Ia menutup matanya, silau akan sinar matahari menyinarinya. Dirinya panik, dalam kondisi mental maupun fisik, demi apapun kenapa dirinya bisa terdampar dalam kotak dengan makhluk aneh saat ia menuju ke atas?

Sekumpulan anak laki menatapnya, seolah-olah dirinya adalah penghuni asing yang seharusnya tidak diperbolehkan hidup. Tak lama kemudian, seorang yang seumuran dengannya turun dan mendekatinya.

"Semoga kau membawa harapan Greenie." ucapnya, tak lama kemudian tubuhnya dihempaskan ke daratan.

Ia meronta kesakitan, instingnya berkata dirinya harus lari dari mereka, dari sekumpulan orang aneh itu. Sampai seseorang menyela pemikirannya, "hey hentikan!"

Beberapa mengalihkan pandangannya dari dirinya kepada anak berambut pirang kecoklatan itu, kesempatan bagus untuk dirinya dan ia dengan sekuat tenaga lari dari mereka.

"Hey! Dia melarikan diri!" Kalimat barusan tidak ada rasa khawatir, marah, kesal atau apapun justru terkikik geli melihat aksi dirinya kabur melarikan diri.

"Woah, kita mendapatkan Runner baru ahaha!"

"Pergilah semau mu Greenie!"

Sembilan puluh sembilan persen kalimat mereka adalah menertawainya bahwa aksinya hanya sebuah lelucon yang patut ditertawai, apa mereka gila? Atau meremehkan dirinya—

Sebuah suara desingan memekik telinganya, pandangan mulai kabur, beberapa anak mulai tertawa kencang dari sebelumnya, kakinya terjungkal dan jatuh membuat tubuhnya semakin kesakitan. Tak lama kemudian, ia hanya bisa melihat kegelapan.


"Hanya untuk mengingatkan mu..."

"Wicked itu baik—"

Deg. Jantungnya seakan-akan berhenti saat ia mendengar suara aneh dalam mimpinya. Wicked? Apa itu Wicked? Kenapa seseorang yang di dalam mimpinya berkata kalau Wicked itu baik? Siapa sebenarnya dia?

Dirinya menghela napas lelah, mengingat kejadiannya melarikan diri dari sekolompok anak aneh, dan kepalanya yang terasa sangat berat. Apalagi dengan keadaan ia terkurung dalam lubang yang bisa dipastikan penjara.

Ia mengistirahatkan kepalanya di bebatuan dinding, mencoba menerima kenyataan mungkin ia akan dilakukan sesuatu aneh dari sekolompok lelaki yang menertawainya. Baru saja ia ingin memejamkan matanya, seseorang menyela perbuatannya.

"Hey." ucap orang tersebut, dirinya sontak mundur walaupun sudah jelas dirinya mentok di belakang dinding.

Orang yang menyapanya mempunyai wajah yang sedikit berteman, dari nadanya sudah jelas ia tidak ingin melakukan seusuatu buruk kepadanya. "Apa yang kau mau..?"

"Haha, jangan tegang." dia berhenti, lalu menatapnya, "nama ku Alby dan maaf mengurungi mu seperti ini, kami hanya tidak mau kau kabur lagi."

Alby membuka bambu yang menutup penjara-nya. Tersenyum simpul untuk memberi kode mengikutinya, tapi kenapa dirinya harus mempercayai Alby? Daripada menghabiskan waktu di dalam penjara buruk itu, lebih baik dirinya mengikuti Alby.

"Kau mungkin bingung dengan kami, soal barusan, kami minta maaf. Kadang kami butuh hiburan."

Yang benar saja? Alby meminta maaf kepadanya dan berkata mereka butuh hiburan, tapi dengan cara menertawainya? Bagus sekali, ia penasaran dengan nasib korban lainnya.

"Uh... hey Alby, kenapa aku tidak bisa mengingat apapun selain kejadian tadi..?" memang betul ia tidak bisa mengingat apa-apa, ia bahkan tidan tahu siapa dirinya! Apakah mereka mengsuntiknya dengan sesuatu saat ia pingsan? Tapi kenapa ia bertanya kepada Alby?

"Untuk informasi, kami tidak jahat. Lalu kau tak mengalaminya sendirian, kami semua mengalaminya. Kau bisa bertanya-tanya kepada Newt, dia Ketua Glade kedua."

"Kau ketua apa... dan ha?"

Alby tertawa ringan, ia menjelaskan tentang dasar-dasar mulai dari dimana ini, tentang Gladers, lupa ingatan, dan kotak yang membawanya dia ke atas. Tapi ada yang membuat dirinya penasaran, sebuah dinding menjulang tinggi—mungkin 30 meter ke atas—menjadi perhatiannya. Ia pun bertanya kepada Alby.

"Ada tiga peraturan. Pertama, jangan melukai satu sama lain. Kedua, tidak ada yang bermalasan, dan terakhir; jangan pernah masuk ke dalam dinding itu. Kau mengerti Greenie?"

