MR. COOL
.
Super Junior and SM Entertaiment Ngartis
.
Author, Cho Hyunsung
.
Ketampanan mereka adalah milik publik, saya hanya meminjam nama dan tampang kece badai topan mereka. Diri mereka tetaplah milik diri mereka sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi yang membaca FF gaje ini diharuskan ripiu kalo enggak Author bakal merajuk. Mwuhehehe..
.
I'm GS Author.
…..
Benar-benar payah sekali, pagi ini aku terlambat bangun dan terkena semprotan dari para guru ditambah lagi hukuman mencabuti rumput dibelakang kelas. Setelah selesai mengerjakan hukuman,aku segera pergi ke kelas untuk mengistirahatkan diri.
"Kau dari mana saja, Min?"
"Aku baru saja menyelesaikan hukumanku, Wook. Hah.. rasanya lelah sekali."
Tukk.. Tukk…
"Kau bisa duduk disini. Aku akan pergi membelikan kau minuman."
"Ahh, gomawo ne~"
"Hmm.."
Namja yang paling betah berdekatan dengan ku pun akhirnya pergi membeli minum. Saat aku ingin memejamkan mata, padangan mataku tidak sengaja mengarah kesudut lapangan bola yang berada persis dibelakang kelasku.
Disana aku dapat melihat dengan jelas kelas seorang namja cool bernama Cho Kyuhyun. Sebenarnya, dia sama saja dengan kebanyakan namja yang ada disekolahku ini. Tapi yang berbeda dari anak itu adalah ia tidak pernah tersenyum melainkan hanya menyerigai.
Banyak yeoja yang tidak mengetahuinya. Ahh.. benar-benar sangat disayangkan. Kyuhyun adalah namja yang paling hobi menggunakan topi dan masker saat ia mengendarai sepedanya menuju sekolah. Disaat semua namja diSeoul sibuk dengan mobilnya, ia adalah satu dari sebagian kecil namja yang lebih memilih sepeda sebagai teman hidup yang sanggup mengantarkannya kemana saja. Pantas saja kakinya panjang, ternyata itu rahasiannya.
"Apa yang kau lihat? Kyuhyun?"
"Ssstthhh… jangan berisik. Nanti ada yang dengar."
"Kelas sebising ini mana mungkin ada yang mendengar bisikanku."
Ryeowook memberikan sebotol air mineral kemudian duduk disampingku. Ia juga ikut memerhatikan Kyuhyun dari jauh.
"Kalau seperti ini, aku seperti gay yang sedang menunggu pasangannya. Lagi pula, apa istimewanya Kyuhyun? Setahuku, namja yang bernama Lee Donghae itu lebih terkenal."
"Aku tidak suka dengan Playboy cap ikan itu, Wook~"
"Ya sudahlah. Lagi pula mana mungkin Donghae denganmu juga."
Ingin sekali rasanya aku membasmi mulut tajamnya itu. Walaupun Ryeowook adalah temanku, tapi anak itu selalu saja seenaknya mengejekku. Hah, benar-benar..
….
"Siang semua~"
"Siang~!"
"Hari ini, kalian akan dipulangkan lebih cepat karna mulai besok, kalian semua akan pulang ke rumah lebih larut dari biasanya."
"Mwooo?"
"Yayaya?"
"Waeyo?"
Kelas pun mulai bising dengan suara bisik-bisik para murid tak terkecuali aku dan Ryeowook. Kami juga sama terkejutnya dengan siswa lainnya.
"Menutut rumor, kita seperti ini karna akan ada ujian kenaikan kelas bulan depan. Hal seperti itu memang sudah menjadi tradisi bagi SMA Seungri."
"Kau tahu darimana, Wook?"
"Saat makan siang tadi, aku mendengar keluhan dari kelompok Kyuhyun. Aku rasa memang benar seperti itu."
Seketika, aku mengangguk lemas. Bukan pelajaran atau bahkan ujian kenaikan kelas yang aku takutkan, melainkan drama Korea yang selalu tayang jam tujuh malam. Mulai besok, aku sudah tidak bisa menontonnya lagi. Benar-benar tidak adil, aku sedih!
"Hey.. hey.. hey.. tenang sedikit. Sebentar lagi kalian akan ujian kenaikan kelas, jadi ada baiknya kalau kalian mempersiapkan diri bukannya mengeluh seperti ini. Dulu, para sunbaenim kalian juga melakukan hal yang sama. Jadi terima saja."
"Ne~"
"Baiklah. Kalau begitu, kalian semua bisa pulang ke rumah masing-masing."
….
Oh Seonsaengnim sudah pergi dari kelas sejak tadi, tapi aku hanya diam saja ditempat duduk sambil memandang sendu kearah anak lainnya yang sedang sibuk memasukan barang-barang mereka ke dalam tas.
"Kau tidak pulang?"
"Bokongku tertempel dibangku." Jawabku asal.
"Hah, lucu. Ayo pulang." Ryeowook menggelengkan kepalanya dengan malas lalu kemudian menarik tanganku keluar kelas.
Aku pun berjalan malas keluar kelas. Aku pikir satu-satunya kenyataan pahit didalam hidupku adalah Kyuhyun yang sama sekali tidak mengenal ku, tapi nyatanya jam tambahan disekolah juga merupakan kenyataan pahit yang ada didalam hidupku. Ck, payah.
Aku dan Ryeowook berjalan bersama menuju gerbang sekolah, disaat yang bersamaan gerombolan Kyuhyun juga terlihat sedang berjalan bersama menuju gerbang sekolah.
"Ryeowook!"
"Donghae Hyung?"
"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"
"Aku baik Hyung. Hyung sendiri bagaimana?"
"Aku sangat baik. Hey, siapa yeoja yang bersamamu ini? Cantik sekali. Lee Donghae imnida."
"Nan? Lee Sungmin imnida."
"Mwo? Marga kita sama? Apa kita berdua adalah jodoh."
"Hyung, sudah bercandanya. Ayo pulang."
Untuk pertama kalinya! Aku mendengar suara bass Kyuhyun sedekat ini. Wajahnya yang datar dan nadanya yang namja sekali, membuatku lupa diri. Hmmm, apakah wajahku memerah?
