"Umm, halo?"

Pemuda tinggi yang tadinya sedang sibuk dengan ponselnya itu langsung mendongak. Matanya bersirobok dengan sesosok pemuda mungil yang sedang tersenyum gugup ke arahnya.

"Umm, halo...?" Pemuda tinggi itu mengerutkan keningnya.

"Apakah kau adalah Park Chanyeol?"

"Yeah..." Chanyeol semakin mengerutkan keningnya. "Kau... siapa, ya?"

"A-aku B—"

Chanyeol memotongnya, "Kalau kau tidak keberatan, bisakah kau tidur dulu? Rasanya tidak sopan membiarkanmu berdiri sementara aku duduk."

Pemuda mungil itu mengangguk, lalu menghempaskan bokongnya di atas tempat duduk di seberang Chanyeol.

"Jadi, biar kutebak...," Chanyeol tersenyum lurus sambil menopang dagunya di atas kedua tangannya yang ditangkup, "kau pasti adalah Byun Baekhyun."

Pemuda mungil itu hanya mengangguk.

Chanyeol tersenyum. "What a great name," komentarnya.

"Maaf?" Baekhyun mengangkat satu alisnya.

"Namamu cocok sekali denganmu."

"Maaf, aku masih tidak mengerti poin dari ucapanmu."

Chanyeol terkekeh sekilas. "Begini, Tuan Byun Baekhyun yang baik hati, " Chanyeol mendeham sejenak, "Byun Baekhyun itu nama yang berarti murni, indah, dan sempurna. Sangat cocok dengan sosok aslimu, Baekhyun. Kau... tampak indah dan sempurna—sungguh."

Baekhyun hanya tersenyum sopan menanggapi rayuan gombal Chanyeol.

Dasar, laki-laki buaya! gerutunya dalam hati.

"Jadi, Baekhyun," suara berat Chanyeol terdengar kembali, "pesanlah menu sesukamu. Karena ini adalah blind date pertama kita, izinkanlah aku yang menraktirmu. Setuju?"

Baekhyun cuma bisa menahan diri untuk tidak memutar bola matanya dengan jengah karena kerlingan mata Chanyeol yang menyilaukan.

...

.

.

.

.

Not-So-Blind-Date

#1

.

Disclaimer: The casts aren't mine. This fic is originally mine.

Pairing(s): Chanbaek/Baekyeol.

Genre(s): Romance and drama.

Warnings: AU. Sho-ai. Boys Love. Kalimat yg amburadul, amberegul, dll. Narasi membosankan.

Don't like it? Don't read, please!

Sorry for any typos or mistakes!

.

Enjoy~

.

.

.

...

Baekhyun dan Chanyeol sama-sama mengucapkan terima kasih ketika waitress telah mengantarkan pesanan mereka masing-masing. Sementara Chanyeol memesan paket tonkatsu, Baekhyun hanya memesan menu ringan seperti kimchi carnitas fries.

"Kau yakin cuma memesan itu saja?" tanya Chanyeol.

Baekhyun mengulum senyumnya. "Eum, yah... hanya ini saja cukup sekali buatku, kok."

"Kalau buatku, itu hanya mengotori gigiku saja," celetuk Chanyeol sambil terkekeh.

Baekhyun ikut terkekeh.

"Hm, memangnya kau sedang dalam program diet, ya?"

Sppprrrfftt—!

"Uhuk! Uhuk!" Baekhyun langsung memukul dadanya yang sesak karena tersedak makanan yang ditelannya.

Chanyeol segera menyodorkan minuman kepada Baekhyun. Baekhyun segera meneguknya dengan cepat, lalu mendesah lega ketika makanan itu akhirnya berhasil turun melalui kerongkongannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol dengan cemas.

"A-aku... aku baik-baik saja. Trims," balas Baekhyun dengan terengah-engah. "Oh, astaga, Chanyeol, apakah aku memang terlihat seperti orang yang sedang melakukan program diet?"

Chanyeol menatap Baekhyun sejenak dengan pandangan meneliti. "Eum, yeah...," jawabnya kemudian.

"Astaga," Baekhyun mengerang, "aku memang sedang melakukan program diet sebenarnya. Aku tidak menyangka harus terlihat jelas seperti ini."

Chanyeol mengernyitkan dahinya. "Memangnya buat apa lagi kau menguruskan dirimu? Kau sudah kurus, kok."

