Desclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Mistery, Friendship

Warning : AU, OOC, Fem Naru, No Yaoi, Typo's, Membingungkan, Gaje, dll

Don't Like, Don't Read...

.

.

.

"Hei, tunggu.. kau mau pergi kemana?"

"Jangan mengikutiku!"

Klik

"Pelaku telah tertangkap dan polisi..."

Klik

"Kini dikabarkan penyanyi senior..."

Klik

"Aishiteru..."

Klik

.

"Gaara, kau mau merusak TV, huh?"

Seorang yang di panggil langsung melemparkan remot yang sedari tadi dipencetnya ke meja hingga menghasilkan suara yang keras.

"Sekarang kau mau merusak remotnya, juga meja?"

"Ck, berisik Neji."

Pemuda berambut merah itu kini membaringkan tubuhnya di sofa dan melipat kedua tangannya di dada. Dan Neji pun ikut menyamankan dirinya di samping Gaara, menyandarkan kepalanya pada sofa dan memejamkan mata sejenak.

"Membosankan," suara Gaara kembali membuat Neji memperlihatkan lavendernya.

.

"Haaaahh, hari ini panas sekali," seru seorang gadis mungil berambut pirang yang langsung mengambil tempat di sofa yg masih kosong dengan membawa sebuah botol air.

"Suara cemprengmu itu membuat suasana makin panas, Dobe."

Kini sang pemuda tampan bermata onyx ikut mendudukkan dirinya di sofa.

"Teme, aku sedang tidak mood bertengkar denganmu."

"Hn."

Kedua orang tadi adalah Uzumaki Naruto sang gadis berambut pirang dan Uchiha Sasuke, pemuda berambut onyx.

"Hei, kalian... Daripada bersantai seperti itu, lebih baik bantu aku membereskan ini," kata seorang gadis lainnya yang memiliki rambut berwarna merah muda yang tengah berkacak pinggang melihat keempat rekannya.

"Aku sedang bekerja keras, Sakura."

"Tidur-tiduran begini kau bilang bekerja keras, Gaara?"

"Ya, aku sedang bekerja keras melawan kebosanan ini."

"Jangan bercanda, Gaara!"

"Apa wajahku terlihat sedang bercanda, hm?"

"Kau mau ku bunuh dengan cara apa, Gaara?"

Ketiga orang lainnya yang menyaksikan perdebatan itu tersenyum dan menggelengkan kepala, adapun Sasuke yang menanggapinya dengan mendecih.

"Sepertinya kalian berdua makin serasi saja."

Neji sukses mendapat hadiah sebuah botol air milik Naruto yang dilempar Gaara tepat mengenai kepalanya.

"Gaara, kau tidak berperikemanusiaan sama sekali," gerutu Neji sambil mengusap kepalanya yang sedikit benjol.

"Hn."

"Hoho.. setelah setahun lebih kita bersama, sepertinya trendmark-mu itu sudah populer, Teme?"

Sasuke langsung saja menjitak kepala Naruto yang ada disebelahnya.

.

[Naruto POV]

Yah seperti inilah keadaan di rumah setiap hari, pasti ada keributan antara aku, Sasuke, Sakura, Gaara, dan Neji. Kami telah tinggal bersama sudah satu tahun lebih. Kenapa? Itu karena kami tergabung sebagai sebuah kelompok yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah perkara.

Jinchuuriki Dective itulah kami.

Walaupun kami masih muda –dan aku yang paling muda dari yang lain- tapi kalau sudah dalam penyelidikan kami akan serius dan profesional.

Baiklah sekarang aku akan memperkenalkan para anggota Jinchuuriki Detective.

Aku.. Uzumaki Naruto berumur 16 tahun, anggota termuda dalam Jinchuruki Detective. Aku ikut bergabung saat terjadi sebuah kasus yang membuat kedua orang tuaku terbunuh.

Saat itu Jinchuuriki Detective masihlah beranggotakan 4 orang dan mereka diminta oleh Tsunade-baachan untuk menangani apa yang menimpa keluargaku. Aku yang merasa marah, sangat ingin ikut mengungkap siapa pelaku di balik pembunuhan kedua orang tuaku.

