Konnichiwa! Ini aku, author baru! Makasih sudah mau membaca fic pertamaku yang sangat amatiran ini! Moga-moga kalian menyukainya.
.
.
disclaimer: Voca punya Yamaha dan Crypton future media, so, Voca is not mine.
.
.
Siang itu di SMA Higashi...
Neru POV.
Haah.. Haaah... Dari tadi aku ngos-ngosan gara-gara 'mereka'.Wehehehe,mereka mau ngejar aku sampai kemana? Aku ada diatas pohon dan mereka dibawah kebingungan mencariku. Yah sudahlah, aku buka aja dulu akun twitterku. Uh.. Aku tulis beberapa hal aja deh.
Neruichi
munyaknya ay dikejar-kejar monster penggila Negi dan roti perancis itu. Setidaknya aku ada diatas pohon.
Ya' aku sudah memencet tombol untuk dikirim ke twitterku.
ding ding!
Owala, kupikir hpku yang bunyi sekalinya handphone si twin tails itu. Heh, apa dia nggak marah pesan dari (mungkin) temannya dilihat sama si pinkyhair itu? Kalau aku sih pasti akan kujatuhkan dia dengan mendorong mukanya sekuat tenaga.
"Teto,kamu tahu ini siapa kan?" ucapnya ke pirang sahabatnya itu.
"iya, hehehehe" sial, mereka ada dibah pohon yang kutempati. Padahal, sepuluh menit lagi bel tanda waktu istirahat berakhir sudah mau dibunyikan. Lho? Kemana mereka?
"BAAA!"
"GYAAAAAAA!" mereka langsung muncul tiba-tiba trepat di belakangku.
"hah! Huwaa!" gawat! Gara-gara kaget, aku kehilangan keseimbangan dan... You know, aku akan JATUH! Gawat, mana aku ada dipuncaknya lagi. Pohon ini setinggi pohon beringin! Dan tingginya 5 meter dan aku ada dipuncaknya!
BRUK!
Wahahaha! Aku bebas! Aku sudah mati! Aku tidak bisa ketemu si... emmm... Kalau nggak salah namanya Mi,Miku dan Te,Teto. Iya! Nama mereka berdua Miku dan Teto! Selamat tinggal.. Wahahaha! Oya! Aku lupa bilang salam perpisahan ke Nero-nii, okaa-san, dan otou-san. Maafkan aku dan selamat tinggal...
"ng? Aku masih hidup?" HAH!? Apa yang terjadi?! Oya, aku ingat. Aku jatuh dari pohon ketinggian lima meter menjulang keatas. Bisa bayangkan itu? Lima meter itu setinggi dari lantai sampai ujung atap rumah bertingkat dua yang cukup tinggi. Harusnya kan aku sudah mati. Kenapa masih hidup? Ng? Apa ini di kakiku ada seseorang. Siapa dia? Aku tak mengenalnya. Oya! Aku ingat sepenuhnya! Sebelum aku pingsan Miku dan Teto langsung ikut turun dan memelukku agar aku tak mati berkat mereka. Hiks, baiklah mereka akan resmi menjadi sahabatku. Biarpun aku masih marah sama mereka. Mereka akan kumaafkan bila sudah minta maaf sambil nangis. Eng.. Jangan sahabat deh. Aku jadikan teman akrab aja. Mereka tuh baka banget! Harusnya biarkan aku aja! Harusnya membiarkan aku jatuh supaya mereka tak dapat menggangguku lagi! Uh... Kepalaku masih pusing. Yah, kalau nggak Nero-nii, pasti aku nggak akan meninggalkan kota yang penuh sesak dengan kenangan almarhumah sahabatku, Rin. Yah, kalau mau tahu kenapa ia bisa mati,baca aja flash backnya:
Flash back...
Normal POV
"Ne-chan! Tungguin dong!" teriak Rin dengan suara yang nggak terlalu kecil nggak terlalu besar. Mereka hari ini berjanji akan belanja baju.