"Bukan. Bukan untuk menguruskan diri seperti cewek," sergah Baekhyun. "Aku ingin membuat tubuhku sedikit ada ototnya. Jadi, aku harus menjalankan program diet supaya otot-ototku lebih cepat berkembang."

Chanyeol terpana sebentar melihat Baekhyun yang sedang terkekeh sendiri. Lalu, ia ikut terkekeh dan berkata, "Baekhyun, Baekhyun... Jangan membuat dirimu berotot, deh. Kau sudah tampak sempurna dengan badan seperti ini—sungguh."

Baekhyun nyaris saja tersedak. Tapi untung saja ia segera dapat mengendalikan dirinya.

Ugh, mulutnya—astaga—mulutnya...

"Tunggu dulu, Baekhyun" perintah Chanyeol tiba-tiba.

Baekhyun langsung membeku di tempat ketika Chanyeol mengangkat tangannya dan mengarahkannya mendekati wajah Baekhyun. Baekhyun langsung menahan napasnya ketika jari-jemari Chanyeol menyentuh sudut bibirnya, lalu mengusapnya sampai ke pipi. Baekhyun dapat merasakan rasa panas mengalir dari tempat yang disentuh Chanyeol, kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Ada bekas mayonaise," Chanyeol menyeringai seksi sambil menjilati ujung jarinya.

Baekhyun tercengang sejenak melihat kelakuan Chanyeol. Pikirannya mulai membentuk kelompok pro dan kontra, saling berdebat satu sama lain.

Dasar, cowok buaya. Apakah kau lihat bagaimana caranya menggodamu, Baekhyun?!—sisi kontranya memulai sesi debat terlebih dahulu.

Menurutku, dia lumayan manis. Mana ada cowok buaya yang melakukan hal seperti itu di zaman sekarang? :3—sisi pronya mencoba untuk berpikir lebih positif.

Memangnya kau tidak pernah tahu ya kalau cowok buaya itu menguasai ilmu akting?

Tapi, aku bisa lihat dari matanya kalau dia benar-benar tulus melakukannya...

Stop untuk menggunakan intuisimu, bung. Gunakan logikamu. Cowok buaya itu penggoda.

Kalau begitu, kau sendiri juga harus berhenti menggunakan logikamu karena tidak semua hal dapat diselesaikan dengan akal rasionalmu saja, bro.

Baekhyun langsung menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuyarkan perdebatan di kedua sisi pikirannya yang semakin lama semakin memanas. Ia mengerjapkan matanya berulang kali sebelum akhirnya tersenyum pada Chanyeol sambil menggumamkan, "Trims, Chanyeol."

Chanyeol tersenyum semanis mungkin. "Omong-omong, dari rasa mayonaise-nya saja, aku tahu pesananmu enak. Aku sepertinya harus memesan satu untukku bawa ke rumah."

Tanpa benar-benar disetujui otaknya lebih dahulu, tangan Baekhyun tiba-tiba bergerak untuk menyendokkan kimchi carnitas fries-nya, lalu menyodorkannya pada Chanyeol.

"Kau mau mencobanya?" tawar Baekhyun di luar kehendaknya—sumpah.

Chanyeol tampak salah tingkah melihat perbuatan Baekhyun. "E—eeh...?" Ia memekik kaget. "Baekhyun... apakah tidak apa-apa?" tanyanya kikuk.

Baekhyun langsung mengerutkan keningnya, tersinggung. "Tentu saja tidak apa-apa. Aku tidak menderita penyakit menular apapun, kok."

Chanyeol langsung tampak serba salah sendiri ketika mendengar balasan Baekhyun yang ketus. "B-bu-bukan maksudku menuduhmu seperti itu, Baekhyun..."

"Teruuus?" Baekhyun tampak jengah.

"Maksudku adalah apakah tidak apa-apa kalau aku makan lewat sendokmu? Aku takut menodaimu dengan indirect kiss kita..."

Baekhyun terdiam sejenak, lalu mengangkat satu alisnya dengan ragu.

Apa benar manusia di hadapannya ini adalah seorang cowok buaya?

Bisa-bisanya ia salah tingkah sendiri hanya karena ditawari makanan. Sampai memikirkan jauh ke indirect kiss segala pula.

Tapi, benar juga apa yang dikatakan Chanyeol barusan. Kalau Chanyeol memakan dari sendok Baekhyun, secara tidak langsung mereka akan berciuman. Tapi—

.

