Title: love ? (사랑 ?)
Casts: Min Yoongi
Park Jimin
And others
Pairing: minyoon (Jimin x Yoongi) and others.
A/N: casts belong to god, bumo-nim and agency. Nadya hanya pinjam nama agar imajinasinya tersalurkan hehe..
-love ? (사랑 ?)-
Malam semakin larut, kaki pendeknya terus melangkah sambil memeluk erat jaket kulit hitamnya, udara sekitar semakin dingin mengingat sudah pukul 11 malam. Seakan tidak perduli ia terus berjalan sampai pandangan matanya tertuju pada pagar besi tinggi rumahnya.
"Kalau tahu begini aku bawa mobil saja tadi. Astaga dinginnya sampai menusuk tulangku." Pemuda itu bergumam sambil membenamkan tubuh kecilnya kedalam jaket kulitnya.
Membuka pagar rumahnya, kemudian berjalan masuk kearea pekarangan rumah setelah menutup kembali pagar rumahnya. Berjalan kembali menuju pintu rumahnya dan membukanya lebar-lebar agar ia dapat masuk kemudian menutup kembali pintu itu dan menguncinya.
"Baru pulang sayang ? Kenapa larut sekali pulangnya eum ?" Sang ibu yang sedang berada di ruang keluarga segera keluar setelah mendengar suara pintu tertutup yang menampakkan anaknya dengan wajah letihnya.
"Ne eomma, maaf hari ini aku pulang larut lagi. Kenapa eomma belum tidur ? Appa dimana ?" Tanyanya pada sang ibu.
"Eomma tidak bisa tidur sebelum kau pulang sayang, appa sudah terlelap satu jam yang lalu, katanya pekerjaan di kantor membuatnya lelah." Jawab sang ibu sambil mengelus lembut surai hitam legam milik anaknya itu.
"karena Yoongi sudah pulang, sebaiknya sekarang eomma pergi ke kamar dan tidur ya ?" Pemuda yang mengaku namanya Yoongi itu mendorong pelan bahu ibunya menuntunnya ke kamar tidur sang ibu -dan ayahnya-.
"Baiklah, kau juga harus tidur sayang. Jaga kesehatanmu jangan terlali sering pulang larut, angin malam tidak baik untuk kesehatanmu." Ujar sang eomma setelah berhenti di depan pintu bercat putih dan berbalik menatap anaknya itu.
"Ne eomma, eomma juga harus menjaga kesehatan eomma. Baiklah Yoongi ke kamar tidur dulu ya, Yoongi menyayangi eomma." Setelah mengecup pipi ibunya pemuda dengan surai hitam legam itu pun menaiki tangga lantai dua dimana letak kamarnya berada.
Mengunci pintunya kemudian berjalan ke meja yang biasa ia pakai untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Melepaskan jaket kulit yang membalut tubuh kecilnya kemudian menyampirkannya di kursi. Yoongi mendudukkan tubuhnya kekursi, menghela nafas berat sambil tangannya memijat pelan pelipisnya.
"Kau harus ikut dengan kami Yoongi hyung, setidaknya disana kau bisa mendapatkan seseorang yang kau sukai ? Mungkin ? Lupakan bajingan sialan itu. Asal kau tahu saja hyung kau itu cantik tapi sayangnya sifatmu itu cuek dan dingin."
Perkataan sahabat dengan sifat anehnya tadi siang membuatnya pusing, enak saja dia pikir Yoongi itu apa ? Se-enak jidatnya saja, secara tidak langsung mengatainya tidak laku ? Begitu ?. Bukannya ia tidak laku hanya saja saat ini belum ada orang yang bisa membuat hatinya luluh setelah 'bajingan sialan' yang hampir menghilangkan nyawa berharganya itu meninggalkannya. "Sial, awas saja kau Kim idiot Taehyung!!" Umpat Yoongi kesal. Yoongi pun bangkit dari duduknya berjalan ke lemari besarnya mengambil setelan piama putih polosnya kemudian berjalan malas ke dalam kamar mandi.
Setelah mengganti baju, menggosok gigi dan mencuci mukanya Yoongi berjalan menuju ranjangnya merebahkan tubuh lelahnya setelah meletakkan pakaian kotor yang tadi ia pakai sedari pagi di tempat pakaian kotor miliknya, menatap langit-langit kamarnya dengan diam.
