LOVELY STRANGER
Seventeen & EXO Fiction
Kim Mingyu & Jeon Wonwoo
Kim Jongin & Do Kyungsoo
.
.
Kim Noona (Ohnokai92)
.
.
.
.
.
Mingyu perlahan membuka matanya. Bias-bias cahaya putih masuk dan menusuk retina mata kelamnya. Sedikit lenguhan ia keluarkan saat nyeri juga mampir di sudut kepalanya.
"Mingyu-ya… Syukurlah kau sudah sadarkan diri.." Seorang lelaki tampan sedikit tergesa mendekati Mingyu yang terbaring. Menggenggam tangan Mingyu setelah sebelumnya menekan sebuah tombol disamping kiri tempat Mingyu berbaring.
"A-aku dimana hyung?" Suara Mingyu terdengar parau. Efek baru bangun dari tidur panjangnya.
"Ini rumah sakit, Gyu. Kau koma selama seminggu. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Dasar bodoh!" Pria yang masih menggenggam tangan Mingyu berusaha menahan tangisnya.
"Hyung, Kim bersaudara tidak ada yang cengeng. Uljima.." Mingyu mencoba tersenyum untuk hyung kandungnya itu. Lalu dibalas dengan susah payah.
Dua orang berseragam putih yang adalah seorang dokter dan perawat masuk keruangan VIP tempat Mingyu berada.
"Wah, Mingyu sudah terlihat sehat. Biar aku periksa dulu." Dokter yang menghampiri Mingyu lalu memeriksa keadaannya. "Dia terlihat sangat sehat. Tapi untuk pastinya kita akan lakukan tes lanjutan" ucap sang dokter muda itu sembari mencatat beberapa hal di sebuah papan -catatan kesehatan Mingyu-.
-Sebuah lorong putih terlihat dimata Mingyu. Di sebuah pintu disisinya tertulis angka tiga. Lalu seorang pria keluar dari pintu itu. Terlihat tergesa-gesa. Sedikit berlari. Sedetik selanjutnya kaki pria itu tergelincir lalu tubuhnya meluncur terguling di lima belas anak tangga kebawah. Yang Mingyu lihat selanjutnya adalah tubuh pria yang adalah kakak kandungnya itu bersimbah darah.-
"Ahh.. Appayo.." Mingyu mengerang menekan kepalanya dengan kedua tangannya. Kepalanya nyeri saat sesuatu seperti film usang terlihat di matanya.
Dokter Kim yang masih berada diruangan itu menghampiri Mingyu lagi. Sama kagetnya dengan kakak Mingyu yang tadi sedang berbincang dengan sang dokter.
"Ada apa Gyu? Ada yang sakit?" sang kakak bertanya dengan nada khawatir. Anak lelaki tertua keluarga Kim itu menatap Mingyu panik.
"Kepala ku terasa sakit sekali.. Ada yang aneh. Hyung… siapa namamu?" mata Mingyu menutup, dahinya berkerut.
"Jangan bercanda, Gyu.."
"Astaga.. Aku tidak bisa mengingat namamu hyung? Semakin aku berusaha mengingat kepalaku semakin sakit" Mingyu masih memegangi kepalanya yang berdenyut sangat kencang.
"Tenang dulu, Gyu. Jangan berusaha mengingat apapun. Jawab pertanyaan ku. Kau ingat siapa aku?" sang dokter bertanya sambil melakukan pemeriksaan pada mata Mingyu.
"Kim Joonmyun hyung. Dokter langganan keluarga Kim.." ucap Mingyu cepat. Tidak ada yang aneh. Dia bisa mengingat nama dokter itu.
"Ah mungkin karena Mingyu selalu menyebutku Bear-hyung jadi dia bisa saja lupa nama asliku. Aku Kim Jongin, kakak kandungmu. Ingat itu bodoh!" namun rasa khawatir masih hinggap di benak pemuda tampan itu.
"Mingyu-ya… Apa kau ingat kalau aku ini kakak sepupumu?" dokter yang dari tadi mengamati kembali bicara. Dia terlihat tenang tapi juga tidak ingin lengah.
