Title : First Time in Beijing

Author : Riawani & Keroppa a.k.a Kero

Cast : Eunji (Lisa kalo di novel) [Main]

BoA (Vivian, Ibu tiri Lisa)

Bertabah setiap chap (mungkin)

Rate : Mau nya apa?

Length : Masih prolog

NOTE : ni ep-ep cuma gue ganti chast nya, kalao mau protes ke jamban aja

KALO ADA TAIPO (?) JANGAN MARAH, GUE GA SEMPURNA (?)

KALO GA SUKA CHAST NYA, Ganti aja ^ ^ :D

Summary : "Saat pahitnya kenyataan mengitari gadis itu dari segenap arah, dia hanya punys satu pilihan : menjalinanya"

.

.

.

.

.

TENTANGMU

Ini mungkin kebodohan

Saat tinggal selangkah lagi impian itu tergapai

Dan ke ajaiban itu kembali hadir

Aku justru lari berbalik arah

Tapi, kuyakin, tak pernah ada pengorbanan yang sia-sia

-EUNJI-

EUNJI P.O.V

Sungguh. Tak dapat kulukiskan bagaimana gejolak perasaanku saat ini. Berada di Antara para kontestan, yang semuanya akan saling unjuk kebolehan dan berusaha mati-matian untuk memperebutkan gelar terhormat itu. Gelar sebagai pemenang utama dalam cooking competition paling bergengsi yang di aakan setiap tahunnya di Negeri Tirai Bambu.

Ketika dewan juri kehormatan itu telah berdiri di tribun. Satu dari mereka menyampaikan salam pembuka sekaligus memanggil juri tamu pada episode kali ini. Special episode, karena disiarkan live pada petang menjelang malam peringatan Lunar New Year.

Aku hanya mendengar nama sang juri tamu itu secara sama-samar. Belum merasa familier- lebih karena sama sekali tak pernah terlintas dalam benakku- sampai sosok-nya kemudian berjalan tegap menuju tribun. Gemuruh tepuk tangan menyambutnya, tepuk tangan yang masih juga mengudara meski dia telah berhenti pada posisinya, seolah-olah dialah sang bintang yang paling dinanti-nantikan mala mini.

Dalam jarak yang terentang beberapa meter, aku melihat kehadirannya dengan bibir terbuka, dan mata nyaris terbeliak tak percaya. Rasanya seperti melihat sebuah keajaiban, setelah segenap harapanku untuk bisa menemuinya kembali telah kusingkirkan sejauh-jauhnya.

Lalu, entah dorongan apa yang membuatku perlahan menggeser langkah, berlindung di balik tubuh besar kentestan di depanku. Meski nantinya dia pasti akan melihatku juga, setidaknya, pada detik ini, aku ingin sejenak menenteramkan gejolak lain dalam batinku yang kini mulai membangkitkan ritme tak kalah riuh.

Getar dari dalam saku jeans-ku sesaat mengalihkan fokusku. Nama BoA muncul di layar ponsel. Aku menariknya. Membawa ke telingaku.

"Eunji. Cepatlah pulang. Baba-mu….." Kalimat BoA terdengar gugup. Lalu terputus. Ya Tuhan! Tolong, jangan terjadi apa-apa dengan Baba-ku.

Bunyi detak jantungku kian tak ritmis. Sekilah, memandang ke arahnya yang tengah berbicara di tribun. Saraup asa itu berkelebat, bahwa ini, akan menjadi kesempatan terakhirku untuk bisa memandangnya lagi.

Setelah perjalanan hari yang sia-sia.

Semua usaha pencarian teramat naïf itu.

Aku membalikkan tubuhku, perlahan-lahan menjauhi lokasi untuk menemui seseorang yang berwenang untuk kusamoaikan kabar ini. Kabar tentang pembatalan keikutsertaanku hari ini atas sebuah alasan yang sangat mendesak.

Tak urung, dadaku terasa ngilu, saat menyadari bahwa impian yang telah kubangun untuk sampai pada momen petang ini, harus kurelakan luruh begitu saja. Gugur bersama satu panggilan BoA tentang Baba. Tak ada yang lebih penting dalam hidup ku kini selain Baba. Tidak kempetisi ini. Tidak juga dia.

*~*FTiB*~*

Akhirnya :3 selsai ngetik juga, pegel nya masallah -_-

Jangan jadi ghost reader ya !

Setiap haris Senin, update