Credit: Mystic Messenger milik Cheritz. Saya hanya meminjam character untuk fanfic ini.

Pair: Seven x MC? or Jumin x MC? Silahkan tafsirkan sendiri.

.

.

.

La Douleur Exquise


Aku mengecap pahit. Menyakitkan melihat kamu mencintai orang lain, bukan diriku. Mendengar suara kamu yang sangat lembut, menyebabkan aku remuk.

"Kamu hanya peduli pada Jumin. Aku bukan apa-apa untukmu." Kalimat itu memaksa keluar dari mulutku. Kamu terdiam. Dan hatiku merintih pilu, berkali-kali melafalkan namamu. Berkali-kali mencoba menyampaikan perasaan yang menggerogoti hatiku. Namun nyatanya semua itu tak pernah sampai padamu.

"Sev—"

"Kamu tidak pernah peduli padaku." Lantas aku memotong ucapanmu. Mendengar kamu yang akan menyebut namaku, itu semua sudah cukup membuat kehancuran untukku. Dan aku pun tak ingin menyebut namamu.

Kamu tahu itu, karenanya kamu terdiam. Aku menggigit bibir bawahku, sakit. Namun tidak sesakit hati ini yang tak pernah kau lirik sedikitpun, kacau. Aku kacau. Genggaman pada gawai milikku kini mengerat, seiringan dengan sukmaku yang seakan hancur.

Hening. Aku maupun kamu tak membuka suara lagi. Lantas aku segera memutus sambungan telepon, sebelum kamu memilih untuk berbicara kembali. Sebelum kamu membuat aku semakin hancur, terbelenggu dalam perasaan tidak masuk akal ini.

Karena kamu memang tidak pernah mencintai aku, seperti aku yang selalu mencintai kamu.

Tapi tidak apa. Aku akan tetap memperhatikan kamu dari jauh, menjagamu, dan mencintai kamu.

.

.

.

END


Wah, akhirnya bisa post ff disini lagi. :))

Ini fanfic pertama di fandom MM (tolong, saya tenggelam di fandom ini. ;;;)

Ini juga sebenernya ambil setting pas MC telpon Seven di Jumin Route day 10, tapi dengan berbagai perubahan. hehehe

Dear, readers. Jika kalian ketemu fanfic ini di tumblr, don't worry. Itu saya juga, karena saya publish ff ini di tumblr saya~