Love Me Tender

Sasuke X Hinata

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Dedicated to: Fian Namikaze

Story by Me

OOC, AU, Abal, Typpo dsb

.

.

.

Chapter 1: Sasuke Uchiha?

Hentakan musik begitu memekakan telinga, lampu yang berkelap-kelip. Puluhan orang memenuhi lantai dance itu, beberapa ada yang duduk di deretan meja sambil meminum minuman yang mengandung alkhohol maupun minuman yang smoothies. Ya, inilah bar di salah satu pusat kota Konoha yang memang terkenal daripada yang lainnya. 'Brenz' , itulah namanya. Yang membuatnya terkenal karena hanya orang kalangan atas saja yang bisa menikmatinya, alasannya minuman-minuman disini sangat mahal.

Ah, termasuk pria yang satu ini, dia duduk di meja bartender yang ada didepan lantai dance, pria ini sudah mabuk berat. Pria ini berpakaian rapi, menggunakan jas. Dilihat dari wajahnya, semua makhluk hawa pasti terpikat, pahatan Tuhan untuk manusia yang satu ini benar-benar sempurna, kharismanya bisa menciptakan ketertarikan kaum hawa, mata kelam yang dimilikinya menciptakan magnet tersendiri, wajah tirusnya, hidung mancung, berkulit putih tapi bukan putih pucat dan bibirnya yang tipis, ugh sempurna.

"Ck, sial!" Gumam pria ini

"Maaf tuan,anda sudah mabuk berat, sebaiknya anda pulang sekarang." Ucap seorang bartender.

"Hn," Ucapnya,ia memberikan beberapa jumlah uang "ini."

"Terimakasih tuan, mari saya antar sampai kedepan."

Saat sampai didepan, "Tuan Sasuke, saya sarankan sebaiknya anda menelepon seseorang untuk mengantar anda pulang, saya tidak yakin anda dapat menyetir mobil anda dengan baik."

"Hn, aku tahu.. Arigatou Juugo, kau memang bartender yang setia."

"Sudah seharusnya, saya juga bekerja untuk anda tuan." ucapnya sedikit membungkuk,"Apa perlu saya temani?"

"Tidak usah, kembalilah bekerja."

"Baik tuan."

Ternyata di bar ini para bartender bisa disewa untuk melayani para pelanggan.

Kini ia duduk sendirian, lalu dia mengambil smartphone dari dalam kantung jas nya dan menghubungi seseorang.

"Moshi-moshi," ucap yang diseberang "Ah, jemput aku di bar seperti biasa." "Tapi Sas-" "Aku tunggu." Ucap Sasuke memutuskan sambungan secara sepihak.

Lama ia menunggu, akhirnya ada sebuah mobil yang melintas kearah Sasuke, sebuah lambhorgini berwarna hitam berhenti didepannya. Dan keluar seorang lelaki berambut pirang,berkulit tan dan bermata warna shappire.

"Ck, kau telat dobe." umpat Sasuke

"Ya, gomen, teme, aku banyak pasien yang harus ditangani, aku bukan seorang businessman sepertimu." Sindir pria itu.

"Hn, antarkan aku pulang para pengawal yang membawa mobilku pulang nantinya." Sasuke malas mendengar ocehan sahabatnya yang satu ini.

"Huh," Naruto mendesah, "Lagi-lagi kau mabuk teme. Aku kasihan padamu."

"Hn terserah," Ucap Sasuke lalu langsung masuk ke mobil Naruto.

"Apa boleh buat." Naruto memasuki mobilnya

Selama dalam perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara,Naruto mengetahui sifat sahabatnya ini seperti apa dan ditambah dengan kondisi Sasuke yang mabuk berat.

"Sasuke," Naruto membuka pembicaraan, "Mengapa kau memilih mabuk-mabukan terus? Aku peduli padamu Teme, Alkhohol tak baik untuk tubuhmu." Naruto berucap lirih.

"Hn, tak apa," jawab Sasuke seadanya, "Lama-lama aku akan mati,biar Tou-san ku puas."

"Teme! Kau berkata apa?" Naruto langsung memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, "Kenapa kau berputus asa begitu?"

"Sejak tadi Dobe, kau tahu kan selama aku hidup, diumurku yang sekarang menginjak usia 27 tahun, kehidupanku selalu diatur olehnya tanpa membiarkan aku memilih apa yang aku mau, dia juga lebih peduli dengan Nii-san ku."

"Iya, aku tahu, tapi putus asa seperti itu tidak baik, Teme." Naruto menatap Sasuke dengan sendu.

"Kau berkata demikian karena kau tak merasakannya, Dobe! Dia selalu memperlakukan aku seperti itu, bahkan saat almarhumah Kaa-san masih hidup."

Flashback

"Kaa-san, hiks.." Sasuke kecil menangis.

