Tittle: A Lesson for Daddy
Cast: Wu Yifan
Kim Junmyeon
Kim Yoomin
Lee Heemin
Yong Kangri
Shim Mingdoo
.
.
.
enjoy the reading
.
.
.
Seorang laki-laki berparas manis, bahkan bisa dibilang cantik, duduk di sofa ruang tengah yang cukup luas sambil membaca sebuah majalah masak yang di dalamnya terdapat berbagai jenis resep masakan barat, sesekali jari-jarinya yang lentik itu membalik halaman demi halaman untuk mencari resep makanan yang dicarinya.
"Masak apa ya hari ini?" Bisiknya pelan, suaranya yang lembut mengalun dalam ruangan yang sepi itu.
"Pagi mom." Suara renyah seorang gadis membuatnya berpaling dari majalah masakan itu ke arah tangga yang mengarah ke lantai dua.
"Pagi sayang, tidurmu nyenyak semalam?" Tanya laki-laki berkulit putih susu tadi kepada gadis yang memanggilnya dengan sebutan 'mom' tadi. Gadis itu tersenyum sambil mengangguk setelah sebelumnya ia mencium pipi tembam yang halusnya seperti tepung itu.
Mungkin kalian akan sedikit bingung ketika mendapati seorang gadis memanggil seseorang yang hanya lebih tua dua tahun darinya, terlebih lagi seorang laki-laki, dengan sebutan 'mommy'. Tapi begitulah kenyataan yang terjadi di kediaman cukup luas milik keluarga Kim itu.
"Yoomin ah, kau lapar?" Yoomin mengangguk kecil saat mendengar pertanyaan dari mommy nya, ia menguap dan merebahkan badannya di sofa yang terletak di sebelah sofa yang di tempati laki-laki bermata hazel dengan rambut pirang keperakan itu. "Apa kau tidur larut lagi semalam?" Tanya nya lagi.
"Aku…hoaam…aku tidur jam tiga pagi mom, pesidangan untuk kasus terakhirku hari ini, dan jika aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku hari ini, penjahat itu pasti bebas." Yoomin menguap kembali setelah menyelesaikan kalimatnya. Laki-laki yang diketahui bernama Kim Junmyeon itu tersenyum kecil sebelum akhirnya beranjak dari sofa yang didudukinya untuk duduk di bagian ujung sofa tempat putrinya itu tidur.
"Lalu apa pekerjaanmu sudah selesai? Jam berapa persidangannya?" Tanya Junmyeon sambil mengelus sayang surai kecoklatan milik Yoomin. Yoomin yang kembali mengantuk karena perlakuan mommy tersayangnya itu langsung menempatkan kepalanya di paha Junmyeon.
"Sudah, persidangannya jam 3 sore nanti." Katanya tanpa membuka matanya, dia baru saja tidur selama 3 jam dan matanya masih sangat mengantuk. Junmyeon tersenyum lembut melihat perlakuan manja putrinya kepadanya, ia kemudian mengangkat pelan kepala putrinya untuk menggantikan pahanya dengan bantal empuk yang ada di sofa tersebut. Yoomin mengeluarkan suara protes ketika Junmyeon memindahkan kepalanya, namun tidak sampai terbangun.
Junmyeon segera ke kamar putrinya yang di dominasi warna biru itu untuk mengambil selimut setelah sebelumnya merapikan kamar sederhana itu, setelahnya ia ke bawah untuk menyelimuti anak yang sebenarnya lebih cocok menjadi adik atau pacarnya itu. Setelah yakin Yoomin tertidur, Junmyeon segera menuju ke dapur untuk memasakkan sarapan, atau makan siang mengingat Yoomin sepertinya akan bangun pada jam makan siang. Sembari memasak sesekali ia menoleh untuk memastikan Yoomin masih tertidur, Yoomin memang sedikit rewel jika ditinggal Junmyeon sendirian.
Junmyeon kembali fokus kepada masakannya setelah memastikan Yoomin masih tidur untuk yang kesekian kalinya, pikirannya tiba-tiba melayang saat mereka berdua pertama kali bertemu saat ia dan grup yang dipimpinnya, EXO, menjalankan konser tunggal mereka pertama kali di Jepang. Yoomin adalah keturunan Korea yang tinggal di Jepang.
.
.
FLASHBACK ON
Junmyeon sedang berjalan-jalan di toko mainan bersama dengan Chanyeol, Sehun dan Tao. Sebenarnya yang ingin membeli mainan hanya Chanyeol dan maknae line saja, Junmyeon hanya menemani karena dia jenuh di hotel tidak melakukan apapun.
"Hyung jangan diam saja, ayo kemari, foto aku dengan pedang ini." Teriak si happy virus ketika melihat hyung nya hanya diam seperti patung di salah satu sudut toko sambil memperhatikan tiga "anak-anak" nya berlari ke sana kemari seperti anak TK. Junmyeon tersenyum sebelum berjalan ke arah Chanyeol dan mengambil HP dari raksasa setinggi tiang itu.