.

—oh, astaga.

Buat apa memikirkan hal sejauh itu, sih?

Santai saja, keleusss.

Baekhyun akhirnya meng-oh-kan saja dengan kemarahan yang telah menguap.

"Jadi...?" Chanyeol menatap Baekhyun, meminta kepastian.

"Akh, peduli amat soal indirect kiss atau tidak. Tinggal makan saja, kok," jawab Baekhyun akhirnya.

Chanyeol mengulum senyum sejenak sebelum akhirnya melahap isi sendok Baekhyun dengan total. "Hm," sambil mengunyah, ia bergumam puas, "ini enak sekali, Baekhyun."

Baekhyun tersenyum bangga. "Pilihanku memang selalu yang terbaik."

Chanyeol mengangkat satu alisnya sambil tertawa. "Benarkah?"

"Tentu saja," jawab Baekhyun dengan yakin. "Teman-temanku berkata seperti itu. Mereka selalu meminta saran dariku setiap kali dihadapkan dengan dua—bahkan lebih—pilihan yang sulit. Dan apapun pilihan yang kupilih selalu membuat mereka lebih baik."

Chanyeol tertawa sambil menepuk-nepukkan tangannya dengan riuh. "Kau lucu, Baekhyun. Menarik sekali," serunya senang.

Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis, tak menyangka kalau Chanyeol akan sereaktif ini dengan ceritanya.

Butuh beberapa saat bagi Chanyeol untuk dapat mengendalikan tawanya. Setelah itu ia terdiam sejenak sebelum akhirnya bergerak untuk melakukan sesuatu pada makanannya.

"Kalau begitu, kau mau coba katsu-ku, Byun Baekhyun si cenayang?" tanya Chanyeol sambil menyodorkan sendoknya.

Baekhyun mengangguk sebelum akhirnya membawa ujung sendok Chanyeol ke dalam mulutnya. "Hm, ini juga enak," gumamnya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tampaknya, pilihanku juga sama baiknya denganmu," komentar Chanyeol.

Baekhyun lagi-lagi hanya tersenyum tipis.

Akhirnya, Baekhyun dan Chanyeol menyantap makanan mereka masing-masing sambil sesekali berceletuk tentang keadaan sekitar—mostly tentang cuaca dan Barclay's League kemarin (Baekhyun baru tahu kalau Chanyeol juga penggemar MU, sama sepertinya)—sampai akhirnya beberapa menit kemudian mereka selesai dengan piring mereka masing-masing.

Saat Baekhyun menyeka mulutnya dengan serbet, Chanyeol tiba-tiba bertanya, "Kalau aku boleh tahu, sudah berapa kali kau mengikuti blind date semacam ini?"

Baekhyun sempat nge-blank sejenak karena tidak menyangka akan ditanyai seperti ini oleh Chanyeol. Tapi, Baekhyun berusaha untuk tenang dan tersenyum manis ke arah Chanyeol, lalu membalas dengan tenang, "Ini yang kedua kalinya."

Baekhyun berbohong, tentu saja. Orang sepertinya, mana mungkin mau repot-repot mengikuti blind date konyol seperti ini? Sori lah, yaw!

Melihat Chanyeol yang hanya manggut-manggut, tampaknya Baekhyun dapat merasa tenang kalau kebohongan kecilnya ini tidak akan terbongkar.

"Bagaimana denganmu, Chanyeol?" tanya Baekhyun kemudian.

"Hm, aku sih sudah ratusan kali mengikuti blind date."

Baekhyun hanya menatap Chanyeol dengan alis terangkat sebelah.

Here they come... sifat buayamu yang sesungguhnya..., desis Baekhyun dalam hati.

Chanyeol yang segera menyadari arti tatapan Baekhyun cepat-cepat menambahkan, "Tentu saja bukannya aku suka gonta-ganti pasangan. Bukan berarti aku playboy atau bagaimana, lho. Aku ini hanya, yeah, tidak cocok dengan sebagian besar manusia yang ada di Korea Selatan."

Lagi-lagi Baekhyun hanya menatap Chanyeol.

"Aku serius, deh," Chanyeol menambahkan lagi sambil membentuk tanda peace dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Terakhir kali aku mengikuti blind date sebelum kamu, kau tahu apa yang terjadi padaku?" Tanpa menunggu jawaban Baekhyun, Chanyeol melanjutkan, "Perempuan itu berkata kalau dia sudah punya anak berusia lima tahun!"

