Stay
By
Rarachiii
.
Naruto © Kishimoto Masashi
Itachi x OC x Hana
Sasuke x Sarada x Sakura
AU. family. angst.
.
.
.
(Be my light
Guide me through the night.)
Lentera. Baginya adalah lilin kecil yang selalu menyala di sudut hatinya. Hadiah dari Tuhan. Bungkusan mungil yang dikirim dengan balutan selendang putih, diantar dengan kepakan bangau yang bertengger di jendela kamarnya.
Bukan. Bukan. Hasil jerih payahnya dengan sang suami yang sekarang hanya bisa kelelahan ditelan malam.
Angin malam. Sakit keras. Lelaki yang malang.
"Itachi, dimana Hiroshi?"
Hana memandang suaminya yang masih setia menutup mata. Tiga bulan telah berlalu. Malam dimana Itachi membawa putra mereka. Menerjang badai salju yang pekat. Tak tahu tujuan apa, maksud apa. Suaminya tak pernah kembali dengan kakinya sendiri. Ia tergeletak begitu saja di depan rumah, dibalik timbunan salju.
Dan Hiroshi… benar-benar hilang.
Itachi lumpuh total semenjak itu. Tapi dia masih bernapas, merespon Hana sesekali.
Lentera.
Lentera mereka telah hilang. Mereka tersesat. Keluarga yang tak tahu jalan pulang menuju kebahagiaan.
Cahaya dan kehangatan yang terampas.
Hana hanya bisa menangis.
(You come from one to none
I hope I'll find you
Tearing and searching
I'm lost.)
Sasuke Uchiha. Sakura Uchiha. Sarada Uchiha. Tiga orang bahagia dalam satu rumah yang hangat. Benar-benar lengkap—andai saja rahim muda itu tidak diangkat—andai saja Sarada cukup mengerti dan tak bersikeras menuntut satu adik yang lucu.
Ya, andai saja. Andai…
Andai ini takdir tetap pada tempatnya. Agar Sasuke tidak harus memanggul dosa sedemikian besar. Agar lelaki itu tidak memukul kakak kandungnya sendiri di tengah badai salju. Agar lelaki itu tidak membawa kabur Hiroshi. Agar Sakura dan Sarada tidak ia butakan dengan alibi kebahagiaan palsu.
Keluarga kecil itu kini diisi oleh empat manusia. Tanpa kata, tanpa menoleh kebelakang, berpindah tempat. Pergi jauh. Jauh dari sepasang suami istri yang porak-poranda.
Hana dan Itachi. Dua orang yang dirampas lenteranya. Tersesat, tak tahu jalan pulang.
Itachi meninggal setahun kemudian tanpa berkata sepatah katapun.
Dan Hana, hidupnya sudah tak bisa lebih hancur lagi. Lentera dan jalannya telah direnggut. Tidak ada lagi alasan hidup. Seutas tali tambang yang menggantung di langit-langit kamar mengantarnya menuju kematian yang pedih.
Andai… andai…
Andai takdir tidak bermain licik begini. Andai ia berdiam diri saja di tempat, tanpa mengubah alur hidupnya menjadi mengerikan.
Andai… andai…
Sudah terlambat.
(Then you passed away
Like a meteor shooting Milky Way
Never come back
Even I needed you so much.)
-end-
.
.
(;;;)
Rara's cuap: Harusnya gak etis ya, hari pertama ramadhan malah aplod fic sedih-sedihan #wks fic-fic yang gw aplod hari ini udah gw rampungin sebelum ramadhan. dan gw males nyicil aplod, bolak-balik ke warnet itu engga enak. jadi sekalian aja. maaf ya, menuh-menuhin just in #sungkem. salahin aja rumah gada wifi =")
selamat menunaikan ibadah puasa! hayo. mau buka puasa pakai apa nanti? kalo author sama bakso ikan hoho.
yok ah di review~=)))