"Siap ya, 1…2…3, oke sudah." Kata Junmyeon sekenanya, sebenarnya ia juga tidak terlalu bersemangat dengan acara jalan-jalan ini, ia kembalikan HP itu kepada pemiliknya yang kemudian selama lima menit terus berkutat dengan HP tersebut, mungkin untuk mengupload fotonya di Instagram.
"Hyuung, kau juga." Junmyeon menoleh ketika ia merasa sebuah tangan merangkul pundaknya, ia melihat Chanyeol mengulurkan sebuah pedang berwarna merah kepadanya sambil tersenyum sampai memperlihatkan giginya yang rapi itu.
"Aku juga apa?" Tanya Junmyeon kebingungan sambil menerima pedang itu dari tangan orang yang kelihatannya selalu tersenyum itu.
"Foto, nanti akan aku upload di instagramku juga." Kata Chanyeol bersemangat, Junmyeon hanya mengerjap-kerjapkan matanya untuk beberapa saat dengan perkataan Chanyeol itu. "Ayolah hyung, aku yakin fans kita pasti akan senang." Tambahnya lagi.
"Baiklah." Kata Junmyeon setelah beberapa saat sebelumnya berpikir. Chanyeol tersenyum lebih lebar ketika hyung yang disayanginya itu mau mengabulkan permintaannya, ia segera menjauh untuk membiarkan Junmyeon berpose dengan gaya yang terlihat imut tersebut. Chanyeol sempat terdiam sebentar sebelum akhirnya mengarahkan smartphone nya itu dan memfoto Junmyeon.
"Sudah?" Tanya Junmyeon pelan yang ditanggapi Chanyeol dengan anggukan mantap, Junmyeon pun membiarkan Chanyeol berkutat dengan HP nya lagi, ia kemudian berkeliling toko tersebut sambil juga mengawasi magnae line yang sedang berebut mainan, ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anggota termuda dalam grup tersebut. Junmyeon kemudian melanjutkan berkeliling sambil melihat-lihat mainan yang ada hingga tiba-tiba ia melihat seorang gadis sedang memeluk boneka beruang coklat besar sambil tersenyum senang.
Gadis yang memeluk boneka itu terkejut ketika melihat Junmyeon memandanginya sambil tersenyum, terdapat semburat merah di pipi putih itu, gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya berdiri sambil membawa boneka itu ke kasir, membayar dengan cepat dan kemudian meninggalkan toko itu tanpa menengok ke belakang, meninggalkan Junmyeon dengan perasaan aneh di hatinya.
Junmyeon sempat mengira ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis yang ditemuinya di toko mainan itu, namun ternyata ia salah, karena ketika 5 bulan kemudian dia kembali ke Jepang untuk melakukan konser kembali, perasaan aneh yang berada di hatinya ketika bertemu lagi dengan gadis itu bukanlah perasaan seperti orang yang sedang jatuh cinta, melainkan hanyalah perasaan sayang dari seorang kakak yang melihat tingkah menggemaskan dari adik perempuan satu-satunya.
Karena jika memang Junmyeon jatuh cinta dengan gadis itu, tidak mungkin hatinya akan setenang sekarang ketika ia melihat gadis yang sama sedang berpelukan mesra dengan seorang laki-laki yang mungkin lebih tua darinya dua tahun, ia tidak mungkin tidak marah ketika melihat gadis itu dicium kening, kedua mata, hidung, pipi dan bibir tipisnya mesra oleh laki-laki yang sama. Junmyeon kemudian meyakini bahwa memang dia tidak jatuh cinta dengan gadis itu, perasaannya hanyalah sekedar rasa protektif seorang kakak terhadap adik perempuan yang disayanginya, atau secara singkat kita bisa bilang Junmyeon terkena sister-complex stadium awal.
Junmyeon berkenalan pertama kali dengan gadis bermarga Chang itu, saat itu nama Yoomin masih Chang Yoomin, adalah ketika kasus Luhan merebak dua minggu setelah Junmyeon kembali ke Korea dari Jepang, pihak SM yang sebelumnya sudah menyewa seorang pengacara untuk menyelesaikan kasus Yifan kemarin, kembali menyewa seorang pengacara handal keturunan Korea yang pernah tinggal di Jepang, itulah pertama kalinya Junmyeon bertemu dengan gadis manis tersebut.
