Gyaaah~! Muncul lagi dengan fic super gaje binti aneh. Ahahaha… gomen bagi yang nunggu apdetan fic saya *reader : gak ada tuh yang nunggu!*

Ini mungkin sebagai fic perpisahan saja, err sementara saya mau hiatus lagi, ada beberapa masalah yang lebih penting yang harus saya selesaikan segera. 3-4 minggu lagi saya akan muncul *paling cepet* eleuh… kayak ada yang mau nyambut aja?!

Gomen-gomen-gomen *bungkuk-bungkuk*

Nah selamat menikmati persembahan saya ini, semoga otak kalian bisa sedikit refresh setelah membacanya. Amieeen… err semoga enggak muntah setelah bacanya, okey! Pisss!

Disclaimer

Tite Kubo sensei sebagai pemilik sah dari semua karakter di anime maupun manga terkenal, Bleach. Terima kasih yang sebesar-besarnya telah membuat sebuah manga dengan kisah dan chara yang sedemikian menakjubkan. Mohon maaf saya meminjamnya sejenak dan seenak jidatnya.

.

Euh… OOC !!! Mungkin udah bisa ditebak alurnya… hohoho~! Crack-pairing!

Mau tahu crack-nya apaan? Ahahaha baca saja okey!

.

shiNomori naOmi present

.

Married! Married! Married-?-

Hitsugaya mengetuk-ngetukkan kedua jari tangannya di atas meja sedangkan tangan yang lain bertopang dagu. Wajahnya tampak cemberut dan kesal. Tidak… hal ini tidak hanya disebabkan oleh tumpukan kertas kerja yang kian menggunung, sang fukutaichou yang kini malah tertidur pulas di sofa hijau di kantornya dengan sebotol sake berada di pelukannya, maupun materialisasi dari zanpakutou Matsumoto, Haineko yang seenaknya membaca majalah sambil makan keripik.

Ugh… fukutaichou pemalas. Tidur dengan air liur yang menetes dan mulut yang membuka. Mengguman tidak jelas tentang Ichimaru Gin, taichou divisi 3 yang telah lama mencuri hatinya.

'Berisik~!!!'teriaknya dalam hati dengan persimpangan jalan yang sukarela bermunculan di kepalanya.

Owh daripada itu, ia memikirkan ke manakah perginya Hyourinmaru saat ini. Reiatsunya menghilang tanpa jejak sejak tadi malam. Oh yeah… setidaknya minta ijin dulu dong kalau mau pergi! Jangan seenaknya seperti ini! Bagaimanapun juga dia tetaplah atasannya, masternya, tuannya! Walaupun errr… tidak lebih tinggi darinya.

"Haineko," nada datar meluncur mulus dari mulutnya, mata emeraldnya memicing sebal pada pose membaca sambil bertengkurap di lantai yang dilakukan cewek kucing itu. "… kau tau dimana Hyourinmaru? Tadi malam dia bersamamu, kan?"

Haineko mendongakkan wajahnya dengan keripik kentang menggantung di kedua bibirnya. Krauk… krauk… ia mengunyah dan menelannya dengan sedikit susah. "Gleek… itu-" Haineko melirik ke samping, tangannya menggaruk-garuk pipi.

Salah satu alis kapten imut itu terangkat. Kalimat yang terpotong itu membuatnya semakin tertarik. Apalagi tentang Hyourinmaru, hebat sekali jelmaan naga es itu sampai ia tidak bisa merasakan reiatsunya sekecil apapun. "Kemana?" tanyanya lagi dengan pandangan menusuk.

"Dia di sekitar sini kok, err… maksudku masih di Soul Society," Haineko mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka. "Ahaha… mungkin bentar lagi dia bakalan pulang kok, taichou," katanya sambil ketawa garing dengan bulir keringat yang menetes di kepalanya. 'Gawat! Aku musti gimana ini?!'

- M3! -

"Hoek… Hoek~!"

Sode no Shirayuki tampak cemas dengan keadaan Hyourinmaru saat ini. Ia memijit-mijit tengkuk Hyourinmaru yang kini sedang muntah-muntah di wastafel. Cukup parah, sampai mukanya pucat pasi begitu.

