Waaah hai para Author GC Indonesia...

saya Iqbal, penulis pertama Fic GC Indonesia, hehehe lama ya saya gak nongol disini karena HIATUS,

Ohiya cerita yg lama gak saya lanjutin karena males. buat cerita baru aja ya?

Ok langsung je,

O satu lagi! Kalau bertemu tulisan Italic berarti dalam hati ya! ok

Disclaimer: KoG Studios, Megaxus, MarbleNet, , dll

Rate: T

Genre: Adventure

Warning: OOC,Typo,GaJe

UltimateIqbalGuana Presents

Tanpa sebuah peringatan, sebuah pulau tiba-tiba muncul diatas langit. Di Pulau itu terdapat sebuah istana besar! yang dijaga oleh 4 dewa Iblis. Mereka mengendalikan 4 kekuatan jahat, Teror, Kehancuran, Kematian, dan Kegelapan. Para penduduk yang tinggal disekitar Pulau Langit itu merasa takut, mereka memanggil 4 Iblis itu, "Ascendant's Devil". Kebangkitan Iblis dimulai.

Seluruh Negara mengirim pasukan terhebat mereka untuk melawan 4 Iblis itu. Tapi 4 Iblis itu terlalu kuat. Seluruh Negara tidak tinggal diam, mereka mengirim 4 pasukan terhebat yang dipilih dari semua penjuru dunia yaitu: Kai,Elena,Rena, dan Guy. Dan sekarang, perang akhir dimulai...

Fortess of Doom

"Ahh kita sudah sampai, disini gelap, Elena, tolong gunakan sihir untuk menerangi istana ini," kata sang pemimpin.

"Baiklah,"

Trinng! Tiba-tiba Istana menjadi sedikit lebih terang.

"Inikah Istana Tempat tinggal 4 Iblis itu?" tanya pria berambut merah yang bernama Kai.

"Argh, sial, tempat ini dingin, sampai masuk ke dalam tulang rusukku," kata wanita berambut silver, Elena.

"Selamat datang Kai!" terdengar suara teriakan.

"Thanatos? Apakah itu kau? tunjukkan dirimu kalau kau berani!" seru Kai.

"HAHAHA! Harusnya kau yang mencariku bodoh! Baiklah akan kutunggu kau!" Teriak Thanatos.

"AWAS! Kai! Thunder!" seru Elena sambil mengeluarkan jurus Petir ke arah Ifrit dan Mega Frog.

"Argh monster disini banyak sekali, hyaaah!" sang prajurit berambut blonde, Guy, menyerang monster Mad Wolf dan Stone Golem.

"Argh sial panahku tidak mempan! baiklah, Flood!" sang elf, Rena mengeluarkan jurus air ke Rock Golem.

"Argh monster disini sulit untuk dikalahkan, ayo pergi dari sini!" seru sang pemimpin Kai.

Setelah berlari cukup jauh...

"Kau boleh lewat jembatan itu," terdengar suara seperti bisikan, tetapi lain dengan suara Thanatos.

"Kai, ini mungkin jebakan!" seru Elena.

"Ah sudahlah, dia menyuruh kita lewat, ayo maju!" teriak Kai.

"Tapi..." perkataan Elena dipotong oleh Kai, "Sudahlah, Thanatos hanya ingin menguji kita, apakah kita berani atau tidak, sudah jangan takut, kita harus melawannya!" seru Kai.

"Kai kau benar, baiklah Nona Penyihir, sebaiknya kita cepat melewati jembatan itu, daripada kita diserang monster seperti tadi," kata Guy dan melewati jembatan itu duluan.

"Hey Guy, tunggu aku!" teriak Elf cantik, Rena, sambil mengikuti melewati jembatan itu.

"Ayolah Elena, kita adalah kepercayaan penduduk di seluruh penjuru Negara!" seru Kai.

"Aku tau..." Elena menundukan kepalanya.

"Tenang saja, selama Vajraa ini masih memiliki kekuatan, kita pasti bisa menang!" seru Kai.

"Yah, kau betul, Vajraa telah memberi kita kekuatan sehingga kita bisa sampai ke Istana ini, baiklah aku ikut denganmu Kai," kata Elena.

"Ya, itulah yang aku maksud!" seru Kai.

Mereka pun melewati jembatan itu, tampak sebuah portal di ujung jembatan.

"Hey! lihat itu ada portal!" seru Guy.

"Yak au benar, apakah kita akan masuk ke portal itu?" tanya Rena.

