Akhirnya buat juga lanjutannya ini sequel AKU PERCAYA PADAMU. Lagi bener2 kesemsem sama pairing ini, hehehehe...
Oh iya, makasih banget ya yang udah ripiew kemarin . Gak nyangka ada yang baca juga, huhuhuhuhu... jd terharu. Maav agak lebay dikit, hehehehe...
Dan berharap ripiew lagi ya, kasih saran buat author yang aneh ini!^^
Met baca dan mudah2an gak ancur2 banget ya!
..
.
BISAKAH AKU PERCAYA PADAMU
Pairing: NaruSasu / SasuNaru? Pokoknya Naruto sama Sasuke deh..
Slight SasuNeji
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Rate: T mungkin nanti M
Warning: Gaje, Abal, OOC, miss typo, boys love etc
Gak suka?
Gak usah baca
…
..
.
Naruto's POV
Ternyata semua tidak semudah yang aku bayangkan. Berdiri tegak, tersenyum juga tertawa di tengah hati yang terluka sangatlah sulit. Aku ingin tegar, aku hanya ingin terlihat kalau aku bisa. Aku bisa tanpanya, seperti dia bisa tanpaku. Senyumanku, tawaku tak terlihat aneh di mata mereka, seolah topeng yang aku pakai teramat sempurna. Tapi semua sirna ketika aku melihatnya, melihat sosoknya dan sosok yang sekarang berada di sampingnya, menggantikan aku.
Melihat mereka bersama, duduk berdua, dan terlihat asyik ngobrol sungguh berhasil membuat topengku hampir terlepas. Bahkan sekarang aku menyesal, kenapa aku begitu bodoh hingga memutuskan untuk hadir di acara reuni ini. Menyangka kalau aku bisa, tapi ternyata aku tidak bisa. Aku tidak bisa dan entah kapan aku bisa menerima semua kenyataan ini.
Semua tumpang tindih di pikiranku saat ini, tak lagi kupedulikan suasana yang ramai di sekelilingku. Hanya ucapan demi ucapan dari mulut Itachi yang terus ada di pikiranku saat ini.
"Semua terjadi begitu saja Naruto, mungkin kesamaan nasib yang membuat mereka dekat dan saling bergantung"
Bisakah aku menerima alasan itu? Hanya karena mereka sama-sama kehilangan sosok ayah tercinta. Apakah aku harus kehilangan tou-san untuk bersamanya? Kembali mendapatkan cintanya? Aku mungkin takkan pernah bisa menukarnya dengan tou-san betapapun aku mencintainya.
"Berarti cintanya untukku tidaklah setulus yang aku bayangkan Itachi-nii"
Ya, kini aku hanya bisa memutuskan satu kesimpulan atas semua kejadian antara aku dan dia. Mungkin selama ini, dia tidak pernah tulus mencintaiku, atau memang dia sama sekali tidak pernah mencintaiku sedikitpun.
Kini lihat mereka, duduk berdua seakan dunia ini hanya milik mereka. Dan aku hanyalah orang bodoh yang memikirkan seseorang yang tidak pernah memikirkanku. Menangis untuknya? Sungguh sangat percuma.
"Memikirkan sesuatu Naruto?" Sebuah suara berhasil menarikku kembali ke alam nyata. Kulirik kearah suara, terlihat Sai yang kini duduk di sampingku.
"Hn." Entah kenapa jawaban itu yang terlontar dari mulutku. Sebuah kata kramat yang menjadi andalan dia setiap ada yang bertanya padanya.
"Ada apa?" Tanpa menjawab pertanyaan Sai, aku bangkit dari tempat duduk dan memutuskan untuk keluar dari tempat memuakkan ini. "Hei Naruto tunggu!" Tanpa aku lihat ke belakang, aku tahu dengan pasti kalau Sai mengikutiku. Tanpa menghiraukannya aku terus berjalan keluar dari tempat karaoke yang merupakan tempat reuni. Memutuskan terus berjalan kearah taman yang tidak begitu jauh dari tempat karaoke tadi.
"Sebenarnya kamu kenapa Naruto?" Pertanyaan tanpa basa basi terlontar dari mulut Sai, setelah dia duduk di bangku taman di sampingku. "Gak mau cerita?" Kulirik Sai, dan hanya sekejap karena aku kembali menatap langit malam. Betapa aku suka dengan langit malam, tapi itu dulu. Dulu bukan sekarang. Menatap langit malam membuatku merasakan kepedihan bukan kebahagiaan seperti dulu lagi.
Akhirnya Sai menyerah dan memilih untuk diam. Aku pun menikmati malam ini bersama Sai tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutku atau mulutnya. Hanya memandangi langit malam yang pekat tanpa bintang atau bulan di sana. Sendiri hanya sendiri.