"Ah sial- kenapa aku musti ikut minum-mi- hmmph," sesal Hyourinmaru sambil membekap mulutnya, karena isi lambungnya terasa ingin kembali tumpah untuk yang ke sekian kalinya pagi itu. 'Ini gara-gara Kazeshini dan Haineko! Bisa mati aku kalau master sampai tahu, semoga aja Haineko gak ngomong macem-macem,' batinnya seraya berdoa agar Hitsugaya gak curiga ia menghilang.

Hyourinmaru menghempaskan tubuhnya ke kursi di kediaman Kuchiki. Ah… dia kini sedang sembunyi di rumah Byakuya yang super gede itu. Ide Senbonzakura-lah, soalnya mana mungkin Hyourinmaru dimasukkan ke inner world Senbonzakura, gak cocok! Kalo ke tempatnya Shirayuki… gak rela~! .

Ah… cinta memang rumit, ya? =.="

"Udah baikan?" tanya Senbonzakura ketus yang saat ini sedang duduk di bingkai jendela, tangan terlipat di dada, dengan ekspresi masam yang tersembunyi di balik topengnya. "Kalo udah, mendingan cepet balik deh!" lanjutnya. 'Bikin kesel aja.'

"Senbonzakura, kamu tega banget. Kamu tahu kan, tentang Hitsugaya-sama? Dia gak bisa menerima orang yang mabuk-mabukan, terutama Hyou-kun!" bela Shirayuki sambil berkacak pinggang di depan Senbonzakura. "Dia bisa dihukum kalo Hitsugaya-sama tau!" lanjutnya

"Hahaha… kau bilang apa? Buktinya Matsumoto masih saja jadi fukutaichounya, itu berarti Hitsugaya bisa menerima pemabuk, kan?" elak Senbonzakura gak mau kalah.

"Sen-chan~!" seru Shirayuki dengan mata melotot marah. "Hyou-kun kasusnya lain!"

"Che~! Alesan," Sen berdecak kesal sambil memalingkan muka. 'Huh… sebel!' batinnya sebal. "Makanya kalau gak kuat minum gak usah sok deh, pake ikutan pesta mpe pagi lagi!" ucapnya ketus kepada Hyourinmaru. Jealous~!!

Hyourinmaru memijat-mijat kedua pelipisnya dengan kedua tangannya. Pusing berat, walaupun rasa mualnya sudah agak berkurang. "Hn… baiklah aku akan pergi," katanya sambil berusaha berdiri, namun keseimbangannya limbung dan hampir terjatuh.

"Ah… Hyou-kun, sudah kubilang jangan berdiri dulu!" seru Shirayuki seraya berlari ke arah Hyourinmaru dan menangkap tubuhnya yang mulai goyah dan hampir jatuh.

BRUK~!!!

"Eh? Waaaaaaaaa~!" teriak Senbonzakura tiba-tiba. Syok berat.

- M3! -

"Kau mencurigakan, Haineko!" Dengan gerakan shunpo, Hitsugaya sudah berada di depan Haineko yang terkesiap kaget.

"Su-sudah kubilang, Hyou pa-pasti akan pulang," elaknya terbata. Posisinya kini memang tidak menguntungkan. Terpojok di sudut ruangan dengan Hitsugaya yang sudah memasang tampang super seram.

Kapten cilik itu menyeringai. "Kau mau pilih mana? Hidup atau mati?" tawarnya dengan seringai sadis sambil mengelap zanpakutounya yang sudah tercabut dari sarungnya dengan kain putih sampai mengkilap.

Zanpakutou genit itu menelan ludah. "Hi-hidup." Hitsugaya memasang telinganya, meminta pengukuhan yang lebih lagi dari Haineko. "Iya-iya… AKU INGIN HIDUP !!!" teriaknya lantang. "Dia ada di tempatnya Senbonzakura, maksudku Kuchiki-… sama," lanjutnya dengan suara mencicit.

Wush~!

Sedetik kemudian, sosok sang kapten telah menghilang dari pandangan Haineko. Uft… ia mengelap keringatnya dengan perasaan lega namun juga menyesal. 'Hyou… semoga kau selamat.'