Dan akhirnya baa-chan malah menyuruhku masuk kedalam Jinchuuriki Detective setelah melihat kemampuanku.

Tsunade baa-chan adalah seseorang yang bertanggung jawab atas Jinchuuriki Detective. Ya beliaulah yang mendirikan grup ini dari awal mula berhasil mendapatkan Gaara, Sasuke, Neji dan Sakura dalam sebuah audisi. Audisi tersebut tidaklah mudah, banyak sekali tes yang memusingkan kepala di dalamnya, karena semua tes itu mengerahkan kemapuan analisis otak mereka yang memang harus di atas rata-rata. Dari 72 orang yang mendaftar hanya terpilih 4 orang untuk masuk Jinchuuriki Detective ini. Yang tak lain adalah :

Sabaku No Gaara

Gaara adalah ketua dalam Jinchuuriki Detective. Berumur 18 tahun, berwajah tampan, cool,kalem, tenang, juga irit bicara. Gaara sangat benci saat-saat dimana dirinya merasa bosan. Dan kalau dia sudah merasa bosan, jangan harap untuk menyuruhnya melakukan sesuatu ataupun mengganggunya, karena pada saat itu mood-nya sedang sangat buruk.

Aku menyukai Gaara dan Gaara pun juga menyayangiku. Tapi itu hanyalah sebatas kakak-beradik. Dan sebagai kakak Gaara termasuk sebagai kakak yang posesif juga protektif.

Gaara sangat ahli dalam menganalisis keadaan. Hanya dengan melihat dan merasakan suasana di sebuah ruangan, Gaara langsung dapat mengetehui hal-hal yang terjadi termasuk saat bahaya mengancam. Kemampuan Gaara yang bisa dibilang hanya mengandalkan firasat itu tak bisa diremehkan.

Haruno Sakura

Sakura seorang gadis berumur 18 tahun yang anggun dan cantik, tapi dibalik keanggunan itu dia juga bersifat tegas. Sakura juga yang menjadi 'ibu rumah tangga'. Semua urusan rumah mulai dari memasak, mencuci, beres-beres, dan lain-lain menjadi tugasnya sehari-hari.

Aku ?

Entahlah, aku tak punya kemampuan dalam hal mengurus rumah. Semua akan menjadi makin berantakan kalau aku yang mengambil alih pekerjaan Sakura.

Sakura menjadi pengontrol tindakan kami dalam penyelidikan agar kami tidak melakukan suatu hal diluar batas yang dapat membahayakan keselamatan kami. Kemampuannya dalam menyeldiki kasus terletak pada pemecahan masalah. Sakura sangat ahli dalam merangkai dan merumuskan setiap hasil penyelidikan.

Hyuga Neji

Neji berumur 19 tahun. Seorang pemuda yang lembut, pengertian, sabar dan baik hati. Dan aku merasa sangat tenang bila berada di dekatnya. Aku pun dapat bermanja-manja sesuka hatiku, juga meminta pembelaan apabila Gaara dan Sasuke memarahiku karena ulahku yang ceroboh.

Neji ahli dalam teknologi. Berbagai macam alat elektonik canggih yang dapat memanjakkannya sangat lengkap di dalam kamarnya. Semua alat penyelidikan pun Neji yang menyiapkannya. Tidak hanya dalam hal teknologi, Neji juga memiliki kemampuan berupa penglihatan yang baik. Dari sudut ke sudut sebuah ruangan selalu dicermatinya dengan baik. "Hal sekecil apapun dapat berarti" itulah kata-kata yang sering diungkapkannya saat kami telah bosan mencermati sebuah ruangan dan meminta padanya untuk beranjak dari tempat tersebut.

Uchiha Sasuke

Sasuke, berumur 18 tahun. Di anugerahi wajah yang sangat tampan, namun diberikan sifat yang sangat sangat menyebalkan. Dia selalu saja mencari masalah denganku, setiap hari tak ada kata damai untuk kami berdua. Tapi entah kenapa aku malah menyukai dirinya yang brengsek itu.

