A/N : I'm Baaaaack~ :D #dilemparsandal
Oke, seperti yang aku tulis kemarin kalau aku akan membuat sekuel dari Fic Ulses... mungkin... hehehe. :D
Len : to the point BakAuthor!
Nova : hai' Tou-san... -_-
Rin : *nahan Len* sabar Len... sabar...
Len : Lepasin, tangan gue gatal pengen nonjok muka si Author gaje!
Nova : keep dreaming Len... keep dreaming. :)
Akhirnya aku ada waktu luang walau hanya satu hari saja 'tuk memebuat Fic (yang gaje) ini. Hope you all like it.
Enjoy~
Summary : Len, Rin, dan Miku mendapat surat aneh dari si Otaku Kepsek. Namun, disaat mereka membuka surat itu... semuanya menjadi gelap.
Mondaiji Gakuen
.
Disclaimer: I don't own any of these characters, except this story.
Warning: Gaje (sudah pasti), Typo (kalau ada), pendek, aneh, ajaib, bahasa gahol ada disini, ada OC yang gaje kepemilikannya, dll. dst. dsb.
.
.
Don't like? Must Like! Hahahaha...
#gue serius!
.
[ All in normal pov ]
1 Juli 2065...
Hari yang cerah di Vocaloid City dimana para warganya sedang-
"Apanya yang cerah? Bentar lagi pasti ada badai!"
Len, aku lagi narasi nih!
"Lu tau darimana Len?"
"Si Author gaje membuat sekuel Fic Ulses nih."
"Uh... iya."
Anata-tachi DAMARE NASAI!
"..."
Good.
Hari ini juga merupakan awal semester ke dua di sekolah terajaib yang pernah ada, Vocaloid Gakuen. Murid-murid juga mulai masuk sekolah untuk menjalani aktifitas belajar mereka setelah seminggu lebih menghadapi Ulangan Semester dari si Otaku Kepsek.
"Seminggu apanya BakAuthor!"
Len, memotong narasi seseorang itu tidak baik.
"Emang lu orang?"
…
"..."
Len~, Ha o kuishibatte kudasai~ *smile*
"Gomen nasai! Jõdan desu!" *headbang di atas meja*
Ok, daripada tambah gaje, kita mulai saja Fic-
"Yang juga gaje ini." :)
"To the Te~ Ka~ Pe~"
-0o0-
"The Letter"
-0o0-
KEERIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIKKKK
"Ugh..." Konser para jangkrik yang merdu di pagi hari memaksa gadis berambut honey-blonde ini untuk bangun dari mimpi indahnya. :D
"Ohayõ Rin~" Ucap seseorang di sampingnya. Perlahan gadis yang dipanggil dengan nama Rin itu membuka kedua matanya.
"Len?" Rin menatap seseorang yang tidur di sampingnya.
Kemudian Rin mengerjapkan matanya. Satu kali. Dua kali. Tiga kali hingga akhirnya dia sadar sepenuhnya.
"APA YANG LU LAKUIN DI KAMAR GUE!"
"Huh? Lu gak ingat apa yang kita lakuin semalam?" tanya Len dengan senyum pervert-nya.
Rin tak perlu berpikir dua kali untuk menonjok wajah shota adiknya. XD
"HENTAI!"
DUAGH
Bruk
"Ugh..." Len mengerang di atas lantai kamar kakaknya yang dingin akibat tinjuan maut dari seorang Kagamine Rin.
Rin kemudian turun dari tempat tidurnya lalu menyeret Len dan menguncinya di tembok terdekat.
"Nani shite iru, Omae!" ucap Rin sambil menatap Len serius. Kedua matanya berubah warna, menampakkan simbol seperti burung berwarna pink yang bercahaya.
*gulp*
"Na-nani mo shimasen deshita..." Jawab Len merinding bukan karena dia takut dengan Rin, tapi karena sosok perempuan berambut hitam panjang dengan gaun putih di belakang Rin yang dari tadi terus tersenyum ke arahnya. :D
"Hontõ ni?" Rin masih menatap kembarannya dengan tajam. Kedua matanya kali ini mengeluarkan cahaya merah walau hanya sebentar.
"Ha-hai'." Jawab Len terpengaruh oleh Gift 'Authority' milik Rin.
Rin menatap Len sebentar lalu menjatuhkannya di lantai. Len batuk dan mengambil nafas karena dari tadi Rin menguncinya (baca : mencekik) di tembok.
'The Authority of Geass... lu makin aneh Rin.' Batin Len sweatdrop.
"Kalau lu memang gak ngelakuin apa pun, kenapa gue gak ingat kejadian semalem!" seru Rin dengan glare-nya. Len berdiri dari posisinya dan menatap Rin.
