Disclaimer: Naruto (c) Masashi Kishimoto

This story is mine.

Happy reading!

...

"HOPE"

"Satu hal yang kuharapkan saat terbangun nanti, semua tidak akan terlulang kembali."

.

"Tidak bisakah kau tinggal lebih lama?"

Sasuke manatap dalam pada mata istrinya, ada begitu banyak kerinduan yang terlihat jelas disana. Sungguh, diapun ingin tinggal, melihat Sarada dan menghabiskan waktu dengan keluarganya. Tapi apa yang menantinya di luar sana lebih penting, karena hal itu menyangkut perdamaian dunia, dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

"Maaf."

Hanya itu kata yang dapat diucapkannya. Dia tau istrinya sudah cukup banyak menanggung semuanya sendiri sejak lama, dia merasa bersalah setiap hari karena memikirkannya. Tapi, beginilah hidup yang harus mereka jalani.

"Aku merindukannmu Sasuke kun" satu kata itu berhasil membuat Sasuke terdiam. Mata yang biasanya tegas itu berubah sendu memandang sang istri. Sebuah tarikan pelan dan dia membawa istrinya dalam sebuah pelukan panjang.

Sakura mengisak kecil, dia sungguh tidak mau lagi terpisah dari suaminya. Dia ingin keluarganya bisa bersatu, sama seperti orang lain. Menjalani setiap paginya hingga malam dengan bersama-sama, tidak perlu merasa rindu, resah, curiga, atau khawatir karena jarak yang memisahkan mereka. Sakura hanya ingin mereka bisa bersama sebagai sebuah keluarga yang utuh.

"Maaf Sakura.."

Hanya suara serak dan dalam dari suaminya yang ia dengar sebelum semuanya menjadi gelap dimana dunia hanya milik mereka.

...

Paginya Sakura hanya menemukan selembar kertas dengan tulisan tangan khas suaminya. Isinya bukan sebuah kata panjang penuh permintaan maaf, ataupun cinta. Itu hanya sebuah kertas dengan beberapa kata yang sudah sering dia dengar dari suaminya.

"Aku akan menemuimu lagi."

Dengan satu tarikan nafas kuat, dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Kenangannya dengan sang suami. Sakura masih bisa merasakan lembutnya bibir pria itu yang mengulum bibirnya, lembutnya nafas di tengkuknya, bagaimana tangan besar suaminya membelainya, atau suara lenguhan yang memanggil namanya. Semua itu terputar di otaknya seperti kaset rusak. Terus menerus diulang hingga membuat hatinya sakit, kenyataan bahwa sekarang suaminya tidak ada di sisinya membuatnya sakit. Dalam perih wanita itu tersenyum kecil.

"Aku akan selalu menunggumu Sasuke-kun.."

END.

A.N

Makasih biat readers yang udah mau baca karya saya lagi..

Jujur hati saya lagi gondok! Sya lagi kesel banget dan hampir gak bsa berhenti nangis karena notebook yg gak bisa nyala. Dan juga udah hampir putus asa buat ngarepin hujan turun.

Makasih buat readers yg udah mau baca. Disini sya buat Sarada msih kecil, bru 1 tahunan mungkin. Disini sya ngerasa Sakura agak gimana gitu.. sasuke juga.. yg jelas mereka OOC. sya agak ragu mau publish ini. Tp sya penasaran sma pendapat kalian. Maaf kalo msih banyak kesalahan. Semoga cerita yg kyak gini gak ngebosenin kalian ya..jangan kapok sama cerita buatan saya ya..

Sekali lagi trimakasih.