"Joonmyun hyung… pertanyaanmu menggeli-"
"Aku tidak ingat punya sepupu seorang dokter" ucapan Mingyu barusan membuat Jongin melotot tidak percaya.
"Sepertinya dugaanku benar. Mingyu mengalami amnesia kecil. Kita harus melakukan CT-Scan untuk mengetahui seberapa parah amnesia yang dialaminya. Semoga tidak parah dan tidak permanen. Sebab dia masih bisa mengingat beberapa hal." Sang dokter berucap ragu. Lalu kemudian menyuruh perawat yang setia mendampinginya untuk mempersiapkan pemeriksaan Mingyu segera.
Jongin melirik jam di dinding kamar rawat. Pukul sembilan lebih lima puluh lima menit.
"Mingyu-ya, Joonmyun hyung, aku pamit ke lobby sebentar untuk menemui Kyungsoo. Dia mengantarkan beberapa berkas kantor yang harus aku urus. Dan aku akan mengurusnya sambil menjaga Mingyu" Jongin meraih ponsel yang bergetar di sakunya. Panggilan dari Kyungsoo -kekasihnya- yang mungkin saja sudah berada di lobby.
Jongin keluar sambil menerima panggilan di ponselnya setelah di beri ijin berupa anggukan dari sepupu dokternya.
Ruang rawat Mingyu ada di lantai tiga gedung rumah sakit mewah itu. Jongin turun menggunakan lift di sudut lorong.
Lalu berlari ke arah lobby untuk menemui Kyungsoo di sebuah mobil sport mewah. Hanya mengambil satu tas berisi berkas dari tangan Kyungsoo. Memberi kabar bahwa Mingyu sudah sadar lalu berpamitan masuk ke ruang rawat Mingyu lagi.
Selama seminggu sejak Mingyu kecelakaan, koma dan dirawat dirumah sakit, Jongin dan Kyungsoo bergantian menjaga Mingyu. Kyungsoo yang juga orang kepercayaan Jongin di perusahaan yang ia pimpin bisa bergantian melakukan perkerjaan kantor selagi Jongin berjaga dirumah sakit atau sebaliknya. Kyungsoo akan merawat Mingyu saat Jongin sibuk di perusahaan.
Saat berniat naik ke ruang rawat Mingyu lagi ternyata lift yang tadi ia pakai sedang dilakukan perbaikan karena ada kerusakan tiba-tiba. Petugasnya bilang butuh waktu paling tidak sepuluh menit untuk memperbaiki. Jongin malas menunggu jadi ia memilih menaiki tangga darurat. Tiga lantai tidak akan membuat kakinya cidera kan?
Saat Jongin sampai didepan pintu bertuliskan angka tiga, ponsel Jongin berdering. Kyungsoo. Jongin menerima panggilan itu sambil memasuki lorong menuju ruangan Mingyu.
"Aku tadi membelikanmu makanan. Tapi bodoh sekali aku sampai lupa memberikan padamu karena terlalu senang mendengar Mingyu sudah siuman…" Kyungsoo terkikik pelan dibalik sambungan telepon. Jongin mendengarkan.
"Baiklah aku akan turun lagi untuk mengambilnya. Tunggu aku.." Jongin berbalik. Menuju pintu ke tangga darurat itu lagi. Sedikit berlari tergesa. Dia tidak mau kekasihnya menunggu lebih lama.
Pintu darurat itu terbuka lalu ditutup dengan sedikit debuman. Tangan kirinya meraih pegangan tangga berbahan besi itu. Kakinya hendak menginjak satu anak tangga turun saat seseorang menarik tangannya kuat membuat Jongin terjatuh dengan bokongnya yang mendarat kuat di lantai.
"M-maafkan aku.. Aku tadi menjatuhkan bungkus rotiku. Dan anda hampir menginjaknya. Aku takut anda tergelincir saat anda menginjaknya jadi aku menarik tangan anda.." seorang pria bermasker putih dan topi putih itu menjelaskan insiden yang menyebabkan bokong Jongin nyeri.
Jongin berdiri sambil mengusap bokongnya.
"Kalau begitu aku harus berterima kasih. Kalau tidak kau tarik aku bisa saja menggelinding kebawah. Aku terlalu terburu-buru" Jongin berusaha tersenyum. Tidak apa bokongnya terasa nyeri asal nyawanya selamat.