Sasuke termasuk ke dalam orang yang bermuka dua. Kau tahu, di depan orang banyak dia selalu memasang wajah kalem, cool, stoic dan teman-teman sejenisnya. Tapi kalau sudah berkumpul berlima, Sasuke bisa menjadi sangat 'gila'.

Sasuke sangat pintar dalam hal apapun. Dan jangan lagi tanyakan kemampuannya dalam penyelidikan. Sasuke dapat menjadi pion terpenting di Jinchuuriki detective ini

[End Naruto POV]

.

Terdengar sebuah suara pintu yang dibuka lalu ditutup kembali dengan keras dari arah ruang tamu. Dan kini tampaklah seorang wanita berumur 50 tahunan yang masih terlihat muda dan sangat cantik, juga dibelakangnya berdiri sang asisten yang tengah membungkukkan badan memberi salam dan hormat.

"Wah wah. Kalian sedang bersantai rupanya. Apa aku mengganggu?," tanya wanita berambut pirang tersebut.

Kelima orang yang kedatangan tamu spesial itu hanya menampilkan ekspresi bosan, kecuali Sasuke dan Gaara yang tetap pada ekspresi stoic mereka.

"Mau apa lagi baa-chan kesini?," tanya Naruto dengan sangat tidak antusias.

"Hei hei, aku kemari membawa kabar baik untuk kalian."

"Kabar baik apa, Tsunade-sama?," tanya Sakura yang langsung mempersilahkan tamu mereka untuk duduk.

"Kuharap kali ini benar-benar kabar baik."

"Kuharap kami tidak berakhir dengan uang yang habis."

"Kuharap tidak membosankan."

Sasuke, Neji dan Gaara ikut menimpali perkataan Tsunade.

"Tenang saja, ini benar-benar kabar baik, Sasuke. Kalian tidak akan kehabisan uang, aku jamin itu Neji dan tentu akan membunuh kebosananmu, Gaara."

"Lalu, apa itu?" tanya Naruto dengan sedikit antusias.

Tsunade mengipaskan telapak tangannya pada lehernya lalu mengusap kening.

"Em, kurasa udara panas membuat tenggorokanku kering."

Perkataan Tsunade barusan berhasil membuat kelima orang yang tengah 'penasaran' itu mengerlingkan mata bosan.

"Baiklah akan kubuatkan minuman."

Sakura langsung berlari ke arah dapur dan semenit kemudian kembali menampakkan dirinya dengan napas yang terengah-engah.

"Jangan memulai pembicaraan tanpa aku!"

Setelah menyampaikan pesannya, Sakura kembali melesat pergi. Dan beberapa menit kemudian, Sakura kembali membawa dua gelas berisi cola di atas nampan.

"Sakura-nee, kukira kau akan membawakan untuk kami juga," Naruto protes karena Sakura hanya membawa dua gelas minuman sementara dirinya tengah kehausan.

"Kalian mau? Kenapa tidak bilang dari tadi."

Sakura kembali melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Selama setahun ita bersama, sepertinya bodohmu itu telah menular, Dobe."

"Temeeeeee."

Tangan Naruto menggapai bantal kursi terdekat dan langsung menghantamkannya ke wajah tampan milik sang Uchiha.

.

"Kau tidak lupa membawa surat permohonannya kan, Shizune?"

Pertanyaan Tsunade pada asistennya menghentikan keributan yang terjadi antara Naruto dan Sasuke.

"Ya, tentu saja Tsunade-san," jawab Shizune sembari membuka tas yang dibawanya dan mengeluarkan sebuah amplop coklat dan memberikannya kepada Tsunade.

Sakura datang membawa 5 gelas cola dan menaruhnya di meja,, lalu mengambil posisi duduk.

"Baiklah aku akan memulainya."

Wajah Tsunade yang berubah menjadi serius membuat suasana menjadi serius pula.