"Suho!" Junmyeon menoleh ketika manajernya memanggil nama panggungnya tersebut. "CEO ingin kau menemui pengacara yang baru." Kata manajernya setelah Junmyeon berjalan mendekatinya. Junmyeon mengangguk sambil terus berjalan mengikuti manajernya yang sudah berjalan mendahuluinya. Junmyeon tentu tidak mengira pengacara yang dimaksud adalah gadis yang pernah ditemuinya dua kali, maka tidak heran ketika Junmyeon masuk ke ruangan yang memang dikhususkan untuk pertemuan penting itu, ia sangat terkejut mendapati Yoomin yang duduk di samping CEO. Yoomin sepertinya sama terkejutnya dengan Junmyeon namun dengan cekatan ia segera menguasai dirinya sendiri, ia berdiri lalu membungkukkan badannya untuk memperkenalkan diri.
"Salam kenal, nama saya Chang Yoomin, saya pengacara baru SM untuk kasus Luhan dan Kris, pengacara yang lama sudah menyerahkan kasus ini kepada saya untuk diselesaikan." Kata Yoomin dengan nada dan gaya profesional. Junmyeon yang sudah berhasil menguasai diri sendirinya pun balas membungkuk sambil menampilkan senyum angelic nya.
"Salam kenal, saya Suho, leader EXO, mohon bantuannya untuk ke depan." Katanya dengan suara lembut menenangkan, Yoomin pun ikut tersenyum. Dan mulai dari situlah mereka berdua menjadi akrab satu sama lain, Yoomin mulai mengenal seorang Junmyeon yang akhirnya mengakui dirinya tidak bisa menyukai lawan jenis, dan bagaimana reaksi keluarganya ketika Junmyeon menceritakan hal tersebut.
"Orang tuamu tidak marah oppa?!" Tanya Yoomin dengan suara melengking yang langsung dibekap oleh Junmyeon dengan kedua tangannya.
"Ssstt, jangan berteriak begitu." Kata Junmyeon setengah berbisik, ia kemudian menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, membungkukkan badannya sedikit sambil tersenyum penyesalan kepada beberapa pengunjung kafe tempat mereka makan siang bersama, satu minggu setelah perkenalan mereka.
"Maaf, aku sangat terkejut mendengarnya, maksudku, orang tuamu yang katanya kolot itu langsung menerima berita itu tanpa rasa marah sedikitpun." Kata Yoomin dengan berbisik namun nada penasaran jelas terdengar dari suaranya, Junmyeon yang mendengar tentang pemberitaan orang tuanya pun mem-pout -kan bibirnya.
"Orang tuaku tidak sekolot itu kau tahu? Mereka bahkan menebak dengan benar orang yang membuatku seperti ini, justru karena orang itulah orang tuaku tidak marah." Yoomin membelalakkan matanya mendengar penuturan Junmyeon yang errr…aneh itu.
"Memangnya siapa orang yang berhasil membuat orang tuamu luluh itu oppa?" Tanya Yoomin setelah kembali ke keadaannya semula. Junmyeon tidak langsung menjawab pertanyaan Yoomin, ia malah menumpukan dagunya di telapak tangannya kemudian menerawang ke luar jendela kafe itu dengan pandangan sarat perasaan, perasaan sayang dengan sedikit rasa sakit hati terpancar dari mata hazelnya itu.
"Orang itu adalah orang yang saat ini sedang kau 'lawan'." Kata Junmyeon lirih, ada sedikit rasa sedih dalam nada suaranya, Yoomin hanya bisa diam, dia tahu dia tidak perlu mengatakan apapun. Junmyeon kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Yoomin, perasaan tadi masih terpancar jelas dari manik indah tersebut. "Namanya Yifan, Wu Yifan."
FLASHBACK OFF
.
.
Junmyeon tersentak ketika oven yang digunakannya untuk memanggang kue berbunyi, menandakan bahwa kue red velvet yang dibuatnya tadi sudah matang dan siap dihias, Junmyeon segera mengeluarkan kue berbau manis tersebut dan meletakkannya di meja agar dingin, ia melirik jam dinding yang terpampang di ruangan yang bernuansa minimalis tersebut, jam 08.30. Junmyeon membelalakkan matanya saat melihat jam tersebut. Dia menghabiskan waktu memasak, dan melamun, selama satu setengah jam.
Junmyeon kembali larut dalam pikirannya, pikirannya melayang ke memori terakhir lamunannya tadi sebelum tersadar. Yifan…laki-laki yang sudah membuat pikirannya kalut selama tiga tahun ini, apalagi saat tiba-tiba saja laki-laki yang memiliki tinggi tubuh menjulang melebihi Chanyeol itu memutuskan untuk keluar dari EXO dan menuntut SM. Junmyeon masih mengingat betapa dia sangat hancur pada bulan pertama sepeninggalan Yifan, ia ingat ia selalu menangis setiap malam selama tiga bulan penuh sampai tertidur karena kelelahan menangis. Junmyeon menghela nafas dalam sebelum akhirnya ia mengarahkan kakinya ke arah ruang tengah dan memandangi ruangan itu sebentar sembari menetralkan detak jantungnya yang selalu berpacu lebih cepat setiap kali memikirkan seorang Wu Yifan.