"Tenanglah Sasuke, kaa-san tidak apa-apa." Ucap wanita berparas cantik itu dengan lirih

Saat ini, Sasuke kecil berada di rumah sakit, memeluk pinggang wanita yang terbaring diranjang putih itu, kondisinya lemah.

"Kaa-san bohong! Kaa-san sakit parah, Sasuke tahu, kaa-san.." Sasuke meraung-raung.

Kaa-san nya merasa sedih, dia tak kuasa menahan air matanya. Mikoto Uchiha, nama ibunya Sasuke.

"Kaa-san, jangan tinggalkan Sasuke.."

"Ti-tidak akan..."

"Kaa-san tak bisa bohong, Sasuke sudah berumur 8 tahun, kaa-san, Sasuke takut dengan tou-san, tou-san membenci Sasuke."

Mikoto makin menangis karena Sasuke berkata seperti itu, hatinya seakan remuk. Ia tahu perkataan Sasuke benar, ia tahu suaminya lebih menyayangi putra pertama mereka, Itachi Uchiha.

"Sayang.." ucapnya lirih, "Tidak boleh berkata sepertih itu.. Tou-san sayang kok dengan Sasuke." ia membelai puncak kepala Sasuke, menghiburnya. Tapi Sasuke cukup cerdas, dia tahu itu hanya kata-kata penghibur.

Mikoto merasa tubuhnya semakin dingin, pandangannya mengabur, ia tahu kanker yang ia derita telah stadium akhir, mungkin memang inilah ajalnya.

"Sa-suke... bolehkah kaa-san tidur?" Mikoto berbohong

"Tidak, kaa-san tak boleh tidur, kaa-san pasti pergi tinggalkan Sasuke." Sasuke meraung.

Mikoto menutup matanya, bersamaan dengan berhentinya detak jantung yang terpampang di monitor EKG.

"Kaa-san!" Sasuke berteriak

Beberapa tahun berlalu, kini Sasuke sudah berusia 18 tahun. Wajah Sasuke tersirat kebahagian sambil menuruni tangga rumahnya ia menenteng sebuah amplop putih.

Ia menuju ke ruangan kerja tou-sannya, "Tou-san?" ia mengetuk pintu, "Boleh aku masuk?"

"Hm, silahkan." Ucap ayahnya dari dalam.

"Ada apa?"

Sasuke memantapkan hatinya, "Ini, surat pemberitahuan dari pihak sekolah," ia melanjutkan kata-katanya "Aku mendapat nilai ujian akhir tertinggi dari semua siswa-siswi." Ucap Sasuke bangga.

Ayah Sasuke bernama Fugaku Uchiha, dia salah satu pengusaha terbesar di Konoha. Salah satu cabang perusahaan miliknya bernama Uchiha Corporation. Dan kemudian posisi kedua ditempati oleh Namikaze Corporation, perusahaan Uchiha, bukan hanya di Konoha saja, dinegara mereka sendiri, Jepang dan negara-negara luar. Uchiha kaya sejak dulu.

Setelah Fugaku membaca surat itu.. "Selamat kau telah berhasil." ucapnya datar, "mengenai surat undangan untuk masuke ke Universitas Hi, tak perlu ditanggapi, kau tak pantas mengambil jurusan kedokteran, kau sudah aku masukkan ke universitas diluar negeri jurusan ekonomi manajemen, kau akan berkuliah disana,dan meneruskan perusahaan seperti kakakmu"

Begitu kagetnya Sasuke, ia tak menyangka jalan hidupnya benar-benar dikendalikan oleh ayahnya. Sejak dulu ia memang sadar, ayahnya tak pernah peduli dengan keinginan dirinya.

"ke-kenapa?" ucap sasuke lirih, "KENAPA AYAH HANYA PEDULI DENGAN ITACHI, MENYAYANGINYA, HANYA BANGGA PADANYA?!"

Sasuke berteriak, hingga para pelayan dirumah itu mengelus dada, bagi mereka kejadian ini sering terjadi, mereka iba pada Sasuke.

"Karena dia anak yang penurut." Ucap Fugaku dengan santainya.

Napas Sasuke tercekat, matanya memerah, bukan iritasi tapi tersulut amarah yang besar, dia tak menyangka inilah jawaban yang ia dapat dari tou-san yang ia sayangi.

"Lantas aku ini apa? Pembangkang? Aku selalu menuruti kemauan Ayah, tapi kali ini saja, tou-san tidak mau?"

"Sudah cukup pembicaraan kita, kembali ke kamar, aku masih ada urusan." Fugaku bangun dari kursi kerjanya, dan pergi keluar.

Rasa kebencian terpancar di mata kelamnya, ia memutuskan untuk membenci ayahnya.

~End of Flashback~

T

B

C

Halo minna, saya balik lagi dengan fic lain, hehe habisnya ga tahan kalo udah nemu ide, langsung deh ketik yang baru, gimana minna? Suka? Repiu ya.. repiu kalian adalah semangat buat saya

Salam, Quinn Agatha Dias