Tittle : UNTOLD

Arisanatsu

It's M for a Some Chapters

Yaoi! BL! Kook Seme

.

.

.

Di chapter ini masih pengenalan tokoh cerita.

Tapi di next chapter saya kasih adegan syyuuurr :-D

Maafkan otak saya yang gak nahan tiap mikirin Jungkook sama Taehyung T.T

Semoga readers dapat feel nya, klo gak tolong kasih saran ya, karena saya masih belajar. hihiw

WARNING! YAOI! BOYS LOVE! DLDR!

.

.

.

.

Kim Taehyung tengah menyetir sembari menikmati suara emas Adam Lambert menyanyikan Time for a Miracle dari headrest sound system mobilnya, bergumam kecil mengikuti irama Lambert yang sangat menyentuh hati. Tidak salah kalau lagu ini menjadi lagu sendu terbaik bagi para pemuda penderita broken heart. Bahkan Kim Taehyung yang sama sekali tidak memiliki masalah dengan perasaannya dapat merasakan sayatan halus yang disampaikan Lambert.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menarik gear shift dengan santai dan menekan Power Window menurunkan kaca jendela menikmati semilir angin malam yang menggelitik kulitnya, bersandar dengan nyaman berusaha merilekskan tubuh yang terasa penat setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya.

Sebenarnya Kim Taehyung adalah pewaris tunggal perusahaan Kim Grandeza, Perusahaan terbesar yang pada mulanya hanyalah perusahaan kecil yang mendaur ulang mesin-mesin rongsokan kemudian berkembang dengan memproduksi beberapa alat elektronik bermerk Grandeza yang merambat cepat dan menjadi salah satu merk terbaik International.

Sekarang Grandeza telah menamcapkan taringnya lebih gagah dengan merajai bisnis segala aspek kehidupan. Mulai dari makanan, pakaian, kosmetik, obat-obatan, furniture mewah, hingga mobil sport kebanggaan para milyarder telah menjadi cabang utama Grandeza. Sang kakek buyut sangat berjasa melambungkan nama keluarga Kim, dihormati dan disegani oleh petinggi negara. Tentu saja. Keluarga ini meningkatkan pendapatan negara, membuka ribuan lahan pekerjaan untuk rakyat dan membayar pajak jutaan won setiap tahunnya. Secara tidak langsung keluarga ini telah membantu meningkatkan taraf kehidupan Korea Selatan.

Kim Taehyung adalah calon pewaris generasi ke 4, namun sang ayah tidak memberikannya jabatan penting karena menurutnya seorang bodoh seperti Kim Taehyung harus belajar segalanya dari dasar meskipun usianya sudah memasuki kepala dua. Tuan Kim tidak akan meresikokan perusahaan yang dibangun dari nol hingga memperoleh kejayaan seperti sekarang hancur hanya karena mempercayakan perusahaan pada anak ceroboh yang bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

Ya. Itulah kenyataan hidup Kim Taehyung yang sesungguhnya bak seorang pangeran tetapi tidak memperoleh kemewahan dari sang raja. Tuan Kim lebih mempercayai dan menyayangi kakak sepupunya Kim Seokjin. Pria yatim piatu yang mencuri perhatian ayahnya tanpa menyisakan sedikitpun perhatian untuk putra kandungnya ; Kim Taehyung. Kim Seokjin adalah pria sempurna yang selalu melakukan segala hal dengan sangat baik. Sangat pintar ; atau bisa dikatakan jenius ; menjadi siswa akselerasi 3 kali. Lulus Magister Business Management saat masih berusia 22 tahun. Memiliki wajah tampan dan selalu bersikap ramah pada siapa saja membuatnya mencuri banyak perhatian dan pujian. Kemampuan bisnis yang sangat professional dan kemampuan problem solving yang tidak tertebak tentu saja membuat Tuan Kim merasa sangat bangga dengan segala prestasinya. Jauh berbeda dengan Kim Taehyung yang bahkan tidak bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan; nilai yang diperoleh dalam hasil studinya hanya cukup untuk sekedar lulus. Dan hanya belas kasih karena rasa hormat dan segan pihak kampus pada keluarga Kim.

