Fabula lector,

Cast :

Super Junior

.

.

.

.

Donghae bersiul gembira sembari terus melompat lompat kecil, hari ini ia dapat nilai 100 dan guru cantiknya bilang bahwa ia murid yang cerdas, hahaha bagaimana tidak yang mengerjakan Pr nya kan teukie hyung yang sudah duduk di bangku SMA jadi mana mungkin jawaban donghae salah kekeke, ia memang cerdas.

"eh?" sesuatu menarik perhatianya, ia berhenti sejenak dan mulai mengamati apa yang ia lihat. Bocah kelas 6 SD itu duduk berjongkok

Noda bekas pijakan sepatu –bukan. ini memang sengaja di buat untuk mengotori dinding, garis garis halus berwarna coklat samar yang ikut memberikan warna pada dinding putih ini. Donghae memejamkan matanya. Tak ingin melihat!

Bukan hanya garis lurus samar yang di torehkan noda bekas sepatu itu, tapi juga motif dari alas sepatu itu yang berbentuk bulatan bulatan kecil tak sempurna yang sedikit tertarik karena sepertinya memang si pembuat noda sengaja menggasretkan sepatunya didinding. Terlihat menjengkelkan bagi siapapun yang melihatnya, terutama pemilik tempat ini, tapi toh siapa yang perduli itu hanya bagian dari benteng pagar rumah orang kaya, noda sepatu bukanlah hal besar

Tidak bagi donghae, ia melihat sesuatu yang berbeda dari bekas noda itu. Ia melihat seorang wanita dengan rambut panjang tengah menjerit karena tali besar yang melilit lehernya, wanita itu tengah hamil dan ia berada di usia 20an, sekali lagi donghae memejamkan matanya. Ia membuka mata dan berharap bahwa apa yang ia lihat tadi salah

Bulatan yang tertarik secara kasar yang menghasilkan tarikan garis lurus halus itu seolah menggambarkan kepala, dan motif daun yang menjadi logo dari jenis sepatu itu terlihat seperti gembungan yang mengatakan bahwa wanita itu tengah hamil, bercak tanah coklat yang menjadi coretan di kanan kiri objek utama seperti senandung jeritan sang wanita, juga motif bulat bulat lainya yang di mata donghae lebih terlihat seperti pohon besar tempat wanita itu digantung.

Dengan sedikit takut donghae menengadahkan kepalanya, sedikit takut jika apa yang di katakan goresan sepatu itu benar.

"a-apa?" sedikit tak percaya, dan mata beningnya mulai berair ketika mendapati pohon rindang di balik tembok besar itu. Bocah itu berlari sekencang mungkin! Ia ingin pulang dan menanyakan pada hyungnya apa yang terjadi

Belum sampai kaki kecilnya mendekati rumah, sudah banyak orang lalu lalang melewati dirinya, termasuk hyungnya juga sedang disana bersama beberapa orang lainya

"hyung!" teriaknya girang saat melihat hyungnya yang masih berbalut seragam SMA terlihat panik

"donghae... kau cepat pulang dan ganti baju, makan dan tidur siang. Hyung akan ke tempat ahjussi di persimpangan jalan sana" teuki hyungnya berkata dengan mimik yang sangat serius dan sedikit khawatir

"ahjussi yang punya rumah besar?"

"iya... mirae noona meninggal, hyung harus kesana... kau hati hati dirumah arra"

"eung" donghae mengangguk dan merasa lebih takut lagi karna mirae noona anak gadis ahjussi itu meninggal. Apa yang ia lihat tadi benar? Bagaimana jika benar.

.

.

Donghae berjalan dengan mata sedikit mengantuk, ia bangun dari tidur siangnya saat mendengar suara berisik di dapur

"hyung" suara seraknya menginterupsi kegiatan sang hyung yang tengah memasak makan malam mereka

"eh, kau sudah bangun hae" leeteuk sedikit menoleh melihat keadaan adiknya.

"hyung apa mirae noona sedang hamil? Apa ia meninggal karena menggantung di pohon di depan rumahnya itu?" donghae bertanya dengan santai, sedikit cuek karna apa yang di tanyakanya sudah pasti tak terjadi

Berbeda dengan apa yang bocah park itu harapkan, hyungnya sedikit tegang dan nampak tak suka akan apa yang di katakan donghae tadi

"da- darimana kau mendengarnya hae? Apa ibu yang memberitahumu? Atau ayah? Apa mereka kemari?" leeteuk sedikit gugup menjawabnya, pasalnya ia hanya tahu hal ini dari bisik bisik tetangga dan tak mengetahuinya secara pasti

"e-eh, ja-jadi benar" donghae takut. Ia menutup mulutnya karna takut akan perkataanya sendiri

"katakan pada hyung hae, siapa yang memberitahumu hal ini?" leeteuk sedikit membentak, tak suka jika adik kecilnya mengetahui apa yang harusnya tak ia ketahui

"a-aku melihatnya hyung, tak ada yang memberitahu ku"

"kau melihat mirae noona di gantung?" leeteuk mendekat, duduk di hadapan adik kecilnya yang terlihat ketakutan

"bu-bukan, aku melihatnya dari noda goresan sepatu di dinding gerbang rumahnya"

"jangan berbohong pada hyung, park! Siapa yang memberitahumu?"

"sungguh, aku melihatnya!"

