If You Know Why
06110527
[ChanBaek, YeolBaek]
-Nopsbrna-
EXO
Ucapkanlah sesuatu, sehingga aku tidak mendapatkan jalan buntu."
Jika ia bisa memilih, mungkin pemuda berbadan mungil ini akan memilih untuk pergi dari kota ini, ah kalau bisa dari negara ini agar tidak dihadapkan oleh orang-orang munafik.
Seperti pagi ini. "Hey Kyungsoo! aku butuh bantuanmu, boleh?"
Seseorang yang disebut Kyungsoo memutar bola matanya malas, cukup sudah dirinya menahan emosinya sejak tadi karna dia bahkan rela disuruh oleh gadis yang sangat dibencinya itu.
"Baekhyun akan mendatangi pesta pernikahan temannya, aku harus menemaninya." tolak Kyungsoo. Mungkin jika Kang Soo Ra adalah gadis manja dan setara dengan jalang-jalang Jongin, gadis itu akan menghentakan kakinya sambil berteriak 'AKU AKAN MEMBUNUH BAEKHYUN!' karna terbakar api cemburu.
Tapi Kang Soo Ra adalah anak yang keras, dia akan kukuh untuk -memaksa- Kyungsoo menemani ke pesta sahabatnya.
"Ayolah Kyung, sekali saja.."
Kyungsoo tersenyum misterius, "Aku akan menemanimu jika kau bisa menemani Baekhyun ke acara pernikahan temannya!" cowok bermata burung hantu itu tetap mempertahankan senyum misteriusnya. Karna dia tahu bahwa Soo Ra akan menolak mentah-mentah permintaannya.
"Yasudah! Tidak jadi!"
Matanya terpancar raut kemenangan. Soo Ra pasti akan menolaknya, hey Soo Ra pasti akan merasa kecil jika berjalan dengan Baekhyun. Baekhyun adalah Pria, tapi kecantikannya bahkan melebihi Wanita pada umumnya.
"Benarkah?"
Laki bermata burung hantu didepan gadis yang sedang menahan kesal hanya terkekeh saat melihat Kang Soo Ra pergi dari ruangannya.
brak!
Mata Kyungsoo melebar hampir saja keluar jika dia tidak langsung menahan ekspresinya ketika melihat jam yang terpampang jelas menunjukkan angka satu siang. "BAEKHYUN!"
Kyungsoo keluar ruangannya tergesa-gesa meramalkan sumpah serapah dan juga berjalan cepat keruang atasannya.
"Suho-ya! Aku izin seperti biasa. Maaf aku harus pergi, potong gajiku bila perlu." Lalu dia ke tempat dimana mobilnya terpakir. Tidak jauh, tapi dalam keadaan mendesak seperti ini, rasanya mobilnya sangat jauh dari jangkauannya.
Mata Burung Hantu itu menelisik kesemua penjuru gang didepannya, kakinya hanya beralas sepatu kantor yang tipis karna terlalu sering dipakai. Pohon putri malu sepertinya tidak mengganggunya walaupun duri itu terlalu sakit menyentuh dan menyayat kemejanya.
"Aku benar-benar mengutuk rumahnya karna sangat jauh dari jalan raya." ucapnya kesal sembari berjalan cepat. Tidak memperdulikan seberapa banyak kemejanya rusak karna melewati gang sempit itu.
Pandangannya terjatuh ke rumah kumuh didepannya, benar firasatnya, retinanya menatap siluet mungil Baekhyun yang sedang terduduk dengan air mata yang bahkan sudah membasahi bajunya.
"Baekhyun!"
Dua orang dihadapannya menengok kearah yang sama, Byun He Ra menatap Kyungsoo dengan tatapan tajam nan mematikan miliknya, tapi itu tidak menghambat langkah Kyungsoo untuk mendekat.
* * *
"Kenapa lagi ini?"
Kyungsoo dan Baekhyun sedang berada dimobil pria bermata sipit itu, Baekhyun menghela napas kasar mengingat omongan ibu tirinya tadi.
"Byun De Raa menjatuhkan gelas kesayangan ibuku, lalu aku yang tidak sengaja lewat disana DeRaa langsung memarahiku dan menuduhku telah menjatuhkan gelas milik ibuku."
Kali ini Kyungsoo yang menghela napas sembari menatap sahabatnya kasihan, "maafkan aku lagi-lagi telat menjemputmu.."
Pria yang lebih mungil menatap sahabatnya datar, hei Kyungsoo sudah membantunya, kenapa dia meminta maaf padanya?!