Pria berkulit putih itu membungkuk ke arah Jongin lalu mengambil sebungkus roti di anak tangga. Lalu dengan cepat pamit menaiki tangga lagi. Jongin cuek lalu melanjutkan niatnya kembali ke lobby.
.
.
.
"Sepertinya aku lupa cara memakai sumpit.." Mingyu mengerang kesal dengan dua bilah sumpit di tangan kanan dan kirinya. Di meja dihadapannya tersaji beberapa jenis makanan. Bukan makanan rumah sakit melainkan makanan yang dibelikan Kyungsoo tadi.
Mingyu sudah melakukan pemeriksaan keseluruhan. Tinggal menunggu Joonmyun membawa hasilnya.
Jongin yang juga sedang makan disamping tempat tidur Mingyu hanya terkekeh.
"Ya sudah gunakan sendok Mingyu-ya… Besok akan hyung belikan sumpit khusus anak-anak untuk kau belajar ulang.." Jongin tertawa setelah menelan makanan dimulutnya. Mingyu mendengus kesal.
"Amnesia mengesalkan. Huh. Apa yang harus ku ingat aku lupakan. Apa yang harus ku lupakan malah kuingat.." Mingyu mengambil sebuah sendok plastik di kotak berisi makanan lalu menjadikannya alat membawa sepotong sosis ke mulutnya. "Eomma kemana sih hyung? Kenapa tidak merawatku?" Mingyu bertanya ringan sambil mengunyah makannannya.
Jongin terdiam kaku. Sialan. Kenapa Mingyu harus melupakan bagian itu?
"Mingyu-ya.. Eomma dan Appa sudah meninggal setahun yang lalu.. Mereka kecelakaan"
Mingyu kaget. Tapi seharusnya hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Harusnya Mingyu mengingat Ayah Ibunya.
"Shit. Mengesalkan sekali. Aku melupakan hal-hal penting.." Mingyu menjambak rambutnya.
"Jangan paksakan dirimu, Gyu. Hyung akan berusaha membantumu mengingat semuanya. Tapi saat kepalamu terasa sakit. Berhenti mengingat apapun" Jongin berusaha terlihat tenang. Dia tidak mau menambah beban pada pikiran Mingyu.
Semenjak ayah dan ibunya meninggal setahun lalu, Jongin menjadi sangat perduli pada Mingyu. Hanya Mingyu yang dia punya. Adiknya yang masih duduk di tingkat dua High school itu menjadi prioritas utamanya. Bahkan kekasihnya yang imut itu -Kyungsoo- sering ia abaikan hanya karena Mingyu. Beruntung Kyungsoo memaklumi kelakuan Jongin dan dengan senang hati malah mendekatkan diri pada Mingyu.
Mingyu itu anak yang ceria. Cerdas dan mandiri. Walau kadang manja tapi dia begitu tau untuk bersikap.
Jongin menjadi pewaris untuk perusaahn milik ayahnya. Saat baru tamat High school Jongin dan Kyungsoo diminta bekerja sambilan diperusahaan ayahnya. Sambil berkuliah di universitas ternama. Seakan mereka berdua dipersiapkan untuk mengurus perusahaan itu.
Dan saat orang tua Jongin meninggal, Jongin dan Kyungsoo tidak lagi kaget berurusan dengan perusahaan besar Kim Corp itu.
Terhitung sejak ayahnya meninggal sudah setahun Jongin jadi CEO muda diperusahaan itu dengan Kyungsoo yang jadi direkturnya. Semuanya berjalan lancar karena Jongin dan Kyungsoo sangat profesional dipekerjaannya.
.
.
.
Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan kerusakan pada otak Mingyu. Semuanya sangat baik. Jadi Joonmyun menyimpulkan bahwa amnesia yang dialami Mingyu hanya efek benturan kencang yang menyebabkan memory otaknya terganggu. Mingyu melupakan beberapa hal dan mengingat beberapa hal.
Mingyu menceritakan bahwa ada dua kali ia melihat seperti sekelebat film usang yang lewat dipikirannya.
