"Headline hari ini. Sang pewaris tahta kerajaan kurosaki kembali terlibat perkelahian."Histeris seorang gadis bertubuh sintal, saat membaca surat kabar edisi hari ini. "Slalu saja seperti ini. Pangeran kita yang satu ini benar-benar tidak pernah puas membuat masalah, padahal orangnya sendiri tidak diketahui keberadaan nya di mana?"Ucapnya lagi sambil meletakan surat kabar yang ia pegang tadi.
"Sudahlah Ran-chan, kau tidak perlu sehisteris ,Rukia juga tenang-tenang-."
"Jangan samakan aku dengannya seperti tidak tau saja itukan memang tabiat nya."Seru rangiku tidak terima.
"Bukannya begitu,hanya saja untuk apa kita buang-buang energi untuk hal yang tidak perlu."
"Huh..,mentang-mentang kau anak dari seorang penasehat kerajaan kau slalu saja begitu kau tidak bosan dengan hidupmu yang begitu-begitu saja?"dengusnya, lagipula heran juga bagaimana bisa ia betah dengan hidupnya yang begitu-begitu ?.sedangkan orang yang bersangkutan hanya mengedikan bahu pertanda kalau ia tidak ada masalah dengan hal itu.
"sudah-sudah,isane sensei keburu datang loh."Ujar Momo bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi beberapa saat lalu.
Itulah sederetan hal yang terjadi di Kelas(tepatnya Sekolah)sebelum bel tanda pelajaran dimulai,yaitu : 'MENGGOSIPKAN SANG PANGERAN'.(Pangeran kalian pasti tahu?baca aja deh sampe selesai OK ^-^)
Semua murid di Kelas mulai membereskan buku-buku yang berserakan di atas meja kedalam tas mengingat kegiatan sekolah telah usai.
"Wah wah,pangeran yang satu ini benar benar perhatian ya,bahkan ia rela menjemput sang putri untuk pulang bersama setiap hari."
Rukia yang mendengar rayuan Momo,langsung menoleh kearah pintu kelas,dan benar saja sang pangeran Kurosaki sedang berdiri disana dan saat pandangan mereka bertemu sang pangeran melambaikan tangan dan tak lupa juga senyumnya yang ramah dan lembut.
'Huh,,,,,,seandainya saja pangeran Kurosaki yang satunya lagi bisa jadi seperti akan jauh lebih baik.'pikirnya
"Pangeran!,akan lebih baik jika anda tidak tersenyum seperti sang putri sampai sebegitu terpesonanya hehehe,,,,,."ledek rangiku.
Rukia tersadar dari lamunannya ketika mendengar tawa cekikikan rangiku.'ah,,,,ini memang salahku, kenapa bisa pikiranku malah melalang buana saat melihat kaien' rutuk Rukia dalam hati.
Kaien yang merasa aneh dengan keadaan rukia yang lain dari biasanya pun akhirnya menghampirinya. "kau baik-baik saja Rukia,kau agak lain hari ini?
"eh,ti...tidak a...aku baik-baik saja."jawabnya agak tergagap,'kenapa aku jadi gugup begini sih memalukan.'rutuknya lagi. Sedangkan Kaien hanya menimpali nya dengan senyum lembut.
"Bisa kita pulang sekarang?"ajak Kaien yang dijawab dengan anggukan samar dari Rukia "Matsumoto-san,Hinamori-san kami duluan ya."pamit kaien
"Ya,hati-hati di jalan"jawabnya serempak.
Mereka berdua berjalan beriringan dalam keheningan hanya suara derap langkahlah yang menjadi latar suara mereka berdua.
"Kaien-dono."
"ya."
"Bagaimana keadaan adikmu?aku dengar ia terlibat perkelahian lagi."
"Dia baik-baik saja." Jawabnya tiba-tiba ia menghadap Rukia dan meletakkan kedua tangannya di bahu Rukia sambil tersenyum misterius"Ngomong-ngomong akan ada kejutan untuk mu."
"Ke..kejutan."Ucap Rukia saja dirinya cukup kaget menerima perlakuan tiba-tiba dari kekasihnya dijawab pula dengan sebuah anggukan oleh kekasihnya tersebut.
"Kau akan mengetahuinya setelah tiba di Rumah mu."ucapnya sambil mengubah posisinya seperti semula.
'Benarkah,kalau begitu aku sudah tidak sabar untuk segera tiba di Rumah.' Ucapnya dalam hati.
"Kau pasti sudah tidak sabar tuk segera tiba di Rumah."kelekar Kaien yang tentu saja membuat Rukia membelalak kaget untuk kedua kalinya.
'Bagaimana ia bisa tahu?,apakah hal itu tergambar jelas di ekspresi wajahku?,tapi aku yakin aku sama sekali tidak menunjukan ekspresi apapun di wajahku.'
"Itu karna aku pacarmu Rukia."yang tentu saja diakhiri dengan kebingungan Rukia yang semakin menjadi dan tawa jahil dari Kaien.