Junmyeon memalingkan wajahnya kepada Yoomin yang masih terlelap di atas sofa. Sebenarnya dia tidak tega membiarkan Yoomin tidur di atas sofa seperti sekarang, tapi Junmyeon lebih tidak tega lagi untuk membangunkan Yoomin karena ia tahu anak perempuannya itu pasti sangat kelelahan setelah hampir seminggu hanya tidur 3 jam sehari karena kasus pembunuhan yang ditanganinya. Ia kemudian duduk di samping putrinya sambil membelai kepala putrinya yang manis tersebut, pikirannya kembali melayang ke saat di mana ia memutuskan untuk mengangkat Yoomin menjadi anaknya.
.
.
FLASHBACK ON
Satu bulan setelah mereka berkenalan, Junmyeon dan Yoomin menjadi semakin dekat, mereka sering makan siang bersama, kadang anggota EXO yang lain juga ikut dengan mereka, seperti siang ini. Yoomin, Junmyeon dan kesembilan member lain sedang duduk di sebuah restoran pizza dekat dengan gedung SM untuk makan siang bersama, restoran yang biasanya tidak terlalu ramai itu langsung berubah ketika sebelas orang itu masuk ke dalam restoran, terutama ketika beagle line Chanbaekchen memulai aksi berisik mereka, restoran itupun makin ramai karenanya, suara teriakan, tawa dan candaan pun memenuhi restoran sederhana bercat dinding warna gading tersebut.
"Yoomin noona kenapa kau diam saja?" Tanya Jongin tiba-tiba, pertanyaan itu berhasil membuat semua suara berhenti, Yoomin yang ditanyai sedikit tersentak dari lamunannya.
"Uhmm...ti-tidak, aku…tidak apa-apa." Kata Yoomin tergagap, ia segera menyunggingkan senyum profesionalnya.
"Noona bohong ya?" Tanya Sehun setelah beberapa saat mereka terdiam. "Biasanya orang yang berbohong itu pasti tergagap, jujurlah saja noona." Kata Sehun tanpa menunggu jawaban Yoomin. Yoomin yang diberi perkataan seperti itu langsung terdiam.
"Sebenarnya, aku…iri…pada kalian." Katanya lirih setelah satu menit penuh keheningan menyelimuti mereka, para anggota EXO langsung terkesiap mendengarnya, iri? Tapi bukannya dia adalah pengacara berhasil yang namanya terkenal seantero tiga negara? Apa yang membuat gadis itu iri pada mereka?
"Aku iri…karena aku melihat kalian sangat bahagia dan saling menyayangi satu sama lain, aku iri karena kalian…kalian bisa merasakan kasih sayang seorang orang tua yang baik seperti Junmyeon oppa dan Yifan oppa, yaah, meskipun Yifan sudah tidak bersama kalian di sini lagi sih…" Yoomin tertawa kecil setelah mengatakan kalimat itu, tapi tidak ada nada ceria dalam tawanya. "…Tapi mereka sangat mencintai kalian seperti anak sekaligus adik sendiri, aku iri…aku juga ingin merasakan hal seperti itu." Kata Yoomin melanjutkan, tersirat sekali kesedihan di wajah gadis berambut sebahu itu.
"Memang orang tuamu kemana Yoomin ah?" Tanya Junmyeon hati-hati, Yoomin memandang ke arah sepuluh laki-laki tampan tersebut bergantian sebelum akhirnya kembali menunduk dan menghela nafas.
"Aku tidak tahu di mana mereka, sejak bayi aku sudah tinggal di panti asuhan, karena sampai umur 18 tahun tidak ada yang mengadopsiku, aku harus keluar dari panti asuhan itu dan membiayai diriku sendiri sampai aku lulus kuliah. Pada akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jurusan hukum dan menjadi pengacara, dan di sinilah aku sekarang…" Yoomin berhenti sejenak dan meminum es lemon tea nya, mendesah lega ketika minuman dingin itu membasahi kerongkongannya yang kering. "…sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, penjaga dan anak-anak lain yang ada di panti asuhan tidaklah terlalu peduli padaku, mereka baik, tapi tidak sampai membuatku benar-benar merasa kehilangan ketika keluar dari panti asuhan tersebut. Karena itulah, aku iri pada kalian."
Sepuluh orang yang sedari tadi diam mulai menundukkan kepala mereka, berbagai ekspresi kesedihan tergambar di wajah mereka, Yoomin yang menyadari hal tersebut langsung mengangkat kepalanya lalu dengan segera berkata.
"He-hei, jangan begini, kita di sini 'kan bukan untuk bersedih, kita di sini untuk makan dan bersenang-senang, iya kan? Ayolah ke mana sifat ceria kalian yang membuatku iri tapi juga tersenyum di saat bersamaan?"