"Tunggu sebentar, Kyu. Kau bisa mengenal mereka. Yang ini Kim Ryeowook dan yeoja ini adalah Lee Sungmin. Ah, ya. Kalian berdua mau kemana?"
"Kalau tidak ada halangan, aku ingin pulang."jawab Kyuhyun watados.
"Bukan kau, Kyu. Tapi Ryeowook dan Sungmin. Kalian berdua mau kemana?"
"Kami masih tidak tahu ingin kemana, Hyung. Memangnya, Hyung sendiri mau pergi kemana?"
"Bagaimana kalau kita makan malam bersama, lagi pula mulai besok kita akan sibuk dengan jam tambahan."
"Aku setuju saja. Bagaimana denganmu, Min?"
"Ah, iya. Aku terserah saja."
"Baiklah. Ayo kita pergi makan."
"Hae Hyung! Kau bilang tadi ingin pulang, kenapa jadi ada acara makan malam bersama?"
"Ini juga sudah sore, Kyu. Jadi sebaiknya kita makan malam bersama saja. Lagi pula, apa yang kau lakukan berada sendirian didalam rumah?"
"Banyak alasan."
Hahaha, mau tidak mau Kyuhyun mengikuti keinginan Donghae. Sedangkan gerombolan Kyuhyun yang lainnya sudah memisahkan diri sejak tadi. Sekarang hanya tersisa Donghae, Kyuhyun, aku, dan juga Ryeowook.
….
"Kenapa kau menerima tawaran, Donghae, Wook?"
"Bukannya kau juga senang akhirnya bisa makan malam bersama Kyuhyun?"
"Jadi, kau sengaja melakukannya?"
"Tidak juga. Lagi pula, aku dan Donghae Hyung juga sudah lama tidak berkumpul bersama seperti jaman SMP dulu."
"Baiklah. Bagaimana pun juga, aku sangat berterimakasih!"
"Ya, sama-sama."
Entah sejak kapan aku mulai mengagumi namja pendiam bernama Cho Kyuhyun itu. Mungkin semua ini berawal dari pertemuan kami saat ulang tahun Ryeowook yang ke limabelas, tahun lalu disebuah café dekat sekolah. Saat itu, Donghae datang dengan seorang namja yang tidak lain adalah Kyuhyun.
Namja itu terlihat sangat pendiam dan sesekali hanya tersenyum dan meneguk minuman yang ada. Aku lihat, Kyuhyun juga bukanlah tipe namja yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, tidak seperti Donghae yang lebih banyak bicara dan bergaul dengan teman-temannya yang lain.
"Kau tidak lelah, setiap jam selalu berkhayal?"
"Aku tidak sedang berkhayal, Wook. Sebenarnya, kita mau makan malam dimana sih?"
"Palingan juga dikedai Jaesuk tempat mereka biasa makan. Nah, itu kedainya."
Benar kata Ryeowook, Donghae dan Kyuhyun berhenti tepat didepan kedai Jaesuk. Kedua namja itu menoleh kebelakang dan menatap kearah kami berdua. Dan lagi-lagi, untuk pertama kalinya aku dan Kyuhyun saling beradu pandangan.
"Apa kalian berdua mau makan disini?"
"Ya, boleh saja Hyung."
"Bagaimana dengan temanmu?" Kyuhyun bertanya dengan nada datar.
"Aku juga terserah." Baiklah, aku mengaku salah tingkah setelah ditanya seperti itu oleh Kyuhyun. Kalau saja orang yang bertanya itu bukan Kyuhyun, aku yakin rasanya pasti tidak akan seperti ini.
"Karna tidak ada masalah, maka dari itu ayo kita masuk." Kata Donghae sambil tersenyum kemudian menarik tangan kami masuk kedalam kedai.
….
Sesampainya didalam kedai, kami berempat memilih tempat yang dekat dengan kaca jendela luar. Setelah kami duduk dan memesan makanan, tidak lama kemudian hujan pun turun dengan derasnya. Bisingnya suara hujan membuat kami semua terdiam dan saling memandang kearah air yang jatuh dari langit dan membasahi seluruh permukaan yang dilewatinya.
Tidak terasa, pesanan kami pun datang. Dengan segera, kami berempat memakannya selagi hangat. Sup ayam dengan irisan ginseng didalamnya atau yang lebih dikenal dengan nama Samgyetang itu menjadi menu pilihan kami karna awan tadi sore terlihat mendung dan benar saja, saat malam tiba hujan pun mulai turun dan dengan seketika membasahi Seoul.
"Sungmin, makanlah yang banyak. Sup ini akan menghangatkanmu dicuaca yang sangat dingin seperti ini."
Aku tersenyum kikuk melihat perhatian Donghae. Mungkin aku hanya salah lihat, saat Donghae menuangkan sup ke dalam mangkukku, Kyuhyun seperti sedang melayangkan tatapan tidak suka. Ahh, mungkin dia merasa tidak nyaman dengan tingkah aneh Donghae seperti itu.
"Hyung, berhenti seperti itu. Atau anak itu akan berubah menjadi balon udara."
Huwek.. barusan anak itu bicara apa?
Sepertinya ada yang salah dengan Kyuhyun. Namja itu terlihat cemberut kemudian meminum cepat minumannya. Sedangkan Donghae hanya memainkan matanya untuk menggubris perkataan Kyuhyun barusan.
….
Akhirnya makan malam yang paling sunyi itu berakhir juga. Ryeowook, Donghae, dan Kyuhyun memutuskan untuk mengantarkanku pulang terlebih dahulu dan setelah itu mereka bertiga saling memisahkan diri.
"Aku pulang!"
"Sungmin, darimana saja kau nak. Tumben sekali, jam segini kau baru pulang."
"Setelah pulang sekolah tadi, Ryeowook dan teman-temannya mengajak makan malam dikedai dekat sekolah. Eomma, apa Oppa sudah pulang?"
"Sepertinya begitu. Lihat saja dikamarnya."
"Oh. Kalau begitu, aku pergi ke kamar dulu Eomma."
