Chapter 1 : Carnivore & Herbivore

Hibird's POV

Langkah kaki terdengar perlahan menyusuri tangga menuju atap sekolah. Dari pintu yang terbuka, nampak seorang anak laki-laki melangkah. Berjalan sejenak mencari tempat teduh lalu merebahkan tubuh. Diamatinya awan-awan putih menggantung di langit, lalu memejamkan matanya. Dia selalu datang ke tempat ini untuk tidur siang. Tempat sepi dan tenang ini memang menjadi tempat kesukaannya. Aku memandangnya dari kejauhan sambil terbang perlahan mendekatinya. Terdengar kepakan sayap kuning kecilku di tengah hembusan angin.

"Hibari! Hibari!" Kata ku saat mendarat di kepalanya.

"Jangan ganggu aku." Kata nya pelan tanpa membuka mata. Dia memang tidak senang jika tidur siangnya terganggu. Ku putuskan untuk terbang menjauh, sambil menyanyikan lagu SMP Namimori, lagu yang diajarkannya padaku.

Namaku Hibird, seekor burung kenari kuning milik seorang anak SMP bernama Hibari Kyoya. Seorang anak yang selalu menyendiri dan membenci keramaian. Di lengan kirinya melingkar kain merah bertuliskan "Kedisiplinan", menegaskan siapa dirinya. Ya, dia lah ketua komite kedisiplinan di SMP Namimori. Orang sangat loyal kepada sekolah dan tidak segan-segan menghukum siapa pun yang membuat kekacauan. Hibari juga bersetatus sebagai orang terkuat dan paling berkuasa di sekolah. Hal ini membuat orang takut padanya, bahkan untuk sekedar menyapa. Tapi untunglah dia tak membenci hewan-hewan kecil sepertiku, jadi aku bebas terbang di sekitarnya.

Sore ini, aku bertengger di pagar atap sekolah. Menikmati hembusan angin sambil mengamati sekeliling. Tak lama, bel pelajaran usai memecah keheningan yang sedang ku nikmati. Menandai akhir dari keramaian sekolah hari itu, murid-murid berhamburan meninggalkan sekolah. Ku amati satu-satu hingga sekolah mulai sepi. Dari jauh, ku lihat seorang anak berjalan paling akhir. Rambutnya serasi dengan warna iris matanya. Coklat. Kedua tangannya membawa banyak buku, membuat kaki pendeknya kerepotan untuk berjalan. Namanya Sawada Tsunayoshi. Dia tidak pandai dalam pelajaran ataupun olahraga sehingga orang-orang lebih sering memanggil nya "Dame-Tsuna"

"Haaah... Kenapa Pak guru harus memberiku tugas sebanyak ini?" Gerutu Tsuna memandang tumpukan buku di tangannya.

Dari arah berlawanan terlihat dua orang anak laki-laki yang berjalan menuju sekolah. Seragam hijau dan wajah itu tak asing bagi ku. Mereka, Joushima Ken dan Kakimoto Chikusa, dua brandalan dari SMP Kokuyo yang menantang Hibari beberapa hari lalu. Mereka berjalan ke arah Tsuna, memberikan tatapan dingin pada Tsuna. Merasa tatapan itu diarahkan padanya, wajah Tsuna langsung pucat, kakinya bergetar. Dia tahu kedatangan mereka kemari bukan lah hal yang baik. Di lihatnya sekeliling sudah tidak ada orang. Kakinya yang gemetar hanya bisa berjalan mundur perlahan. Tsuna pun mulai panik. Apa yang bisa dilakukan anak lemah sepertinya melawan dua blandalan SMP Kokuyo itu?

"Hei anak kelas satu, dimana Hibari?!" tanya Ken setengah membentak

"Eh? Hi-hibari-san? A-aku tidak tahu." Jawab Tsuna gugub

"Cepat bicara jika kau tak mau menderita." Ancam Chikusa

"A-aku tidak..." Tsuna tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Ken menarik kerah bajunya. Buku-buku di tangannya langsung jatuh berhamburan. Bagaimana ini, jika aku membawa mereka ke tempat Hibari-san, maka Hibari-san yang akan menghabisiku. Tapi jika aku tak membawa mereka, aku akan habis disini. Tsuna berada dalam pilihan sulit yang dua-duanya merugikan.

"Cepat katakan!" benatak Ken. Tsuna hanya bisa diam. Dirinya yang ketakutan tak mengijinkannya berbicara.

"BUKKKK!" Ken yang tidak sabar melihat Tsuna yang diam, melancarkan pukulan ke perut Tsuna. Seketika itu ia terlempar dan menimpa pot bunga yang ada di belakangnya hingga pot itu pecah. Tsuna terbatuk-batuk menahan sakit sambil memegangi perutnya.

"Itu hukumanmu karena tidak menuruti ku"

Tap tap tap...

Terdengar langkah kaki menuruni tangga. Wajahnya terlihat geram karena tidur siangnya terganggu. Ingin dihajarnya orang yang mengganggu ketenangan SMP Namimori. Ia berjalan ke arah asal keributan. Terlihat olehnya Tsuna yang dipukuli Ken dan Chikusa yang berdiri tenang di samping Ken. Dia melangkah mendekati mereka. Aku terbang menghampirinya sambil menyanyikan lagu SMP Namimpori. Seketika itu Ken menghentikan pukulannya pada Tsuna dan mengalihkan pandangannya ke arah ku yang bertengger di pundak Hibari.