"iya, cepetan dong!" Ucap Neru membalikkan badannya kearah Rin.
di tengah perjalanan, Rin melihat Neru terus mengarahkan matanya ke toko-toko kue dan cokelat yang punya papan iklan tentang valenntine. Memang, saat itu mereka pergi ke toko bajunya saat Valentine day tiba.
"ada apa Neru-chan?"
"engg... Rin, kamu mau coba nggak bikin cokelat valentine? Aku sih pingin ke Nero-nii"
"boleh, aku nanti mau kasih ke Rinto,sahabat cowokku. Aku ingin berikan cokelat persahabatan untuknya"
Akhirnya, mereka nggak jadi beli baju pada sore itu. Mereka sibuk membuat cokelat Valentine untuk mereka berikan ke orang yang ingin mereka beri. Rin dan Neru memutuskan membeli baju baru untuk mereka sendiri nanti malam.
malamnya, tepat pada saat mereka pulang..
20.41 p.m.
Mereka yang sedang berjalan di gang yang cukup sempit (jalan pintas) harus berhadapan dengan seorang perampok yang berupa om-om.
"Woi anak kecil! Berikan semua barang berharga kalian!"
Secara spontan Neru langsung marah dibilang anak kecil. Maklumlah, biarpun pendeknya kayak anak kelas lima, tapi mereka sudah kelas 2 SMP. Neru langsung menunjuk ke arah perampok tadi dan langsung mencurahkan amarahnya.
"Kamu tuh kalau mau jadi perampok pasang retina mata bener-bener dong! Kami ini kelas DUA SMP!? DASAR PERAMPOK AMATIRAN LEBIH AMATIR DARI PADA AUTHOR AMATIR INI!"#BAK BUK
"HAHAHAHA! JANGAN MEMBUATKU TERTAWA DONG! KAMU TUH MASIH SD BERANINYA BILANG GITU KE ORANG YANG LEBIH TUA!"Dibilang seperti itu membuat Neru naik pitam. Maka menyala lah kobaran api dari mereka berdua. Karena tak mau jadi abu, Rin pergi mengungsi dibalik semak-semak yang tiba-tiba (?) ada disitu. Mereka terus saling menghina satu sama lain. Huahmm.. Author aja sampai mau tidur. zzzzz...
Momo (OC): wah,authornya ketiduran. Ya sudah aku aja yang gantiin baca ceritanya...
"KAMU ANAK KURANG AJAR! AYO LAWAN AKU!"
"KAYAK KAMU WAKTU KECIL NGGAK KURANG AJAR AJA! AYO, DASAR PENGECUT! BUTA!" Baiklah para pemirsa (si Momo ngikutin host acara tinju atau lebih tepatnya acara berkelahi kayak di tipi-tipi), mereka sudah mempersiapkan kuda-kuda.
"hiiyaaat!" wow! Si perampok mulai menyebutkan kaliamat tanda mau menyerangnya. Nggak mau kalah, Neru mengucapkan ...
"meyong" #GUBRAK!
Akhirnya, Neru terkejut melihat temannya terlungkup tanda mau pingsan, mau ditikam dibagian jantung oleh perampoknya. Rin langsung nekat melompat dan membiarkan dirinya tertusuk. Neru tersadar dan langsung menelpon polisi. melihat ada darah mengalir diatas tubuhnya, ia langsung melongo ke atas. Ia terkejut nggak ketulung saat bagian jantung temannya tertembus pisau. Waktu seakan terhenti. Dengan penuh amarah, Neru langsung menghabisi perampok tadi hingga pingsan. sesaat sebelum meninggal, Rin berpesan sesuatu diatas pangkuan Neru.
"kumohon, jangan menangis secara berlebihan... ya Neru... kumohon, jangan bersedih berlarut-larut bila aku meninggal.. uhuk!" darah segar mengucur deras di lukanya dan mulutnya Rin. Neru menangis. Jangan kira ya dia nggak menangis ya. Dulu Neru adalah amak paling cengeng di kota Tokyo. Dan Rin adalah anak paling tegar di kota Tokyo.