- M3! -

Teriakan Senbonzakura menarik perhatian Hitsugaya untuk mendatangi sumber suara itu. Sreeek~! Ia membuka pintu geser tempat ketiga zanpakutou itu berada dengan kasar.

"Apa yang-" Mata Hitsugaya membulat lebar melihat pemandangan di hadapannya, di mana tubuh Hyourinmaru berada di atas tubuh Shirayuki. Kedua tangannya berusaha menopang berat tubuhnya agar tidak ambruk menindih tubuh gadis berkimono putih di bawahnya yang tersipu malu dengan muka merah padam. ~//_//~ (a/n : saya malu nulis beginian, astagfirullah!)

"Hyourinmaru?"

"Ma-master?" kata Hyourinmaru terbata, melihat tuannya berdiri mematung dengan wajah syok luar biasa di hadapannya. Saking kagetnya, ia tidak menyadari bahwa posisinya tidak berubah sejak kejadian yang tak terduga itu.

"Hyourinmaruuuu!!! Apa yang kau lakukan, hah?! Jadi seperti ini tingkah lakumu?!" Amarah Hitsugaya menggelegar ke seluruh penjuru Seretei, membuat semua shinigami menutup telinganya, dan Matsumoto terbangun dari mimpi indahnya. "Dasar memalukan!! Mesum!"

"Hitsugaya-taichou, bisakah kau tidak berisik di kediamanku?" tanya Byakuya yang muncul tiba-tiba di ruangan itu. "Memangnya ada a-?" lanjutnya kepada Hitsugaya yang kini salah satu telunjuknya terjulur ke arah Hyourinmaru. Ia mengikuti jari telunjuk itu. "-pa sih? Nani~?!!" seru Byakuya syok. Beberapa saat kemudian ia sudah mencengkeram kerah belakang kimono zanpakutou es itu, menyeretnya agar menjauh dari tubuh Shirayuki. "Berani sekali kau berbuat seperti itu?! Dasar tidak beradab!"

"Hum-hum… emang gak beradab," dukung Senbonzakura sambil manggut-manggut menyulut api kompor di kepala Byakuya dan Hitsugaya yang salah paham. 'Khe-khe… rasain!'

"Anoo- Byakuya-sama, Hyou-kun tidak salah apa-apa," bela Shirayuki sekali lagi, memohon. Tadi kepada zanpakutou sekarang sama masternya, uh… sebesar itukah rasa cintamu? =.=a

"Hyourinmaru… " kedua tangan Hitsugaya terlipat di dada, dengan dahi mengkerut menahan amarah.

"Ya… ya, Master?" sahut Hyourinmaru was-was.

"Kau pantas dihukum."

"Eh?" Byakuya terkesiap, dan tidak terasa pegangannya mengendur. "Kau serius?" tanyanya dengan tatapan tak percaya.

Hitsugaya mengangguk. "Ini aib, dan harus segera diselesaikan sebelum terjadi fitnah yang tidak mengenakkan." Ustad mode : on! Maksudnya sebelum gossip panas menyebar luas ke seluruh penjuru Soul Society akibat ulah tangan-tangan penggosip Asosiasi Shinigami Wanita, gituuu!

Senbonzakura tampak menyeringai senang. 'Ahahaha… akhirnya-akhirnya, kalau begini aku bisa mendapatkan Shirayuki! Hukum Hyou! Hukum Hyou!' soraknya dalam hati. 'Mati aja sekalian!'

Wah-wah… jangan gitu dong, Sen! Jealous… ya jealous tapi masa' sampai temen sendiri digituin sih? Ck… ck… ck.

- M3! -

"Ke-kenapa jadi begini?" Haineko menggigit sapu tangan berwarna merah mudanya dengan air mata berderai. "Bukankah Hyou-kun akan dihukum? Tapi mengapa… hukuman mereka menikah, Sen? Aku gak terima! Huhuhu… Hyou-kun,- " tangisnya di pundak Senbonzakura.