Terkadang Kim Taehyung membenci Kim Seokjin yang memperoleh segala hal yang tidak dia dapatkan. Tetapi hati nuraninya masih bisa bekerja dengan baik. Yatim piatu itu sangat menyedihkan saat pertama kali datang pada keluarganya. Disebut parasit oleh Tuan Kim yang dengan kikirnya menghitung segala biaya hidupnya yang bukanlah apa-apa. Tetapi tekanan Tuan Kim menjadi bahan bakar semangatnya untuk membuktikan bahwa ia layak diperjuangkan. Yeah that's right pada akhirnya ia memperoleh hasil dari usaha kerasnya. Perusahaan sangat bergantung pada pemikiran kreatif dan jeniusnya. Bahkan Tuan Kim secara rahasia akan mencalonkan Kim Seokjin sebagai penerusnya; bukan anak kandung, darah dagingnya; Kim Taehyung.

Taehyung terkadang berpikir apakah Seokjin tidak menyimpan dendam sama sekali pada ayahnya yang dulu selalu bersikap dictator dan dengan kejamnya memperlakukan Seokjin layaknya seorang pesuruh. Entahlah, laki-laki itu tidak terlihat seperti seseorang yang menyimpan sifat buruk dalam dirinya. Bersikap manis dan selalu menuruti perintah ayah angkatnya; Tuan Kim. Tapi Hei saat ini Kim Taehyung lah yang terlihat seperti anak angkat. Diperlakukan dengan buruk oleh ayah kandungnya sendiri.

Meski terkadang merasa iri dan benci pada Seokjin tetapi sesungguhnya Taehyung sangat menghormati dan menyayanginya seperti kakak kandung sendiri karena memang hanya Seokjin lah yang mengerti dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun. Saat ayahnya mencaci maki maka Seokjin akan membelanya dan membantu menyelesaikan masalah yang Taehyung hadapi. Seokjin menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi Kim Taehyung. Meski hanya terpaut umur 3 tahun tetapi sikap dewasa Seokjin sangat kentara terlihat dalam prilakunya sehari-hari.

Kim Taehyung tidak akan keberatan jika Seokjin menjadi penerus perusahaan, karena ia tahu bagaimana Seokjin sangat ahli memimpin perusahaan dan yang terpenting Seokjin menyayanginya dengan sangat tulus. Pria sempurna itu selalu memberikan kemewahan dan semua kebutuhan Taehyung yang bahkan ayahnya sendiri tidak pernah peduli. Taehyung membenci ayahnya. Tidak, ia tidak membenci Tuan Kim karena alasan sepele lebih menyayangi Seokjin atau karena tidak memperdulikannya tapi karena suatu alasan rumit dibalik kematian ibunya.

Seokjin sudah memiliki rumah sendiri setelah bekerja selama 5 tahun memimpin Grandeza Meskipun tidak seluas istana Tuan Kim tetapi rumah ini cukup mewah untuk pemuda lajang seperti Kim Seokjin. Kim Taehyung meninggalkan rumah mewahnya untuk dapat tinggal bersama Kim Seokjin di rumah barunya di kawasan Seocho-gu. Taehyung tidak akan tahan tinggal berdua bersama Tuan Kim yang meskipun berstatus ayah dan anak tetapi keduanya tidak akur sama sekali. Kedatangan Taehyung disambut dengan senyuman hangat oleh Kim Seokjin, ikatan mereka sangat erat bagaikan hanya memiliki satu sama lain sebagai satu-satunya keluarga yang mereka miliki.

Tentu saja Tuan Kim tidak melarang Kim Taehyung pergi dari rumah mewahnya yang dipenuhi dayang-dayang muda. Ia akan lebih leluasa membawa para wanitanya ; Ya. Hanya ada 3 hal dalam pikiran Tuan Kim; Uang, Perusahaan dan Wanita. Sejak istrinya meninggal dunia ia tidak pernah berniat untuk menikah lagi, hanya ingin menikmati wanita-wanita berbeda saat ia menginginkannya. Taehyung mengetahui semua itu tetapi hatinya telah kebas dan tidak peduli sedikitpun pada apa yang dilakukan ayahnya.

Mungkin diluar sana tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan Taehyung yang sesungguhnya. Terlihat sempurna dengan kekayaan melimpah, memiliki seorang ayah yang selalu terlihat sangat berwibawa dan bijaksana, disegani seantero Korea Selatan. But Don't Judge The Book From The Cover ; mungkin hanya Seokjin dan Taehyung yang tahu bagaimana Tuan Kim yang sesungguhnya.