Eomma hanya tersenyum kemudian berlalu menuju dapur untuk membersihkan bekas makan malam. Sepertinya, malam ini Eomma hanya makan malam bersama dengan Oppa karna Appa baru akan pulang satu jam lagi.
Aku berdiri tepat didepan pintu kamar Oppa yang terdapat stiker bertuliskan Lee brother. Iseng, aku mengetuk pintu kamarnya namun sama sekali tidak ada jawaban dari dalam sana.
"Apa Oppa sudah tidur ya?"
"Oppa~ Hyukjae Oppa~ buka pintunya.."
Tetap saja tidak ada jawaban. Malas menunggu, aku pun mulai membuka pintu kamarnya.
Gelap.
Hanya ada sinar dari laptop yang sedang menyala sedangkan Hyukjae Oppa terlihat sedang terbengong didepan laptop. Apa yang sedang dilakuan oleh anak itu? Kenapa sepertinya ia tegang sekali sampai-sampai tidak menyadari kehadiranku?
"Hiks.."
Saat aku berdiri tepat dibelakangnya, tanpa terduga tangan kiri Hyukjae Oppa meraih selembar tisu lalu melapkannya tepat didepan kedua matanya. Dia menangis? Benar menangis? Aku pikir namja berotak yadong seperti dia tidak bisa menangis. Yang aku tahu, Hyukjae Oppa hanya bisa mendesah dan berpikiran kotor. Kekeke~ aku memang adik yang jahat…
"Huweee.. kenapa endingnya sedih sekali. Aku sampai nangis T^T"
"O-oppa?"
"Sungmin! Sedang apa kau disini? Kenapa tidak ketuk pintu dulu sebelum masuk? Dan, apa kau melihat semuanya?"
"Satu-satu kalau bertanya, Oppa."
"KELUAR DARI KAMAR KU!"
"Akh, telingaku sakit. Memangnya kenapa kalau aku datang kemari? Lagi pula, aku sudah mengetuk pintu kamar Oppa, tapi Oppa sama sekali tidak menghiraukanku. Karna takut Oppa mati didalam kamar, maka dari itu aku langsung masuk saja dan tahunya Oppa menangis karna film Hello Ghost -_-"
"Sudah salah, komentar lagi. Sudah sana, kembali ke kamarmu sendiri."
"Ah, tapi Oppa.."
"Tapi apa lagi?"
"Aku ingin bicara sesuatu."
"Apa?"
Sebelum bertanya, aku berjalan menuju tempat tidurnya lalu duduk disana. Hyukjae Oppa pun menarik kursinya agar mendekat ke arahku.
"Bicara sekarang. Aku tidak punya waktu karna masih banyak film yang harus aku tonton."
"Apa Oppa mengenal namja yang bernama Lee Donghae?"
"Lee Donghae yang sok kenal itu ya. Iya aku tahu. Tapi tidak kenal. Kenapa? Apa dia mengganggumu?"
"Aniyeo. Sebenarnya, aku ingin bertanya tentang temannya Donghae yang bernama Kyuhyun itu. Apa Oppa juga mengenalnya?"
"Tidak banyak yang aku tahu, tapi seingatku banyak anak yeoja dikelasku yang suka dengannya. Sebagai kakak kelas satu tingkat diatasnya aku merasa terbebani. Apalagi sejak pihak sekolah tahu kalau Kyuhyun pernah mendapat mendali emas untuk olimpiade matematika. Ahh, entah terbuat dari apa otak anak itu. Oh iya, kenapa kau menanyakannya? Apa kau juga suka dengannya?"
"Kenapa Oppa jadi banyak tahu tentang Kyuhyun dibandingkan dengan aku yang seumuran dengannya?"
"Kan aku sudah katakan kalau anak yeoja yang ada dikelasku rata-rata menyukainya. Jadi sedikit banyak aku mendengar gosip tentang anak itu."
"Begitu? Lalu menurut Oppa, dia orang yang seperti apa?"
"Tidak salah lagi, kau pasti suka dengannya?"
"Kalau iya bagaimana?"
"Ah, aku benar kan."
Hyukjae Oppa mulai memandangku malas. Ahh, apa maksudnya dia menatapku seperti itu?
"Tapi tidak ada salahnya kan kalau aku sampai suka dengan namja itu. tapi.. Oppa aku rasa Kyuhyun adalah namja yang pendiam."
"Mana aku tahu. Lebih baik kau tanya saja pada Donghae. Lagi pula, Donghae juga teman dekat Ryeowook kan?"
"Iya, juga sih. Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar."
"Ehh, tunggu!"
"Apalagi Oppa?"
"Sepertinya kau sudah cukup mendapatkan informasi tentang Kyuhyun. Jadi tolong pergi keluar dan belikan aku keripik jagung. Ini uangnya."
"Tapi ini kan sudah malam, Oppa~"
"Jam segini, para penculik belum muncul. Ya sudah sana, cepat."
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
"Aku akan beritahu Kyuhyun kalau kau menyukainya."
"Katakan saja padanya. Memangnya Oppa bisa apa?"
"Sebagai Sunbaenimnya, aku bisa melakukan apa saja pada anak itu. Lagi pula, ada Donghae. Anak itu pasti tidak sulit untuk diatur."
Dia tersenyum nista sambil menyodorkan uang untuk membeli keripik jagung dimini market depan gerbang perumahan. Rasanya malas sekali untuk berjalan sejauh itu hanya untuk membeli keripik jagung.
"Kembaliannya bisa kau ambil. Aku tahu kau sangat suka dengan susu strawberry dan kau bisa membelinya."
"Benarkah? Baiklah, aku akan pergi membelikannya untuk Oppa."
….
Setelah berganti pakaian, aku segera keluar rumah untuk membeli keripik jagung dan susu strawberry kesukaanku. Tapi sayangnya hujan kembali turun, jadi mau tidak mau aku harus pergi menggunakan payung.
Lama berjalan, bukannya hujan berhenti malah semakin deras. Untung aku memakai jaket dan juga membawa payung. Minimarket sudah didepan mata, dengan kecepatan maksimal aku meraih gagang pintu kaca minimarket tersebut dan membeli keripik jagung sesuai dengan pesanan Hyukjae Oppa.