"Lu beneran ingin tau?" ucap Len dengan senyum gajenya, namun senyuman itu langsung menghilang ketika Rin mengangkat sebuah pedang yang entah dia dapat darimana.
"O-oke.. oke." Len sweatdrop kemudian menutup matanya.
"Sharingan!"
Flashback on
19:00 WVX...
"Hahaha."
"Ugh..."
"Lu itu 100 tahun terlalu awal untuk mengalahkan ku Len, hahaha."
"Urusai!"
Len dan Rin sedang main game di kamar milik Rin, dimana skornya 100-0, kemenangan untuk Rin. Len masih bersikeras untuk bermain lagi.
"Aku lelah Len, besok aja main lagi. Hoaaam..." Ucap Rin di sela-sela rasa kantuknya.
"Gak sebelum gue bisa mengalahkan lu!" Len masih bersikeras untuk melawan Rin yang sudah setengah tertidur.
"Hoaammm..." Jawab Rin lalu tertidur.
"Setelah ini gue akan-" Len menoleh ke arah kakaknya kemudian sweatdrop. Rin sudah tertidur sambil memegang stick PS-nya, kemudian jatuh ke samping dan kepalanya membentur tembok.
"Huuh..." Kemudian Len mengangkat kakaknya ke tempat tidur dan menyelimutinya tanpa mengganti pakaian yang Rin pakai. Dia tak mau dihajar lagi oleh kakaknya seperti waktu itu.
Flashback off
"HAHAHAHAHAHAHA." Rin ngakak sambil memegangi perutnya yang kesakitan akibat tertawa.
"Diam!" ucap Len memukul kepala kakaknya pelan.
"Oww, hahaha." Rin masih tertawa, kemudian menatap Len lagi. "Lu masih 100 tahun terlalu awal untuk mengalahkan gue Len." Lanjut Rin sambil tersenyum gaje. Len hanya mendengus.
"Sudahlah, lebih baik kita siap-siap. Sekolah akan dimulai 1 jam lagi." Ucap Len sambil melirik jam dinding di kamar kakaknya.
"SATU JAM!" Rin berteriak tepat di depan wajah Len, menyebabkan hujan lokal bagi seseorang di depannya.
"Gak usah teriak Rin." Ucap Len kemudian berjalan ke arah pintu. "Gue mau nyiapin sarapan, lu mandi aja dulu. Setelah itu gue yang mandi dan lu yang cuci piring." Lanjut Len.
"Baik Ayah..." Jawab Rin gak niat.
'Gue adik lu baka...' Batin Len.
-0o0-
"Wih, sepatu baru nih." Ucap Miku sambil berjalan di samping Len dan Rin.
"Semester baru, sepatu baru dong." Ucap Len bangga.
"Baru ngambil dari tong sampah. Hahahaha." Rin menambahkan kemudian ngakak bersama Miku.
Mereka bertiga dalam perjalanan ke Vocaloid Gakuen. Seperti biasa, mereka saling menyapa dan membicarakan hal-hal gaje lainnya.
"Akhirnya setelah seminggu lebih menjalani Ulses yang gaje itu, kita bisa rileks." Ucap Miku yang mendapat respon anggukan kepala dari dua sahabatnya.
"Dan identitas si Otaku Kepsek yang ternyata seumuran dengan kita..." Sambung Len.
"Aku tidak menyangka akan bertemu mereka lagi." Ucap Miku senang.
Miku dan Ibunya sudah mengunjungi Yuki dan Yuka yang ada di rumahnya (sekarang milik Yuki dan Yuka). Hatsune Misha juga senang melihat mereka berdua, bukan karena kangen, tapi karena mereka menepati janji mereka untuk menjaga rumahnya selama dia pergi. Heh, Misha lebih merindukan rumahnya daripada mereka berdua. Aneh...
"Gimana kabar Baa-san?" tanya Len.
"Kaa-san masih seperti dulu, suka mengerjai (baca : menyiksa) orang, hehehe." Jawab Miku sweatdrop. Tak terasa mereka bertiga sampai di depan Gerbang Utama Vocaloid Gakuen.
"Ohayõ Kimimaro-san." Ucap mereka bertiga kepada penjaga pos Gerbang Utama Vocaloid Gakuen.
"Ohayõ Mondaiji-tachi." Ucap Kimimaro sambil menjilat tulang di tangannya, yang membuat Len, Rin, dan Miku merinding.
'Itu bukan tulang manusia kan?' batin mereka bertiga. Kemudian mereka bertiga berjalan ke kelas ajaib mereka, kelas X-D.
-0o0-
Teng teng teng teng
"Itu bel gak elit banget." Ucap Len sesampainya di kelas mereka.
"Eh? Kita sekelas lagi nih?" tanya Miku heran.