'Aku percaya padamu saat kamu bilang mencintaiku dulu. Dan sekarang aku percaya padamu, percaya bahwa di hatimu kini tidak ada lagi namaku. Dan aku pun akan menghapus namamu dari hatiku. Aku percaya, aku bisa. Bila kamu bisa, aku pun pasti bisa kan Teme?'
Kutatap kembali langit malam, seakan mengucap janji padanya.
'Aku akan menjadi Naruto yang baru, Naruto yang tidak ada nama Sasuke di dalamnya'
Dan seorang Namikaze Naruto tidak pernah ingkar dengan janji. Tidak pernah!
..
.
3 Bulan kemudian.
"Apa kamu yakin akan kembali ke Konoha?"
"Aku yakin dan aku harus kembali. Kondisi tou-san semakin melemah, dan aku harus membantunya!"
"Tapi bagaimana dengan kuliahmu?"
"Keluargaku lebih berharga dari gelar dokter"
Disinilah aku, setelah 3 bulan berlalu aku kembali ke Konoha. 3 bulan setelah acara reuni itu, aku mendapat kabar tou-san sakit. Aku memutuskan untuk pulang dan membantu usaha keluargaku disini meninggalkan kuliahku. Aku ingin membantu tou-san, hanya itu.
Tiba-tiba mataku menangkap satu sosok yang tidak pernah bisa aku lupakan. Sosok berkulit putih dengan rambut hitam serta model rambut yang tak pernah berubah. Uchiha Sasuke, itu benar dia. Kenapa aku harus melihatnya disini? Di tempat ramai yang aku kira takkan pernah ada dirinya, mengingat dia membenci keramaian. Tapi kenapa sekarang dia ada disini? Di mall dan sendirian.
Secepat kilat aku berbelok sebelum dia melihatku. Berdiri di balik dinding, bersembunyi dan melihatnya dari jauh sambil berharap dia tidak melihatku. 'hei, bukan aku yang salah! Dan kenapa juga aku harus sembunyi? Bukankah aku bukan aku yang dulu?'
Entah kekuatan dari mana, kakiku melangkah keluar dari tempat persembunyian. Bahkan kini aku melangkah mendekati dirinya, berjalan menuju dirinya. Kini aku berdiri di hadapannya, hanya terpaut beberapa langkah dari tubuhnya. Kutatap matanya yang menatapku dengan heran, meski raut wajahnya tak pernah menunjukan perubahan sedikit pun.
"Hai tak kusangka akan bertemu denganmu disini Uchiha" Ya, aku memanggilnya Uchiha bukan Sasuke apalagi Teme. Ku lihat ada sedikit perubahan dari raut wajahnya tapi sama sekali tidak aku pedulikan.
"Hn." Cih ternyata dia masih sama, masih irit kata.
"Oke, kalau begitu aku permisi." Tanpa menunggu lebih lama segera aku langkahkan kakiku melawatinya. Tak sedikitpun mempedulikan raut wajahnya yang terlihat berubah. Tidak pula aku menoleh untuk melihatnya, hanya focus ke depan. Dia bukan siapa-siapa dalam hidupku, dan aku tidak boleh terusik olehnya. Hanya itu yang terpatri dalam otakku. Pertemuan kali ini mudah-mudahan yang pertama dan terakhir. Meski aku sudah bertekad tidak akan mempedulikan kehadirannya, tapi aku benar-benar berharap tidak akan pernah melihatnya lagi. Semoga.
..
.
Keesokan harinya.
Ternyata permohonanku tidak dikabulkanNya. Terbukti kini dia ada dihadapanku, bahkan untuk waktu yang tidak sebentar aku akan terus berhadapan dengannya.
"Naruto, mulai saat ini kamu akan bekerja sama dengan Uchiha Sasuke! Tou-san harap kamu bisa memberikan yang terbaik nak!"
Ah, andai bukan karena tou-san sama sekali aku takkan mau bekerja sama dengan seorang pengkhianat seperti dia.
Tapi kini disinilah aku, di perusahan baru yang merupakan gabungan dari 2 perusahaan yang termasuk perusahaan besar di Jepang. Namikaze group dan Uchiha group. Entah siapa yang mengusulkan, tapi 2 perusahaan besar itu memutuskan untuk bekerja sama membangun sebuah perusahaan baru. Dengan Uchiha Sasuke sebagai Direktur dan Namikaze Naruto sebagai Wakil Direktur.
Kutatap ruanganku yang tertata rapi, dan kurasakan kursi empuk yang kududuki sekarang. Andai ruangan di depan bukan ruangan Direktur Uchiha Sasuke, mungkin aku bisa merasakan kenyamanan berada di ruangan ini.
Aku hanya bisa berharap, kali ini Tuhan berbaik hati padaku.
Semoga.
..
.
Chap 1 end
..
.
Gimana? Gaje? Aneh? Abal?
Ripiew ya, ditunggu loh...
Thanks..