Walaupun sudah membeli tiga bungkus keripik jagung dan dua kotak susu strawberry, tapi uang itu masih saja ada kembaliannya dan aku berjanji untuk tidak akan mengembalikan kembaliannya itu pada Hyukjae Oppa karna sebagai ongkos jalan. Hahaha, aku pintar kan?
"Akhirnya~ Ahh, hujannya semakin deras saja."
"Bagaimana caranya pulang kerumah?"
Sepertinya aku mengenal suara itu. dan tada! Saat menolehkan kepala, Kyuhyun terlihat sedang berdiri dipojokan toko sambil meremas bungkusan berwarna hitam.
"Sedang apa kau disini?"
Aku memberanikan diri untuk lebih dulu menyapanya, ahh bukan menyapa sih tapi bertanya.
"Kau…"
Dia terlihat sangat terkejut bahkan sampai ketahap shock segala. Apa semengejutkan itukah dia bertemu denganku? Ah, aku salah lagi ya?
"Iya. Aku baru saja membeli ini diminimarket. Tapi aku melihatmu. Kau mau kemana?"
"Pulang."
Eomma, singkat sekali. Aku jadi harus bertanya apalagi?
"Memangnya kau baru darimana?"
"Menukarkan kaset."
"Kaset?"
"Iya, kaset."
"Maksudku.. kaset apa?"
"Game."
"Ohh, begitu."
Krikk.. krik..
Kemudian hening lagi. Dia yang memang pendiam atau dia malas berbicara dengan ku ya?
"Kau tidak pulang?"tanya Kyuhyun dengan sebelah alis matanya yang terangkat.
"Ah, aku?"
Iya benar juga, kenapa aku tidak pulang. Padahal aku kan membawa payung, hujan sederas apapun juga seharusnya tidak masalah kan. Tapi aku malah diam saja disampingnya sambil mengerat gagang payung saking kesalnya dengan makhluk pendiam yang berdiri disampingku ini.
"Tadinya, aku mau pulang. Tapi setelah melihatmu berdiri disini, Aku jadi tidak jadi pulang."
"Waeyo?"
"Emm, karna aku tidak tahu sampai kapan hujannya akan berhenti. Jadi, apa kau mau aku antarkan sampai rumah?"
"Apa kau mau mengantarkanku sampai rumah?"
"Ya, tentu saja."
Tanpa berkata apapun, Kyuhyun langsung masuk kedalam naungan payung yang sejak tadi aku pegang. Anak itu terlihat lucu sekali saat dia menundukan kepalanya sambil memeluk erat kaset game yang baru saja ia tukarkan digedung yang berada diseberang jalan sana.
Sambil memegang bungkusan milik Hyukjae Oppa, aku juga memegang payung lalu berjalan beriringan dengan Kyuhyun. Dari rumitnya jalan hidupku, aku sama sekali tidak punya pikiran kalau akan satu payung dengan Kyuhyun yang lebih tinggi limabelas centi dariku.
"Belok kanan, didekat taman air mancur ada rumah berwarna cream dengan bebatuan berwarna hitam. Itu rumahku." Terang Kyuhyun masih dengan imutnya memeluk bungkusan yang sejak tadi dibawanya.
Aku hanya menganggukan kepala karna aku seperti merasa sedang mengantarkan pulang anak gadis yang baru saja tercecer dijalan. Hah, seharusnya Kyuhyun yang mengantarkan aku pulang.. bukannya malah terbalik seperti ini. Tapi tidak apalah. Dengan begini, aku juga tahu dimana rumah Kyuhyun. Keke~
Sesampainya didepan pintu pagar rumah Kyuhyun, namja itu langsung berlari masuk kedalam rumahnya dan melupakan aku begitu saja. Rasanya aku ingin sekali marah padanya karna kesal.
"Ahh, mengucapkan terimakasih saja tidak. Dia langsung kabur begitu sampai didepan rumahnya. Isshh, memangnya sejak tadi apa yang dipikirkan anak itu tentangku? Apa iya, kalau dia tidak buru-buru masuk kedalam rumahnya aku akan memakannya? Atau dia takut aku meminta nomer ponselnya? Ahh, gila. Sebaiknya aku pulang daripada memikirkan anak itu lagi."
Aku pun dengan kesal memutar arah menuju rumah. Tapi tanpa diduga ada seseorang yang menyentuh bahuku. Tangannya yang basah seketika membasahi jaket yang ku kenakan saat ini. Saat menoleh kesamping, aku melihat tangan orang itu sangat putih dan panjang. Tangannya itu terlihat basah dan memutih seperti mayat.
Dag dug.. dag dug…
Demi apapun aku sangat gugup. Aku belum siap dihisap darahnya oleh vampire jejadian yang suka berkeliaran dimalam hari seperti difilm-film kebanyakan. Tapi karna aku adalah yeodongsaengnya Lee Hyukjae, maka aku memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
ASTAGA!
"Kyuhyun.. kau membuatku takut."
"Aku akan mengantarkan kau pulang. Ini sudah larut malam."
"A.. Baiklah."
Untuk kedua kalinya Kyuhyun mengantarkanku pulang. Ternyata pertemuan keduaku dengan Kyuhyun tadi sore membuat kami menjadi semakin dekat walaupun masih ada pagar canggung yang menghalangi kami berdua. Tapi tidak apalah, untuk awalan saja ini sudah lebih dari cukup.
….
Aku sama sekali tidak mengerti, kenapa bisa jarak dari rumah Kyuhyun dengan rumahku terasa begitu sangat dekat sekali. Padahal kalau dipikir-pikir tidak sedekat ini, apalagi kami sedang berjalan kaki seperti ini. Ya Tuhan, apa benar aku tidak ingin berpisah dengan anak ini? Masa?
"Kau tidak masuk?"
"Oh? Sudah sampai ya. Baiklah, aku akan masuk."
"Hmm, ya."
"Gomawo, hati-hati"
"Kalau sudah sampai rumah, telfon ya." Lanjutku dalam hati. Benar-benar WoW.
"Ya. Sampai nanti." Dia tersenyum dua jari. Itu saja sudah membuatku hampir tidak sanggup berdiri.