Baekhyun benci mengakui ini, tapi cerita Chanyeol barusan membuat perutnya menjadi geli seketika, sehingga ia tertawa. "Oh, astaga..."

"Bukan hanya itu," Chanyeol kembali meneruskan cerita pengalamannya. "Aku juga pernah berkencan dengan perempuan yang rupanya masih punya pacar. Dia bilang dia hanya mau mencari perhatian kepada pacarnya yang cuek. Melihat aku berkencan dengan perempuan itu, pacarnya langsung menghampiriku dan meninju rahangku. Bodohnya lagi, perempuan yang kukencani itu sama sekali tidak mau membelaku. Malah ia hanya memandangi dengan wajah konyolnya—ergh."

Baekhyun meringis miris. "Aw, aku bisa merasakan kebencianmu padanya, Chanyeol."

Chanyeol hanya mendesah sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal. "Tapi, tidak apa-apa. Dia benar-benar kencan terburuk—sumpah. Perempuan terkadang mengerikan."

Sebuah pikiran tiba-tiba melintas di pikiran Baekhyun. "Jadi, omong-omong ini adalah date pertamamu dengan laki-laki?"

Chanyeol hampir saja tersedak dengan pertanyaan Baekhyun. "Ugh—Baekhyun. Aku tidak menyangka kau akan menanyakan ini," katanya. "Tapi jawaban untuk pertanyaanmu: ya. Ini yang pertama kalinya. Jadi, jujur saja aku gugup harus bagaimana."

Baekhyun meng-oh-kan. "Biasa saja, kali," balasnya. "Awalnya aku juga gugup. Tapi, temanku bilang, ini sama saja seperti berkencan dengan perempuan. Hanya saja, dia nggak punya dada yang bisa diintip."

Chanyeol langsung tertawa geli. Lagi-lagi ia menepuk-nepukkan kedua tangannya. Baekhyun mulai mengerti kalau tampaknya itu adalah kebiasaannya saat tertawa.

"Bagaimana denganmu?" tanya Chanyeol kemudian, setelah ia sanggup menahan tawanya.

"Sama denganmu. Ini yang pertama kalinya," jawab Baekhyun jujur. Ya, iyalah~ Bahkan ini pertama kalinya ia ikut date semacam ini.

"Kalau begitu, bagaimana dengan kencanmu sebelum ini?"

"Oh, tidak ada yang menarik. Kau pasti tidak mau dengar," Baekhyun tersenyum, lalu menopang dagunya. "Dibandingkan dengan ceritaku yang membosankan, bagaimana kalau kau kembali menceritakan cerita kencanmu saja? Kurasa ceritamu lebih menarik, Park Chanyeol," alihnya.

Chanyeol ikut menopang dagunya, lalu menyeringai ke arah Baekhyun. "Baiklah. Kalau ini sih kejadian yang paling sering terjadi," katanya, dengan mudahnya mengikuti pengalihan topik yang dibuat oleh Baekhyun. "Banyak dari mereka yang langsung mimisan bahkan sampai pingsan ketika melihatku. Seakan-akan aku ini adalah hantu atau ghoul yang ingin memangsa mereka saja."

Baekhyun hanya mengulum senyum geli sekaligus penuh arti mendengar cerita Chanyeol.

Tentu saja karena kau itu tampan, Park Chanyeol, celetuknya dalam hati dan ia serius dengan perkataannya itu.

Baekhyun kali ini tidak berbohong soal Park Chanyeol yang tampan karena—astaga—nenek-nenek astigmatis pun dapat melihat ketampanan Chanyeol dengan senyum cemerlangnya, deretan giginya yang rata dan putih, bibirnya yang kemerahan dan sangat kissable, matanya besarnya yang bersinar cerah, hidung yang mancung, dan rambut cokelat terang medium yang cocok sekali dengan struktur wajah ovalnya.

Secara keseluruhan, Park Chanyeol sangat menarik untuk dilihat, bahkan untuk ukuran menurut laki-laki seperti Baekhyun.

"Pokoknya, sebagian besar kencanku hanya dipenuhi dengan perempuan-perempuan yang bertingkah konyol semacam itu," tambah Chanyeol dengan mengerutkan hidungnya.

Baekhyun tertawa.