Getaran Smartphone yang diiringi lagu Half Alive Second Hand Serenade memecah lamunan Taehyung. Ia segera memasang handsfree nirkabel, menurunkan volume headrest yang masih memainkan lagu sendu Adam Lambert.

"Ya hyung?" Pandangannya masih fokus pada jalanan yang sudah mulai sepi. Sesekali melirik bangunan dan pohon berhiaskan lampu kerlap-kerlip dengan warna dan irama yang mempesona.

"Sudah lewat pukul 11 malam kenapa kau masih belum pulang?" Nada khawatir terdengar jelas dari suara Seokjin. Taehyung tersenyum mengejek karena sikap Seokjin yang berlebihan; Tidak. Seokjin tidak berlebihan. Taehyung baru mulai bekerja selama satu minggu dan ini adalah pertama kalinya ia pulang larut malam. Kecerobohannya seringkali berakibat fatal, terakhir kali pulang malam : bukan larut malam hanya sekitar pukul 08.40 : ia tertidur kelehahan saat tengah menyetir. Ferrari yang dikendarainya menabrak badan jalan hingga penyok tak beraturan. Beruntung Airbag otomatis di mobil mewah itu menyelamatkan nyawanya.

"Ada yang harus kuselesaikan hyung. Sekarang sudah on the way" Tampak dari kejauhan persimpangan jalan dengan lampu hijau dan angka yang bergerak mundur. Taehyung segera menginjak pedal gas berniat mengejar detik-detik yang tersisa sebelum lampu berganti merah. Namun sayang lampu lalu lintas telah berganti warna sebelum mencapai garis finish. Taehyung menginjak rem kasar dan menghembuskan nafas frustasi.

"Jangan melaju dengan kecepatan diatas 60 km/jam Kim Taehyung!" Sadar dengan kelakuan adiknya Seokjin menasehati dengan nada tegas.

"Aku akan pulang dengan selamat hyung. Jangan khawatir." Tanpa menghiraukan gerutuan Seokjin, ia menutup telephone sepihak. Menjentikkan jari tidak sabar sambil melirik detik mundur yang terasa sangat lama.

Deru sepeda motor terdengar di sebelah kiri Pagani Taehyung yang semakin lama terdengar semakin dekat. Ia memperhatikan sepeda motor dari pantulan kaca spion kiri paganinya hingga berhenti tepat disampingnya. Decakan kagum mengalir begitu saja saat melihat sepeda motor yang berhenti disampingnya. Siapa yang tidak kenalNCR Leggera 1200 Titanium Spesial Edition berkapasitas silinder 1200 cc bertenaga hingga 132 Hp. Motor Sport termahal impian para Riders pencinta balap.

Well.. Taehyung sempat bermimpi memiliki motor dengan desain agresif dan menawan itu sebelum Seokjin meruntuhkan puing-puing mimpinya dengan penolakan dan sindiran telak. 'Kau tidak cocok mengendarai Leggera yang super tangguh dengan tubuh kurus kering seperti itu. Kecepatan kilat Leggera akan membuatmu terbang terbawa angin dan jangan lupa sifat super cerobohmu itu akan memperpendek persediaan umurmu. Bersyukurlah aku masih mengizinkanmu mengemudi. Tapi tidak untuk sepeda motor; JENIS APAPUN.' Kata-kata penuh penekanan Seokjin yang mematahkan mimpinya masih teringat dengan jelas tanpa kekurangan satu katapun. Seokjin memang memberikan apapun yang diinginkan adiknya tapi tidak jika sudah berhubungan dengan keselamatannya.

Taehyung kembali fokus menikmati pemandangan langka NCR Leggera di depan matanya. Siapapun pemilik Leggera ini pasti bukanlah orang sembarangan. Pandangannya beralih pada tubuh tegap berisi dengan balutan Jacket berbahan Diadora yang tebal dan membuatnya terlihat macho, sepatu Air Jordan Silver dan Arai helmed half face melindungi kepalanya. Dengan kaca helm terbuka yang hanya menampakkan sepasang mata dan sebagian hidungnya, and What The Hell! Taehyung tersedak menyadari Rider yang sedang diperhatikan ternyata juga tengah memperhatikannya dengan tatapan yang sulit di artikan. Taehyung melemparkan senyuman kikuk merasa malu dan segera menutup kaca jendelanya. Sebelum kaca jendela tertutup sepenuhnya taehyung dapat melihat dengan jelas senyum ejekan yang meskipun tertutup oleh helm half face Arai tapi terlihat dari tulang pipi dan garis mata yang terangkat.

