Sore itu, gedung olahraga Teiko menjadi saksi kebisuan seorang Aomine Daiki atas pertanyaan gaje nan absurd dari sang self-proclaimed rival. Aomine bahkan bingung, yang mana yang harus didahulukan. Konsultasi ke dukun terdekat atau minum baygon sekalian.

Bingung?

Yha Aomine juga bingung, jadi baiknya kita langsung masuk ke cerita.

Asakura presents

.

.

Questions © Blackeyes Asakura

Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi

.

.

Srak!

Sekali lagi, Aomine Daiki lepas dari penjagaan Kise Ryouta dan mendaratkan dunk dengan sukses. Pemuda berkulit redup itu mengelap peluh dengan lengan kaosnya. Sok keren, padahal kaosnya bau bunga tujuh rupa dari dunia antah berantah. Mau muntah, sih, tapi ya jaim dong. Masak sudah keren-keren jadi top scorer tim basket elit muntah gara-gara nyium bau kaos sendiri.

Pemuda pirang di depannya mengerucutkan bibirnya. Kesal. "Aomine-cchi curang ah!" keluhnya, ia berjalan menuju bench terdekat dan mengambil botol minumnya. Meneguk isinya dengan cepat.

Aomine hanya mengangkat alisnya. Curang kenapa? Memang salahnya kalau dia jago main basket? Memang salahnya kalau Kise copo?

Mas geernya dikontrol sedikit tolong ya.

"Curang bagaimana? Aku mematuhi semua peraturan bermain basket, kok," jawabnya santai. Ia mengikuti jejak Kise ke bench dan mengambil botol minumnya sendiri.

"Lain kali kalau latihan kaosnya diganti. Aku yakin itu kaos dari sebulan yang lalu kau pakai terus. Bukan masalah aku copo, aku gak kuat deket-deket Aomine-cchi. Bau," keluh pemuda pirang itu panjang lebar. Ia bahkan menggeser posisi duduknya agak menjauhi Aomine.

Aomine hanya tertawa garing dan menggaruk belakang kepalanya.

"Oh ya, Aomine-cchi…"

"Apa?"

Kise berdiri, meregangkan tubuhnya. Ia melirik Aomine dari balik punggungnya.

"Apa Aomine-cchi punya pacar?"

"BUHUK!"

Aomine keselek. Ia terbatuk-batuk dramatis mendengar pertanyaan tadi. Maksudnya Kise apaan coba? Sarkas atau beneran nanya?

Atau jangan-jangan Kise naksir dia? Oh, jangan sampai, homo itu dosa.

"Aku sering dikelilingi gadis-gadis tapi aku tidak tahu bagaimana rasanya punya pacar. Rasanya gimana, sih, Aomine-cchi?" tanya pemuda pirang itu, nggak peka dengan kokoro Aomine yang serasa tertohok tombaknya Valkyria mendengar pernyataannya tadi.

Yha gue tau lo model, Kis, nggak usah pamer juga.

Dan apa-apaan coba pertanyaannya? Rasanya gimana? Rasa apaan? Makan mie rasa kare ayam? Sumpah, deh, ini pertanyaan paling absurd kedua yang Aomine dengar setelah pertanyaan "Om kok kulit om buluk, sih?" yang ia dapatkan seminggu lalu dari anak SD saat ia naik angkot menuju apartemennya.

"Jawab, dong, Aomine-cchi kok malah diam?"

Aomine memasang wajah wth sambil memandangi Kise. Lha dirimu nanya rasanya pacaran ke orang yang bahkan cuma kenal dua cewek seumur hidup, gimana mau ngarep jawaban? Kalo Aomine ditanya rute commuter line dari Kemayoran sampe Pondok Ranji ya ia bisa jawab, lha ini?

"Gini, deh, ya. Kau mau aku jawab jujur atau aku jawab yang membuatmu senang?" tanya Aomine balik. Akhirnya membuka mulut setelah sekian menit memasang wajah watdehel tanpa mengatakan apa-apa.

"Yang jujur lah!" jawab Kise spontan. Ia menyilangkan tangannya ke depan dada. Kesal. Ya sudah jelas kalo orang nanya maunya dijawab jujur. Emangnya sesakit itu pertanyaannya sampe Aomine ngasih opsi barusan?

"Jadi begini, pertama, aku tidak punya pacar. Kedua, spesies perempuan yang kukenal hanya ibuku dan Satsuki. Ketiga, kalau butuh referensi masalah pacar-pacaran mending kau langganan Nakayoshi saja," tandas Aomine dalam satu tarikan nafas.

Kise mengerucutkan bibirnya. Sebal. "Uh, Aomine-cchi gimana, sih, orang serius nanya juga," protesnya.

"Lha aku juga serius jawab," jawab Aomine sekenanya.

"Ya sudah, gimana kalau aku dan Aomine-cchi pacaran?"

"…"

Aomine Daiki menghilang dengan kecepatan cahaya.

Fin.

YHA INI GAJE HAHAHA MAAFKAN SAYA /BANTINGDIRI

Saya cuma frustasi nggak bangkit-bangkit dari webe, sampe kemaren nggak bisa ngerayain AoKise Day. Ditambah kezel sama musuh di Battle Cats yang gak tau diri, lahirlah drabble nggak jelas ini.

Yha mohon bersabar atas kealayan saya, ya /sujud

Ya sudah, review/concrit/flame, please?