"Aku yang harusnya berterimakasih, kau selalu tahu kapan bahaya menghampiriku." ujar Baekhyun, matanya menatap keluar jendela mobil lalu melirik Kyungsoo, "Maaf Kyung, tapi aku tidak membawa uang sedikitpun, ibuku mengusirku begitu saja, aku tidak sempat membawa tabunganku untuk menyewa apartemen.."
ya, ibunya menyuruhnya pergi begitu saja setelah mengatakan pada Kyungsoo dengan nada keras, BAWA DIA PERGI, DAN JANGAN PERNAH KEMBALI! DIA DAN AYAHNYA HANYA MENYUSAHKANKU.
Lalu berakhirlah seperti ia, Baekhyun dengan pakaian kacaunya dan tanpa membawa uang sedikitpun.
"Apartemenku sempit, aku takut kau tidak nyaman, tapi jikalau kau ingin, kau boleh menginap di apartemenku.."
Baekhyun memutar kepalanya dengan cepat dan menatap sahabatnya dengan wajah kesal, "Aku tidak perlu menumpang diapartemenmu kyungiee, aku bisa saja tidur ditaman kota untuk waktu sebentar, lalu setelahnya aku mencari pekerjaan dan aku bisa menyewa kamar kalau bisa sampai membeli rumah sih,"
Dirinya merasa terlalu banyak menyusahkan Kyungsoo dan itu dalam waktu lama, dia hanya sahabat yang menyusahkan dan membawa Kyungsoo kedalam masalahnya, kali ini ia ingin Kyungsoo tidak lagi terlibat dengan masalahnya dan tidak merasa terbebani.
"Aku tidak akan mau menemui-mu lagi jika kau melakukan apa yang tadi kau ucapkan."
Baekhyun terkekeh, setelahnya dia menyuruh Kyungsoo berhenti, "tidak baik berbicara panjang jika dimobil. Kyungie, aku tidak ingin merepotkanmu dengan tinggal diapartemen milik mu, aku akan bekerja dan setelah aku mendapatkan uang cukup untuk menyewa kamar, aku akan mengganti seluruh uangmu saat membantuku."
Mata Amber Baekhyun -yang sangat menawan dan mata yang lebih banyak dimiliki oleh ras serigala- itu menatap Kyungsoo teduh setelah mengucap isi hatinya, lalu mulut Kyungsoo terbuka ingin membalas omongan Baekhyun, namun Baekhyun lebih dulu menyela "aku bisa tidur dirumah pohon milik keluargaku dulu, Kyungiee tolong antarkan aku ke rumah ku yang dulu.."
"Tapi Baek, rumah itu sudah ada yang menempati.."
"Aku kenal dengan bibi Jung."
Kyungsoo mendesis, "Lalu apa hubungannya?"
"Aku bisa minta tolong padanya untuk mengatakan pada tuan besarnya jika aku merindukan rumah pohonku!!" ucap Baekhyun semangat. Dia tidak berbohong ketika dia mengatakan merindukan rumah pohonnya, rumah pohon yang menjadi saksi bisu kenangan indah dengan keluarganya dulu.
"Baiklah."
* * *
"Selamat Siang bibi Jung!!!"
Suara Baekhyun sangat memekakkan telinga pembantu yang sudah berumur lebih dari setengah abad ini. "Tuan? ada apa? Nyonya sedang tidak ada dirumah..?"
Baekhyun tersenyum lebar -bahkan mungkin bibirnya bisa robek kalau dia menambah sedikit lebih lebar mulutnya- pada bibi Jung yang masih mengingat namanya.
"Aku pikir kau melupakanku bi.."
"bi, aku ingin meminta tolong denganmu boleh?"
Bibi Jung mendongak, menatap Baekhyun dengan tatapan kasihan, dia tahu masalah keluarganya, dia tau semua tentang Baekhyun. Karna saat itu bibi Jung adalah tetangga baekhyun yang rumahnya terletak dibelakang rumah ini, dan Baekhyun sering kali datang padanya sambil menangis lalu setelahnya menceritakan masalahnya.
"Ada apa?"
Baekhyun berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya, beberapa saat setelahnya dia menjelaskan kedatangannya bahwa dia merindukan Rumah pohonnya.
"Kebetulan tuan muda sedang dirumah, ayo bibi antarkan kau untuk bicara padanya."
"Dia tidak menyeramkan-kan bi?"
Bibi Jung terkekeh, "Tidak kok.."
* * *
"Tuan muda.."
Tok tok tok.
Pintu besar bewarna putih itu terbuka, menampilkan siluet pria yang tinggi dengan pakaian berantakannya, menatap pembantunya dengan tatapan mengantuknya. "Ada apa bi?"
"Perkenalkan, ini adalah Byun Baekhyun, pemilik rumah ini sebelumnya, dia ingin meminta izin untuk menempati rumah pohon yang ada dibelakang rumah ini.. bolehkah?"