"Haaah...kenapa aku tidak bisa menghilangkan wajah namja brengsek itu dari pikiranku ? Haish, menyebalkan dasar brengsek!!!" Maki Yoongi.
Terdiam. Tak bisa berkata-kata lagi. Setelah sekian menit terdiam matanya pun terasa berat karena terus memikirkan hal berat yang ia lalui belakangan ini sampai akhirnya ia tertidur dan mulai mengarungi lautan alam mimpinya.
Min Yoongi 23 tahun, anak dari pasangan Min Jungsoo dan Min Yoonji, lahir di daegu, 9 maret 1993. Kuliah di Univesitas Kyunghee jurusan seni semester 7. Ayahnya Min Jungsoo adalah direktur utama perusahaan keluarga mereka MJ corp. Yang bergerak di bidang penjualan clothing ternama di daerah kota Seoul.
Tapi itu tidak membuatnya sombong, yeah... meskipun terkenal dengan sebutan 'si dingin balok es dari Kutub Utara' dan sikap cueknya yang membuat teman serta sahabat-sahabatnya gemas sendiri. Yoongi akan menunjukan sikap lembut dan hangatnya hanya kepada kedua orang tuanya, dan untuk sahabatnya ia akan menunjukan sikap hangat dan lembutnya di waktu tertentu.
Yoongi berjalan menuju kantin kampusnya dengan tangan kanannya yang menggenggam ponselnya, menatap layar persegi itu dengan serius, kenyataannya sosok seorang Min Yoongi yang cuek, dingin dan tak perduli dengan lingkungan sekitarnya itu ternyata tergila-gila dengan yang namanya gadget. Entah apa yang membuatnya betah berlama-lama memandangi layar ponselnya itu, sesekali melihat kedepan takut menabarak mahasiswa lain.
Sesampainya di kantin ia langsung mencari keberadaan salah satu sahabatnya yang menyuruhnya datang kekantin. "Yoongi hyung! Di sini." Seseorang berseru memanggil namanya. Yoongi yang merasa namanya di panggil menoleh ke sumber suara, setelah menemukan siapa yang memanggilnya ia lalu berjalan menghampirinya.
Mendudukkan dirinya di kursi yang berseberangan dengan sahabatnya itu. "Wae ? Ada apa kalian memanggilku ke sini ?" To the point, tidak mau berbasa-basi karena dirinya benci yang namanya basa-basi.
"Aigoo hyung, kau ini. Kurangi sedikit sifat dinginmu itu hyung."
"Ck...tak usah mengulur waktu, aku sibuk Kim Taehyung, Jung Hoseok, Jeon Jungkook. Jika memang tidak ada yang penting aku pergi." Baru saja Yoongi berdiri dari duduknya, seseorang dari belakangnya menekan kedua pundaknya hingga ia kembali terduduk dikursinya.
"Min Yoongi, berhentilah menghindari kami. Sudah 1 minggu kau menghindar dari kami semua." Yoongi menoleh kearah kirinya kemudian mendengus kesal saat tahu siapa yang berbicara.
"Hyung, aku benar-benar sibuk, tugasku hampir deadline. Bagaimana aku bisa menyelesaikannya jika kalian terus-terusan menahanku..haish kalian itu menyebalkan." Sungut Yoongi kesal.
Yang di panggil hyung oleh Yoongi pun hanya geleng-geleng kepala. "Kau pikir aku tidak pusing dengan sekripsiku yang belum kelar itu ? Tsk..."
"Baiklah Seokjin hyung, kau sama menyebalkannya dengan mereka bertiga..." menjeda sejenak kalimatnya,
"Kalau Namjoon ada di sini juga, bisa makin gila diriku." Satu kalimat yang terlontar dengan gumaman yang pelan dari mulut Yoongi. Mereka berempat menatap heran kearah Yoongi yang bergumam tak jelas. Merasa diperhatikan Yoongi mengangkat kepalanya, "Wae ?" Tanya Yoongi.
"Hoii kalian, sudah kumpul tidak bilang-bilang."
'Gawat, baru saja aku berbicara tentang dirinya. Haish..malah datang beneran, harus kabur. Harus!!'
