Summary: Hinata terjebak antara penyelamatan klan, atau mempertahankan kekuatannya sendiri. Mana yang akan dipilihnya? Apabila melenyapkan kekuatannya bisa menyelamatkan Hyuga, maka…

Naruto By Masashi Kishimoto

I'm weak, I'm strong By Popow

Warning: typo, semi-cannon, EYD, kalimat berbelit-belit, beda jauh dengan cerita asli, dll. Don't like don't read

Genre: Hurt/comfort & friendship

Rated: T

Chapter 1: Hyuga's shocked

Hiruk pikuk satu-satunya pasar di Konoha mulai ramai sejak pagi-pagi buta, mengingat kini masyarakat sudah makmur dan aman membuat kehidupan berjalan dengan baik. Diantara desakan manusia itu terlihatlah seorang pemuda berambut pirang yang tengah kesulitan menghadapi remaja-remaja perempuan yang histeris akan kehadirannya yang langka di sebuah kios yang hanya menjual kaus kaki. Sementara dari kejauhan sepasang mata byakugan memperhatikannya dengan tatapan kagum sekaligus geli karena melihat sosok di sana yang amat disukainya sejak kecil kini terlihat seperti pencuri yang dikepung masa. Bibirnya menyunggingkan senyum yang menambah kesan manis pada wajahnya yang memerah, campuran antara kedinginan akibat cuaca akhir tahun dan kebiasaannya merona karena sang pahlawan konoha.

"Yo Hinata!" Tak disangka Naruto menyapanya, membuat rona merah di hinata semakin kentara saja. Naruto berjalan kearah hinata sambil menunjukan senyum lebar yang bahkan memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. Dari seluruh hal yang terjadi padanya dan hinata, bohong apa bila dia berkata tak terasa perasaan spesial apa pun terhadap putri sulung Hyuga ini. Buktinya akhir-akhir ini dia sering menunjukan perhatiannya pada salah satu kunoichi terkuat di angkatannya ini.

"N-naruto-kun…sedang apa?" Sejujurnya sejak tadi hinata sudah melihat apa yang dilakukan Naruto di sini, namun karena tidak tahu harus berkata apa lagi, maka hanya pertanyaan semacam itulah yang keluar darinya.

"Hehe…Tadinya aku ingin membeli persediaan kaus kaki untuk musim dingin, tapi karena mereka sudah memberikannya untukku, aku tidak jadi beli. Oh ya! Kau mau?" Naruto menyodorkan sekantung kaus kaki pada gadis dihadapannya, berhubung para penggemarnya memeberikan terlalu banyak kaus kaki, tidak masalah jika ia bagi beberapa dengan Hinata. Terlebih dia juga ingin lebih memperhatikan Hinata.

"Terimakasih, tapi mereka memberikannya khusus untuk Naruto-kun." Tolak hinata dengan halus dan malu-malu.

"Ah! kau ini, bagai mana kalau yang ini saja, lucu bukan? Ayo ambillah, aku memaksa!" Naruto menyodorkan sepasang kaus kaki berwarna ungu muda yang panjangnya hanya di atas mata kaki. Akhirnya dengan perlahan benda penghangat kaki itu berpindah tangan pada Hinata.

"A-ano…terimakasih N-naruto-kun." Senyum manis itu kembali hadir.

"Oh ya! Teme baru saja pulang tadi malam, dia berencana kembali tinggal di kediaman Uchiha yang dulu, jadi akan ada acara makan bersama di sana malam ini, semua teman seangkatan kita diharapkan hadir. Kau ikut ya, Hinata!" Uchiha Sasuke, baru saja kembali dari perjalanannya berkelana selama satu tahun sejak berakhirnya perang dunia ninja ke 4, dan ia akan menetap kembali di Konoha.

"Tentu saja, sudah lama kita semua tidak berkumpul."

"Ya, semua sudah memiliki kesibukan sendiri yang padat dan menyiksa." Benar, semua sudah beranjak dewasa dan sibuk sehingga perkumpulan semecam itu menjadi langka dan sangat ditunggu. Bahkan Hinata saja baru bertemu dengan Naruto saat ini setelah 2 bulan tidak bertemu sama sekali.

"Hinata-sama!" Seorang bunke Hyuga menyeru dengan nafas yang tersegal. Rambut biru tua itu melambai seiring dengan kepala yang menoleh ke sumbar suara.

"Kou, ada apa?" Hinata bertanya tanpa menghilangkan senyuman yang sejak tadi menghinggapinya.

"Ada pertemuan yang akan segera dimulai, anda harus segera ke ruang pertemuan!" pertemuan yang dilakukan di ruang pertemuan biasanya akan membahas hal yang penting, tapi biasanya tidak mendadak seperti ini, ada apa?

"Gomen Naruto-kun, aku harus pulang. " Hinata dan Kou harus segera kembali ke komplek Hyuga, membuat interaksi langka ini harus berakhir.

