CIRCLE

by: Askars'ska'na

Disclaimers Naruto: Masashi Kishimoto.


Saat dunia menghakimi karena rasa yang tidak dipinta hadir... Itukah yang dinamakan sebuah keadilan?
Sakura tahu mencintai dan dicintai adalah hak seluruh makhluk hidup. Dan ia semakin mengerti tentang filosofi itu setelah bertemu dengan seseorang yang mengunci mati hatinya.

"Cintailah semua yang memberikanmu kehidupan," ujar seseorang itu sekali waktu. Dia mengajari Sakura banyak hal: cinta, kehilangan, dan mengikhlaskan.
Meski dua tahun berlalu, kesan mendalam yang diberikan oleh sosok itu tidak kunjung hilang.
Sakura masih dapat mendengar suara lembut yang memanggil namanya.
Masih dapat merasakan hangat di sela jemarinya. Dan pelukan itu...

Setetes air mata lolos. Tangannya terangkat untuk menghapusnya. Dalam isakan Sakura berharap luka itu turut serta lenyap seiring gerak telapak tangan yang mengusap pipi kanannya. Ia hanya ingin cintanya di sini. Bersamanya, memeluknya seperti biasa.

"Kau melamun?" Pemuda pirang di sampingnya tersenyum. Sakura memaksakan membalas senyuman itu. Bisa-bisanya dirinya bertemu orang yang paling ia benci disaat merindukan orang yang sangat ia cintai.

"Aku tidak akan menikahi Hinata jika saat itu dirimu mau menikah denganku."
Sakura tersentak, seketika ia memalingkan wajah pada pemuda di sampingnya.

Lama Sakura berada dalam keterkejutan hingga ketika ia tersadar dirinya telah membuat pemuda itu terkapar.

"Berengsek kau Deidara!" Kembali ia melayangkan pukulan.

Pemuda bernama Deidara itu melolong kala sepatu bertumit tinggi milik Sakura mencederai kepalanya. Seketika pemuda itu bangkit dan menghempaskan Sakura ke tanah. Pemuda itu mendecih. Dengan asal ia membersihkan kemejanya yang kotor.
"Kau tidak ada bedanya dengan wanita jalang itu." Deidara menatap Sakura sinis.

Sementara Sakura sama sekali tidak menanggapi cibiran yang dilontarkan kepadanya. Ia hanya duduk bersimpuh di tanah, merasakan tetes demi tetes air langit di puncak kepalanya. Hingga langkah kaki Deidara terdengar menjauh, bersamaan dengan hujan yang jatuh semakin deras.

Hinata... Bagaimana dengan gadis itu?

Mengingat kembali perkataan Deidara membuat Sakura semakin dirundung duka. Cinta, cintanya...
Kabar, bagaimana kabarnya?
Hujan tidak lagi terasa di permukaan kulit. Meski suaranya masih terdengar.

Hitam, gelap. Kegelapan seolah menyelubunginya saat ini.

Hinata... Kembali ia menjeritkan nama itu.
Meski hanya desisan samar yang terdengar.

Biar, biarlah...

Meski tinggal ia dan perih cinta yang tidak terbalas yang mendiami hatinya.

Rasanya dingin.

Benda-benda berterbangan.
Angin timur yang bertiup, membawa pergi satu-satunya pelindung tubuhnya dari hujan.

Sakura mendongak. Mata keperakan yang begitu ia rindukan menatapnya penuh harap.

"Sa...ku...ra..."

Sakura kembali terisak, Hinata kini di depannya. Bersimpuh. Menghambur padanya, dan mulai menangis.

Hinata...

Dingin seolah tidak Sakura rasakan lagi. Tangannya terulur mempererat pelukan.

Cinta, cintanya...

Kembali...


End