"Benar kata Yoomin ah, kita di sini 'kan untuk bersenang-senang, ayo semuanya kita pesan makanan, kau juga Yoomin ah pesanlah makanan sesukamu, jangan khawatir masalah uang, kita kan punya hyung yang kaya di sini, ahahaha." Kata Chanyeol sembari tertawa terbahak-bahak, membuat sembilan orang yang lainnya juga ikut tertawa. Yoomin mendesah lega ketika suasana kembali mencair, kali ini dia tersenyum melihat tingkah laku orang-orang yang dihadapannya ini.
"Yoomin ah." Mendengar namanya dipanggil Yoomin menoleh ke arah sumber suara yang lembut itu, dan matanya bertemu dengan sepasang mata malaikat yang indah.
"Apa kau mau mengubah margamu menjadi Kim?" Yoomin yang mendengar pertanyaan janggal itu hanya mampu mengedipkan matanya berulang-ulang, apa maksud Junmyeon menanyakan hal itu? Bukannya dia tidak tertarik dengan lawan jenis?
"Jika kau mau, aku bisa mengadopsimu. Ya…memang aneh sih, mengingat usia kita yang hanya terpaut dua tahun, tapi bukan tidak mungkin bukan?" Tawar Junmyeon tetap dengan nada yang hati-hati, ia tidak ingin dianggap aneh oleh gadis yang sudah dianggapnya sebagai anak sekaligus adiknya sendiri itu.
"Kau yakin oppa?" Tanya Yoomin ragu, tak disangkanya Junmyeon menganggukkan kepalanya mantap, tanpa bisa ditahan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya yang putih itu, ia segera memeluk Junmyeon sambil mengucapkan kata 'terima kasih' berulang-ulang. Junmyeon hanya bisa tertawa sambil berkata 'sama-sama' sambil mengelus punggung sempit Yoomin untuk menenangkannya.
"Oppa, uhm…kalau begitu mulai sekarang aku boleh memanggilmu dengan sebutan 'mommy' kan?" Tanya Yoomin lirih, Junmyeon memandang Yoomin sejenak sebelum kemudian bertanya.
"Kenapa kau mau memanggilku mommy?"
"Apa kau keberatan?" Tanya Yoomin takut-takut, kini tingkahnya seperti seorang anak kecil yang takut dimarahi oleh orang tuanya karena telah melakukan kesalahan.
"Sebenarnya tidak, mengingat Tao selalu memanggilku dengan sebutan itu setiap hari di dorm…" Kata Junmyeon sambil tertawa kecil. "…aku hanya ingin tahu saja kenapa kau ingin memanggilku dengan sebutan itu." Lanjut Junmyeon sambil mengangkat kopi Americano yang dipesannya tadi.
"Uhmm…aku tahu pasti kedengarannya aneh bagimu, tapi setelah mengenalmu lebih dekat memang sifatmu itu seperti seorang ibu yang sangat melindungi anak-anaknya, kau selalu memberikan perhatian kepada semua member dengan adil, ketika mereka kesal kaulah orang yang menenangkan mereka, jika mereka butuh sesuatu kaulah orang yang akan menyediakan barang tersebut bagi mereka, jika mereka sedih kaulah orang yang menghibur mereka, kau benar-benar memperlakukan mereka seperti anak kandungmu sendiri. Lagipula menurutku menjadi laki-laki bukanlah penghalang menjadi seorang ibu bagi orang lain, karena yang menentukan hal tersebut adalah hati bukan jenis kelamin." Jawab Yoomin dengan wajah serius dan ketulusan yang dalam, Junmyeon yang melihatnya sedikit demi sedikit menyunggingkan senyum puas, setelah beberapa saat terdiam akhirnya Junmyeon mengangguk sebelum berkata.
"Tentu, kau bisa memanggilku mommy sesuka hatimu." Yoomin yang mendengar perkataan itu langsung memeluk Junmyeon dengan erat, perasaannya yang bahagia membuatnya tidak lagi mempedulikan keadaan di sekitarnya yang masih gaduh akibat ulah beagle line, yang ada dipikirannya saat ini hanyalah harapan-harapan menyenangkan bersama dengan 'ibu' barunya.
"Terima kasih, mommy."
FLASHBACK OFF
.
.
"Ennngghh…"
Junmyeon kembali tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara erangan dari Yoomin, sepertinya kegiatannya melamun tadi mengakibatkan tangan Junmyeon yang tadinya bergerak di atas rambut Yoomin terhenti dan membuat Yoomin protes.