Malam itu leeteuk menarik tangan donghae untuk membuktikan apa yang adiknya katakan, adiknya boleh berimajinasi tapi bukan hal seperti ini! Ini bukan lelucon. Berbekal senter kecil leeteuk mulai mendengarkan penjelasan dari adik kecilnya tentang bercak yang ada di tembok gerbang rumah besar itu

"hiks... aku takut hyung... hiks... apa aku yang membunuh mirae noona, apa ini salahku hyung" donghae terisak dan menangis hebat, ia tetap anak kecil yang tak tahu apa maksudnya ini apa yang ia lihat dan apa yang terjadi padanya, apa ia anak abnormal seperti dong wook tetangganya? Apa ia akan dikatai orang gila? Atau ia menjadi seorang pembunuh?. Donghae takut!

"sstttt, uljima... bukan bukan ini bukan salahmu... sstttttt, ini hanya kebetulan"

Leeteuk salah. Hyungnya salah!. Semakin hari donghae semakin banyak melihat berbagai cerita, mulai dari hal hal lucu, gambar kartun, putri duyung, karakter film, tokoh pejabat, dan yang paling sering adalah peperangan. Ia membaca begitu banyak kejadian di masa lampau hanya dari sebuah garis yang tak sengaja di buat, bayangan, lipatan lipatan yang tak di sengaja, cat yang mengelupas atau hanya sebatas cipratan kopi, donghae membaca ceritanya –bukan! Mereka yang memaksa donghae untuk mendengarkan ceritanya.

Donghae menjadi anak yang super bersih dan sama sekali tak dapat melihat noda, ia takut. Takut akan apa yang akan diceritakan noda itu padanya. Takut pada dunia dan setiap gambar yang seolah mengutuknya. Apakah ia satu satunya orang di dunia ini yang bisa membaca gambar? Huft, andai saja ada petunjuk.

.

.

.

Donghae menengadahkan tanganya, menatap langit mendung yang Secara perlahan meneteskan buliran air bening. Bocah laki laki dengan seragam SMA itu tetap diam ditempatnya, termenung menatap sebuah bangunan sisa kebakaran beberapa saat lalu. Ada yang membuatnya tertarik, jauh lebih tertarik dibandingkan hujan yang semakin menyerbu tubuhnya.

Sebuah lengkungan tercipta di sudut bibirnya, sedikit mengusap wajahnya yang penuh dengan air. Ia membalik badan. Siap untuk pulang, hyungnya pasti sudah menunggu di rumah

"aku pulang!" serunya ketika membuka pintu. Tak ada yang menyahut sapaanya, apa hyungnya belum pulang "hyung?" kaki basahnya langsung saja menerobos masuk tanpa permisi, berusaha mencari keberadaan sang hyung

"hyung?" matanya menelisik ke setiap ruangan yang ia jumpai, namun sosok hyungnya belum juga ia jumpai

"Astaga Park Donghae! Kau apakan rumah ku! Lain kali lepas dulu sepatu kotormu itu! Kau tak lihat kalau seharian ini aku sudah bersusah payah membersihkan rumah ha!" donghae menoleh, tersenyum melihat sang hyung yang tengah berteriak teriak sembari kembali mengambil alat pel mereka

"hyung dari mana, aku kan khawatir" ucapnya manja sembari memeluk erat hyungnya yang tengah sibuk membersihkan lantai

"YA! Lepas sepatumu bodoh, dan YA! Park donghae! Kau mau hyung sakit! Kenapa menempelkan baju basahmu padaku eoh!" donghae tak perduli! Ia tetap saja menikmati pelukan hangat hyungnya –hyungnim tercintanya.

"ya... ganti baju sana, nanti kau sakit" mendengar suara lembut hyungnya donghae sedikit mengendurkan pelukanya, mulai melepas sepatu –membuang. Dan melepas seragam basahnya

"ini kotor ya hyung, jangan sampai masuk ke kamarku" bocah itu berlalu tanpa beban sembari bersenandung ria. Jungsoo tersenyum –sedikit khawatir dengan tingkah aneh dan berlebihan dongsaengnya akhir akhir ini.

"hae, apa ada yang mengganggumu hari ini?" jungsoo memecah keheningan acara makan mereka. Bertanya terlebih dahulu sepertinya merupakan langkah yang baik

"em... kurasa tidak, tapi hyung apakah rumah di ujung jalan sana pernah ada yang menempati?"

"rumah? Di ujung jalan hanya ada kedai sup yang lezat"

"sampingnya, bangunan sisa kebakaran itu" jungsoo berfikir sejenak, sedikit memutar otaknya karna menurutnya kejadian kebakaran itu sudah sangat lama –sejak ia kecil dan berarti sejak kedua orang tuanya masih bersama

"kau melihat sesuatu?" oke jungsoo menyerah, ia lupa!

"em... tidak, hanya ingin tahu" jungsoo mengangguk pura pura paham, ia tahu donghae berbohong, mana mungkin adiknya itu mau melihat puing sisa kebakaran yang kotor jika tak ada sesuatu yang membuatnya tertarik

"setelah makan langsung tidur, jangan lupa telephone umma terlebih dahulu, hyung akan membereskan dapur. Aku tak mau nanti malam kau berteriak dan membuatku terbangun di tengah mimpi indahku"

"ck, kau berlebihan hyung"

"aku hanya menjagamu hae"

TBC/ END

.

.

.

Terimakasih banget untuk reader yang mau review di ff abal abalku sebelumnya hehe ^^ #Bow

Author baru... masih banyak banget typo dan kekurangan di sana sini, mohon bimbingan dan dukunganya. Review ya ^^ #Maksa #deepBow