Di Vocaloid Gakuen, tiap awal semester, sebagian murid di tiap-tiap kelas akan di pindah kelas oleh si Otaku Kepsek. Tujuannya? Entahlah...
"Iya, tuh." Ucap Len sambil menunjuk kertas pengumuman yang ditempel di papan tulis. Miku hanya ber-'oh' saja.
Beberapa saat kemudian datanglah sesosok makhluk yang sudah akrab disapa dengan nama 'Toby si anak gak baik'. (Nova : bukan 'Tobi'-nya fandom sebelah ya...)
"Ohayõ minna~" ucapnya ceria. Para murid X-D hanya diam. Toby sweatdrop.
"Ehem. Oke, sebelum saya memulai pembelajaran pertama, saya punya pengumuman." ucap Toby. Para murid masih diam di tempat masing-masing.
"Saya adalah Wali Kelas kalian yang baru, hahaha~" Lanjut Toby ceria. Murid-murid masih diam tak menanggapi ucapan sosok di depannya. Toby pundung di bawah meja.
"Siapa dia?"
"Lu kenal gak?"
"Orang aneh."
"Orang gaje."
"Ada yang ngomong ya?"
"Lu bisa gak sehari aja gak ngupil!"
"Gak!"
Murid-murid mulai berbicara sendiri. Pak Toby masih pundung di bawah meja. Kemudian terdengar suara aneh dari speaker sekolah.
[Ehem... Panggilan untuk Kagamine Len, Kagamine Rin, dan Ha... ha... hatcuiiiine Miku. Diharap segera ke Ruangan Kepala Sekolah sekarang juga. Saya ulangi blablabla...]
"Pak, aku dipanggil Kepala Sekolah." Ucap Miku kemudian pergi begitu saja.
"Aku juga." Sambung Rin mengikuti Miku.
"..." Len diam saja dan berjalan mengikuti Rin dan Miku. Toby makin sweatdrop.
'Sekarang gue tau kenapa kelas ini dianggap 'sakral'...' Batin Toby meratapi nasibnya sebagai wali kelas X-D.
-0o0-
"Ada apa Pak?" tanya Len begitu mereka bertiga berada di dalam Ruang Kepsek.
"Jangan terlalu formal, kita kan teman." Ucap Yuki lalu mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Ano... tempat duduknya kurang satu." Ucap Len setelah Miku dan Rin duduk di kursi.
"Di lantai kan bisa." Ucap Yuki sambil tersenyum. Len menggerutu gak jelas lalu duduk bersila di atas lantai.
"Jadi, ada perlu apa?" tanya Miku mengulangi pertanyaan Len. Yuki tidak menjawab namun mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya dan menaruhnya di atas meja. Len berdiri untuk melihat.
"Apa ini?" tanya Rin heran.
"Itu surat." Jawab Yuki masih tersenyum.
"Iya gue tau. Tapi isinya apa?" tanya Rin yang mulai sewot.
"Buka saja." Jawab Yuki masih tersenyum.
'Ugh... gue ingin menyobek-nyobek mulutnya.' Batin Len.
Kemudian mereka bertiga masing-masing mengambil satu dari tiga surat itu. Len, Rin dan Miku saling bertatapan dan mengangguk lalu membuka isi surat itu.
"This letter is for those of you with many troubles and extraordinary powers.
If you wish to see how far that powers of yours will take you,
Cast aside your fear,
Your weakness,
Your gajeness,
And come to Our...
"Mondaiji Gakuen"
We will wait until The Violet Dawn of the first July, 2065"
.
Begitu Len, Rin, dan Miku selesai membaca isi surat gaje itu, semuanya menjadi gelap.
"...!"
"!"
"?"
"Oh, ma'ap. Lampunya mati, hehehe." Ucap Yuki lalu menyalakan lampu darurat.
'Sekolah elit kok lampu mati.' Batin mereka bertiga sweatdrop.
"Jadi..." Rin memulai pembicaraan, masih belum mengerti maksud dari Yuki.
"Aku akan mentransfer kalian ke "Mondaiji Gakuen"." Jawab Yuki serius.
Len, Rin, dan Miku diam.
"Jika kalian tidak mengemasi barang-barang kalian dalam waktu satu jam, kalian akan-" Yuki tidak perlu mengakhiri kalimatnya karena tiga murid di depannya sudah menghilang untuk mengambil barang-barang mereka di kelas.
"Hehe, sepertinya ini akan menarik." Ucap Yuki sambil tersenyum gaje.
"Lu tambah gaje." Ucap Yuka yang baru kaluar dari 'Ruang Rahasia'.
"Biarlah, yang penting heppyy~" Jawab Yuki.
"6~7~" sambung Yuka gaje.
-0o0-
Dua jam kemudian...