Dirinya mengangguk, tapi tentu saja tidak mengunggah rasa penasarannya kepada dinding yang besar itu. Tak lama kemudian setelah mereka berbincang dengan pekerjaan di Glade, pemuda berambut pirang coklat menghampiri Alby dan tersenyum lalu menatap dirinya.

"Greenie, ku perkenalkan Ketua Glade kedua."

"Nama ku Newt, senang bertemu dengan mu Greenie!" ucapannya terkesan semangat, mungkin karena mereka menambah anggota di Glade.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua, dan Newt? Dia senang bertanya." Newt mengangguk lalu berjalan menuju ladang disusuli dirinya yang masih menulusuri sekitarnya.

Newt menjelaskan kalau Gladers harus memilih salah satu pekerjaan untuk dilaksanakan, seperti kelompok ladang, kelompok bangunan dan sebagainya. 'Greenie' dikasih waktu dua hari untuk memutuskan pekerjaan yang ia mau. Lalu Newt menjelaskan pula tentang keseharian, seperti waktu makan, bekerja dan beberapa hal rutin.

"Bagaimana dengan dinding itu?" tanya dirinya keluar dari topik.

"Hm? Sebaiknya kita menuju Frypan, dia pasti sudah memasakkan kita sesuatu. Kau lapar?" ia mengangguk, tidak mengerti kenapa Newt menangkis pertanyaannya. Apakah sesuatu buruk di luar sana?


Malam tiba, perayaan untuk Greenie baru suda di mulai. Semua orang mengalami waktu yang seru, sebagian berbicara dengan satu sama lain, adu panco, dan berbagai macam kegiatan.

Dirinya menolak ajakan Ben untuk beradu panco dengannya, dirinya letih untuk menggunakan fisiknya, lebih baik senderan di batang pohon yang besar dan menerawang langit di atasnya.

"Sendirian?"

Seseorang mengganggu suasana damainya, ia melihatnya sekilas. Newt. Newt datang membawa satu cangkir kayu, lalu duduk di samping dirinya. Menatap angkas dan tersenyum.

"Kau mau?" tanya Newt, dirinya melihat cangkir kayu yang Newt pegang, mencobai tidak ada salahnya bukan?

Ia ambil cangkir tersebut dari Newt dan mulai menelan air di dalamnya. Air tersebut mulai mengalir dari ujung bibir sampai kerongkongan, sebuah rasa asam-pahit membuat lidahnya tidak nyaman, terutama dengan kerongkongannya yang mulai memanas. Tak butuh semenit untuk meludahi air yang berada di mulutnya.

"Pft! Air apa itu?!"

Newt hanya tertawa lalu meminum cangkir yang dipegangnya, menelannya seakan tidak ada yang aneh. "Mana ku tahu, Frypan yang membuatnya. Aku rasa dia mencampuri racun di dalamnya."

Lalu sunyi melanda mereka berdua dan dihancuri oleh ledakan tawa mereka berdua. Dirinya dan Newt masih terbahak-bahak dengan ekspresi aneh yang dirinya gunakan saat menelan air aneh ini. Tapi, dari kejadian tersebut rasa nyaman melanda dirinya.

"Hey, entah kenapa ku penasaran dengan nama mu. Rasanya aneh memanggil mu dengan 'eh' atau 'hey'."

"Bukan kah kalian senang memanggil anak baru, 'Greenie?'" Newt menggelengkan kepalanya.

"Bukan 'kalian' tapi diriku sendiri, mungkin terkesan tidak sopan memanggil seseorang yang amnesia dengan Greenie, seakan-akan sudah mempersiapkan nama itu untuk penyandangnya."

Dirinya tidak bisa menghentikan tawanya, kalimat Newt barusan entah kenapa terasa seperti pidato, tapi dirinya juga tak bisa menolak dengan kenyataan. Dirinya juga ingin tahu apa panggilan dirinya.

Lalu kejadian terasa cepat sekali. Ben mengajaknya bergulat untuk melihat seberapa tangguh dirinya dan saat kemenangan berada dipihaknya, Ben melanggar aturan dan menjotos wajahnya hingga dirinya membentur tanah. Beberapa bisikan mulai terdengar saat pandangannya mulai mengabur, tapi di antara bisikan aneh itu seseorang memanggil namanya.

Tho...

...hom

Thom...

THOMAS!

Kurang lebih seperti itu, lalu dirinya yang kini bernama Thomas berteriak bahwa ia sudah mendapatkan namanya. Semua orang bersorak senang, bahkan Ben yang merupakan pelaku akibat kesal dirinya akan kesal. Newt menghampiri Thomas, senyumannya paling lebar dari semua Gladers. Thomas hanya membalasnya dengan perasaan senang, setidaknya ia percaya Newt akan menjadi teman yang baik.

Atau tidak?


TBC


Edited after. See the original story and longer chapter or faster updates at my Wattpad! Link in bio, and my nickname is Kagsra