Hibari menatap ke sekeliling. Dilihatnya pot bunga yang telah hancur di samping Tsuna yang menahan sakit akibat pukulan Ken.

"Hei, kalian. Bisa kah kalian berhenti membuat kerusakan di sekolah ini?" tanya hibari.

"Akhirnya kau muncul juga." Cikusa mengarahkan tatapan marah ke arah Hibari

"Ku kira kau akan terus bersembunyi di sarangmu." Sahut Ken

"Untuk apa kalian kemari? Aku tak merasa memiliki urusan dengan herbivora lemah seperti kalian." Kata hibari tenang, membuat ken dan Chikusa merasa tersinggung.

"Sialan kau! Kau menghancurkan markas kami. Aku tak akan diam saja melihat semua itu." Chikusa geram

"Benar! Ini adalah pembalasan!" Sahut Ken

"Jangan salah kan aku. Ini salah bos kalian, Mukuro. Dia yang menyuruh orang untuk menyerang anggota kedisiplinan ku. Itu balasan yang tepat untuk kalian."

"Ah, diam kau! Ayo kita selesaikan sekarang!" Chikusa mulai jengkel

"Bertarung dengan herbivora lemah seperti kalian hanya akan buang-buang waktu"

"Argh! Diam kau! Ini adalah pembalsan!" triak Ken

"Baiklah... Kalian sudah menghancurkan properti sekolah. Aku akan menghukum kalian." Hibari mengeluarkan tonfanya dan bersiap untuk menyerang. Tsuna hanya duduk diam dengan wajah yang pucat melihat manusia-manusia mengerikan itu siap berkelahi. Aku terbang mencari tempat yang bagus untuk menonton pertandingan itu.

Ken maju duluan berusaha menerkam Hibari. Hibari melihat itu dan langsung mengayunkan tonfanya ke arah Ken. Seketika itu ken terlempar dan terjatuh menabrak tembok sekolah.

"Ken bodoh!" chikusa geram saat melihat ken tersungkur tak berdaya. "Berikutnya giliranku". Chikusa mulai berlari ke arah Hibari. Dia lemparkan yoyo yang ada di tangan kirinya ke arah Hibari, yoyo itu mengikat salah satu tonfa hibari. Untuk sesaat hibari tak bisa bergerak. Chikusa kemudian melemparkan yoyo di tangan kanani. Namun dengan sigap hibari mengeruarkan rantai di ujung tonfanya dan memutarnya. Rantai itu berhasil memortong yoyo milik chikusa. Dia lalu berlari ke arah chikusa dan mengayunkan tonfanya hingga tepat mengenai chikusa.

"kaki-pii!" triak ken saat melihat chikusa terjatuh. Ken lalu menghampirinya.

"Hebat!" Tsuna takjub. Dia terkesima melihat pertandingan itu. Pertandingan yang begitu singkat dan didominasi oleh satu orang. Jela sekali perbedaan antara karnivora pemuncak rantai makanan dengan herbivora kelas rendah.

"Ini belum selesai!" Triak Ken

"Aku akan membalasmu!" Kata chikusa

"Dasar Herbivora." Gumam Hibari sambil melihat kedua orang itu yang pergi berlari meninggalkan sekolah.

"Um... Hi-Hibari-san, te-terima kasih sudah menolongku." Kata Tsuna

"Menolongmu? Aku hanya menghukum orang yang merusak properti sekolah." Kata hibari sambil melirik pot bunga yang pecah disampingnya. "Dan kau, Sawada Tsunayoshi, tak ada murid yang diijinkan berada di sekolah di luar jam pelajaran. Cepat pergi atau aku akan membunuhmu!"

"Hiie...Ma-maaf Hibari-san. Aku akan segera pergi." Tsuna segera mengambil bukunya yang berserakan dan berlari menginggalkan tempat itu secepat menuruti perintah Hibari akan menjadi masalah lain baginya.

Normal POV

Di sisi kota, sebuah bangunan tua berdiri tak terawat. Bangunan itu terlihat seperti gedung rumah sakit atau laboratorium tua yang sudah lama tidak digunakan. Di bagian depan terdapat papan nama usang bertuliskan "Kokuyo Healthy Land". Ruangan di dalamnya gelap dan lembab, tak ada lampu yang masih berfungsi. Hanya cahaya matahari yang berhasil menembus celah-celah cendela lah yang menjadi sumber penerangan utama. Beberapa kaca jendela bahkan sudah pecah dimakan usia. Di ruangan yang gelap, sesosok anak laki-laki dengan model rambut nanas muncul dari kegelapan. Mata kanannya berwarna merah menyala, terlihat kontras denganmata kirinya yang berwarna biru gelap. Dia duduk di sofa usang di depan Ken dan Chikusa.

"Maaf, Mukuro-san. Aku gagal." Kata ken gugup.

"Sepertinya dia sulit dikalahkan." Sahut chikusa.

Mukuro terenyum kecil "Tak heran jika kalian kalah... Hibari kyoya, orang terkuat di Namimori. Memiliki kendali penuh terhadap sekolah dan Rumah sakit bahkan beberapa tempat penting di Namimori. Dia memang bukan orang biasa." Mukuro berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah jendela. "Sepertinya kita harus memakai cara lain. Dan kali ini aku yang harus melakukannya sendiri. khu fu fu"