"Iya," jawab Kai.

"Baiklah ayo teman-teman berpegangan yang erat dan... WHOOOA!" mereka berteriak secara bersamman, diiring lenyap dalam portal itu.

"Hah! dimana kita?" tanya Kai.

"Akhirnya... kita bertemu juga, Kai!" Seru Thanatos.

"Kau... dengan Vajraa ini aku akan mengalahkanmu! Haaa-aap" Kai tampak marah.

"Tahan dulu! kau harus melawanku dulu sebelum melawan Raja ku," kata Samsara.

"Hati-hati!" seru Kai.

"Baiklah ini dia!" seru Guy.

"Hyat! Falling Sky!" Kai menyerang dengan Vajraa nya.

"Terima ini!" Guy menyerang dengan kapaknya.

"Thunder!" Elena menggunakan sihirnya.

"Flood!" Rena juga menggunakan sihirnya.

"Hyyahh! kalian memang kecil tapi cukup kuat, rasakan pembalasanku!" Samsara menyerang mereka tetapi meleset karena ukuran yang jauh berbeda.

"Terima ini! Hyyaaap! White Monkey Technique!" Kai mengeluarkan jurus seperti vacuum cleaner dapat menghisap benda disekitar ke dalam pusaran yang dibuatnya.

"Kyaaaaa," Samsara pun kalah.

"Apa? Samsara! Ugh, Zig hentikan mereka!" seru Thanatos.

"Jadi kalian si 4 pendekar yang hebat itu ya? terima ini!" seru Zig sambil mengeluarkan sihir api.

"Awwww! Sakit!" tiba-tiba Elena berteriak.

"ELENA!" Teriak Kai.

"Kai aku tidak apa-apa, hanya terkena sedikit semburan api tadi," kata Elena.

"Egh kau, beraninya melukai temanku, HYAH! Striking Snake Onslaught!" Kai mengeluarkan jurusnya tetapi meleset.

"Hahahaha kau menyerang apa hah? Wuahahahaha!" tawa Zig.

"Baiklah, Broken of Heaven," Kai melesat cepat ke depan dan melewati Zig.

"Kau meneyerang apa ha? dasar Bo...ARRRRGGHHHH!" teriak Zig, dia terkena serangan bertubi-tubi dari lantai bekas Kai lewat.

"Sepertinya kau tidak tau jurusku yang ini ya?" tanya Kai.

"Beraninya kau! Hyah!" Zig menyemburkan api dari mulutnya, tetapi sudah dihentikan dulu oleh Guy.

"Hehehehe, kau mau apa hah? menyemburkan api?" tanya Guy yang telah menutup mulut Zig dan menebas perut Zig dengan kapaknya.

"Zig! ugh baiklah, Evilis, sekarang giliranmu," kata Thanatos memberi perintah kepada bawahannya Evilis.

"Baiklah," Evilis pun menyerang 4 ksatria itu.

"Argh sial dia kuat!" seru Kai.

"Kapak ku tidak bisa menembusnya, apa yang harus kita lakukan?" tanya Guy.

"Thunder!" tiba-tiba saja Evilis merasa kesakitan.

"Elena?" tanya 3 prajurit (minus Elena).

"Hah...hah... sepertinya dia takut Petir, Thunder! Thunder! Thunder!" Elena mengeluarkan 3 jurus petirnya dan membuat Evilis kesakitan dan mati.

"Baiklah sekarang giliranmu! Thanatos!" seru Kai.

"Baiklah, sekarang terimalah kemarahanku!" Thanatos pun berubah menjadi besar.

"Walaupun kau besar aku tidak takut! teman-teman, mari satukan kekuatan!" teriak Kai.

"Hyaaah! Inilah kekuatan dari persahabatan!" teriak mereka.

"A-Apa? kekuatan macam apa itu?" tanya Thanatos.

"Inilah yang disebut dengan kekuatan persahabatan!" seru Kai.

"Tidak!" Thanatos pun kalah.

"Heh! Walaupun aku kalah, aku abadi, aku akan hidup lagi nanti, hahahaahahaha, selain itu terima ini!" Thanatos menghancurkan istananya sendiri.

Bruuuk!

"Sepertinya bangunan ini akan hancur!" teriak Kai.

"Kita harus pergi dari sini!" teriak Guy.

"Argh kakiku tersangkut!" Elena berteriak.

"Elena!" seru Kai.

"Kai! Elena! cepat!" teriak Guy.

