Naruto © Masashi Kishimoto

Many Kisses © Nabila Sasusaku

Genre: Romance and Drama

Rated: T+ (maybe)

Warning: IDEA'S IS MINE, Typoo's, gaje, EYD gak jelas, DLDR, OOC.

Apabila ada kesamaan alur cerita itu tidak disengaja, cerita ini murni hasil pemikiran Author. Dan hanya untuk menuangkan hobi saja.

.

Enjoy reading!

.

.

Seorang pemuda tampan berambut raven berjalan di tepi pantai Manly Beach, Australia yang terlihat ramai, tubuh yang tinggi, tegap dan atletis itu bertelanjang dada menampakkan dada bidang dan perut sixpack, hanya celana pantai selutut yang dipakainya. Sebuah kalung dengan mainan peluru tergantung dilehernya, menambah kesan maskulin pada pemuda tampan itu.

Setiap langkah kakinya tidak pernah terlepas dari berpuluh-puluh pasang mata para perempuan yang sedang berjemur maupun berjalan di pinggir pantai. Tatapan kelaparan dari para perempuan itu tak diperdulikannya, ia hanya berdecih sombong, sudah terlalu biasa baginya keadaan seperti ini.

Mata onyx kelam itu mengedar ke seluruh pantai mencari seseorang yang berjanji untuk bertemu disini, tak lama onyx-nya melihat seorang pemuda tampan yang sekilas terlihat mirip dengannya berjalan kearahnya diikuti oleh mata para perempuan yang menatap tubuh setengah telanjang sang pemuda.

"Ah, maafkan aku, Sasuke! Apa kau menunggu lama." Pemuda berambut eboni itu tersenyum lebar, tidak menampilkan raut bersalah sedikitpun akibat membuat pemuda berambut raven menunggu lama.

Pemuda bernama Sasuke itu berdecih pelan, ia menatap handycam di tangan temanya dan berkata, "Tidak usah basa-basi, Sai. Kita lanjutkan saja permainan kita." Sasuke berlalu sambil mencari mangsa yang akan dijadikan bahan percobaan olehnya.

Dibelakangnya, Sai tertawa pelan melihat sikap tak suka basa-basi temannya, "Tidak pernah berubah, tetap saja dingin dan playboy." Sai bergumam, ia tidak ingin Sasuke sampai mendengar ucapannya jika ia masih ingin hidup.

Sai mengejar langkah Sasuke dan berjalan beriringan mencari mangsa yang cocok. Mata onyx Sasuke menatap beberapa perempuan yang sedang berkumpul dibawah tenda berjemur, dengan langkah pasti ia menuju kearah tersebut diikuti oleh Sai yang memegang handycam.

Para perempuan yang menyadari langkah Sasuke menuju kearah mereka mulai berbisik senang, tatapan liar mereka layangkan pada dada bidang dan perut sixpack dua pemuda itu, benar-benar menggoda iman.

"Hai semuanya." Sasuke menyapa dengan bahasa Inggris fasih, senyum tipis terlukis dibibir yang membuat para perempuan menjerit histeris.

"Hai juga, tampan." Sahut para perempuan tersebut, bahkan beberapa dari mereka terang-terangan memelototi tubuh indah Sai dan Sasuke.

"Ah, jadi begini. Aku ingin bermain dengan salah satu diantara kalian, adakah yang bersedia?"

Dengan cepat seorang perempuan berambut merah berkacamata memakai bikini merah terang mengajukan tangan sebelum didahului oleh temannya. Ia tersenyum senang saat teman-temannya menatap iri padanya.

"Baiklah, siapa namamu?" Sasuke mengulurkan tangan disambut dengan senang oleh perempuan itu.

"Karin." Sahutnya dengan senyum menggoda.

"Kita akan melakukan gunting-kertas-batu, siapa yang kalah akan menerima hukuman."

Semua pasang mata yang berada didekat dua orang yang sedang melakukan permainan menatap penuh minat pada mereka berdua. Sai disebelah Sasuke sudah menyalakan handycam dan merekam.