Yoongi mengambil ancang-ancang untuk kabur, setelah melihat sahabat-sahabatnya itu terfokus dengan kedatangan Namjoon, Yoongi segera bangkit dari duduknya dengan cepat memutar tubuhnya kemudian sedikit berlari.
Krak!!
"Arghh..astaga aku lupa kalau tidak boleh berlari, kakiku masih belum sembuh, pasti semakin ret-
Krak!!!
-ARGH..." Yoongi menjerit kencang seiring rasa sakit yang semakin menjadi dirasakannya. Tulang keringnya hampir patah karena kejadian 'waktu itu'.
"Yoongi-ah/Yoongi hyung." Seokjin dan yang lainnya berbalik menatap dimana posisi Yoongi berada setelah mendengar Yoongi menjerit kuat.
Mereka segera menghampiri Yoongi yang kesakitan sebelum...
Duk
Greeb
...Yoongi menghantam pundak seseorang kemudian limbung kesamping kanannya dan segera di tangkap oleh seseorang yang bahunya di tubruk Yoongi tadi.
"Omo!" Kagetnya. Merasa tidak ada pergerakan, namja itupun mengguncang pelan tubuh Yoongi.
"Chogiyo, apakah anda baik-baik saja ?" Tanya pemuda itu. Tidak ada jawaban sama sekali.
"Chogiyo ?...Chogiyo...
Kepala Yoongi yang awalnya bertumpu pada pundak pemuda itupun terdongak setelah mendapat guncangan kuat dari pemuda itu.
...Omo!!! Dia pingsan.."
"Jim, untung saja kau menangkapnya. Haah" ucap Seokjin lega setelah mereka sampai di hadadapan Yoongi dan pemuda tersebut langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan Seokjin.
"Tunggu apalagi ? Ayo kerumah sakit sekarang!" Seru Hoseok heboh. Seakan tersadar, mereka semua mulai panik.
"Jimin, bawa Yoongi ke mobilnya sekarang aku akan mengambil kunci mobilnya di loker. Cepatlah." Ucap Seokjin.
"Tak perlu hyung, pakai mobilku saja, ayo berangkat." Ucap pemuda tadi yang di panggil Jimin, kemudian menggendong Yoongi ala bridal menuju parkiran mobil.
Mereka sama sekali tidak memperdulikan tatapan para siswa-siswi yang berada di kantin tersebut.
- love ? (사랑 ?) -
Semua berjalan begitu saja, seperti air yang mengalir mengikuti arus. Terombang ambing mengikuti irama desiran air. Kalian tidak akan percaya kalau pemuda itu sebenarnya sepupu Jungkook dan bersahabat dengan kekasihnya, Taehyung sejak lama. Lahir di tahun yang sama hanya saja lebih tua beberapa bulan dari Taehyung, tetapi sifat sok cool-nya itu membuat pandangan orang lain terhadapnya bukan seperti yang di harapkannya 'imut' kebanyakan orang bilang dirinya imut dan menggemaskan.
Park Jimin, lahir di Busan, 13 oktober 1995 dan blood type miliknya adalah A. Park Minji adalah ibunya dan Park Dongjun adalah ayahnya. Anak ke 2 dari 2 bersaudara, Park Minjun adalah nama hyung-nya sudah menikah beberapa bulan yang lalu. Jika hyung-nya pewaris sah dari CJ group yang bergerak di bidang penjualan property, maka Jimin adalah pewaris sah saham milik ibunya CJ 2nd group dalam bidang fashion and designer.
Kuliah di universitas Kyunghee jurusan seni semester 4 bersama Taehyung. Pintar, kaya, tampan dan populer. Just like future husband right ? Tetapi jurusan yang ia ambil tidak sesuai dengan bidang perusahaan yang akan ia jalankan nanti.
Sesampainya di rumah sakit terdekat, mereka semua langsung memasuki lobby rumah sakit sambil memanggil perawat atau dokter agar menangani Yoongi dengan segera. Tak lama setelah mereka memanggil perawat atau dokter, beberapa perawat perempuan dan laki-laki membawa brankar pasien pun datang. Jimin kemudian meletakkan tubuh Yoongi di atasnya dan segera langsung di bawa menuju ruang Unit Gawat Darurat(UGD).
Pintu tertutup rapat, mereka hanya bisa menunggu dokter memeriksa kondisi Yoongi. Duduk-berdiri-duduk-berdiri, saking paniknya memikirkan keadaan Yoongi.