Tsunade menaruh amplop yang di pegangnya ke meja lalu mendorongnya hingga amplop tersebut sampai ke hadapan Gaara.

"Gaara, bacalah."

Gaara membuka amplopnya dan mengeluarkan sebuah kertas berukuran A4 .

Naruto dan Neji yang masing-masing ada di sisi kanan dan kiri Gaara menggeser posisi duduk mereka mencoba 'mengintip' apa isi yang ada dalam selembar kertas tersebut.

Setelah membaca keseluruhan isinya, Gaara kembali meletakkan kertas itu ke atas meja yang langsung disambar oleh Sakura.

"Jadi... bagaimana menurutmu, Gaara?"

Ditanya begitu Gaara langsung melirik ke arah temannya satu persatu untuk meminta jawaban juga.

Selembar kertas tadi kini telah berpindah tangan pada Sasuke.

"Ya... kami terima."

"Bagus, Shizune akan menjelaskan detilnya."

Tsunade mengambil minuman yang ada dihadapannya dan menghirupnya.

"Tempat Kejadian Perkara berada di daerah pelosok kota Iwa, tepatnya di sebuah asrama bernama Iwagakure."

"Iwagakure?," Gaara dan Sasuke menanggapi dengan bersamaan dan langsung saling pandang satu sama lain.

"Kalian tahu?," tanya Naruto sambil menyeruput minumannya dengan sedotan.

Tak ada yang membuka suara di antara keduanya dan diambil alih oleh Neji.

"Silahkan dilanjutkan Shizune-san."

"Seperti yang kalian baca, korban bernama Fuma Arashi tinggal di asrama tersebut sejak 3 tahun yang lalu."

Shizune menghela napas dan membalik sebuah buku catatan kecil di tangannya.

"Korban Arashi tinggal bersama lima orang lainnya. Mereka adalah Karin, Ten-Ten, Ino, Deidara, dan Sasori."

Shizune melirik ke arah Gaara saat menyebut nama Sasori yang diketahui adalah sepupu Gaara.

"Sasori-nii? Dia terlibat?," Naruto berseru kaget mendengar seseorang yang dikenalnya.

"Bagaimana dengan kondisi fisik korban saat kejadian?," Sasuke sepertinya sudah mulai masuk ke dalam penyelidikan.

"Tak ada kerusakan yang berarti selain di bagian belakang kepala yang pecah. Korban Arashi tewas tergeletak tepat di bawah tangga yang menuju lantai 2 asrama tersebut. Dan karena itu polisi menutup kasus ini sebagai kecelakaan yang di akibatkan sang korban terjatuh saat ingin turun ke lantai dasar, juga hanya dengan mengandalkan cahaya bulan dari kaca atap makin menguatkan kesimpulan polisi."

Shizune menyeruput minumannya lalu membalik lagi selembar halaman pada bukunya.

"Kurasa Shika tidak menangani kasus ini," gumam Sakura yang tengah menopang dagu, terlihat di wajahnya kalau gadis cantik ini tengah berpikir keras.

"Ya.. Shikamaru memang tidak turun tangan dalam kasus ini," Tsunade menegakkan posisi duduknya lagi setelah sesaat tadi mencoba menyamankan diri.

"Jadi kalau bukan Shika-nii siapa?."

"Dia adalah anak buahnya Shika, Naruto."

Naruto hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'.

"Tidak profesional sekali, bagaimana bisa dia menutup sebuah kasus hanya dengan analisis seperti itu," Sasuke menyuarakan ketidaksukaannya.

"Siapa dia?," Gaara ikut angkat bicara.

"Aku tak tahu."

Tsunade yang tengah angkat bahu itu langsung diberikan deathglare oleh kelima orang Jinchuuriki Detective.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu baa-chan? Yang benar saja..."

"Lalu kalau Tsunade-sama tidak tahu, bagaimana Fuma klien kita bisa meminta bantuan padamu."

"Neji, bukankah tadi di sebutkan oleh Shizune kalau para penghuni disana adalah salah satu sepupu dari kalian."