Hmm.. walaupun sebenarnya aku tidak rela, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya, aku terpaksa menyeret tubuhku masuk kedalam rumah dan membiarkan Kyuhyun berlalu begitu saja dengan payung birunya. Aku baru sadar, kami seperti pasangan muda yang baru saja pulang berkencan dengan sepasang payung yang sama. Aku benarkan, pink itu pasangannya biru?
….
"Aku pulang!"
"Dari mana saja kau? Apa minimarketnya pindah ke Daegu? Nowon? Atau Incheon? Lama sekali…"
Beginilah kalau Hyukjae Oppa mengomel. Dia bagaikan rapper yang telat diberi pisang. Hahaha, sepertinya sebentar lagi akan ada yang marah padaku.
"Maaf Oppa. Diluar hujannya sangat deras sekali. Ini keripik jagungnya. Aku mau tidur ya."
"Yang tadi itu siapa?"
Pertanyaan Hyukjae Oppa membuatku terpaksa menghentikan langkah kakiku menuju kamar. Aku menoleh perlahan, ahh terlalu mendramatisir. Hyukjae Oppa bertanya sambil menaik turunkan kedua alisnya. Tanpa ada unsur mengejek, aku mulai mual -_-
"Nugu?"
"Yang mengantarkan kau pulang tadi."
"Percuma. Oppa juga tidak akan percaya."
"Bagaimana bisa? Tahu juga tidak."
"Itu, orang yang tadi itu adalah… Kyuhyun."
Oppa tampak terkejut. Hah, apa aku bilang!
"Kyuhyun, Cho Kyuhyun? Orang yang baru saja beberapa menit yang lalu kau tanyakan padaku didalam kamar itu?"
"Hmm.."
"Ck, tidak mungkin."
Tuhkan, aku benar lagi. Saking tidak terimanya dengan leluconku, Hyukjae Oppa meminum cepat air mineral yang ada didapur kemudian berlari menuju tangga dan menutup keras pintu kamarnya.
"Sungmin, kau dari mana saja?"
"Appa sudah pulang?"
"Iya. Kau darimana saja?"
"Tadi, aku pergi membelikan Oppa keripik jagung. Tapi terlambat pulang karna hujannya sangat deras sekali."
"Ya sudah. Kalau begitu masuk dan segera pergi tidur."
"Ne, Appa."
Dengan bimbang aku memasuki kamar, sekilas aku menatap nista pada pintu kamar Hyukjae Oppa yang tertutup dengan sangat keras tadi. Sepertinya dia benar-benar tidak terima kalau tahu yeodongsaengnya ini pergi dengan Kyuhyun, saingan beratnya disekolah.
….
Pagi kali ini benar-benar datang dengan sangat cepat. Dimeja makan sudah ada Eomma, Appa, dan juga Si menyebalkan Lee Hyukjae. Aku membuang muka saat Oppa menatap kearahku.
"Pagi Eomma, Appa, Hyukjae."
"Coba katakan sekali lagi?" Si menyebalkan itu memintaku untuk mengulang perkataanku barusan.
"Pagi Eomma, Appa, Oppa." Terpaksa berbeda dari yang sebelumnya karna aku melihat Oppa bersiap melemparkan piring kearahku.
"Hah, ini masih terlalu pagi untuk kalian bertengkar."
"Ne, Appa."
Eomma hanya tersenyum melihat kelakuan kami berdua. Aku mulai duduk disamping Oppa, kemudian mengoleskan selai diatas selembaran roti.
"Apa malam ini kalian berdua punya waktu?"
"Memangnya ada apa Appa?" tanya Oppa sambil mengunyah roti.
"Hanya makan malam bersama. Kebetulan semua teman Appa membawa keluarganya."
"Sepertinya aku tidak bisa, Appa."
Aku benar-benar lesu menjwabnya. Bagaimana tidak, kesempatan itu sangatlah bagus sekali. Sudah makan malam bersama ditambah lagi dengan semua teman Appa yang membawa keluarganya, kalau ada yang tampan bagaimana? Kan sayang kalau sampai terlewatkan. Hehe..
"Memangnya kau ada acara apa, Sungmin?"
"Bukan acara Eomma. Tapi pihak sekolah akan mengadakan jam tambahan karna bulan depan kami akan ada ujian kenaikan kelas."
"Sungmin benar Eomma. Aku juga tidak bisa hadir. Padahal aku ingin sekali."
"Ya, tapi kalian berdua kan memang tidak bisa. Jadi tidak apa. Eomma dan Appa akan berangkat bersama, jadi kalian berdua bisa menjaga rumah."
"Hmm, baiklah Appa."
….
Selesai sarapan, aku dan Oppa langsung masuk mobil bersama Appa, meninggalkan Eomma sendirian dirumah. Ahh, sekali-kali aku punya pikiran untuk mengajak Eomma ke sekolah. Tapi dilarang karna kalau Eomma datang ke sekolah itu artinya aku memiliki masalah yang serius disekolah. Hah, serba salah.
"Kami pergi dulu~"
"Ne, hati-hati~!"
Mobil pun mulai meninggalkan perkarangan rumah. Aku melihat Oppa yang sudah sibuk membaca komik dragon ballnya, ia selalu saja membawa komik kemudian menaruhnya didalam loker sekolah kalau ia sudah selesai membaca.
Sayangnya aku tidak punya hobi yang sama dengan Oppa. Hobiku hanyalah bergosip dengan Ryeowook dan memerhatikan Kyuhyun dari kejauhan. Hiks, aku tahu aku sangat menyedihkan maka dari itu jangan dibahas lagi..
….
"Belajarlah dengan baik. Siapa yang tahun ini mendapatkan ranking, Appa akan memberikannya hadiah apapun yang kalian mau."
"Jeongmal?!"
Hyukjae Oppa berteriak lebih nyaring sampai-sampai satpam penjaga sekolah melihat kearah kami. Appa hanya mengangguk tidak enak karna masih diperhatikan oleh satpam penjaga sekolah.
"Ne, Appa. Aku akan berusaha." Hanya itu yang aku ucapkan sebagai semangat yang mulai menurun.