Taehyung membenturkan kepala di steering wheel mobil sebelum akhirnya melaju kencang setelah lampu hijau menyala. Terkekeh geli pada dirinya sendiri sambil menekan volume up kembali mendengarkan suara Adam Lambert yang sempat terlupakan. Berbelok tajam di jalanan sempit menuju kediamannya; kediaman Seokjin; Seocho-gu yang hanya tersisa jarak 1 kilometer. Melihat side view spion memastikan NCR Leggera tidak berada di dekatnya. Melirik rear-vision mirror dalam mobil mengamati keadaan di belakang Pagani nya. Dan tiba-tiba menginjak rem mendadak saat matanya mendapati NCR Leggera telah berada di depannya. Sejak kapan Motor Sport itu mendahuluinya; Yeah jangan lupakan kecepatan Leggera yang tidak tertandingi.

Leggera yang melenggok indah didepannya tidak memberikan celah sedikitpun untuk Taehyung mendahuluinya. Taehyung membunyikan klakson berkali-kali memberikan tanda bahwa ia merasa kesal dan terganggu, meskipun masih ingin mengagumi motor sport impiannya di masa lalu, tetapi Taehyung tidak suka diperolok dengan kecepatan Leggera didepannya yang hanya melaju dengan kecepatan 20 km/jam, sementara Taehyung tidak diberikan celah untuk memotong jalan akhirnya dengan terpaksa mengekori laju Leggera yang bagaikan siput. Taehyung tidak tahan dan menghentikan Pagani nya di bawah lampu jalan samping Taman bermain anak-anak di distrik tempat tinggalnya membiarkan Leggera pergi menjauh dan bisa dengan nyaman menyetir; nantinya. Tapi sayang, Leggera yang diharapkan segera menghilang justru ikut berhenti di depan Pagani nya. Taehyung menghembuskan nafas kasar, tetap diam pada posisi memperhatikan Rider dan Leggera di depannya.

Rider itu dengan menantang memutar Leggera nya memarkir berhadapan dengan Pagani Taehyung, menatap Taehyung yang masih diam di kursi kemudinya. Rider duduk dengan tubuh tegap, penuh dan berotot, memegang satu stang Leggera dengan lengannya yang kokoh. Tangan itu bergerak melepas helm Arai half face yang sedari tadi menutupi wajahnya. Meletakkannya di atas spion Leggera dan dengan jantan jari-jari itu menyisir rambutnya yang terlihat halus dan bergerak dengan bebas kemudian jatuh tertata dengan sendirinya. Entah kenapa pemandangan itu terlihat erotis bagi Taehyung yang tanpa sadar turun dari Pagani nya mendekati Rider Leggera.

"Tertarik dengan Leggera ku?" Suara pertama yang keluar dari mulut si Rider, Taehyung tidak menjawab hanya merunduk menatap Leggera dan merutuki tingkah bodohnya yang terpancing dengan pesona Leggera; Well dan juga pesona Rider.

"Kau tidak berhenti menatapnya."

"Tentu saja, aku sangat menyukainya."

"Oh ya?"

"….."

Tidak ada jawaban dari Taehyung. Mata hazelnya masih setia menatap Leggera yang baru kali ini dilihatnya secara langsung dan secara sangat dekat. Jemarinya menyentuh Body Leggera yang terlihat seksi dengan desain dan warna titaniumnya.

"Kenapa kau menghalangi jalanku?" Pandangan Taehyung beralih pada sang Rider yang telah turun dari Leggera nya dan dengan senonoh namun lembut mengangkat tubuh Taehyung untuk mendudukkan tubuh kurus itu di atas Leggera kebanggaannya. Taehyung menggerutu terpotong.

"Jeon Jungkook"

"Apa?"

"Namaku"

Taehyung menghela nafas merasa tidak mendapat respon dan jawaban dari pertanyaannya. "Kim Taehyung. Namaku Kim Taehyung. Kenapa kau menghalangi jalanku?" Taehyung mengulang kembali pertanyaannya dan dengan tanpa malu menyamankan posisinya di atas Leggera memegang kedua stang seolah sedang mengendarainya.