Neji langsung membungkan menyadari kebodohannya.

"Apa kalian sudah memiliki hasil dari penyelidikan polisi?"

Shizune menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan Gaara dan membuat kelima orang tersebut heran.

"Yang benar saja."

Sakura sedikit menenangkan Sasuke yang tengah emosi.

"Baa-chan, kenapa sampai belum memilikinya? Bagaimana kami bisa memulai penyelidikan kalau begini."

"Hei hei, jangan marah padaku. Aku sudah berusaha untuk mendapatkannya dari pihak kepolisian, tapi mereka tak mau menyerahkannya."

"Apa alasan mereka?"

Gaara terlihat tengah berusaha menenangkan dirinya sendiri untuk tidak terbawa emosi layaknya Sasuke.

"Mereka bilang semua data itu ada di tangan kepala polisi mereka yang menangani kasus itu. Dan saat aku meminta bertemu dengan orang itu, mereka malah mengusirku dengan alasan kepala polisi sedang bertugas di luar kota."

"Semua data? Di pegang olehnya sendiri? Rasanya sangat aneh," Sakura mengerutkan dahinya, melipat kedua tangan di dada.

"Sudah menghubungi Shikamaru?"

"Shikamaru tidak bisa dihubungi sejak klien kalian menghubungiku menghubungiku."

Kini jawaban yang dilontarkan Shizune membuat semua terperangah tak percaya.

"Mencurigakan."

"Apa maksudmu dengan mencurigakan itu, Neji?"

"Sakura, tidakkah kau berpikir kalau mungkin polisi ikut 'bermain' dalam kasus ini?"

Sakura menggelengkan kepalanya tidak mengerti.

"Jadi kita harus memulai penyelidikan dari nol?"

"Dari nol pun hanya akan mendapatkan hasil nol."

Gaara menatap Sasuke yang baru saja membalas perkataannya.

"Ya, Sasuke benar."

"Sudahlah tenangkan diri kalian dulu. Aku masih ada pekerjaan jadi ku tutup pembicaraan kita sampai disini. Kalian sudah menyetujui kasus ini kan? Kuharap kalian dapat memulainya segera."

Tsunade dan Shizune melangkahkan kaki meninggalkan kediaman Jinchuuriki Detective yang tengah dilanda kebingungan.

.

Sudah satu jam berlalu sejak kepergian Tsunade dan Shizune, para Jinchuuriki Detctive masih tetap bertahan dalam posisi masing-masing dan berkutat pada pikiran masing-masing.

"Aaarrghh, aku tidak mengerti," teriak Naruto yang memecahkan keheningan di antara mereka.

"Baru kali ini kita terkena masalah sebelum penyelidikan."

Naruto menganggukan kepalanya mendengar ucapan Sakura.

"Jadi bagaimana?"

Naruto mengedarkan pandangan melihat wajah ke empat rekannya satu-persatu yang tengah berpikir keras.

Gaara beranjak dari duduknya, "aku akan mencoba menghubungi Shikamaru."

Gaara pun melangkah pergi meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.

"Kurasa kita tak akan bisa memulai penyelidikan ini kalau tak ada bahan sedikit pun."

"Hn."

"Kuharap Gaara dapat menghubungi Shika."

"Ya, aku pun berharap begitu Nee-chan."

Itulah obrolan terakhir yang diucapkan Neji, Sasuke, Sakura dan Naruto sampai akhirnya mereka membubarkan diri dan kembali pada aktifitas masing-masing.

.

"Temeeee, jangan ambil tomat milikku!"

"Kenapa kau pelit sekali, Dobe? Biasanya kau yang memberikan padaku."

"Itu salahmu sendiri, karena kemarin menjejalkanku dengan tomat-tomat itu, kan aku jadi ketagihan."

"Cih, hanya orang bodoh yang baru menyadari kalau tomat itu enak."

"Temeeeee!"

Lagi..

Acara makan malam ala Jinchuuriki Detective yang dipenuhi oleh keributan antara Sasuke dan Naruto.