"Aku juga akan pulang. Jaa!" Naruto sejujurnya sedikit penasaran, sepertinya pertemuan Hyuga itu sangat genting, sampai-sampai harus mendadak seperti itu.

"Jaa!" Hinata berlalu dengan tergesa melewati ratusan manusia yang makin banyak memadati pasar.

"Uchiha Sasuke telah kembali. Seperti yang kalian ketahui, sejak dahulu Uchiha memang memiliki kekuatan yang besar namun tak stabil, maka ia memerlukan kekuatan yang bisa membuatnya seimbang, sehingga tak perlu menghancurkan sel tubuhnya setiap kali bertarung." Penjelasan dari Hyuga Hiashi tak cukup mengobati tanda Tanya dari seluruh Hyuga di ruang pertemuan, mereka makin bertanya-tanya dengan hadirnya Uchiha Sasuke dalam pertemuan klan, kabarnya Uchiha tunggal itu diundang secara langsung oleh Hiashi.

"Menurut sejarah, keseimbangan itu akan didapat dengan cara mengambil urat byakugan dari keturunan utama souke, dan menghubungkannya pada mata sharinggan" Hampir seluruh mata berkekkai genkai itu terbelak mendengar penuturan sang pemimpin klan. Mengambil urat byakugan? Itu sama artinya dengan membutakan seorang Hyuga, bukan buta dalam artian tidak bisa melihat, tapi tidak bisa menggunakan lagi kemampuan byakugan sama saja dengan buta bagi Hyuga. Apa lagi yang dibutuhkan adalah urat milik keturunan Souke.

"Hiashi-sama, mengapa Hyuga harus mengorbankan byakugan untuk Uchiha?" Seorang laki-laki dari barisa souke bertanya dengan panik.

"Kita tidak sekedar mengorbankan, tapi kita bisa mendapat potongan urat sharinggan yang akan dipotong untuk keperluan penyambungan dengan urat byakugan." Dengan tenang Hiashi menjawab pertanyaan itu.

"Hanya potongan urat? Untuk apa gunanya?"

"Potongan urat itu untuk mengaktifkan kembali segel pelindung byakugan yang telah lama mati." Segel pelindung itu ada untuk melindungi mata byakugan dari pencurian, jadi tak ada yang bisa mencuri mata byakugan meskipun sang pemilik telah mati, atau byakugan generasi mendatang, bahkan byakugan yang sudah terlanjur dicuri pun akan kembali dengan sendirinya ke asal. Belakangan ini banyak terjadi pencurian byakugan, dan itu adalah hal yang berbahaya, terakhir bahkan hampir ada yang mencuri byakugan milik mendiang Neji.

"Lantas, urat byakugan milik siapa yang akan diambil?" Ya, pertanyaan itulah yang sejak tadi berputar dalam kepala setiap manusia yang hadir dalam pertemuan ini.

"Itu akan segera aku pertimbangkan dengan tetua yang lain, sebelum itu apakah Uchiha-san bersedia menerima pertukaran ini?" Mata byakugan milik Hiashi bergulir kearah mata hitam milik Sasuke. Wajah tampan sang Uchiha tampak merengut tanda ia tengah berfikir keras. Ini memang menguntungkan baginya, kekuatan sharinggannya akan stabil dan tak akan berbalik melukai dirinya sendiri. Dan uratnya yang dipotong pun adalah urat yang menyebabkan matanya berdarah setelah bertarung selama ini, sementara urat yang dicangkok dari byakugan adalah urat penting untuk mengaktifkan jurus mata tersebut. Tapi Hyuga itu yang rugi, karena seolah menjadi tumbal untuk melindungi Hyuga. Bila penawaran ini terjadi saat dulu ia yang merupakan remaja labil yang hanya berusa mencari kekuatan, maka ia akan terima dengan senang hati, berbedan dengan sekarang, Sasuke jadi lebih perduli pada orang lain. Sudah cukup ia merugikan orang lain selama ini, ia tak mau lagi menjadi seperti itu. Tapi…jika saja Hyuga itu benar-benar rela memberikan kekuatannya, maka…

"Akan aku terima bila Hyuga yang bersangkutan memberikannya tanpa paksaan dari siapa pun."

TBC

Hai… #cengangas-cengenges Popow author baru di sini, jadi ini juga ff perdananya Popow. Gommen kalau banyak typo dan komplotannya yang nongol di fict ini ya reader-san…Ampuuuuun! *gumpet dari reader-san yang baca fict ini ampe matanya menyipit gara-gara bingung* reader-san: ni Popow maksudnya nulis apaan?

Untuk flame dan kawan-kawannya bakal Popow terima sepenuh hati, mohon bimbingannya juga dari senpai yang kebetulan tersesat di fict ini, jadi silahkan tuangkan semua di review. #cengangas-cengenges lagi.

Oh ya lupa. Gomen juga kalau ini beda jauh sama cerita aslinya, soalnya kan ini emang Cuma karangan seorang Popow yang malang.