Ya… ya… hukuman yang pantas untuk perbuatan yang tidak senonoh itu adalah pernikahan. Menyatukan ikatan di antara kedua makhluk berlainan jenis dengan ikatan yang sah di hadapan Tuhan lebih baik daripada harus berbuat tidak pantas. Oh… dosa! Sungguh dosa yang tak termaafkan!

"Cengeng," cetus Tobiume ketus.

"Apa kau bilang?!" teriak Haineko sambil menarik ujung rambut Tobiume. "Dasar bocah, tau apa kau tentang hal beginian, heh?"

"Huh… setahuku kau adalah orang paling menyebalkan dan paling bodoh di dunia ini," balas Tobiume tidak kalah sengit.

"Kau ini~! Mau babak belur ya?!" Haineko berusaha untuk mencakar dan mencabik-cabik wajah sok cuek Tobiume dengan kuku-kukunya, namun tubuhnya di tahan oleh Matsumoto.

"Jaga tingkah lakumu, Haineko!" kata Matsumoto sambil mencengkeram ekor kucingnya yang membuatnya berjengit dan lemas seketika. Tobiume seketika menjulurkan lidahnya penuh kemenangan.

- M3! -

Tidak ada yang istimewa dalam pernikahan itu, selain karangan bunga lili yang berada di genggaman Sode no Shirayuki yang kini tampak berseri-seri dengan Hyourinmaru yang berdiri gagah di sampingnya. Dekorasi pun tampak sangat familiar dengan kepribadian mereka. Istana salju dengan hiasan dan ornament-ornament dari es yang mereka buat sendiri dan tentu saja dengan bantuan tuan mereka, Rukia dan Hitsugaya.

Senbonzakura? Aish… atas paksaan Byakuya ia harus menurunkan hujan bunga sakura untuk memperindah suasana. Salju dan sakura memang romantis dan meneduhkan jiwa tapi tidak bagi Senbonzakura. Di balik topengnya, dan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia menangis. Patah hati… Oh teganya dirimu! Teganya… teganya… kau menikah dengan lelaki lain selain diriku! Huohoho ooo wooo~! Sakit bangeeeet!

Ingin sekali ia memberontak, ingin sekali ia memprotes tapi… ini adalah keputusan semua pihak. Bahkan Shirayuki dan Hyourinmaru menyetujuinya dengan senang hati, membuat semua orang terkaget namun juga senang.

Hatinya semakin miris, ketika puncak acara di mulai. Acara akad nikah dan penyematan cincin pernikahan di masing-masing mempelai sebagai pertanda ikatan sehidup-semati, dan tentu saja… pelemparan bunga yang diyakini bahwa orang yang berhasil menangkap bunga itu akan menjadi pasangan berikutnya yang akan menuju pelaminan. Gyaaaa~! Rasanya Sen pengen banget membawa lari Shirayuki, dan melakukan kawin paksa dengannya, nyehehehe! Maunya… tapi kalau ia melakukan itu, ewh resikonya berat.

Mungkin paling ringan dipecat dari posisi zanpakutou-nya Kuchiki Byakuya. Terang aja, mana mungkin taichou paling keren gitu mau merawat zanpakutou yang telah mencoreng nama baiknya. Hell No~! Mending cari yang lain aja, deh!

Dasar Byakuu gak setia! Hufttt…

'Tapi kalo begitu jadinya, Sen sebatang kara sendirian dongk? Kan hanya Byakuu yang paling ngerti perasaan aku!' batin Senbonzakura tertunduk sedih.

"Siap ya!?" seru Shirayuki memberi aba-aba dan kemudian berdiri membelakangi para hadirin yang terhormat yang diundang di acara pernikahan sederhana itu. "Satu… Dua… Tiga…!" Shirayuki melempar bunga itu ke udara, membumbung tinggi dan membuat semua mata terutama gadis-gadis shinigami tidak melepaskan tatapannya. Menggapai-gapaikan tangannya ke udara, berusaha menangkapnya.

"Eh… waaa~!"

"Milikku! Yaaa~!"