"Sepertinya Yoomin mulai sakit." Kata Junmyeon sambil menempelkan punggung tangannya di kening Yoomin, ia mendesah pelan ketika dirasakannya dahi Yoomin hangat. "Sebaiknya aku siapkan obat dan vitamin untuknya sebelum persidangan nanti." Junmyeon pun kembali beranjak ke dapur untuk menyiapkan meja makan serta menghias kue yang dipanggangnya tadi dan memasukkannya ke kulkas untuk cemilan setelah makan malam nanti. Setelahya ia segera mengambil kotak obat untuk mengambil obat flu dan vitamin untuk putri kesayangannya itu.
"Mom?" Junmyeon menoleh ketika mendengar suara serak putrinya yang sepertinya terbangun itu, segera ia berlari menuju ke ruang tengah setelah sebelumnya mengisi gelas dengan air putih untuk minum obat.
"Mommy di sini sayang." Kata Junmyeon sambil mendudukkan dirinya di samping anaknya yang sedang mengucek-kucek matanya itu, wajahnya terlihat kuyu dan kantung mata tercetak jelas pertanda betapa lelahnya dia. Junmyeon merasa sedih ketika melihat wajah Yoomin yang sedikit pucat. Setelah tinggal bersama sebagai orang tua-anak selama enam bulan, Junmyeon menyadari banyak hal tentang Yoomin yang tidak pernah diperlihatkannya selama mereka berteman. Salah satunya adalah Yoomin ternyata mudah sakit jika terlalu lelah atau cuaca terlalu dingin, itulah sebabnya mereka pasti punya stock obat dan vitamin untuknya. Lalu juga sifat Yoomin yang kelewat manja, melebihi anak usia lima tahun, kalau dia sedang sakit. Yoomin tidak mau ditinggal oleh Junmyeon terlalu lama, ia pasti akan merengek dan gelisah jika Junmyeon tidak di sampingnya, seperti tadi.
"Mom, badanku rasanya tidak enak." Kata Yoomin sambil memegangi tenggorokannya yang terasa sakit, Junmyeon langsung mengelus sayang rambut anaknya itu dan mengecup dahinya sebentar.
"Mommy tahu, bagaimana jika kau makan lalu setelah itu minum obat dan vitamin? Setelah itu kau bisa beristirahat sebentar, kau masih punya waktu enam jam untuk beristirahat." Kata Junmyeon masih sambil terus mengelus sayang rambut Yoomin, Yoomin mengangguk samar sebelum akhirnya bangkit dari sofa dan berjalan perlahan ke arah dapur dan duduk di meja makan menunggu Junmyeon menyediakan makanannya.
"Ini, makanlah selagi masih hangat, setelah habis kau segera minum obat dan vitamin ini dengan air putih, mommy akan membereskan selimutmu sebentar setelah itu mommy akan kembali, bagaimana?" Yoomin mengangguk lemah lalu mulai menyantap sup krim jamur itu pelan-pelan, sementara Junmyeon langsung melesat mengambil selimut yang ada di ruang tamu dan sedikit berlari ke kamar Yoomin untuk kembali meletakkan selimut di tempat yang semestinya, setelahnya ia segera menuju ke arah dapur dan mendapati Yoomin sedang terduduk lesu.
"Kau sudah minum obat dan vitaminmu?" Tanya Junmyeon setelah ia berdiri di belakang Yoomin yang menganggukkan kepalanya pelan, kepalanya bersandar di dada Junmyeon setelah pria dengan tubuh ramping itu mengelus kepala Yoomin lembut. "Kalau begitu lebih baik sekarang kau tidur, aku sudah menyiapkan kamarmu." Kata Junmyeon sembari meletakkan kedua tangannya di bahu sempit anaknya.
Dengan lesu Yoomin pun berdiri dan melangkahkan kakinya ke kamarnya yang ada di lantai dua rumah tersebut dengan sedikit dibantu oleh Junmyeon, mengingat betapa lemasnya Yoomin saat duduk di kursi tadi. Setelah sampai di kamar, Junmyeon segera merebahkan Yoomin dan menyelimutinya dengan selimut yang sama yang ia gunakan di sofa ruang tengah tadi, lalu mendudukkan dirinya di sebelah tubuh Yoomin.
"Mom…" Lirih Yoomin sambil menarik t-shirt milik mommy nya pelan, Junmyeon tersenyum ketika melihat mata puppy eyes yang entah bagaimana sangat mirip dengan miliknya.
"Ya sayang?" Tanya Junmyeon masih sambil menyibakkan poni Yoomin ke samping.
"Tidurlah bersamaku mom, aku tidak ingin tidur sendirian." Sifat manja Yoomin yang keluar membuat Junmyeon tersenyum lembut, dengan perlahan ia merebahkan diri di sebelah Yoomin dan menyusupkan tangannya untuk menopang kepala pengacara handal itu.
"Mommy sudah di sini, sekarang tidurlah." Kata Junmyeon dengan nada halus layaknya seorang ibu kepada anaknya yang masih kecil, Yoomin yang memang masih mengantuk akhirnya menutup matanya pasrah untuk kembali berlayar ke alam mimpi ditemani ibu angkat yang begitu mengasihinya.
