Disclaimer : I do not own any characters/places from Seraph of The End.

This story is mine.

.

.

.

Kriet...

Pintu salah satu ruangan dirumah sakit yang sudah setengah hancur karena perang antara manusia dan vampire itu kembali terbuka. Menampilkan sesosok lelaki berhelaian hitam yang sedang terbaring ditempat tidur dengan perban di beberapa bagian tubuhnya. Shinoa membuka pintu dengan gerakan sangat lembut, takut jika lelaki yang sedang tertidur didalam ruangan tersebut terbangun. Lelaki itu harus beristirahat lebih banyak semenjak kejadian seminggu yang lalu, meskipun kondisinya sudah berangsur-angsur pulih.

.

.

.

Yuichirou merasa dirinya tidak berguna seminggu belakangan ini, dia selalu terbangun beberapa kali─ merasakan sakit yang sama. Sakitnya semakin bertambah ketika ia mengingat bahwa Mikaela masih hidup, seharusnya Yuichirou senang akan hal itu. Ya, Yuichirou memang sangat senang dan lega bukan main saat mengetahui Mikaela masih hidup, tapi Mikaela mengakui bahwa dia sudah bukan manusia lagi. Manusia atau bukan, Mikaela tetaplah Mikaela. Batin Yuichirou. Yuichirou ─sangat─ menyayangi saudaranya tersebut.

Yuichirou kembali teringat jika Shinoa selalu datang di jam-jam seperti ini, ketika malam hari saat semua orang memilih untuk tertidur dan beristirahat namun gadis itu malah mengunjunginya untuk sekedar melihat keadaannya.

Saat ini sebenarnya Yuichirou tidak benar-benar tertidur, ia selalu terjaga dimalam hari jika memikirkan bagaimana keadaan Mikaela sekarang. Pikirannya kembali menerawang bertanya-tanya apakah Mika bahagia hidup bersama para vampire itu? Apakah dia menderita? Tidak. Bagaimanapun caranya Mikaela harus bahagia.

Yuichirou masih berpura-pura tidur saat terdengar ada seseorang yang membuka pintu dan masuk kedalam ruangannya, ia tahu siapa yang berkunjung jika sudah malam seperti ini. Temannya, gadis itu, Shinoa.

Shinoa membuka pintu dengan sangat pelan agar tak membangunkan Yuichirou. Yuichirou bisa menebak jika sekarang Shinoa tengah menggeser kursi untuk duduk tepat dihadapannya dengan sebelah tangannya membawa makanan, meski Yuichirou tahu bahwa gadis itu sadar sepenuhnya makanan yang ia bawa pasti tak akan tersentuh. Yuichirou dapat merasakannya─ bahwa Shinoa sedang menatapnya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Yuichirou sampai hapal sekali gerak-gerik yang dilakukan Shinoa seminggu belakangan ini jika gadis itu mengunjunginya. Yuichirou pun─

"Yuu-san,kumohon, buka matamu" tersirat nada penuh penyesalan dalam suaranya.

─dapat mendengarnya ketika Shinoa mengucapkan kata-kata itu dengan suara yang sangat lemah, seolah dirundung rasa bersalah dan putus asa.

Tapi Yuichirou masih belum sanggup untuk sekedar membuka kedua kelopak matanya, menatap gadis yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir. Anggota tubuhnya masih terlalu naif, ia takut dirinya tak sanggup menatap manik peach milik gadis tersebut.

Maaf Shinoa, aku baik-baik saja maaf...

.

.

.

Fin!

.

.

.

Sign

Iharascarl

a/n : nemu draft lama, edit dikit, gak tau ini apa lol. Eh warna mata Shinoa itu apa sih x"D /gaplok