"ta,hiks.. tapi.. kamu tahu kan Rin.. huhuhuhu... aku anak nya seperti ini.."
"kumohon..." tangan hangat Rin yang menggenggam tangan Neru seketika menjadi dingin dan terjatuh. Neru bergetar lalu berteriak
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
ending of flash back
Neru POV
Btw, dia siapa? Dia cowok kan? Kalau nggak salah namanya Ka.. BaKaito? Dia terkenal bakanya seantero sekolah. Yah, aku tahu itu. Biarpun aku baru masuk sekolah beberapa minggu yanglalu, aku tahu dari situs belakang sekolah Higashi. Tapi, biarpun baka, dia nggak pernah menyontek saat ulangan biarpun dia nggak belajar. Hmmm.. Anak menarik. Tapi BAKA! HAHAHAHA!
"ng.. Hah! Neru! Kamu sudah sadar!?" eh, dia bangun.
"iya kok dari tadi" jawabku dingin. Tunggu dulu, dari mana dia tahu namaku?
"kamu tahu namaku Neru dari siapa?"
" aku tahu dari Miku dan Teto. Saat itu aku sedang baru mau tiduran di bawah pohon pinus mini tempatmu jatuh, baru tiba-tiba kamu langsung jatuh bersama Miku dan Teto tepat di atasku hingga membuatku sakit perut kram yang luar bisa jadi aku setelah menggendongmu, aku langsung mengambil kursi untuk menunggumu bangun, Miku dan Rin menitipkan surat ini lalu,..."
"yak STOP! Kamu nyerocos gitu mana ku mengerti! Iuh, mana liurmu muncrat lagi! Kamu kayak anak kecil tahu!?"
Dasar menyebalkan! Menyebalkan! Menyebalkaaaaaaan!
"maaf" waduh! Dia memakai sanjata yang tak dapat kutangkis, puppy eyes.
"ya, ya. Btw, itu surat apa sih."
"kan tadi aku sudah kasih tahu. Kalau surat ini..." aku langsung menyumpal mulutnya dengan tisu.
"pueh!pueh!" ia langsung membersihkan mulutnya dengan saputang gambar es krim. Ish, sudah besar kok malah sapu tangannya kayak anak TK sih?
kubaca suratnya:
dari Miku dan Teto
pertama, aku (Miku) duluan ya?
Neru-chan, maaf ya. Kami sudah membuatmu jatuh dari pohon. karena melindungimu agar tak mati, kami, aku dan Teto mengorbankan satu jari kami. Yah, bukan berarti kami memotong tangan kami. Yang kami maksudkan adalah kami membiarkan dua jari tangan kami patah
Brak!
Oh, Miku dan Teto. Aku langsung memalingkan muka. Yah sebelumnya aku mengambil surat dari bakaito sih. Kulirik sedikit Miku dan Teto langsung berlari kearah ku dengan mata bercucuran air mata. Hii.. Aku langsung merinding. Mere.. Mereka MEMELUKKU! OH MY GOD! MEREKA MEMELUKKU! Hatiku yang awalnya beku perlahan-lahan meleleh.
Aku menangis. Ya tuhan, aku menangis! Ini tangis ku yang lama tak kurasakan setelah tiga belas tahun lamanya. Kubalas pelukan mereka dengan tangan yang bergetar mau ikut memeluk..
Setelah sahabatku, Rin, meninggal dibunuh orang, hatiku menjadi sekeras besi. Dan sekarang, besi dihatiku meleleh terkena api persahabatan yang mulai menyala bak obor olimpiade yang baru dinyalakan pelarinya. Aku membalas pelukan mereka. Oh Rin, aku ingin kamu ada disampingku dan iku peluk-pelukan diantara kamai. Tapi kau tak ada. Kaito menangis juga. Dasar anak kecil. Mereka berkali-kali minta maaf. Takut kalau-kalau aku mati. Apakah aku akan memaafkan mereka?
TBC