Tuan muda tadi melirik pemuda disebelah pembantunya, "Tanyakan pada si park itu bi. Aku hanya anak angkat disini.." lalu pintu itu tertutup dengan cepat secepat pria itu berkata.
"Anak angkat bi?"
"Nanti bibi jelaskan."
Mereka berdua beranjak ke kamar satu lagi, terletak dilantai dua, Baekhyun ingat, ini adalah kamarnya dulu..
"Tuan-"
"Biarkan dia menempati Rumah pohon itu, lalu setelah puas, suruh dia ke kamar tamu. Aku perlu bicara dengannya."
Brak!
"Apa-apaan itu?"
Baekhyun menyerngit heran, menatap kamar kedua yang barusan muncul seorang pria bertelinga lebar. Hei kenapa mereka suka sekali membanting pintu?!
"Baiklah tuan."
* * *
Mereka siapa bi?"
Bibi Jung menatap ke mata amber Baekhyun, doa sempat melirik ke arah jendela dilantai dua yang terlihat dari rumah pohon ini. "Yang pertama kita kunjungi adalah Tuan Muda-"
"tadi dia bilang adalah anak angkat?" Baekhyun menyela omongan Bibi Jung dengan cepat, terheran dengan keluarga baru yang menempati rumah lamanya ini.
"Tuan Muda Kris, dia adalah anak angkat Tuan dan Nyonya,"
"Kenapa mereka mengangkat anak saat mereka memiliki Chanyeol?"
Bibi Jung menghela napas, lagi. "Dulu Tuan Chanyeol sangat jauh dengan orangtuanya, bukan jauh jarak, tapi jauh segalanya, mereka renggang."
Pemilik mata amber itu masih menatap wanita tutua didepannya, entah kenapa rasa ingin tahunya sangat besar. Padahal selama ini ia tidak memiliki sifat 'kepo' sebesar ini.
"Mereka menjadikan Kris untuk teman Chanyeol. Tapi semua semakin memburuk, Orangtuanya jarang pulang, hubungan Chanyeol dan Kris jauh dari kata baik-baik saja."
Untaian kata itu membuat Baekhyun pusing, dia mulai memahami semua pernyataan itu ketika sebuah kalimat keluar dari mulut bibi Jung.
"Dan semua berakhir seperti ini, bahkan rumah ini tidak dapat disebut sebagai rumah.."
Baekhyun tersentak merasakan berat, sebuah tangan besar dipundaknya, "Bi? Disini tidak ada penunggunya-kan?"
Bulu kuduk Baekhyun berdiri, menghantarkan rasa takut didirinya. Lalu memekik dengan kencang lalu melompat dan tersandung akar Rumah Pohon itu.
"Eh?"
Sedikitpun Baekhyun tidak merasakan sakit, dirinya tidak terjatuh? padahal dia sudah bersiap-siap untuk tubuhnya menyentuh tanah kotor itu.
"Jangan memekik seperti itu. Telinga orang akan rusak jika mendengarnya."
Baekhyun tidak bisa menghilangkan rasa terkejutnya, tubuhnya menegang dan segera menarik diri. Suara berat, Mengintimidasi dan tegas itu mampu membuat bulu kuduknya meremang, lagi.
"Kau siapa?!"
Laki-laki bertubuh jangkung itu menutup lagi telinganya saat mendengar pekikan maut yang mampu membuat telinga rusak keluar dari mulut Baekhyun.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu."
Muka Baekhyun bersemu, dirinya malu karna berteriak dengan sang pemilik rumah.
"A-ah, Namaku Byun Baekhyun.."
Baekhyun mengutuk mulutnya yang tergagap, kenapa disaat seperti ini dia malah tergagap. Astaga, sepertinya dia harus ke sungai untuk menenggelamkan kepalanya agar tidak tergagap lagi.
"Kau sudah tau namaku-kan, Baekhyun?"
Baekhyun mengangguk.
"Kau Kris!"
Cowo jangkung didepannya menatapnya tajam, "Kau salah!"
Mukanya bersemu lagi, kenapa dia sangat malu astaga. Baekhyun tersenyum canggung, "Ah ya, kau Chanyeol.."
"Ikut aku ke dalam, banyak yang ingin ku tanyakan."
Dan untuk kesekian kalinya, wajahnua bersemu dan jantungnya berdetak sangat cepat melebihi ritmenya saat Chanyeol menggandeng tangannya memasuki rumah.
* * *
YUHUUUUUUU?!
Gimana ni ff nya? maafkeun kalo ada typo. Newbie di FFN biasanya aku ngetik di Wattpad
Mau bikin FF cb aja gitu..
ini hasil imajinasi aku sendiri. maaf kalo ga jelas dan ngawur. because aku cuma pengen ada yang tau cerita aku
Jangan Lupa Like Follow dan Fav nya yaw
SALAM CHANBAEK IS REAL?!