Seperti saat ia melihat kakaknya jatuh dari tangga. Dan dua hari kemudian melihat Joonmyun seperti akan dicekik mati oleh seorang ibu-ibu setengah baya.
Memang benar Jongin jatuh dari di tangga tapi hanya bokongnya yang cidera. Berterima kasih pada pria bermasker itu.
Joonmyun juga bilang kalau salah satu ibu pasien dari ruang ICU menangis histeris dan menyalahkan Joonmyun karena gagal menyelamatkan nyawa anaknya yang gagal jantung. Beruntung ada yang membantu menenangkan ibu-ibu itu.
Lalu Joonmyun mengatakan bahwa pengelihatan-penglihatan Mingyu itu adalah bagian-bagian dari memory nya yang hilang. Dan Mingyu mencoba berpikir positif.
.
.
.
Seminggu setelah siuman Mingyu diijinkan pulang kerumah. Tapi Joonmyun memberikan perintah untuk terus melaporkan setiap perkembangan ingatan Mingyu.
Mingyu duduk di bangku penumpang belakang mobil milik Jongin. Jongin sedang mengemudikan mobilnya menuju rumah. Kyungsoo disampingnya. Hari ini hari minggu jadi jalanan terlihat sepi.
"Oh iya hyung.. Sebenarnya bagaimana kejadian sampai aku bisa koma selama seminggu?" Mingyu memajukan badannya guna bersandar ditangannya yang mengantung dijok bagian pengemudi.
Kyungsoo menoleh menatap Mingyu. Jongin menoleh sesaat lalu melanjutkan fokus mengemudi.
"Kami tidak tau persisnya bagaimana. Tapi saksi mengatakan kau terlihat mabuk lalu dengan asal menyeberang jalan sehingga diserempet oleh mobil. Tabrak lari. Pihak rumah sakit yang menghubungi Jongin" Kyungsoo yang menjawab. Membiarkan Jongin tetap fokus mengemudi. Jongin hanya mengangguk membenarkan.
"Aku mabuk? Mana mungkin!" Mingyu berusaha mengingat. Tapi bagian ini bukan termasuk hal yang ia lupakan. Dia benar-benar bukan pemabuk. Dia sangat menuruti perintah kakak dan orang tua nya yang menyuruh Mingyu tidak menyentuh alkohol sebelum cukup umur. Bahkan kalau bisa tidak menyentuhnya seumur hidup.
"Itu juga yang menjadi keanehan. Joonmyun-hyung juga mengatakan tidak ada kandungan alkohol ditubuhmu. Tapi itu keterangan seorang saksi. Penglihatannya tidak jauh beda dari CCTV di daerah itu sih. Kau terlihat sempoyongan berjalan lalu menerobos penyebrangan jalan yang sedang merah. Kau terlihat mabuk." Jongin berbicara sambil terus mengemudi.
"Ahh.. Aku tidak bisa ingat apapun.." Mingyu mengacak rambutnya.
Kyungsoo menatap Mingyu prihatin. Pria manja itu sudah dianggap adik kandungnya sendiri. Kyungsoo mengulurkan tangan untuk merapihkan rambut Mingyu yang berantakkan.
"Sebaiknya jangan mengingat kecelakaan itu. Yang penting kau sudah sadarkan diri dan baik-baik saja. Itu sudah sangat melegakan, Gyu." Kyungsoo tersenyum.
"Benar kata Kyungsoo. Lupakan yang sudah lalu.." sambut Jongin juga tersenyum. Mingyu juga perlahan tersenyum yang terlihat oleh Jongin dari spion bagian tengah.
.
.
.
To be continued
.
.
.
Kim Noona datang membawa Fiksi baru. Mau coba yang berchapter nih. Ada yang minat untuk lanjutannya?
Castnya tetap adik-adik tampan tercinta saya Kim Jongin dan Kim Mingyu. Kalo pairingnya sudah pasti Meanie dan Kaisoo. Tapi Jeon Wonwoo belum muncul.
Bisa tebak Wonwoo dimana?
Alurnya bisa sangat cepat bisa sangat lama. Bisa maju bisa mundur.
Silahkan review dan sarannya.
Noona usahakan fast update, apalagi kalau respon nya bagus.
Salam,
Kim Noona
Tue, 16th August 2016