Berkali-kali rangkaian bunga itu terlempar dan berkali-kali pula berpindah tangan. Hingga akhirnya… Pluk! Karangan bunga itu jatuh di pangkuan sesosok… err seorang… uhuk… mungkin lebih tepat dibilang seekor kupu-kupu *?* bermata besar dan agak gendut dengan wajah yang euh… sedikit bodoh? Eum… mungkin bodoh banget kali yah?

"Miyuuuu~?" Kupu-kupu kuning itu memiringkan kepalanya saat mendapati bunga itu berada di kedua tangannya. Sedikit bingung juga.

"Waaah! Ternyata jatuh di tangan Ashisogi Jishou, zanpakutou milik Kapten Kurotsuchi Mayuri! Beruntungnya~!" puji Hinamori dengan mata berbinar-binar.

"Ugh~! Sebel aku gak dapet, kalo bisa dapet siapa tahu aku dan Gin bisa…," wajahnya semakin merah saat Gin tiba-tiba berada di sampingnya dan memeluk pinggangnya.

"Bisa apa?" tanyanya dengan seringai rubah yang menjadi ciri khasnya.

"U-ugh… Gin, jangan di sini ah! Memalukan, tau," bisik Matsumoto yang malu berat. "Um daripada itu…," pandangannya kembali ke arah Ashisogi Jisou yang kini dikerumuni teman-teman zanpakutounya dan beberapa shinigami. "… kira-kira siapa ya yang menjadi pasangannya?"

Kapten murah senyum itu -?- mengangkat kedua bahunya. "Mana kutahu."

- M3! -

"Jadi Jishou-kun, siapakah orang yang beruntung itu?" tanya Hinamori penasaran. "Bisa kau beritahu kami?"

"Miyuuuu?" Lagi-lagi ia hanya memiringkan kepalanya saja sambil meremas kertas putih yang membingkai karangan bunga lili putih di kedua telapak tangannya. Tiba-tiba wajahnya tampak bersemburat merah.

"Ayo… siapa?" desak Matsumoto yang telah meninggalkan Gin entah di mana, karena masalah ini lebih menarik terutama bagi perkembangan bakat menggosipnya itu. Eleuh! "Nah… kalau kau mau menjawabnya, aku akan membantumu mendapatkan wanita itu, fufufu, gimana?" tawar Matsumoto dengan tawanya yang super aneh.

"Hum-hum, kami akan membantumu," sahut Rukia disusul anggukan shinigami wanita yang lain. Aih bahkan Rukia sudah tidak peduli lagi dengan acara pernikahan zanpakutounya dan besannya –baca : Hitsugaya taichou- yang saat ini sedang sibuk dihujani kata selamat dari rekan-rekannya dan juga pertanyaan tentang kapan yah dia akan mendapatkan momongan alias cucu -?- dari pengantin baru itu.

"Aku belum kakek-kakek, dasar bodoh!" jerit Hitsugaya kesal sambil mengacung-acungkan zanpakutounya seperti orang kalap, yang disahut dengan kikikan rekan-rekan sesama shinigaminya. Yeah… yeah… darah tingginya kumat lagi deh.

Sepertinya para shinigami yang bergerombol di sekeliling Ashisogi Jishou belumlah menyerah. Aaah… antusias banget, sih, menggodanya? Sampai-sampai sang kupu-kupu pemalu itu semakin memerah saja, saat kepalanya menoleh ke sampingnya, pada sosok zanpakutou cilik nan lincah dan ceria. "Miyuuuu~" desahnya dengan wajah bak kepiting rebus.

"Apa kau liat-liat?" sahut sosok itu ketus.

"Heeee? Suzumebachi-chan?" kor para shinigami penasaran itu minus Soi-Fon taichou yang cuek bebek dan memilih untuk mengagumi sang idola, Yoruichi Sihouen, yang kini tengah berbincang dengan rekannya, Urahara Kisuke.

"Iya kenapa?" balas Suzumebachi singkat, padat, dan merasa sangat terganggu. "Eh?" Ia terkaget ketika Jishou menyodorkan bunga lili itu padanya dengan kepala tertunduk.