"Hei kalian berdua diamlah!"

"Neji-nii, teme ituuu."

"Apa, huh? Kau minta pembelaan lagi, Dobe?"

"Sstt, kalian berdua apa tidak sadar kalau master kita sedang serius?"

Naruto dan Sasuke, bahkan Sakura langsung melihat ke arah Gaara yang tengah menopang dagu dengan kedua sikunya bertumpu pada meja.

"Gaara-nii, jangan serius begitu. Nanti cepat tua loh."

Naruto, mengibaskan tanganya didepan wajah Gaara.

"Hn."

"Sepertinya aku benar-benar harus mematenkan trendmark-ku satu itu agar tak dijiplak seenaknya tanpa bayar royalti."

Gaara langsung melemparkan deathglarenya pada Sasuke.

"Gaara-nii, ayo makan. Atau mau kusuapi?"

Naruto mengambil sepotong sushi dengan sumpitnya lalu menyuapkannya pada Gaara dan Gaara pun menerima suapan dari Naruto setelah dipaksa beberapa kali.

"Aakh, kalian romantis sekali," teriak Sakura sambil menepuk kedua tanganya.

"Ck, aku cemburu Dobe. Apa kau sudah berpaling dariku? Kau berselingkuh tepat didepan wajahku. Kau tahu hatiku sangat sakit melihatnya,"

"Temeeeee, jangan mulai!"

Gaara mendengus geli melihat keempat rekannya itu.

"Hei hei hei, ternyata master kita tersenyum."

Neji berhasil kembali membuat Sasuke, Naruto dan Sakura menoleh kearah Gaara.

"Benarkah? Ah, andai aku mengambil fotonya, lalu akan ku jual foto itu pada para fansgirl-nya, pasti akan laku keras. Dan uangnya akan kubelanjakan bahan-bahan kebutuhan kita yang sudah menipis."

"Sakura, boleh aku minta bagian?"

"Ah, tentu saja Neji."

"Kalau itu sampai terjadi, akan kupastikan kalian berdua tak akan mengikuti penyelidikan lagi.

Kalimat yang dilontarkan Gaara barusan membuat Naruto terkekeh, Sasuke tersenyum tipis dan kedua orang yang terkena ancaman langsung membatu.

Terdengar sebuah dering telpon dan Gaara mengeluarkan ponselnya. Setelah melihat sebuah nama yang ada di layar ponselnya, Gaara langsung menatap ke arah rekannya.

"Shikamaru..." katanya lalu menekan tombol hijau untuk menjawab sebuah panggilan dan membesarkan suaranya agar yang lain dapat mendengar juga.

"Gaara, ada apa kau menelponku tadi?"

"Shika-nii, kau mengganggu acara makan malam kami," teriak Naruto dari tempatnya berada.

"Ah maaf aku mengganggu waktu kalian. Aku sedang sibuk, jadi hanya ini waktu luangku."

Gaara bangkit dari duduknya, "Kalian teruskan saja, aku akan bicara dengan Shika," Gaara pun pergi menuju beranda rumah.

.

Setelah hampir setengah jam, Gaara akhirnya bergabung dengan keempat anggota Jinchuuriki Detective lain yang tengah menunggu informasi 'penting' darinya di ruangan favorit mereka.

Gaara mendudukkan dirinya di samping Neji.

"Jadi?"

.

.

.

To Be Continue...


Bagaimana pendapatnya?

Anehkah?

Sebenarnya Sierra terinspirasi dari sebuah novel mini (ga tau namanya apa). Novelnya itu berukuran lebih kecil dari ukuran komik. Ceritanya masih punya orang Jepang juga.

Novel itu karya dari Hitomi Akino.Punya banyak seri yang berbeda-beda, jadi Sierra bingung mau kasih tau judul yang mana.

Menceritakan tentang berbagai macam kasus yang ditangani oleh Detektif Sakurazaki.

Adakah yang pernah membaca novel ini?

.

.

Dan mohon Reviewnya minna...