"Tapi... ada satu blind date yang sangat mengesankan buatku," celetuk Chanyeol tiba-tiba, membuat tawa Baekhyun berhenti.

Baekhyun mengerjapkan matanya. "Eoh? Siapa dia kalau aku boleh tahu?"

Chanyeol tersenyum penuh arti. "Seorang perempuan. Memiliki senyuman secerah matahari dan eye-smile melengkung menyerupai bulan sabit. Dia punya energi positif yang sangat kuat. Dia benar-benar perempuan yang amat-sangat menarik—sungguh."

Mendengar ciri-ciri yang disebutkan Chanyeol barusan, Baekhyun tiba-tiba mengeraskan rahangnya. Ia segera menarik tangannya dari dagu, lalu menaruhnya di atas pangkuannya, untuk menyembunyikan tangannya yang terkepal keras menahan amarah.

"Dia cantik sekali," Chanyeol melirik Baekhyun sekilas, "aku sangat menyukainya."

Ingin sekali saat ini Baekhyun mendecih atau bahkan meludahi wajah Chanyeol bertubi-tubi ketika melihat kesan pemujaan di wajah Chanyeol.

Bukannya Baekhyun merasa cemburu, sumpah.

Lagipula, astaga—buat apa ia cemburu dengan Chanyeol yang baru saja bertatap mata dengannya hari ini?

"Tapi...," Chanyeol tiba-tiba menampilkan wajah penuh penyesalan yang amat sangat, "sayang sekali ia memutuskan hubungan kami di tengah jalan. Di saat aku ingin sekali menjalin hubungan serius dengannya."

Baekhyun mengangkat alis sebelahnya. Nyaris saja ia menjadi sarkastis kalau ia tidak cepat-cepat menekan emosinya kembali ke lubuk hatinya yang paling dalam.

Sabar, Baekhyun. Sabaaar...

"Oh, sangat disayangkan sekali," komentar Baekhyun akhirnya dengan penekanan di mana-mana. "Pasti akan sulit sekali melupakan perempuan sepertinya."

Yeah, sulit sekali, bung! Mampus—rasakan itu!

Chanyeol mengangguk setuju. "Awalnya sih aku berpikiran seperti itu..."

Ouh.

"Tapi?"

"Well, tapi setelah melihatmu, sepertinya blind date kita akan sama suksesnya dengan blind date yang baru saja kuceritakan padamu, Baekhyun."

Baekhyun mengerutkan keningnya. Sepertinya ia dapat menangkap mau di bawa ke arah mana pembicaraan mereka. "Yang artinya?" pancingnya.

"Artinya, aku sedang sangat tertarik padamu, Byun Baekhyun."

xxx

Akhirnya Baekhyun pulang dengan selamat di apartemennya. Baekhyun menghela napas panjang sambil membuka dua kancing teratas kemeja yang dipakainya, lalu menghempaskan tubuhnya begitu saja ke atas sofa.

Ugh, tadi adalah kencan pertama yang sangat-sangat-sangat berat.

Maksudnya, ia tidak akan pernah menyangka kalau berpura-pura akan semelelahkan ini.

Tepat pada saat Baekhyun ingin memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan mendesak di pintunya. Baekhyun mendesah lelah, lalu bangkit dari tidurnya, bergerak menuju pintu sebelum pintunya bolong gara-gara ketukan itu.

Ketika membuka pintu, Baekhyun langusng disambut dengan dorongan kuat di tubuhnya, membuat ia terjungkal ke belakang. Nyaris saja ia benar-benar terjatuh dengan bokong mencium lantai kalau saja ia tidak segera menyeimbangkan tubuhnya dengan kuda-kuda kakinya.

Melihat siapa si pelaku yang menerobos begitu saja ke dalam apartemennya, Baekhyun langsung mendengus malas, lalu menutup pintunya. "Astaga, apakah kau tidak pernah tahu apa fungsi bel, hah?" omelnya. "Lagipula, apa-apaan yang barusan, hah?! Tiba-tiba mendorongku begitu saja! Pabbo!"

Perempuan mungil bermata sipit itu langsung terkekeh geli, membuat kedua matanya berbentuk seperti lengkungan ke bawah. "Sori, aku terlalu bersemangat, Baekhyun-ah~"

"Bersemangat, bersemangat," Baekhyun mendengus kesal sambil menghempaskan tubuhnya di atas sofa. "Mau apa kau ke sini hah, Bang Minah?"