"Jadi bener, dia?" tanya Matsumoto menegaskan. Ashisogi Jishou mengangguk dan sedetik kemudian kabur entah kemana. Mungkin bersembunyi di bawah kolong meja laboratorium Kurotsuchi taichou. Ah… inikah cinta pertama? Malu-malu kucing. =.=a

Suzumebachi menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung melihat tingkah aneh Jishou saat ini. Memberinya bunga, wajah malu merah padam, dan kemudian kabur begitu saja. "Orang aneh," katanya sweatdrop.

"Wah… wah… wah… Suzu-chan, sejak kapan kau menjalin hubungan dengan Jishou, hm?" tanya Matsumoto penuh selidik dan sedikit menahan tawa dengan cara menutup mulutnya dengan salah satu tangannya.

"Hah? Maksudnya?" tanya Suzumebachi yang tidak mengerti.

Hinamori menghela nafas. "Sudah-sudah, dia kan masih kecil, jangan digoda terus, Rangiku-san!" pintanya mencoba meredam hasrat jahil Matsumoto yang tiba-tiba muncul. "Um… jadi begini, apakah kau tahu arti dari bunga itu, maksudku mengapa Jishou-kun memberikannya padamu?"

"Ahahaha… tentu saja karena Jishou mengetahui apa yang kusuka," jawabnya dengan tawa renyah sambil mencium harum bunga lili yang masih segar itu.

"Be-benarkah?" tanya Kiyone tak percaya. "Su-sudah sejauh itu, ya?" Ouh… bahkan Kiyone-pun merasa kalah telak dalam masalah cinta dengan zanpakutou gesit itu. Habisnya tiap hari kerjaannya cuma bertengkar saja dengan rekannya sesama di divisi 13 yang bahkan author pun lupa namanya. Gomen m^.^m. Mana sempet dia mengincar cowok untuk jadi kekasihnya?

"Memangnya apaan? Tentu saja dia tahu karena aku adalah lebah, dan satu hal yang paling disukai lebah adalah madu. Makanya dia memberikan bunga ini kepadaku karena dia tau aku suka banget dengan madunya," jawab Suzumebachi seraya menyedot madu bunga lili itu dengan sedotan minuman. "Euh… manis. Ini enak sekali," komennya senang dengan wajah berseri-seri.

"…"

"…"

"…"

Semuanya hanya bisa terdiam dan bersweatdrop ria mendengar penjelasan yang sangat super polos itu. 'Aaa… dia memang benar-benar masih anak kecil,' batin para shinigami yang bergerombol di sekeliling Suzumebachi.

Matsumoto memukul-mukul dahi dengan kepalan tangannya. 'Kurasa aku harus menjelaskan semua ini padanya, tidak peduli dia masih kecil atau tidak mengerti, tapi… aku gak bisa membayangkan bagaimana perasaan Ashisogi Jishou bila mengetahui hal yang sebenarnya seperti ini jadinya,' batinnya. Ia pun semakin kesal melihat Suzumebachi menikmati madu di bunga itu, tanpa mengetahui makna sebenarnya di baliknya. "Jadi Suzu-chan yang manis, aku akan mengatakan yang sebenarnya. Jadi dengarkan baik-baik. Kau tau arti dari bunga mempelai wanita, kan?"

"Ya… orang yang mendapatkan bunga itu akan menjadi pasangan yang menikah berikutnya, begitu kan?" sahutnya masih sambil menikmati madu bunga lili itu. "Lalu apa hubungannya dengan Jishou?"

Matsumoto menghela nafas. "Dia menyukaimu dan memintamu untuk menjadi pasangan hidupnya di kemudian hari, dengan kata lain dia melamarmu," katanya dengan cepat dan bernada frustasi sambil menusukkan jari telunjuknya di perut Suzumebachi.

"Uhuk~ apa?" Suzumebachi terkaget seraya menyemburkan jus madu alaminya, menyebabkan madu itu mengenai wajah cantik fukutaichou di depannya.

Matsumoto mengelap mukanya dan kemudian memutar bola matanya dengan sedikit malas. "Perlukah kukatakan sekali lagi? Dia menyukaimu dan ingin kau menjadi kekasihnya, jelas?" lanjutnya dengan penuh penekanan di kalimat kedua.