"Oke, gue siap." Ucap Len semangat. Mereka (Len, Rin, dan Miku) sekarang berada di Gerbang Utama sekolah.
"Napa lu semangat sekali?" tanya Rin heran.
"Gue semangat karena gue bisa bebas dari si Otaku Kepsek yang gaje itu. YEY!" jawab Len sambil meninju ke arah samping, dan menonjok penjaga pos Gerbang Utama Vocaloid Gakuen.
"Grrr..."
"Ups, gomen."
"Tuh Kepsek lama banget, udah dua jam lebih nih." Ucap Rin yang mulai lelah menunggu si Otaku Kepsek. Di tambah sekarang masih jam 09.00 WVX, panaasss...
"Kalo dia gak datang gue hajar dia." Ucap Len yang mulai tidak sabar dan tidak sadar karena dia menonjok penjaga pos Gerbang Utama untuk yang kedua kalinya. Kimimaro men-smack down Len dengan indahnya.
"Hehehe." Miku tertawa gaje.
"Yo!"
Len, Rin, dan Miku menoleh ke asal suara dan mendapati si Otaku Kepsek berjalan mendekati mereka dengan senyum gajenya.
"Lu terlambat." Ucap Len tanpa sadar, kemudian dia di smack down lagi oleh Kimimaro.
"Sopan dikit napa!" serunya.
"Go-gomen..."
"Kenapa anda terlambat Pak Kepala Sekolah?" Ucap Rin tenang walaupun aura membunuh mengelilinginya. Miku sweatdrop di tempat.
"Oh, tadi ada keperluan sebentar di Ruang Guru, rapat, dan semacamnya, hehehe." Jawab Yuki sambil tersenyum.
'Liar!' Batin mereka bertiga.
"Sudahlah, sekarang ayo kita berangkat." Ucap Yuki mengalihkan pembicaraan.
"Berangkat? Naik apa?" tanya Len yang lagi-lagi di smack down oleh seseorang yang bersangkutan.
"Naik... itu!" jawab Yuki sambil menunjuk ke arah... becak?
"Haaa..." Mereka bertiga jawdrop masal.
"Ano... kursinya hanya muat untuk dua orang Pak." Ucap Len berusaha sopan yang mendapat glare dari penjaga Gerbang Utama.
"Kau kan laki-laki Len, mengalahlah dan duduk di belakang." Ucap Yuki tenang sambil tersenyum.
"Tapi itu kan itu untuk pengemudinya?" tanya Len lagi.
"Tepat sekali." Jawab Yuki dengan senyum gajenya.
"Ugh... i hate you-"
BRAK
"Ouch..."
-0o0-
"Ayo Len~. Semangat~ semangat~." Ucap Rin menyemangati adiknya dari depan.
"Hah... ha... diam... baka..." Jawab Len sambil berusaha mengayuh becaknya.
"Ahahaha." Miku tertawa puas bersama Rin di sampingnya.
Si Otaku Kepsek? Oh dia naik mobil dinasnya bersama Yuka, yang sesekali mangambil foto Len yang kelelahan.
'Kawaii~' batin Yuka sambil nosebleed.
Beberapa jam kemudian...
"Hah... ha... akhirnya..." Len turun dari singgasananya dan jatuh terlentang di jalan. "Air..." Lanjutnya.
"Nih." Ucap Miku sambil menawarkan minumannya.
"Arigatõ." Ucap Len menerima minuman 'ajaib' Miku.
"..." Wajah Len berubah menjadi biru. (Nova : ambulan mana ambulan. XD)
Mereka bertiga (plus Yuki yang menyamar kembali menjadi bapak-bapak berusia 40 tahun dan Yuka) sekarang berdiri di depan gerbang megah berwarna emas. Di samping kanan gerbang itu terdapat papan nama sekolah yang di ukir dengan sangat detail dan elegan. Dengan bingkai yang juga berwarna emas dan background hitam, serta bagian tepi tiap-tiap sudut di buat ukiran seperti naga.
"Mondaiji Gakuen" Ucap Len, Rin, dan Miku bersamaan.
T~B~C
.
Review boleh, gak review gak boleh. :D
#gue duarius!
.
Semua kritik diterima disini.
#gue tigarius!
.
Preview Chapter 2 :
"Minna~ hari ini kita kedatangan tiga murid baru~"
"Yo!"
"Hmph!"
"..."
.
.
A/N : Oke, chapter 1 selesai. Gaje kah? Aneh kah? Hahaha. :D
Untuk update selanjutnya, mungkin seminggu lagi, gomen~.
Kalau bisa akan ku percepat, tapi gak janji... hehehe. :)
Sõshite, LAN-ehem... Reviewwww!
Yuki : kalo gak, gue 'hehehe' kalian, mwahahaha!
Yuka : -_-