-mMm-
Sinar matahari telah bersinar,burung burung mulai baerkicau dengan merdunya yang menandakan pagi telah tiba dan setiap orang bangun dari tidur nyenyak mereka untuk melakukan kegiatan masing , tidak sama halnya dengan gadis bermata amethyst yang sedang termenung diatas tempat tidurnya, Bahkan ia tak sempat mengistirahatkan diri walau hanya sebentar karna memikirkan hal ini. Ia bingung apakah ia harus menerima hal yang dimaksudkan kaien-dono nya sebagai kejutan, Atau justru menolaknya karna jujur saja ketika ia pulang ke Rumah bukanlah kejutan seperti yang dijanjikan kaien-dono nya yang ia dapatkan melainkan musibah besar yang sangat ditakuti oleh banyak orang.
-0_0-
"Aku pulang." Serunya sambil memasuki Rumahnya. Ia celingukan mencari sesuatu yang dipikirnya adalah kejutan yang dititipkan kaien-dono untuk dirinya. Namun nihil, ia tidak menemukan apapun yang ia dapati malah kedua orang tuanya yang sedang asik mengobrol.
"Kau sudah pulang rukia!."seru hisana,yang dijawab dengan sebuah anggukan dari Rukia "mau mandi dulu atau langsung makan?"
"Lebih baik kau mandi dulu,baru makan"jawab byakuya datar.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Rukia turun dari kamarnya untuk makan malam bersama keluarganya.
"Aku selesai." Ucapnya sambil berdiri dari duduknya.
"Duduklah dulu. Ada yang ingin ayahmu bicarakan pada mu."ucap hisanaa. Tanpa berpikir apapun ia pun duduk kembali dikursinya.
"Satu minggu yang lalu ayah dan orang orang di Istana mengadakan diskusi tentang putra mahkota Kurosaki Ichigo yang akhir akhir ini beliau sering terkena masalah."jeda sebentar. "Dan dari hasil akhir, kami pun memutuskan untuk memberikan beliau seorang penasehat,agar beliau bisa mendapat sedikit didikan dan tidak melakukan hal yang salah lagi."
"Jadi?" tanya Rukia bingung, jujur saja ia tidak mengerti kenapa ayahnya mengatakan ini semua. Lagi pula jarang jarang ayahnya mau menceritakan perihal dalam kerajaan pada dirinya.
"Yang mulia Raja ingin kau yang jadi penasehat bagi putranya itu,"
Diam,,,,,
Hening,,,,,
Sunyi,,,,,
Itulah yang terjadi setelah perkataan hisana barusan.
'Jadi penasehat itu memang impian ku. Tapi,jadi penasehat seorang putra mahkota yang bermasalah, aku benar benar tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Duh,,,bagaimana ini.'pikirnya.
"Kau boleh memikirkannya dulu, jika kau bersedia ikut ayah ke Istana"
-0_0-
Dan disinilah ia berdiri sekarang dibelakang ayahnya dan dihadapan orang orang penting kerajaan.
"Jadi, kau bersedia menjadi penasehat untuk putraku?"tanya sang raja.
"Ya,yang mulia"
"Kalau begitu,kau bisa memulainya minggu depan."Titah sang Raja.
" Baik, yang mulia."
"Kalau begitu penasehat Kuchiki byakuya kau tetap disini aku ingin mengatakan beberapa hal denganmu."
"Baiklah ,Rukia kau pulanglah duluan biar ayah nanti meminta seorang pelayan untuk mengantarmu."ucap byakuya dan dijawab anggukan patuh oleh putri tunggalnya.
Rukia berjalan keluar rungan dengan diantar sang ayah. setelah sampai byakuya meminta seorang pelayan pria untuk mengantar anaknya sampai ke pintu gerbang utama kerajaan, yang tentu saja diterima dengan senana hati oleh sang pelayan pria yang mengenakan penutup kepala hingga membuat rambutya tak terlihat sama sekali. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ada yang aneh, Rukia merasa tidak pernah melewati jalan ini saat bersama ayahnya akhirnya ia pun memutuskan untuk bertanya pada pelayan dihadapannya ini.
"Maaf,apa anda yakin ini jalan yang benar?, tapi saya merasa asing dengan jalan yang ini."
Tiba tiba terdengar suara tawa mengejek dari sang pelayan pria yang tentu saja membuat rukia semakin bingung si pelayan berbalik dan menghadap Rukia masih dengan seringaian.
"Kheh,,Ternyata benar apa yang dibicarakan orang, kalau putri dari penasehat kuchiki sangat teliti dalam menjalankan apapun yang ia lakukan."ucapnya masih dengan seringaian Rukia hanya diam tak mengerti mendengar ucapan dari sang pelayan.
"YA,ya,baiklah, mengerti mungkin kau tidak mengenalku dengan penampilan yang seperti ini"ucapnya karna melihat mimik kebingungan di wajah Rukuia."Bagaimana kalau begini?" lanjutnya sambil melepas penutup kepala yang sedari tadi ia pakai dan tentu saja membuat sang rambut yang berwarna cerah itu menunjukan Rukia, ia terbelalak setelah tahu siapa orang dihadapannya ini.
"Bravo,,,"serunya sambil bertepuk tangan."Kau pintar sekali nona"dan ia pun pergi meninggalkan sang penasehat barunya yang masih terlihat kaget karena hasil ulah yang ia lakukan, tentunya dengan seringai andalan milikna.
TBC