"Ya sudah kalau begitu, sampai nanti."
Setelah say goodbye dengan Appa, kami berdua pun berpisah dengan jalannya masing-masing. Oppa ke kiri sedangkan aku berjalan lurus.
….
Setelah beberpa jam menggila didalam kelas, akhirnya kami pun diperbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing. Rasanya aku sudah tidak berniat untuk menyentuh sekolah barang sesentipun. Seharian ini otakku sudah diperas habis-habisan. Aku dan Ryeowook segera keluar dari dalam kelas dengan tampang kucel, perut lapar, dan masih banyak penderitaan yang lainnya.
"Sudah malam, Min. Ayo kita cari makan."
"Aku ingin pergi ke tempat hiburan. Aku ingin bermain air. Malam ini benar-benar sangat panas."
"Baiklah. Tidak ada pilihan lagi. Taman kota~"
Aku dan Ryeowook berjalan beriringan menuju taman kota. Sesampainya disana, aku langsung membuka tas kemudian mengaduk-aduk air yang ada didalam kolam sampai-sampai rok sekolahku hampir basah.
"Wook, apa kau bisa membelikan aku ice cream?"
"Hmm,baiklah."
Saat Ryeowook sibuk mengantri ice cream, aku hanya diam sambil memerhatikannya dari bangku taman. Teman kecilku yang sangat setia padaku itu selalu saja aku buat susah dengan meminta ini itu padanya. Aku berjanji satu hal padanya, aku akan mempertemukannya dengan seseorang. Dan aku benar-benar sudah berjanji pada diriku sendiri.
Tidak perlu menunggu berlama-lama, Ryeowook datang dengan dua cup ice cream. Namja itu duduk tepat disamping ku kemudian ia memberikan ice cream rasa strawberry padaku sedangkan yang rasa vanila adalah miliknya.
"Kenapa kau sangat menyukai ice cream?"
"Itu karna dibalik penampilannya yang dingin tapi sebenarnya dia itu sangat manis." Entah kebetulan atau tidak, saat aku berkata seperti itu Kyuhyun melintas begitu saja bersama para gerombolannya.
Disana ada Donghae, namja yang satu lagi setinggi tiang listrik dan satu orang yeoja kenamja-namjaan(?) yang sering mereka panggil dengan nama Amber, aku tahu ini dari Ryeowook.
"Itu Kyuhyun, kan?"
"Iya. Tapi siapa wanita itu?"
"Amber? Bukan itu, wanita yang menghampiri Kyuhyun?"
"Molla. Ayo kesana, kita pura-pura saja tidak sengaja bertemu dengan mereka."
"Ah, aku tidak berani Wook~~"
"Sejak kapan adik kandungnya Hyukjae Hyung menjadi penakut seperti ini. Berbeda sekali dengan kakaknya yang ketua gengster."
"Itukan Oppa, bukan aku. Lagi pula, ini beda masalahnya. Aku tidak…"
"Ayo, kita harus mencari tahu siapa yeoja itu atau kau akan menyesal."
"Ba-baiklah."
Kami berdua pun berjalan perlahan sambil bercanda garing agar tidak terlalu ketahuan kalau kami sedang mengincar keberadaan mereka. Yess, Donghae adalah orang pertama yang menyapa kami.
"Ryeowook! Sungmin! Kebetulan sekali kita bertemu disini. Kalian sedang apa?"
"Hyung, kami baru saja melepas penat dengan ice cream dan tahunya kami bertemu denganmu. Hyung sedang apa disini?"
"Kami juga sedang melepas penat. Kami semua juga hampir gila karna metematika tadi. Bagaimana kalau kita pergi bersama-sama saja?"
"Ide yang bagus Hae Hyung!"
Tentu saja Ryeowook menyetujuinya. Sejak tadi, mata anak itu tidak ada hentinya menatap yeoja yang tadi datang menghampiri Kyuhyun.
"Kenapa kau terus-terusan menatapnya?" suara datar Kyuhyun begitu menyadarkan Ryeowook dari ekspresi aneh anak itu.
"Tidak, bukan. Aku tidak melihatnya."
Sudah tahu ketahuan masih saja mengelak. Ahh, kenapa ya Ryeowook bisa seperti ini.
"Ya sudahlah, ayo kita pergi."
Aku lihat, Amber dan namja seperti tiang listrik itu hanya diam saja sambil mengikuti kami dari belakang. Tapi tidak lama kemudian, namja seperti tiang listrik itu berlari mendekati Donghae sedangkan Amber masih saja diam ditempatnya.
"Hae, siapa yeoja itu?"
"Yeoja itu adalah Lee Sungmin."
"Jadi dia adalah yeoja yang….. Kyuhyun?"
"Iya. Aku hebatkan."
"Ahh, anak itu pasti senang. Tapi wajahnya datar sekali."
"Begitulah dia."
Tadi kata Donghae apa ya? Sepertinya dia membawa-bawa namaku saat berbicara dengan Si tiang listrik yang kalau dilihat-lihat lagi juga tampan. Tapi tidak bisa begini, aku kan suka dengan Kyuhyun duluan, namja manapun juga pasti tidak sama dengan Kyuhyun.
Ehh, Si tiang listrik tersenyum kearahku. Saat ini kami sedang berjalan bersama menghampiri sebuah mobil yang menjual stik ikan. Aku jadi salah tingkah karna Si tiang listrik tampan itu memerhatikanku dengan seksama.
"Kau Lee Sungmin, ya?"
Saat namja itu bertanya, Kyuhyun menolehkan kepalanya kearah kami. Aku hanya sanggup menganggukan kepalaku karna aku sudah terlanjur salah tingkah. Tapi detik kemudian, ia kembali membuang muka dan melahap stik ikan dengan lahap.
"Kau anak kelas berapa?"
"Aku,kelas 1-3. Kalau kau pasti anak kelas 1-1 kan?"
"Iya." Si tiang menjawab lesu pertanyaanku.
"Hey,Siwon! Sedang apa kau disitu? Cepat kemari!"
"Sopan sedikit. Bagaimana pun juga, aku lebih tua darimu."
