"Apa yang harus kita lakukan?aku… Aku tak sanggup memberitahukan ini pada Donghae, aku tak bisa…"

"Cepat atau lambat Donghae pasti tahu, akan tetapi… Aku rasa kita bisa melakukan sesuatu untuk menunda itu terjadi… "

.

Matahari… Ia seperti matahari. Kulit putihnya yang pucat, rambut tebalnya yang ikal, bola matanya yang sewarna caramel, mulutnya yang mengembung karena mengulum permen lolipop, dan juga tangannya yang berpegang erat pada celana kain hitam milik appa. Ia bersembunyi disana, mencuri pandang kearahku dengan tatapan matanya yang dalam.

Dimataku ia nampak bersinar, ia seperti cahaya bagiku, eomma, dan appa.

Sebuah cahaya yang menghangatkan seperti matahari, seperti itulah dia… Adikku, Cho Kyuhyun.

.

"… Aku baik baik saja hyung…"

.

"Aku benci mereka! Mereka selalu melarangku ini dan itu, hyung…"

"Aku mengerti, akan aku bicarakan ini pada mereka…"

.

"Kenapa kalian melakukan ini… Kenapa… Tunggu sebentar, apakah dia juga sudah tahu?"

"Maafkan kami, adeul…"

.

Aku diam ketika kalian berbohong 13 tahun yang lalu, aku diam ketika menyadari bahwa seumur hidupku telah kalian bohongi, dan aku diam setelah tahu diantara kita bertiga hanya aku yang tak tahu.

Akan tetapi, kenapa ia juga ikut membohongiku? Kenapa? Kenapa?!

.

"Maafkan aku, tapi bisakah kau tak muncul dulu dihadapanku? Keberadaanmu membuatku sulit bernafas…"

.

"Maafkan aku hyung… Aku tak punya alasan atas apa yang aku lakukan, akan tetapi satu hal yang harus kau tahu. Aku… Menyayangimu hyung…"

.

Dia adalah matahari, jika matahari tak ada apa yang akan terjadi?

Aku… Tak sanggup membayangkannya.

TBC