Suzumebachi tersedak, mencoba mencerna kata-kata Matsumoto. "Ugh… dia apa?" Matsumoto dan shinigami lain mengangguk-angguk mantap. "Tidak mungkin! Aku gak mau, pokoknya gak mauuuuuu!!! Selamanya, huwaaaaaa!" jeritnya histeris sambil terbang kesana-kemari saking syoknya mendengar pernyataan shinigami berambut pirang itu. 'Kenapa orang seperti dia?! Padahal aku ingin Sen yang melamarku! Huhuhu~!'

… dan bunga lili itu pun telah terlempar entah di mana.

- M3! -

"Miyuuuu~" Ashisogi Jishou tertunduk sedih di balik pohon besar sesaat setelah mendengar dan melihat sendiri penolakan mentah-mentah yang meluncur mulus dari mulut Suzumebachi. Sesaat setelah melarikan diri, ternyata ia pergi ke taman bunga seretei untuk memetik beberapa bunga berkelopak besar yang tentu saja harum dan bermadu banyak.

Huft… rencananya sih mau ia bagi bareng sama Suzu, sekuntum berdua, sambil menikmati taman bunga yang sedang bermekaran di salah satu sudut Seretei. Hehehe… kayak manusia yang sukanya irit alias sepiring berdua atau segelas berdua. Ekh… kayak kekurangan duit aja, gak modal banget sih kencan tapi apa-apa berdua. Gak puas dongk makan sama minumnya!

Tapi semuanya sudah pupus di tengah jalan. Semuanya tinggal kenangan, cintanya runtuh seiring dengan jatuhnya tangkai-tangkai bunga yang tadinya berada di genggaman kedua tangannya. Jemarinya luluh dan lemas, tak terasa air mata mengambang di pelupuk matanya. T.T

Mungkin cinta pada pandangan pertama itu, tidak selamanya indah. Terkadang memang harus pahit ketika cinta itu bertepuk sebelah tangan. Iya kan, Jishou-kun?

"Miyuuuu~" Ashisogi Jishou-pun akhirnya dengan pasrah dan berselimut aura hitam meninggalkan pesta pernikahan itu. Rasanya ia tidak ingin hidup lagi. Mungkin kalau ada pohon ceplukan di Seretei, ia akan gantung diri di pohon itu.

'Lebih baik mati dari pada menanggung malu!'

Oh… oh… Jishou-kun, jangan berpikiran pendek seperti itu! Sabar dikit yah, mungkin Suzu-chan cuma kaget saja kamu lamar tiba-tiba. Hahaha tunggulah sebentar, kalau masih saja ditolak, boleh dong saya sebagai author memberikan tali rafia untuk gantung diri? Gimana?

"Miyuuuu~"

.

~ sungguh sebuah resepsi pernikahan yang penuh dengan derai air mata ~

T.T

Tamat GaJe -?-

.

Author Note~!

Hiks… sroth kesampean juga bikin fic JishouSuzu, ya ampun dari dulu, tapi gak pernah ada niat buat ngetiknya... begitu niat dipuasin semaleman gak tidur buat nyelesaiin ini fic. Err… kenapa di fic saya yang selalu mengalah Senbozakura ya? =.=a

-dan… JishouSuzu, wekekek ini crack pairing pertama dan teraneh di Bleach Indonesia. Ahahaha… Jishou, maapin saya okey, sejujurnya saya gak ngerti sebenarnya Jishou ngomong apa selain kata "miyuuu~" yang seperti saya dengar di animenya, jadi malah kayak autis gitu *dicabik Jishou plus disembur racun* author tewas di tempat*

Fic aneh, diawali dengan pairing HyouShira dan diakhiri dengan kisah cinta kandas milik Jishou… ahahaha, jadi pairingnya siapa ini, kalo ditulis di summary halaman web? Mana author note- di tengah cerita beneran banyak banget! Heks! Ganggu gak sih?

Bingung ah, mending direpiu saja yah… hahahaha~! Saya gak tidur semaleman loh buat ngetik nih fic *gak ada yang nanya!!!*