.
.
Sementara itu di suatu tempat di daratan China, seorang laki-laki bertubuh tegap, tinggi bak model, berwajah tampan seperti dewa, dengan ekspresi datar sedingin es, sedang berbincang dengan seorang laki-laki berwajah seperti rusa. Mereka berdua tampak sangat serius dengan pembicaraan ini hingga tidak menyadari seorang laki-laki mengenakan pakaian resmi berjas memasuki ruangan tempat dua mantan idol itu berada.
"Yifan, Luhan, dua minggu lagi kita akan ke Korea untuk membicarakan tentang kasus kalian dengan pihak SM." Kata pria yang ternyata merupakan pengacara dari biro hukum tempat kedua mantan anggota EXO itu bernaung. Yifan dan Luhan yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk sebentar, sebelum akhirnya Yifan angkat bicara.
"Apa Myeo- maksudku Suho juga akan hadir di pertemuan itu?" Tanya Yifan dengan penuh harap, Luhan yang ada di sampingnya hanya tersenyum paham tentang perasaan orang terdekat dengannya setelah Xiumin. Heemin, pengacara yang ditunjuk oleh biro itu untuk mengurusi kasus mereka berdua, memberikan senyum simpul sebelum menganggukkan kepalanya, mata Yifan berbinar melihat tanggapan pengacaranya itu.
"Suho akan menghadiri pertemuan itu bersama dengan pengacara SM yang baru, aku dengar mereka berdua tinggal bersama." Kata Heemin dengan santai, namun lirikan jahil terlihat jelas dimatanya, Yifan dan Luhan membulatkan matanya mendengar hal tersebut. Yang benar saja, Junmyeon 'kan masih berstatus sebagai kekasih Yifan, mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih dua tahun sebelum mereka debut dan saat Yifan pergi kemarin pun tidak ada kata berpisah terlontar dari mulut mereka berdua, jadi… Junmyeon kenapa bisa…
"Hahahaha…" Gelak tawa dari Heemin berhasil menyadarkan Yifan dan Luhan dari pikiran mereka tentang Junmyeon yang berselingkuh dari Yifan. "…hahaha, ohh, kalian harus melihat muka kalian di cermin tadi, terutama kau Yifan, hahahaha." Yifan mengerjapkan matanya ketika mendengar perkataan Heemin yang menurutnya aneh itu.
"Gadis itu, namanya Yoomin, dengan Junmyeon mu itu memang tinggal bersama, tetapi bukan sebagai sepasang kekasih." Kata Heemin setelah tawanya mereda, ia kemudian duduk di bangku yang ada di samping kiri Luhan.
"Lalu?" Tanya Luhan yang penasaran.
"Mereka berdua tinggal bersama sebagai orang tua dan anak, walaupun aku yakin usia Yoomin hanya dua tahun lebih muda dari Junmyeon."
"HAH?!"
Luhan dan Yifan berteriak secara bersamaan ketika mendengar pernyataan pengacara mereka yang well, sangat amat janggal, bagaimana bisa seorang gadis yang hanya terpaut dua tahun dengan Junmyeon jadi anaknya.
"Hahaha, secara sosial hal tersebut memang aneh, tapi secara hukum, hal tersebut sah-sah saja. Lagipula status Yoomin dan Junmyeon itu tercatat di data kependudukan." Kata Heemin sambil menyerahkan sebuah lembaran kertas yang ternyata adalah kartu keluarga milik Junmyeon. Di sana terpampang dengan jelas nama Kim Junmyeon dan Kim Yoomin dengan status orang tua dan anak sejajar dengan nama masing-masing.
"Baru kali ini aku mendengar hal semacam ini…" Kata Luhan sambil mengamati kembali salinan kartu keluarga Junmyeon yang sekarang di pegang oleh Yifan. "…lalu kenapa kau baru memberi tahu kami sekarang? Apa kau juga baru tahu hal ini?" Heemin menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku sudah tahu sejak…uhm…lima bulan yang lalu, saat aku ke Korea untuk bermediasi dan mendiskusikan sesuatu hal dengan Yoomin sebagai perwakilan SM." Jelas Heeyul yang ditanggapi dengan tatapan heran dari Yifan dan Luhan. "Aku baru memberi tahu kalian sekarang karena kemarin-kemarin hanya aku yang menghadapi pihak SM, karena besuk kalian akan berhadapan dengan Yoomin dan Junmyeon, aku merasa kalian perlu mengetahui hal ini." Tambahnya sambil menyandarkan badannya ke sandaran bangku yang ia duduki.
"Lalu kau tahu masalah ini dari siapa?" Tanya Yifan tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas yang dipegangnya tersebut. Terlintas dipikirannya jika namanya ada di kartu keluarga tersebut, dan membuat marga Junmyeon serta 'anak' nya itu berubah menjadi Wu.