"Tidak bisa diangkat! sial runtuhan ini cukup besar," keluh Kai.

"Rena kau harus menolong mereka!" teriak Guy.

"Tidak bisa, aku hanya bisa menggunakan warp 1 kali saja, karena sisa tenaga yang sedikit," kata Rena.

"Tch! Sial!" Kai, Elena..."

"GUY! RENA! Selamatkan diri kalian, jangan pedulikan kami! biarkan diri kalian selamat! Cepat Rena gunakan Warp untuk keluar dari tempat ini, ajak juga Guy, oh iya, aku ada satu permintaan..." Saat Kai ingin mengakatan permintaannya runtuhan besar menutupi Kai dan Guy.

"KAI! APA PERMINTAANMU!" Teriak Guy.

"TOLONG JAGA, ANAK DAN KETURUNAN KAMI! DAN KATAKAN, BAHWA HANYA VAJRAA YANG DAPAT MENGALAHKAN THANATOS!" Teriak Kai lagi.

"Hiksss... Kai... Baiklah ini demi kau," kata Guy.

"Rena kita harus pergi cepat!" suruh Guy kepada Rena.

"Ba...baiklah! WARP!" Rena menggunakan spell Warp, dan keluar dari istana itu.

"Hikkksss! KAI! ELENA!" Teriak Guy dan Rena.

Setelah kejadian itu pun Negara kembali tenang dan damai..

Sudah 50 tahun sejak kejadian itu, inilah cucu dari Kai, Jin.

"Hey! jangan nakal begitu Jin!" seru suara orang yang sudah tua.

"Hyahahahaha!" tawa Jin.

"Arggh, kalau saja Guy bukan temanku dulu, aku tidak mau merawat anak ini!"

"Guy? siapa dia?" tanya Jin.

"Oh itu temanku, dia seorang prajurit yang pernah ikut melawan 4 raja Iblis," jawab orang tua itu.

" Hmm, oh iya, apakah dulu aku punya kakek yang hebat?" tanya Jin kepada orang tua itu.

"Eeehh itu... Dia tidak tau apa-apa tentang kakeknya? eh dia hebat kok," jawab orang tua itu.

"Hebat seperti Guy?" tanya Jin.

"Hmmm, mungkin," jawab orang tua tadi yang hanya asal menjawab karena pesan dari Guy supaya tidak boleh menceritakan ini kepada Jin.

"Apakah yang ini kakekku?" tanya Jin sambil melihatkan foto seorang prajurit berambut merah, yaitu Kai.

"Eh kau tau darimana?" tanya orang tua itu kaget.

"Mukanya mirip denganku sih," jawab Jin polos, karena umurnya masih 6 tahun.

"Ah sudahlah lebih baik kau tidur siang dulu!" suruh orang tua alias pengasuh Jin itu.

"BAIKLAH!" seru Jin.

Di sisi lain, sebuah Lab yang ntah dimana letaknya.

"Pak, sepertinya ditemukan tanda-tanda aneh dari Light Tower..."

"Apa itu?"

"Angin dan cuaca aneh selalu ada ditempat itu, apakah itu tanda kejadian 50 tahun lalu terulang kembali?"

"Mana mungkin,"

"Tapi pak,"

"Ah sudahlah, lanjutkan saja penelitiannya!"

"Baik pak,"

Disuatu tempat, bayangan hitam yang memiliki mata dengan hawa nafsu membunuh, tersenyum lebar.

"Hahahaha, tinggal 15 tahun lagi, aku akan HIDUP kembali! WUAHAHAHAHAHAHAHA!"

To Be Continued

Wah gimana bagus nggak?

Jelek kah?

Alur cepat?

Maaf banget ya, soalnya ngebut nih ngetiknya, ni cerita sebenarnya dah lama ditulis but baru bisa diupload hari ini, sorry ya, maaf jelek,

Review boleh, Flame juga tapi jangan FLAME yang jelek ya, kalau FLAME jelek berarti yang FLAME tu bocah yang ndak tau betapa capek dan pegalnya menulis ini. Thanks...

Oiya CHAP 2 secepatnya UPDATE deh, dan cerita satunya lagi yang Rate M, nggak dilanjutin, Dah tobat saya, hahahaha

karakter dari cerita ini:

Kai: OOC saya sendiri

Elena: dari GC pemimpin Violet mage

Rena: dari maen Elsword

Guy: OOC

Ok dah dulu ya jangan lupa review.