matanya tidak mengarah padaku, melainkan pada…

"Hei Ginko! Kau apakan gitarku kemarin sampai-sampai senarnya putus, huh!" Teriaknya pada Ginko (?). Apa yang dimaksudkannya itu Lisa? Tapi, 'Ginko'?

"Ehhm… Itu… Tanya Jun." Jawab Lisa datar. Satu pertanyaan dibenakku ketika mendengarnya menjawab, Lisa dipanggil Ginko?

"Kau harus menggantinya! Kau tahu betapa mahalnya senar gitar itu kan! Dan kau juga tahu apa yang akan terjadi jika aku meminta uang pada ayahku? Lagipula gaji yang diberikan ayahku tidak akan cukup untuk membeli senar yang baru!" Ocehnya tak berhenti pada Lisa—Ginko. Lisa pun sudah terlihat tak sabaran diteriaki seperti itu.

"Sst! Kau mau 'itu' diketahui yang lain? Tenanglah!" Lisa berdiri dari duduknya, mencoba menenangkan si rambut biru itu dengan nada jengkel. Mendengar yang diucapkan Lisa, dia langsung menatap semua teman-teman sekelas, dan berteriak…

"KELUAR SEMUANYA!" Berbondong-bondong anak-anak sekelas keluar dari ruangan—terkecuali aku, ketika mendengar 'perintah' dari lelaki itu. Samar-samar aku mendengar anak-anak lain berbisik satu sama lain.

"Eikichi-san mulai berantem lagi sama Lisa-san… Susah deh kalo udah kaya' gini…"

"Iya… Terakhir kali mereka berantem aku lihat mata Eikichi-san membiru…"

Membiru? Memang apa yang dilakukan Lisa padanya?

Tak lama aku memikirkan itu, dia menyapa (atau lebih tepatnya meneriaki) diriku yang duduk anteng adem anyem disebelah Lisa. Tidak hanya aku, Lisa pun tersentak kaget. Pandanganya pandangan jengkel—atau iri. Dia mulai menarik napas ingin meneriakiku lagi. Tapi beberapa menit berlalu, tak terjadi apa-apa. Lisa pun yang mulai heran apa yang akan terjadi , membuka mulut duluan.

"Ada apa, sih! Daritadi maen pandang-memandang terus? Kau ketularan Jun, Eikichi?" Muka Eikichi—itukah namanya?—memucat ketika mendengar ucapan Lisa, terutama ketika gadis itu mengucap nama seseorang. Jun.

"ENAK SAJA KAU SEMBARANGAN BICARA!"

"Sssh! Berisik sekali sih kau ini?" Setelah Lisa mengatakan itu, Eikichi kembali menatapku dan mulai bicara.

"Kau anak baru? Tidak takut padaku, huh?" Tanyanya. Lisa hanya bisa menatap heran. Seketika mulutku bergerak.

"Tidak." Mata keduanya membelalak. Seakan-akan tidak percaya akan apa yang mereka dengar tadi. Apa salahku memangnya mengucapkan satu kata itu?

Tiba-tiba Eikichi tertawa lepas, Lisa hanya bisa mengerutkan sebelah alisnya.

"Haha—jarang ada orang sepertinya, Ginko! Ini lucu sekali!—hahaha!" Ucapnya seraya mengusap air mata tawanya. Ketika tawanya habis, dia mengulurkan tangan tanda perkenalan.

"Kalau begitu, kenalkan, namaku Eikichi Mishina. Karena kau tak takut padaku, panggil saja Eikichi. Tapi jangan panggil aku…"

"'Pants Leader' 'Pants Leader' 'Pants Leader'…" Lisa memotong perkenalannya. 'Pants Leader'?

"JANGAN MEMANGGILKU SEPERTI ITU, GINKO!"

"Apa sih! Aku kan' tidak protes ketika kau memnggilku dengan sebutan 'Ginko'!"

"Tapi itu beda lagi, Ginko!"

… Apa mereka lupa kalau aku ada disini? Daripada menunggu mereka selesai berkelahi, aku langsung berdiri dari posisi dudukku. Membuat mereka menatapku kembali. Aku pun mulai menarik napas.

"Kalau begitu, ini giliranku. Salam kenal, namaku Tatsuya Suou, kalian bisa panggil aku Tatsu jika kalian mau."

"Ok, Tatsu!" Eikichi tersenyum, memperlihatkan gigi taringnya yang tajam.

"Ingat, Tatsu-kun, jangan panggil aku 'Ginko', oke?" Bukankah itu artinya dia hanya mengizinkan Eikichi saja yang memanggilnya seperti itu?

"Iya, tenang saja. Oh, iya. Omong-omong soal senar gitarnya…" Berkat ucapanku tersebut, Eikichi kembali menatap Lisa. Dan—tentu saja—Lisa menatapku dengan tatapan membunuh.

"Ginko…?"

"Tadi kan' aku sudah bilang, itu salah Jun!" Jawabnya datar. Aku pun memberanikan diri bertanya.

"Siapa 'Jun' yang kita bicarakan ini?" Eikichi dan Lisa menatapku lalu saling menatap satu sama lain. Lisa pun mulai menjawab.

"Jun itu…"

To Be Continue

Note 2: Udahan dulu deh, mau berangkat les. Terimakasih bagi yang sudah berkenan membaca fict ancur nan abal ini ^^. Maaf kalau bertebaran 'Miss Typo' dimana-mana. Untuk chapter selanjutnya, mungkin akan lama untuk dipublish, soalnya aku lagi mid semesteran...

Boleh minta review? :3