"Gunting-kertas-batu." Ucap dua orang itu bersamaan.

Perempuan bernama Karin itu menjerit kecil saat dia menaruh gunting dan Sasuke menaruh batu, itu berarti Karin kalah.

"Karena kau kalah, maka ini hukumannya." Sasuke mendekat menghapus jarak keduanya, dan pemandangan selanjutnya membuat beberapa para gadis berteriak kaget dan iri. Sasuke mencium Karin, cium itu berlangsung lama dan panas, Karin bahkan meremas rambut belakang Sasuke.

Setelah beberapa menit akhirnya ciuman itu terlepas, Karin menatap pemuda tampan dihadapannya dengan tidak rela. Ia tidak rela ciuman itu berlangsung singkat.

"Terimakasih atas waktunya." Sasuke menyeringai tipis pada Karin membuat perempuan berambut merah itu ingin meleleh di tempat.

Sasuke dan Sai melangkah jauh dari tempat tadi diiringi oleh tatapan memuja para wanita yang ingin merasakan berada diposisi Karin. Dua pemuda itu dapat mendengar ucapan-ucapan iri terhadap Karin, sedangkan perempuan berkacamata itu masih menatap punggung tegap Sasuke yang semakin menjauh.

"Permainan selesai!" Sai berucap pelan, ia menatap hasil rekamannya.

"Hn, terlalu biasa." Sambil berlalu pergi, Sai menatap punggung Sasuke sambil menyeringai, kebiasaan itu tidak pernah hilang.

Sai berlari kecil menyamai langkah lebar Sasuke untuk kembali ke apartemen mereka.

.

Sasuke Uchiha, pemuda berusia 25 tahun adalah seorang playboy sejati. Sejak tiga tahun lalu ia hidup berdua bersama Sai Shimura, sepupunya, di Australia. Ia hidup mandiri tanpa pengawasan sang Ayah atau kakaknya yang tinggal di Jepang. Kenakalannya ini bermula karena ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu yang meninggal saat ia dilahirkan. Ayahnya yang sibuk bekerja juga tidak pernah memperhatikan Sasuke. Alhasil beginilah Sasuke sekarang, menjadikan perempuan sebagai percobaan gilanya.

Kejadian seperti tadi sudah sering terjadi, sudah banyak para wanita yang mendapat ciumannya. Dari seorang perempuan single, perempuan yang memiliki pacar bahkan sang pacar hanya diam saat dia mencium wanitanya sampai seorang ibu muda yang menggandeng anaknya, semuanya sudah pernah ia coba.

Ia semakin ketagihan tapi Sasuke hanya melakukan sebatas ciuman, tidak pernah berniat melakukan hal yang lebih dari itu, karena ia masih memikirkan norma susila di negaranya. Lagipula ia hanya menganggap ciuman itu sebagai permainan.

Setiap ia melakukan hal itu, Sai pasti akan merekamnya dan pastinya sudah banyak CD hasil rekaman itu menjadi koleksinya. Sasuke tersenyum penuh kemenangan karena sampai saat ini tidak ada yang menolak ciumannya. Semua gadis jatuh dalam pelukan dan mabuk dengan ciumannya.

.

.

"Sekarang siapa lagi?" Sai menatap Sasuke yang tidak sedang menatapnya, onyx itu mengedar kembali mencari mangsa di sekitar pantai, sampai akhirnya seringai di bibir sexy itu mengembang saat menatap objek yang menarik perhatiannya, rambut itu sangat kontras dengan rambut-rambut disekitarnya yang kebanyakan berwarna pirang dan hitam. Dan apa-apaan baju lengkap itu, apakah gadis itu tidak tahu bahwa dirinya sedang berada di pantai?

"Hn, aku sudah menemukan sesuatu yang menarik." Gumam Sasuke pada Sai sambil melangkah mendekati gadis incarannya.

.

"Ayolah, Sakura. Temani aku." Seorang gadis berambut pirang menarik tangan seorang gadis berambut pink. Gadis berambut pink yang dipanggil Sakura terlihat ogah-ogahan mengikuti langkah sahabatnya.