Heemin memperhatikan Yifan yang sedari tadi tersenyum kecil sambil memandangi kertas kartu keluarga itu. Heemin ikut tersenyum karenanya, ia menggelengkan kepalanya cepat sebelum menjawab pertanyaan dari Yifan tadi. "Yoomin menceritakannya sendiri padaku." Jawab Heemin santai.
"Dia menceritakannya sendiri padamu?!" Tanya Yifan tak percaya, ia kembali menyerahkan surat tersebut kepada Heemin yang menganggukkan kepalanya saat menerima surat itu dari Yifan.
"Kami sebenarnya bersahabat semasa kuliah dulu, makanya meskipun saat ini kami rival, kami berdua tetap bersikap sebagai sahabat satu sama lain ketika di luar 'jam kerja'." Terang Heemin sambil tersenyum. Yifan dan Luhan semakin terdiam mendengar perkataan Heemin tersebut.
"Lagipula aku tidak terlalu terkejut ketika mendengar cerita Yoomin itu, malah…aku senang mendengarnya. Akhirnya Yoomin bisa merasakan kasih sayang keluarga, meskipun hanya dari satu orang saja, tapi paling tidak dia tidak lagi merasa kesepian seperti yang dialaminya semasa masih di panti asuhan dulu." Gumam Heemin yang sepertinya lebih untuk dirinya sendiri dibandingkan untuk kedua orang yang memandangnya itu.
Keheningan tercipta di antara mereka selama satu menit penuh, tidak ada yang berbicara atau sekedar membuat suara untuk memecah keheningan tersebut, mereka bertiga larut dalam pikiran masing-masing, membuat keheningan itu bertahan lagi selama satu menit kemudian, sebelum akhirnya suara pengacara tampan keturunan Jepang-Korea itu membuyarkan lamunan dua orang yang lain.
"Yifan…" Yifan menolehkan kepalanya kepada Heemin dengan tatapan bertanya. "…sekarang jika kau ingin kembali mendapatkan Junmyeon mu itu, sepertinya kau harus berusaha lebih keras dari sebelumnya." Yifan mengerjapkan matanya berulang-ulang mencoba menyerap perkataan Heemin barusan.
"Memangnya kenapa?" Tanya Yifan dengan suara bass nya yang khas.
"Yoomin pernah bercerita padaku, katanya dia kecewa karena kau meninggalkan mommy nya…jangan memberiku tatapan seperti itu, bukankah kau juga berpikir Junmyeon cocok dengan predikat itu?" Heemin langsung menanggapi sebelum Yifan atau Luhan berkata macam-macam tentang panggilan Yoomin untuk Junmyeon, senyum simpul kembali terpampang di wajah khas Asia nya ketika melihat dua orang di hadapannya itu mengangguk samar.
"Benar 'kan? Ahh sudahlah, kembali ke topik…" Kata Heemin sambil mengibaskan tangannya ringan di udara. "…Yoomin kecewa padamu, dan Luhan juga sebenarnya, tapi yang terpenting adalah Yifan. Dia bilang tidak akan dengan mudah mempercayakan mommy nya kepadamu lagi, tidak peduli meskipun kalian belum berpisah atau bahkan sudah bertunangan sekalipun, karena dia tidak mau mommy nya sakit hati lagi. Katanya lagi, jika kau ingin mendapatkan Junmyeon kembali kau harus berhasil meyakinkan Yoomin dan membuatnya percaya kembali padamu." Yifan membelalakkan matanya mendengar cerita Heemin itu.
"Satu hal lagi Yifan…" Kata Heemin sambil mencondongkan tubuhnya ke depan. "…Aku beri tahu kau, Yoomin adalah gadis yang sangat susah untuk dibujuk, dan sekali dia kecewa dengan seseorang, hampir mustahil orang itu akan mendapatkan kepercayaannya kembali, apalagi jika itu menyangkut orang yang sangat berharga untuknya…" Heemin kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku tersebut. "…Jika aku jadi kau, aku akan memikirkan seribu cara untuk mendapatkan kepercayaan Yoomin kembali, karena percayalah, seratus cara saja tidak cukup untuk mendapatkannya." Uh oh, sepertinya Yifan harus berjuang keras untuk mendapatkan kembali Junmyeon nya yang cantiknya melebihi perempuan-perempuan lainnya.
.
.
.
annnd CUT TBC
.
.
.
Huuwwaaa... jangan keroyok saya duluu... maafkan author karena bukannya melanjutkan tiga cerita author yang lain, malah langsung publish cerita baru...
maafkan author juga yang tetiba hiatus selama dua bulan ini, banyak hal terjadi membuat author harus terpaksa hiatus #halah #apaansih
tapi author janji akan segera aktif lagi, tapi mungkin nunggu sampai Desember, hehehe...
bye...