Minah ikut menghempaskan bokongnya di atas sofa. "Biar kutebak, kau pasti habis dari blind date itu, kan?" balasnya tidak nyambung.

Baekhyun memandangi gadis itu dengan jengah. "Kau benar-benar berutang padaku soal ini, Minah."

Minah hanya menyengir tanpa dosa. "Jadi, bagaimana dengan blind date-nya?" lanjutnya.

"Hm, lumayan," balas Baekhyun pendek. "Dia cukup menyenangkan untuk diajak bicara," tambahnya.

"Dia sudah tertarik padamu belum?"

"Hm, yah... gitu, deh."

Minah mengangguk paham. "Jadi, apa saja yang dia bicarakan padamu?"

"Banyak hal. Termasuk tentang pengalaman blind date-nya selama ini."

Minah meringis. "Banyak kan pasangan blind date-nya?"

"Iya," Baekhyun mengangguk. "Sepertinya aku dapat merasakan sebagian kesan brengsek darinya."

"Iya, kan?" Minah mendecih kecil. "Laki-laki itu memang brengsek."

"Aku tidak," protes Baekhyun.

"Oh, ya—" Minah langsung meralatnya, "—kecuali Byun Baekhyun."

Baekhyun langsung menyetujuinya dalam diam dengan menaik-turunkan kedua alisnya. "Oh, omong-omong, dia tadi membicarakan tentang dirimu."

Mata Minah melebar. "Oh, benarkah?!" tanyanya tak percaya.

"Iya. Dia bilang kau menarik. Satu-satunya teman kencan yang paling mengesankan," cerita Baekhyun.

"Cih, dengar ceritanya...," Minah mendengus tenang, "...benar-benar laki-laki penipu."

"Oh, dan ada satu lagi ceritanya," Baekhyun mengangkat satu telunjuknya ke udara, "dia bilang kau yang memutuskan hubungan kalian."

Minah mengepalkan tangannya mendengar cerita Baekhyun. "Dasar, lelaki buaya itu...," desisnya. "Lalu, apa lagi yang kalian bicarakan? Apakah dia menggodamu sepanjang kencan itu?"

"Tentu saja dia menggodaku terus," gerutu Baekhyun. "Sampai aku muak mendengarnya."

"Bertahanlah dulu, Baek, setidaknya untuk satu minggu ke depan ini, oke?" pinta Minah sambil menggenggam salah satu tangan Baekhyun.

"Ya, semoga," Baekhyun mendesah.

"Jadi, apa hasil akhir dari blind date pertama kalian ini?" tanya Minah kemudian.

"Dia bilang dia sangat tertarik padaku," aku Baekhyun dengan jujur. "He said he's looking for another date. Hari sabtu ini, pukul tujuh malam, di restoran d'Bourguette."

"Terdengar seperti restoran Perancis," komentar Minah.

"Memang itu restoran Perancis-_-"

Minah manggut-manggut. "Bagus sekali kalau dia tertarik padamu, Baek," Minah tersenyum culas, lalu menepuk bahu Baekhyun. "Tetaplah menggodanya, kawan. Kalau dia sudah benar-benar jatuh cinta padamu, segera banting dia dengan keras."

Baekhyun lagi-lagi mendesah. "Terkadang aku tidak mengerti mengapa aku mau saja melakukan ini, Minah."

Minah hanya tersenyum tipis mendengar keluhan Baekhyun.

"Tapi, ya, Minah. Aku akan melakukan apapun demi sahabatku."

.

.

.

.

.

Baekhyun mengatakan hal itu dengan yakin, tanpa mengetahui ada sesuatu yang besar sedang direncanakan oleh pihak ketiga.

.

.

.

.

.

To be continued.

xxx

- Update kembali dengan cerita baru setelah nganggur menulis selama beberapa minggu ini. Yeyeye~

- Untuk teman-teman yg meminta sequel penyelesaian tuntas Dag-dig-dug!, sy minta maaf dgn amat sangat. I'm having a writer's block karna gak punya pandangan ke dpn sm skali utk fanfic itu. Tp makasih byk loh buat yg udh review~:* Sy akan berusaha utk update itu secepatnya :)

- Last, thanks for reading. Jangan lupa meninggalkan jejak di kotak Review ya supaya sy tahu kalian suka dgn fanfic ini atau tidak :) x