"Hei, duduklah dengan tenang kalian harus yakin kalau Yoongi baik-baik saja." Seokjin berseru. Sebenarnya ia juga khawatir dengan kondisi Yoongi, 'ada apa dengan Yoongi ?' Itulah isi pikirannya sedari tadi. Semua memurut duduk berjejer di bangku tunggu yang memang sudah di sediakan pihak rumah sakit.
Selang waktu 7 sampai 10 menit, dokter yang memeriksa Yoongi kemudian keluar dari balik pintu UGD, mereka semua langsung berdiri dan menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana uisa-nim ? Apakah Yoongi baik-baik saja ?" Yang tertua bertanya duluan disusul anggukkan dari yang lainnya.
"Apakah diantara kalian ada keluarganya ? Atau kerabat terdekat ?" Tanya dokter balik.
"Tidak ada diantara kami keluarganya, ia pingsan di kampus, saya kerabat dekatnya." Seokjin yang angkat bicara.
"Baiklah sebaiknya kita bicarakan di ruangan saya, mari." Dokter itupun mulai berjalan ke ruangannya. Seokjin beralih menatap dongsaeng-dongsaeng-nya memberi isyarat untuk menyetujui ucapan sang dokter, yang lain hanya bisa mengangguk kemudian kembali duduk di tempat masing-masing setelah Seokjin melenggang pergi mengikuti sang dokter menuju keruangannya.
"Silahkan duduk nak." Sang dokter mempersilahkan Seokjin untuk duduk dikursi yang berhadapan dengan dokter tersebut.
"Uisa-nim, bagaimana kondisi Min Yoongi ? Apakah dia baik-baik saja ?" Seokjin langsung bertanya.
"Jadi begini. Tulang kering kaki bagian kanan milik pasien bernama Min Yoongi mengalami keretakkan yang serius dan hampir patah, jika tidak mengambil tindakkan akan berakibat fatal pada kakinya. Pilihannya hanya ada 2, ia mau di pen atau tidak. Pilihan ada di tangannya, tapi saya sarankan agar anda membujuknya untuk mau di pen kakinya." Sang dokter menjelaskan.
Seokjin menghela nafas berat, membujuk Yoongi adalah hal paling sulit. Selain keras kepala, Yoongi itu susah untuk diajak berunding. "Baiklah uisa-nim, saya akan usahakan agar ia mau kakinya di pen. Kalau begitu saya permisi, terima kasih uisa-nim." Setelah membungkuk hormat, Seokjin pun pamit keluar dari ruang sang dokter.
"Bagaimana hyung ?" Tanya Namjoon setelah melihat Seokjin berjalan kearah mereka dan mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah Namjoon.
"Haah... kaki Yoongi mengalami keretakan yang parah hampir patah malah, kakinya harus segera di pen jika ingin cepat pemulihan."
"Maksudmu kaki Yoongi hyung harus di pen, implant yang dipasang pada tulang sampai proses penulangan terjadi ? Begitu ?" Tanya Namjoon lagi.
"Ne, darimana kau tahu itu ?" Tanya balik Seokjin, Seokjin mengerutkan keningnya heran sambil menatap Namjoon.
"Hanya sedikit belajar tentang itu dulu." Jawab Namjoon seadanya.
"Sebaiknya kalian kembali ke kampus, biar Yoongi aku saja yang jaga untuk saat ini, aku akan segera menelpon eomma-nya." Ujar Seokjin kepada yang lainnya.
"Eo, baiklah hyung. Kami titip salam pada eomma-nya Yoongi hyung juga Yoongi hyung tentunya jika ia sudah sadar." Ucap Taehyung mewakili.
"Kami duluan ya Seokjin hyung. Sampai jumpa nanti." Pamit yang lainnya, setelah mendapat anggukkan dari Seokjin mereka semua beranjak dari duduknya, berjalan beriringan menuju lobby rumah sakit.
"Ok, sekarang tinggal menghubungi orang tua Yoongi." Ucap Seokjin pada dirinya sendiri.
TBC
Wala/? Review juseyo kalau ff ini mau di lanjutin atau stop di sini aja ? Kritik dan saran pasti di terima.
Nadya kim
Present
2016