"Disini teralu ramai, Ino. Aku tidak suka." Sakura mengedarkan pandangannya, emerald beningnya menatap sekitar pantai tempat mereka berada sekarang. Sangat ramai, perempuan-perempuan memakai bikini kebanggaan meraka dan para lelaki bertelanjang dada hanya memakai celana pantai. Ia merasa tidak aman disini. "Aku juga sudah mengikuti kemauanmu untuk berlibur disini, sekarang apalagi?"

Gadis bernama Ino itu meringis pelan, ia tentu tahu bahwa temannya tidak terlalu suka keramaian. "Maafkan aku, Sakura. Kalau bukan kau siapa lagi yang aku ajak ke pantai. Aku tidak ingin pergi sendiri. Lagipula aku juga memperbolehkanmu untuk tidak memakai bikini." Ino menatap pakaian yang dikenakan Sakura, celana jeans hitam panjang, kaos abu-abu lengan pendek dipadu dengan kemeja biru muda lengan panjang yang kancingnya dibiarkan terbuka. Sangat kontras dengan pakaian yang dikenakan orang-orang di pantai, bahkan dirinya juga memakai bikini biru.

"Jangan harap aku akan memakai benda itu."

"Maka dari itu kau hanya perlu menemaniku saja, kalau kau tidak ada dengan siapa aku akan mengobrol."

"Baiklah." Akhirnya kalimat yang ditunggu-tunggu oleh Ino muncul juga, Sakura memang tidak pernah bisa mengabaikan rengekan Ino, selalu saja ia menurutinya.

Dua gadis berbeda warna rambut itu kembali melangkah dan beberapa saat langkah keduanya terhenti saat dua orang pemuda tampan dan tinggi berdiri dihadapan mereka, menghalagi jalan. Ino menatap takjub dua pemuda tampan itu berbanding terbalik dengan Sakura yang sudah menunduk dan berdiri sedikit di belakang Ino, membentengi diri.

"Ada apa?" Ino bertanya dengan bahasa Inggris, ia menatap dua pemuda itu bergantian dengan tatapan berbinar. Dada bidang dan perut sixpack, wow Ino sampai meneguk ludah.

"Ah, jadi begini. Aku ingin bermain dengan gadis berambut pink ini." Sasuke menjawab pertanyaan Ino, tetapi onyx-nya tidak pernah lepas dari Sakura yang masih menunduk. "Siapa namamu?"

"Dia Sakura." Sahut Ino saat melihat Sakura tak juga menyahut.

"Permainannya sangat mudah. Kita hanya akan melakukan gunting-kertas-batu, siapa yang kalah akan menerima hukuman."

Sasuke sudah menyiapkan tangannya, melihat Sakura tak bergerak, Ino yang berada disamping kanannya menuntun tangan Sakura dan reflek gadis pink itu membuka telapak tangannya. Pada saat bersamaan Sasuke menaruh gunting, padahal saat itu Sakura tidak berniat untuk bermain tetapi pemuda didepannya menganggap bahwa ia menaruh kertas.

"Kau kalah." Sahut Sasuke.

Baru saja Sakura mengangkat wajahnya untuk menatap pemuda tampan bertubuh tinggi itu, hal yang tak pernah ia inginkan terjadi. Pemuda itu mendekat, kemudian merundukkan dan menciumnya. Tepat dibibir!

..TBC..

A/N: haiiiiiii semuanyaaa~~~

Kembali dengan Author gaje membawa fic amatiran.

Fic ini terinspirasi saat aku ngeliat video di IG, nah di video itu si cowok ciumin semua cewek yang dia temuin. Gila~ bahkan dia ciuman sama orang pacaran, dan jelas2 disitu ada cowoknya. Padahal tu cowok ganteng, sayang kelakuannya bejat *UPPS

Ok dimohon review nya, apakah harus di lanjut.

NBL

23/01/2017

04.03 PM