Kyuhyun hanya menganggkat kedua bahunya lalu kembali memakan stik ikan.
"Ayo, kau juga harus makan."
"Ne."
Akhirnya aku menerima ajakan namja tiang yang ternyata punya nama yaitu Siwon. Sedangkan Ryeowook, entah sejak kapan ia sudah dekat dengan yeoja yang sejak tadi bersama Kyuhyun. Kyuhyun juga sudah tidak mengurusi yeoja itu lagi, ia hanya menghabiskan beberapa stik ikan bersama Donghae dan Amber.
Kenapa urutan kami berdiri jadi seperti ini, Siwon, aku, Kyuhyun, Donghae lalu Amber. Sedangkan Ryeowook dan yeoja itu memilih menjauhi kami dengan memberi jarak antara kami dengan mereka berdua.
Hah, memang paling enak menjadi namja. Kalau memang suka bisa langsung mengatakannya nah kalau yeoja seperti aku, tentu saja tidak berani melakukannya. Sekilas aku kembali merasa berdebar saat nyata-nyatanya Kyuhyun berdiri disampingku.
Satu stik ikan saja rasanya sulit sekali untuk ku makan dengan benar. Kyuhyun yang sepertinya sadar dengan pandanganku, dia jadi melirik kearahku.
"Makan saja. Nanti aku yang bayar."
"Mwoya?"
"Kau takut makan. Jadi aku pikir aku yang akan membayarkannya untukmu."
"Ye?"
"Sudah makan saja."
Jadi.. jadi.. jadi dia pikir aku tidak punya uang untuk membeli stik ikan yang harganya sangat murah ini? Ahh, aku bercanda. Dasar namja keterlaluan. Walaupun aku tidak sekaya dia, tapi kalau hanya stik ikan aku bisa dengan percaya diri untuk membayarnya dengan uangku sendiri.
Siwon hanya tertawa saat ia melihatku meremas gemas stik ikan yang aku pegang. Padahal aku melihat dia seperti itukan karna aku suka dengannya. Tapi dia malah berpikiran hal yang sama sekali tidak terpikirkan olehku.
"Jangan diambil hati. Kyuhyun memang orang yang seperti itu. Tapi sebenarnya dia manusia yang baik."
Seolah-olah senyuman Siwon yang memperlihatkan kedua lesung pipi itu membuatku sedikit merasa lega. Tapi tiba-tiba saja, Kyuhyun berhenti makan dan pergi begitu saja. entah kemana, tapi saat dia tidak ada didekatku seperti ini, rasanya sangat tidak nyaman sekali. Seperti ada yang kurang.
"Dia, kemana?"
"Kyuhyun?"
"Iya."
"Anak itu hanya membeli minum. Kebiasaannya kambuh lagi." Terang Siwon sambil kembali menyantap stik ikan yang entah sudah seberapa banyak yang ia makan.
"Kebiasaan apa?"
"Kyuhyun biasanya membeli minum setelah makan. Anak itu tidak tahan kalau berjauh-jauh dari air."
"Begitu?"
Siwon tersenyum kemudian menganggukan kepalanya. Benar juga apa kata namja ini, Kyuhyun keluar dari dalam kedai sambil membawa kantung plastik, sedangkan tangan kanannya memegang botol air mineral lalu ia meneguk isinya sambil berjalan.
Hah, saat meminum air saja dia terlihat sangat tampan sekali. Aku benar-benar sudah masuk kedalam perangkapnya.
"Aku pikir, kau tidak akan menyukai namja yang seperti Kyuhyun. Tapi sepertinya aku salah."
Aku melihat Donghae yang berdiri disampingku sambil juga ikut memerhatikan Kyuhyun yang masih berusaha menyeberangi jalanan yang lumayan padat sekali malam ini. Aduh, aku harus bicara apa dengan namja ini. Jujur saja aku butuh bantuan Ryeowook sekarang untuk lari dari tempat ini karna tidak sanggup menanggung malu setelah tertangkap basah memerhatikan Kyuhyun oleh Donghae.
Tapi namja yang ingin aku mintai tolong itu sudah asik sendiri bercanda dengan yeoja itu dan entah sejak kapan Amber juga ikut bergabung dengan mereka.
"Ke-kenapa kau berpikiran seperti itu? Aku hanya sedang melihat Kyuhyun yang sepertinya kesusahan membawa katung plastik itu."
Tapi nyatanya tidak, namja itu bahkan terlihat sangat baik-baik saja sambil memutar-mutar kantung plastik itu seperti anak kecil yang baru saja berhasil mencuri permen mahal. Ahh, alasanku benar-benar tidak bisa diterima oleh Donghae. Buktinya saja, dia masih menatapku penuh curiga.
"Ini untuk kalian. Dan kau, karna aku tidak tahu apa kesukaanmu. Jadi ini untukmu."
Kyuhyun memberikan aku susu strawberry. Katanya dia tidak tahu apa kesukaanku, tapi kenapa tepat sekali tebakan anak ini.
"Jangan salah paham, aku tadi melihatmu sedang memakan ice cream rasa strawbeery, jadi aku pikir kau menyukai minuman ini."
Aku mengangguk semangat sambil tersenyum lima jari. Kalau Kyuhyun menyadari rasa ice cream yang tadi aku makan, bukankah dia cukup memerhatikanku? Ahhh, sepertinya aku tidak akan membuka susu kotak ini. Aku akan menyimpannya didalam tas.
….
"Aku pulang!"
"Dari mana saja kau? Apa sekolahmu pindah ke Daegu? Nowon? Atau Incheon? Lama sekali…"
"Jangan mencari ribut, Oppa. Aku lelah. Oh iya, Eomma dan Appa sudah ada dirumah?"
"Tidak. Sepertinya mereka menginap disebuah tempat karna tadi kata Eomma, Appa terlalu banyak minum bersama teman-temannya. Heran juga, sudah tua tapi kenapa belum bisa mengendalikan diri."
Begitulah kalau Hyukjae Oppa sudah mengomel. Dia mirip sekali dengan Eomma Eomma yang sedang menagih bayaran uang sewa rumah. Karna tidak ingin berlama-lama dengan tubuh yang sudah lengket sekali karna debu jalanan, aku pun segera pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap pergi tidur.