"Karena matamu berkata bahwa kau ingin berkenalan dengan Leggera ku. Aku hanya berbaik hati mengabulkan permintaanmu." Taehyung mendesis mendengar pernyataan angkuh dari Jeon Jungkook.

"Mau mencoba?" Protes yang akan keluar dari mulut Taehyung mendadak tertahan mendengar tawaran Jungkook.

"Benarkah?"

"Tentu"

"Tapi aku tidak bisa mengendarai sepeda motor. Aku sangat menginginkannya tapi aku tidak pernah diizinkan mengendarai sepeda motor bahkan untuk sekedar belajar." Rautan wajah berbinar Taehyung berubah murung seketika menyadari ia tidak bisa mengendari Motor Sport impiannya meskipun kesempatan terpampang di depan matanya.

"Aku tidak menyuruhmu mengendarainya." Jungkook mengambil helm Airo yang bertengger di spion Leggera dan memasangkan dengan pasti di kepala Taehyung. Jungkook menatap tubuh Taehyung dari atas ke bawah dengan ekspresi menilai. "Lagipula aku tidak akan mengorbankan Leggera kesayanganku pada pengendara yang tidak dapat dipercaya." Taehyung bersungut menerima ledekan Jungkook

"Kau bisa menikmatinya dengan duduk manis di belakangku." Seulas senyum menarik sudut bibir Jungkook, Taehyung memandang senyum pertama yang dilihatnya sejak 15 menit yang lalu. Lelaki ini memiliki sikap arogan tapi mempunyai sisi hangat yang sulit untuk dijelaskan. Kehangatan yang terasa menghipnotis Taehyung untuk mengubur logikanya dan menerima tawaran dari seorang pemuda yang baru beberapa menit dikenalnya. Ya. Pesona Leggera dan Rider nya mengikis akal sehat Taehyung tak bersisa.

"Kau tidak menggunakan helm?" Alis Taehyung terangkat menyadari Jungkook tidak menggunakan helm dikepalanya.

"Aku hanya bawa satu."

"Lalu kenapa aku yang menggunakannya? Bukankah kau pengendara?"

"Angin malam tidak baik untuk pemula sepertimu. Helm itu akan membuat kepalamu tetap hangat." Jungkook melepas Jacket Diadora hitamnya kemudian menyampirkan di bahu Taehyung. "Dan itu untuk melindungi tubuhmu." Taehyung hanya diam, menerima Jacket Diadora yang hangat dan memakainya dengan benar di tubuhnya yang mulai terasa dingin. Ia Memundurkan tubuhnya mengambil posisi di jok belakang, menekan tombol Lock pada Smart Key sampai terdengar bunyi alarm knop switch dari Pagani nya sebelum menyimpan kunci di kantung Jacket Jungkook yang melekat di tubuhnya dan menarik resleting pengaman agar kunci Pagani nya tidak terjatuh. Jungkook mengambil posisi bersiap membawa Taehyung menikmati suasana malam bersama Leggera nya.

"Kau siap?"

Taehyung mengangguk dalam diam. Merasa aneh dengan perlakuan Jungkook, ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya. Seakan ia mengerti tapi juga tidak mengerti. Mengerti karena helm dan sweater itu untuk melindungi tubuhnya, tapi tidak mengerti kenapa Jungkook begitu peduli dengan menyerahkan helm dan Jacket satu-satunya sementara tubuhnya dibiarkan tanpa pelindung sedikitpun.

.

.

TBC

.

.

Annyeong KookV Loverssss ^^

FF apa ini?! /gigit batu/

Saya udah 3 tahun nih gak nulis, sejak jatuh cinta sama BTS. hihihiw

Dulu sempat bikin ff boygrup lain and publish di blog sama fb tapi sejak jatuh cinta sama BTS saya Cuma fokus nonton videonya, gak pernah bikin ff :D

Beberapa minggu ini lagi demen banget baca ff KookV dan akhirnya merasa dapat hidayah buat bikin ff gaje ini. Ngeheheh

Mohon reviewnya ya para readers~ biar saya tau ff KookV pertama saya ini tanggapan dari readersnya gimana dan semoga makin semangat saya nulisnya, Tentunya butuh saran, komentar dan masukan juga biar lebih baik nantinya.

Terimakasih~~ /deep bow/