….
Lagi-lagi nasib sial datang menghampiriku. Karna semalam Appa dan Eomma tidak pulang kerumah, aku jadi terlambat bangun dan terpaksa pergi menggunakan bus. Aku lihat kamar Hyujae Oppa sudah bersih dan anak itu meninggalkanku tanpa membangunkan aku terlebih dahulu. Apakah masih ada Dongsaeng yang disakiti oleh Oppanya sendiri? Aku rasa, hanya aku yang merasakannya didunia ini.
Pagi ini, aku terpaksa berlari menuju halte bus tanpa sarapan. Saat sampai dihalte, ternyata sudah banyak pelajar dan pekerja kantor yang berdiri menungguk kedatangan bus. Karna merasa tidak ada jalan keluarnya lagi, aku terpaksa menghentikan sebuah taksi.
"TAKSI!"
Saat aku memegang pintu taksi, seorang namja juga datang terburu sambil membawan satu kardus yang penuh dengan gulungan kertas. Aku mendongakan kepalaku, ternyataa… ternyataa… kyaa.. kyaa.. kyaa… namja itu adalah Kyuhyun.
"Maaf, aku sudah tidak punya waktu lagi. Jadi aku duluan menggunakan taksi ini." Katanya sambil memeluk kardus.
"Tapi, aku juga sudah terlambat menuju sekolah."
Saat kami asil berdebat, dengan seenak jidatnya seorang yeoja kantoran masuk kedalam taksi kemudian taksi terakhir kami pergi begitu saja. Aku dan Kyuhyun sama-sama mendesah kecewa.
"Padahal kita bisa saja pergi bersama, tapi kita malah berdebat."
Untuk yang pertama kalinya aku melihat Kyuhyun memanyunkan bibirnya. Kami pun terpaksa berjalan kaki menuju sekolah. Kalau pun ada bus, kami juga sudah terlambat karna bus jam segini sudah tidak ada lagi dan baru muncul limabelas menit lagi, itupun bisa lebih. Jadi tidak ada pilihan lain selain berjalan kaki.
"Kardus itu untuk apa, Kyu?"
"Ini untuk bahan praktek."
"Oh. Kau juga datang terlambat hari ini."
"Karna semalam pulang larut, aku jadi baru menyiapkan semuanya pagi ini dan akhirnya terlambat."
"Oh, setelah makan stik ikan kemarin, kalian masih belum pulang?"
"Kami pulang, kemudian berhenti dirumah Siwon Hyung untuk bermain game online."
"Ahaha, aku tidak percaya kalau kalian seperti itu."
"Iya, kami memang seperti itu. Kau sendiri, tidak dimarahin oleh Oppa mu kan?"
"Oppa? Kau tahu kalau aku punya seorang Oppa?"
"Ye? Ah, itu karna kami satu sekolah. Aku juga tahu kalau Hyukjae Hyung lumayan mengenal Donghae Hyung."
"Oh, begitu. Iya dia sempat marah padaku, karna pulang terlalu malam."
Hmm, ya Hyukjae Oppa marah padaku karna pihak sekolah memulangkan kami tepat jam sembilan malam, tapi aku baru sampai rumah pukul sebelas malam.
"Kau sendiri tidak ada masalah karna pulang larut?"
"Kami malah pulang pagi."
"Pagi? Kau tidak kena marah oleh kedua orang tuamu?"
"Mereka sedang tidak ada diSeoul. Jadi aku bebas."
"Pantas saja."
Aku jadi ingin tahu apa saja yang mereka lakukan sampai sepagi itu baru pulang kerumah. Setahuku kalau yeoja yang seperti ini pasti sangat sibuk menggosip, tapi kalau yang melakukannya adalah namja, kira-kira mereka sedang apa ya?
….
Sesampainya disekolah, bel pun segera berbunyi nyaring. Kyuhyun dan aku pun segera berpisah arah karna kelas Kyuhyun berada dilantai dua. Mungkin saking tidak relanya dengan kepergian Kyuhyun kelantai dua dengan menggunakan tangga, aku masih saja memerhatikan anak itu. Sesaat aku melihatnya tersenyum kearahku sambil menapaki anak tangga sekolah.
Akhirnya, wajah dinginnya itu dapat tersenyum juga walaupun akusedikit agak rabun melihatnya. Tapi tidak apalah, daripada aku salah melihatnya. Saat ingin membuka pintu kelas, ternyata Ryeowook sudah membukakan pintunya duluan. Dia melihatku setengah kaget, namun aku hanya tersenyum karna aku sedang senang.
"Kebetulan kau datang, ada yang ingin aku katakan padamu!"
….
READERDEULLLLLL~~
Ayem kambek!
Yuuu.. huuu… ada FF gaje baru yang saya buat. Apa readerdeul suka? Suka aja deh.
#okefix
Saya mau curcol dulu, ne _
Kebanyakan tugas sama uas kuliah ngebuat saya hampir kehilangan akal buat nulis epep lagi. Tapi untungnya saya masih punya ide gila wkwkwk… maka dari itu terciptalah epep gaje ini. Gimana.. gimana apa ada yang suka dengan new epep saya ini?
Sudah sebulan saya enggak muncul disini. Dan akhirnya saya menetaskan telur ungunya Kyuhyun Oppa lagi. Ehh, denger-denger magnae imut itu baru 8th debut anniversary yakkk! Waahh selamat deh buat Oppa tercintah :* Duarr… Duarr.. #nyalainpetasansamaDonghaeOppa
Kalo diliat-liat ya, Kyuhyun Oppa kok tambah kece topan aja. Apalagi dimusikalnyayang baru. Rasanyaa itu pengen nelen itu Oppa bulet-bulet. New hair style sama pipinya yang chubby itu bikin author enggak kuat bediri dan akhirnya ngesot selama seminggu.
#abaikan
Oke reader. Ada yang mau add author di Fb? Kalo ada silahkan, desy mayangsari
Sampai ketemu dinext chap yang insyaalloh bakal publis lusa kekeke~
Hope is Review that never sleep.
See you \^o^/
